Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis merupakan kumpulan teori-teori yang dirujuk


oleh penulis sebagai pedoman penelitian. Pedoman ini meliputi landasan
teori, landasan berpikir, dan dilengkapi dengan daftar istilah. Landasan
teori berisi beberapa teori keilmuan yang terkait dengan judul karya tulis.
Teori yang penulis kemukakan umumnya berupa teori para pakar,
ilmuwan, dan pengamat yang sangat menunjang penelitian. Adapun
landasan berpikir merupakan gaya dan paradigma penulis dalam
mengkolaborasikan teori dengan masalah di lapangan. Landasan berpikir
ini wadah penulis dalam mengembangkan pokok pikiran, kerangka
berpikir dan argumen.

2.1. Landasan Teori


Setiap manusia memiliki fisik dan psikis yang sempurna.
Perkembangan manusia menghasilkan bertambahnya usia dengan bentuk
fisik menuju kedewasaan. Perkembangan berlangsung sejalan dengan
pertumbuhan. Pertumbuhan ini mengacu pada bertambah dewasanya
psikis sesuai dengan usia. Perkembangan dan pertumbuhan tersebut
berjalan sesuai takdir. Perjalanan takdir yang dapat terlihat oleh mata yaitu
karakter yang dimiliki oleh manusia.
Manusia sebagai makhluk hidup memiliki sikap dan perilaku yang
berbeda tiap insan. Sikap dan perilaku ini menunjukkan jati diri manusia
itu sendiri. Sifat yang dimiliki sangat bermacam-macam dan keragaman
ini dikaitkan dengan kebiasaan manusia dalam bertingkah laku sehari-hari.
Sifat rutin ini dikenal dengan karakter.
Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti
to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas,

1
memahat batu atau metal.1 Berakar dari pengertian yang seperti itu,
character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan
karenanya melahirkan sutu pandangan bahwa karakter adalah pola
perilaku yang bersifat individual terkait keadaan moral seseorang. Setelah
melewati tahap anak-anak, seseorang memiliki karakter, cara yang dapat
diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada
di sekitar dirinya.2 .
Karakter memiliki makna yang sangat beragam. Salah satu makna
karakter dapat dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu, “tabiat
atau sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain atau dikenal dengan watak”.(Tim Penyusun
Kamus Pusat Bahasa, 2015). Tabiat atau kejiwaan seseorang terbentuk
secara alami dengan pendampingan dari lingkungan dan orang tua.
Karakter tiap manusia berbeda sesuai keunikan individu itu sendiri.
Makna karakter tidak hanya ada dalam Kamus, namun juga
dipaparkan oleh Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia.
Definisi karakter atau watak menurut beliau adalah sifat batin manusia
yang mempengaruhi segenap pikiran, tingkah laku, budi pekerti, dan tabiat
yang menunjukkan perilaku individu yang relatif permanen pada saat
berinteraksi dengan lingkungannya berdasarkan pengetahuan 3 individu
tersebut mengenai moral. Pernyataan ini menguatkan definisi yang telah
diuraikan oleh Tim Penyusun Kamus tentang sifat dan kejiwaan manusia
yang unik.
Pengertian karakter semakin luas dengan pemaparan yang lebih
mendetai dalam media elektronik. Salah satu situs yang ditulis oleh
Mughnifar Ilham menyatakan bahwa karakter yaitu sebuah nilai yang telah
terpatri di dalam diri seseorang melalui pengalaman, pendidikan,
pengorbanan, dan percobaan, serta juga pengaruh lingkungan yang
kemudian dipadukan dengan nilai – nilai yang terdapat pada diri seseorang

1 A. Kusuma, Doni, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman, Global (Jakarta:
Grasindo, 2007), hlm.12.
2 Ibid, hlm. 5

