Bab II Contoh
Bab II Contoh
TINJAUAN TEORITIS
1
memahat batu atau metal.1 Berakar dari pengertian yang seperti itu,
character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan
karenanya melahirkan sutu pandangan bahwa karakter adalah pola
perilaku yang bersifat individual terkait keadaan moral seseorang. Setelah
melewati tahap anak-anak, seseorang memiliki karakter, cara yang dapat
diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada
di sekitar dirinya.2 .
Karakter memiliki makna yang sangat beragam. Salah satu makna
karakter dapat dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu, “tabiat
atau sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain atau dikenal dengan watak”.(Tim Penyusun
Kamus Pusat Bahasa, 2015). Tabiat atau kejiwaan seseorang terbentuk
secara alami dengan pendampingan dari lingkungan dan orang tua.
Karakter tiap manusia berbeda sesuai keunikan individu itu sendiri.
Makna karakter tidak hanya ada dalam Kamus, namun juga
dipaparkan oleh Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia.
Definisi karakter atau watak menurut beliau adalah sifat batin manusia
yang mempengaruhi segenap pikiran, tingkah laku, budi pekerti, dan tabiat
yang menunjukkan perilaku individu yang relatif permanen pada saat
berinteraksi dengan lingkungannya berdasarkan pengetahuan 3 individu
tersebut mengenai moral. Pernyataan ini menguatkan definisi yang telah
diuraikan oleh Tim Penyusun Kamus tentang sifat dan kejiwaan manusia
yang unik.
Pengertian karakter semakin luas dengan pemaparan yang lebih
mendetai dalam media elektronik. Salah satu situs yang ditulis oleh
Mughnifar Ilham menyatakan bahwa karakter yaitu sebuah nilai yang telah
terpatri di dalam diri seseorang melalui pengalaman, pendidikan,
pengorbanan, dan percobaan, serta juga pengaruh lingkungan yang
kemudian dipadukan dengan nilai – nilai yang terdapat pada diri seseorang
1 A. Kusuma, Doni, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman, Global (Jakarta:
Grasindo, 2007), hlm.12.
2 Ibid, hlm. 5
3 Mochtar Lubis, Manusia Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Jaya, 2009), hlm. 17
2
dan menjadi nilai intrinsik yang dinyatakan di dalam sistem daya juang
yang kemudian melandasi sikap dan perilaku, serta pemikiran seseorang.
(Ilham, Maret 2018). Dengan demikian, karakter membentuk pribadi
seseorang yang dapat tertangkap oleh panca indera manusia lainnya.
Sehubungan dengan karakter manusia, beberapa karakter memiliki
kesamaan antara lain kesamaan pengalaman, pendidikan, maupun
pengaruh lingkungan. Kesamaan karakter ini berlaku dalam satu kurun
waktu tertentu. Hal ini dikenal dengan generasi. Generasi itu sendiri
memiliki definisi yang sangat luas sehingga memerlukan pembatasan yang
ditargetkan. Salah satu definisi yang menjadi dasar makna kata yaitu
definisi sesuai Kamus. Generasi Langgas dalam KBBI terbagi menjadi dua
kata yang berdiri sendiri. Generasi menurut KBBI yaitu sekalian orang
yang kira-kira sama waktu hidupnya. Sementara langgas yaitu tidak terikat
kepada sesuatu atau sesorang”. 4
Terkait hal tersebut, generasi langgas
yaitu kumpulan beberapa orang yang tidak terikat oleh sesuatu atau orang
lain dan mereka hidup dalam kurun waktu yang sama.
Uraian generasi langgas dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
artinya bebas dipertegas oleh penjelasan logis Yoris. Makna “bebas”
generasi millennials diterjemahkan oleh Yoris sebagai kebebasan dalam 3
(tiga) hal yaitu : bebas belajar, bebas bekerja dan bebas berbisnis.
Disebabkan akses kepada pengetahuan yang begitu melimpah bahkan
berlebih (overload) generasi millennials adalah generasi yang paling
berpengetahuan, jika mereka mau mengakses pengetahuan tersebut.
Mereka bebas belajar mau menjadi apa saja dan bebas mendapatkan
caranya misalnya melalui pembelajaran media online. Tapi Yoris
menekankan sasaran mendapat pengetahuan bukan pada gelar namun
pencapaian kompetensi atau keahlian pada bidang yang tertentu, “Grab
competencies not just degree”, begitu pesannya.5
Bebas bekerja adalah gambaran lain generasi Millennials sebagai
dampak dari bebas belajarnya mereka. Begitu banyak peluang pekerjaan
4 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Gramedia Pustaka Jaya, 2015),
hlm. 52
5 Yoris dkk, Generasi Langgas, (Jakarta : Gagas Media, 2016), hlm. 89
3
terbuka baik di perusahaan besar ataupun kecil. Bahayanya, justru ini bisa
menjadi jebakan bagi mereka, “Too many things in one plate” salah satu
kesan Yoris terhadap generasi millennials. Oleh karena itu, Yoris
menekankan bahwa yang penting adalah pengaruh (impact) dari pekerjaan.
Adapun soal masa kerja di perusahaan yang sama, menurut Yoris
tergantung pada lamanya waktu pencapaian kompetensi yang diinginkan.