3 Mochtar Lubis, Manusia Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Jaya, 2009), hlm. 17
2
dan menjadi nilai intrinsik yang dinyatakan di dalam sistem daya juang
yang kemudian melandasi sikap dan perilaku, serta pemikiran seseorang.
(Ilham, Maret 2018). Dengan demikian, karakter membentuk pribadi
seseorang yang dapat tertangkap oleh panca indera manusia lainnya.
Sehubungan dengan karakter manusia, beberapa karakter memiliki
kesamaan antara lain kesamaan pengalaman, pendidikan, maupun
pengaruh lingkungan. Kesamaan karakter ini berlaku dalam satu kurun
waktu tertentu. Hal ini dikenal dengan generasi. Generasi itu sendiri
memiliki definisi yang sangat luas sehingga memerlukan pembatasan yang
ditargetkan. Salah satu definisi yang menjadi dasar makna kata yaitu
definisi sesuai Kamus. Generasi Langgas dalam KBBI terbagi menjadi dua
kata yang berdiri sendiri. Generasi menurut KBBI yaitu sekalian orang
yang kira-kira sama waktu hidupnya. Sementara langgas yaitu tidak terikat
kepada sesuatu atau sesorang”. 4
Terkait hal tersebut, generasi langgas
yaitu kumpulan beberapa orang yang tidak terikat oleh sesuatu atau orang
lain dan mereka hidup dalam kurun waktu yang sama.
Uraian generasi langgas dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
artinya bebas dipertegas oleh penjelasan logis Yoris. Makna “bebas”
generasi millennials diterjemahkan oleh Yoris sebagai kebebasan dalam 3
(tiga) hal yaitu : bebas belajar, bebas bekerja dan bebas berbisnis.
Disebabkan akses kepada pengetahuan yang begitu melimpah bahkan
berlebih (overload) generasi millennials adalah generasi yang paling
berpengetahuan, jika mereka mau mengakses pengetahuan tersebut.
Mereka bebas belajar mau menjadi apa saja dan bebas mendapatkan
caranya misalnya melalui pembelajaran media online. Tapi Yoris
menekankan sasaran mendapat pengetahuan bukan pada gelar namun
pencapaian kompetensi atau keahlian pada bidang yang tertentu, “Grab
competencies not just degree”, begitu pesannya.5
Bebas bekerja adalah gambaran lain generasi Millennials sebagai
dampak dari bebas belajarnya mereka. Begitu banyak peluang pekerjaan

4 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Gramedia Pustaka Jaya, 2015),
hlm. 52
5 Yoris dkk, Generasi Langgas, (Jakarta : Gagas Media, 2016), hlm. 89
3
terbuka baik di perusahaan besar ataupun kecil. Bahayanya, justru ini bisa
menjadi jebakan bagi mereka, “Too many things in one plate” salah satu
kesan Yoris terhadap generasi millennials. Oleh karena itu, Yoris
menekankan bahwa yang penting adalah pengaruh (impact) dari pekerjaan.
Adapun soal masa kerja di perusahaan yang sama, menurut Yoris
tergantung pada lamanya waktu pencapaian kompetensi yang diinginkan.
Bebas yang terakhir yaitu bebas berbisnis. Data dari HIPMI bahwa
hanya 4% dari lulusan S1 di Indonesia yang berminat untuk menjadi
pengusaha menjadi landasan bahwa peluas untuk bebas berbisnis generasi
Millennials masih terbuka lebar karena era ini adalah era yang tepat untuk
melakukan hal itu. Untuk berbisnis, modalnya bukan hanya passion, tapi
ikigai. Istilah yang Yoris dapatkan dari perjalanannya Jepang. Ikigai
memiliki arti “a reason to wake up each morning“. Caranya dengan
menjawab 4 pertanyaan yaitu bidang apa yang paling dikuasai, paling
disukai, paling dibutuhkan dan paling menghasilkan uang.6
Makna generasi langgas tidak hanya ada dalam Kamus, namun
juga dipaparkan Edi Bomers dalam buku Indonesia Menuju Masyarakat
Informatif dan Berbasis Teknologi. Definisi generasi yaitu kelompok
manusia yang memiliki kesamaan pola hidup, pola pikir, dan budaya
dalam satu kurung waktu tertentu. Pengertian generasi langgas semakin
luas dengan pemaparan yang lebih detail dalam media elektronik salah
satu situs yang ditulis oleh Wikipedia menyatakan bahwa generasi langgas
adalah generasi paling kolektif sepanjang masa. Karakter ini tidak hanya
didorong oleh kecenderungan psikologis yang mengemuka pada generasi
ini akan tetapi juga difasilitasi pleh kehadiran media sosial yang
membantu para langgas untuk mengaktualisasikan dorongan kolektif
mereka.
Generasi demi generasi berkembang mengikuti perkembangan
zaman. Setiap perkembangan memiliki ciri khas penanda. Ciri khas
penanda ini dipelajari dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter
merupakan salah satu bidang ilmu yang mengedepankan psikologi atau