Bebas yang terakhir yaitu bebas berbisnis. Data dari HIPMI bahwa
hanya 4% dari lulusan S1 di Indonesia yang berminat untuk menjadi
pengusaha menjadi landasan bahwa peluas untuk bebas berbisnis generasi
Millennials masih terbuka lebar karena era ini adalah era yang tepat untuk
melakukan hal itu. Untuk berbisnis, modalnya bukan hanya passion, tapi
ikigai. Istilah yang Yoris dapatkan dari perjalanannya Jepang. Ikigai
memiliki arti “a reason to wake up each morning“. Caranya dengan
menjawab 4 pertanyaan yaitu bidang apa yang paling dikuasai, paling
disukai, paling dibutuhkan dan paling menghasilkan uang.6
Makna generasi langgas tidak hanya ada dalam Kamus, namun
juga dipaparkan Edi Bomers dalam buku Indonesia Menuju Masyarakat
Informatif dan Berbasis Teknologi. Definisi generasi yaitu kelompok
manusia yang memiliki kesamaan pola hidup, pola pikir, dan budaya
dalam satu kurung waktu tertentu. Pengertian generasi langgas semakin
luas dengan pemaparan yang lebih detail dalam media elektronik salah
satu situs yang ditulis oleh Wikipedia menyatakan bahwa generasi langgas
adalah generasi paling kolektif sepanjang masa. Karakter ini tidak hanya
didorong oleh kecenderungan psikologis yang mengemuka pada generasi
ini akan tetapi juga difasilitasi pleh kehadiran media sosial yang
membantu para langgas untuk mengaktualisasikan dorongan kolektif
mereka.
Generasi demi generasi berkembang mengikuti perkembangan
zaman. Setiap perkembangan memiliki ciri khas penanda. Ciri khas
penanda ini dipelajari dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter
merupakan salah satu bidang ilmu yang mengedepankan psikologi atau
6 Ibid, hlm. 90
4
kejiwaan seseorang sebagaimana definisi yang terurai dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Pendidikan karakter menurut Kamus merupakan paduan
makna dua kata dasar yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan yaitu
kebijakan suatu pemerintah untuk mengatur pendidikan dalam negaranya.
Adapun makna karakter adalah tabiat atau sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain atau dikenal
dengan watak. 7
Makna Pendidikan Karakter tidak hanya ada dalam kamus, namun
juga dipaparkan oleh John W. Santrock. Beliau menyatakan bahwa
Pendidikan karakter merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan
moral dengan memberi pelajaran kepada peserta didik tentang
pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan perilaku
tidak bermoral atau membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain.8
(Raudhah Salam, 2014). Sementara itu, pendidikan karakter juga menjadi
materi yang diampu oleh ilmu psikologi. Pendidikan karakter menurut
kamus psikologi yaitu Karakter dapat dilihat dari sudut pandang etika atau
moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berhubungan dengan
sifat-sifat yang relatif tetap.(Dali Gulo, 10982)
Uraian di atas makin dipertegas oleh tulisan Akhmad Riddo dalam
Benteng Indonesia Menuju Peradaban9 yang menyatakan bahwa
pendidikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu objek atau
individu. Karakteristik yang asli dan berakar pada kepribadian atau
individu benda, serta “mesin” yang mendorong bagaimana bertindak,
berperilaku, katakanlah, dan menanggapi sesuatu. (A.Ridho, 2019).
Lebih lanjut Williams (2000) menjelaskan bahwa makna dari
pengertian pendidikan karakter tersebut awalnya digunakan oleh National
Commission on Character Education (di Amerika) sebagai suatu istilah
payung yang meliputi berbagai pendekatan, filosofi, dan program.
Pemecahan masalah, pembuatan keputusan, penyelesaian konflik
6
mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi diri
sendiri maupun orang lain
2.3. Hipotesis
Penelitian muncul bersumber pada rasa ingin tahu terhadap
fenomena yang terjadi. Rasa ingin dengan perpaduan daya kritis dengan
intuisi yang tajam terhadap suatu permasalahan menumbuhkan kesadaran,
rasa ingin tahu, dan pemikiran terhadap suatu dugaan. Dugaan ini bersifat
sementara karena terbuka untuk dikaji sesuai dengan ilmu dan teori yang
berlaku. Karya tulis ini pun berawal dari dugaan sementara yang akan
bermuara pada telaah teoritis dan telaah praktis terhadap masalah yang
terjadi di sekitar masyarakat.
Dugaan terhadap siswa kelas XI IPA 3 muncul akibat aktivitas
rutin di kelas yang mengindikasikan sebuah fenomena. Fenomena ini
berupa ketidaktahuan mereka akan kategori generasi. Mereka cenderung
bangga disebut generasi millennial atau generasi langgas daripada generasi
Z. Generasi Y atau langgas memiliki delapan karakter antara lain
collective, customization, community, close to family, change over
generation, chasing inspiration, connected, dan confidence. Adapun
dugaan sementara atas penelitian ini yaitu karakter siswa kelas XI IPA 3
sebagai generasi Langgas antara lain collective, connected, dan confidence
dengan esensi yang masih diterima oleh Pendidikan Karakter Kurikulum
2013.
7
analisis. Melalui definisi istilah diharapkan para pembaca termotivasi
untuk menelaah analisis ini sebagai refleksi atas pendidikan karakter yang
diberlakukan oleh Kurikulum 2013. Kumpulan ini Penulis realisasikan
dalam bentuk tabel.
TABEL 1
ISTILAH PENELITIAN
NO KATA/ISTILAH MAKNA
Aplikasi
Distro
8
Kausal penyebab
Pangan Makanan
Papan Rumah
9
10