6 Ibid, hlm. 90
4
kejiwaan seseorang sebagaimana definisi yang terurai dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Pendidikan karakter menurut Kamus merupakan paduan
makna dua kata dasar yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan yaitu
kebijakan suatu pemerintah untuk mengatur pendidikan dalam negaranya.
Adapun makna karakter adalah tabiat atau sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain atau dikenal
dengan watak. 7
Makna Pendidikan Karakter tidak hanya ada dalam kamus, namun
juga dipaparkan oleh John W. Santrock. Beliau menyatakan bahwa
Pendidikan karakter merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan
moral dengan memberi pelajaran kepada peserta didik tentang
pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan perilaku
tidak bermoral atau membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain.8
(Raudhah Salam, 2014). Sementara itu, pendidikan karakter juga menjadi
materi yang diampu oleh ilmu psikologi. Pendidikan karakter menurut
kamus psikologi yaitu Karakter dapat dilihat dari sudut pandang etika atau
moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berhubungan dengan
sifat-sifat yang relatif tetap.(Dali Gulo, 10982)
Uraian di atas makin dipertegas oleh tulisan Akhmad Riddo dalam
Benteng Indonesia Menuju Peradaban9 yang menyatakan bahwa
pendidikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu objek atau
individu. Karakteristik yang asli dan berakar pada kepribadian atau
individu benda, serta “mesin” yang mendorong bagaimana bertindak,
berperilaku, katakanlah, dan menanggapi sesuatu. (A.Ridho, 2019).
Lebih lanjut Williams (2000) menjelaskan bahwa makna dari
pengertian pendidikan karakter tersebut awalnya digunakan oleh National
Commission on Character Education (di Amerika) sebagai suatu istilah
payung yang meliputi berbagai pendekatan, filosofi, dan program.
Pemecahan masalah, pembuatan keputusan, penyelesaian konflik

7 Op.cit, KBBI, hlm. 78


8 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 76.
9 Akhmad Riddo dalam Benteng Indonesia Menuju Peradaban diakses dari
http//indonesiaku.com/10 Januari 2019
5
merupakan aspek yang penting dari pengembangan karakter moral. Oleh
karena itu, di dalam pendidikan karakter semestinya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengalami sifat-sifat tersebut secara
langsung.

2.2. Landasan Berpikir


Landasan teoritis yang telah penulis paparkan merujuk pada fakta
dan data yang terjadi dalam ruang lingkup teori. Hal ini menuntut
pemahaman yang nyata dalam langkah analisis. Pemahaman nyata harus
disesuaikan dengan uraian definitif di atas. Terkait hal tersebut, karakter
yang menjadi standar analisis yaitu sifat batin manusia yang
mempengaruhi segenap pikiran, tingkah laku, budi pekerti, dan tabiat yang
menunjukkan perilaku individu yang relatif permanen pada saat
berinteraksi dengan lingkungannya berdasarkan pengetahuan individu
tersebut mengenai moral. Dalam hal ini karakter yang Penulis analisis
yaitu karakter yang merujuk pada generasi langgas.
Generasi langgas yang akan penulis ajukan menjadi patokan dalam
penelitian ini yaitu sebagian generasi kolektif yang didorong oleh
kecenderungan psikologis tertentu melalui fasilitas media sosial untuk
membantu para langgas dalam mengaktualisasikan dorongan kolektif
mereka. Uraian tersebut merujuk pada sebagian generasi khususnya siswa
kelas XI IPA 3 yang memilimi kriteria langgas.
Analisis ini dapat dilakukan dengan standar ilmu psikologis sesuai
kurikulum yang berlaku di sekolah. Ilmu psikologi yang diterapkan dalam
Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan yaitu
Pendidikan Karakter. Pendidikan karakter itu sendiri memiliki hakikat
yang sangat luas. Berdasarkan uraian dalam tinjauan teoritis di atas,
penulis membuat Batasan dalam pendidikan karakter yang diterapkan.
Adapun Pendidikan Karakter yang menjadi panduan Penulis yaitu
pendekatan langsung untuk pendidikan moral dengan memberi pelajaran
kepada peserta didik tentang pengetahuan moral dasar untuk mencegah

6
mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi diri
sendiri maupun orang lain

2.3. Hipotesis
Penelitian muncul bersumber pada rasa ingin tahu terhadap
fenomena yang terjadi. Rasa ingin dengan perpaduan daya kritis dengan
intuisi yang tajam terhadap suatu permasalahan menumbuhkan kesadaran,
rasa ingin tahu, dan pemikiran terhadap suatu dugaan. Dugaan ini bersifat
sementara karena terbuka untuk dikaji sesuai dengan ilmu dan teori yang
berlaku. Karya tulis ini pun berawal dari dugaan sementara yang akan
bermuara pada telaah teoritis dan telaah praktis terhadap masalah yang
terjadi di sekitar masyarakat.
Dugaan terhadap siswa kelas XI IPA 3 muncul akibat aktivitas
rutin di kelas yang mengindikasikan sebuah fenomena. Fenomena ini
berupa ketidaktahuan mereka akan kategori generasi. Mereka cenderung
bangga disebut generasi millennial atau generasi langgas daripada generasi
Z. Generasi Y atau langgas memiliki delapan karakter antara lain
collective, customization, community, close to family, change over
generation, chasing inspiration, connected, dan confidence. Adapun
dugaan sementara atas penelitian ini yaitu karakter siswa kelas XI IPA 3
sebagai generasi Langgas antara lain collective, connected, dan confidence
dengan esensi yang masih diterima oleh Pendidikan Karakter Kurikulum
2013.

2.4. Definisi Istilah


Definisi istilah dalam sub bab ini berisi daftar kumpulan diksi dan
istilah yang Penulis pergunakan dalam seluruh penulisan yang tercantum
dalam Bab I sampai dengan Bab V. Adapun kumpulan ini Penulis susun
sesuai alfabetis dengan uraian makna sesuai makna denotatif berstandar
nasional yaitu sesuai makna kamus.
Definisi ini Penulis buat dengan tujuan memberi kemudahan bagi
pembaca untuk memahami kata- kata sulit yang tercantum dalam proses

7
analisis. Melalui definisi istilah diharapkan para pembaca termotivasi
untuk menelaah analisis ini sebagai refleksi atas pendidikan karakter yang
diberlakukan oleh Kurikulum 2013. Kumpulan ini Penulis realisasikan
dalam bentuk tabel.

TABEL 1
ISTILAH PENELITIAN
NO KATA/ISTILAH MAKNA

1. Adab kesopanan, sopan santun, tata krama, moral,


nilai-nilai, yang dianggap baik oleh
masyarakat.

Aplikasi

2. Demografi ilmu tentang susunan, jumlah, dan


perkembangan penduduk; ilmu yang
memberikan uraian atau gambaran statistik
mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut
sosial politik; ilmu kependudukan;

Distro

3. Efisien mampu menjalankan tugas dengan tepat dan


cermat; berdaya guna; bertepat guna;
sangkil;

Eksperimental bersangkutan dengan percobaan;

8
Kausal penyebab

Komparatif berkenaan atau berdasarkan perbandingan

Korelasional Hubungan sebab akibat

Maya hanya tampaknya ada, tetapi nyatanya tidak


ada; hanya ada dalam angan-angan;
khayalan;

Pangan Makanan

Papan Rumah

Produktif, bersifat atau mampu menghasilkan (dalam


jumlah besar):

Statistik catatan angka-angka (bilangan); perangkaan

Terminologi peristilahan (tentang kata-kata)

Varian bentuk yang berbeda atau menyimpang dari


yang asli atau dari yang baku dan
sebagainya;

9
10

Anda mungkin juga menyukai