Disusun Oleh:
Sahrul Tahta Gunawan
Sebagai Syarat Kepersertaan Senior Course
Cabang salatiga
1
DAFTAR IS
2
I
COVER..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN...............................................................................5
E. INDIKATOR..............................................................................................................9
F. PENILAIAN..............................................................................................................9
1. Pengantar Sejarah.....................................................................................................12
4. Khulafa’ urrasyidin..................................................................................................17
3
5.1. Dinasti Umayyah..............................................................................................21
REFERENSI....................................................................................................................37
4
SINDIKAT SPI DAN SPH
Sistem pendidikan singkat sejarah peradaban islam dan sejarah perjuangan himpunan
mahasiswa islam
Jenjang : LK 1
5
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Metode Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. pendahuluan Ceramah 10 Menit
1. Fasilitator memberi salam
(greeting);
2. Fasilitator memberikan
muqadimah dan
berkenalan dengan peserta.
3. Fasilitator menyiapkan
peserta secara psikis dan
fisik untuk mengikuti
proses pemberian materi;
4. Fasilitator mengajukan
pertanyaan tentang kaitan
antara pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang akan disampaikan;
5. Fasilitator menjelaskan
tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang
akan dicapai.
6
2. b. Inti Pemaparan 140 menit
1. Ilmu Pengantar sejarah materi
1.1. Pengertian Brainstormin
sejarah g
1.2. Fungsi sejarah FGD
1.3. Manfaat sejarah Games
2. Masyarakat arab pra Ceramah
islam
2.1. Geografis
2.2. Sosial
2.3. Politik
2.4. Ekonomi
3. Masyarakat arab fase
islam
3.1. Fase makkah
3.2. Fase madinah
4. Khulafa’ urrasyidin
4.1. Abu bakar as-
siddiq
4.2. Umar ibnu al-
khattab
4.3. Usman bin affan
4.4. Ali bin abi thalib
5. Dinasti pasca khulafa’
urrasyidin
5.1. Dinasti umayyah
7
5.2. Dinasti
abbasiyah
5.3. Dinasti
utsmaniyah
6. Islam dan Indonesia
6.1. Asal usul
masuknya islam di
indonesia
6.2. Proses
penyebaran islam
di indonesia
7. Himpunan mahasiswa
islam
7.1. Latar belakang
berdiri nya HMI
7.2. Dinamika sejarah
3. perjuangan HMI
dalam sejarah 30 menit
perjuangan bangsa
(fase-fase
perjuangan HMI)
c. Penutup
1. Peserta dan fasilitator
melakukan refleksi
terhadap kegiatan di
forum
2. Fasilitator memberikan
ulasan atau hasil
kegiatan pembelajaran
di forum
3. Sharing
8
session/pemberian
motivasi kepada
Peserta untuk semangat
berproses di HMI
4. Fasilitator menutup sesi,
dan mengembalikan
pada pemandu.Pemandu
melakukan penajaman
pemah aman
9
E. INDIKATOR
1. Peserta dapat memahami pengertian, fungsi, dan manfaat sejarah
2. Peserta dapat memahami kondisi masyarakat arab pada masa pra islam
3. Peserta dapat menjelaskan kondisi masyarakat arab pada fase makkah dan
madinah
4. Peserta mampu menceritakan kepemimpinan khulafa’ urrasyiddin
5. Peserta dapat menjelaskan fase-fase islam pasca khulafa’ urrasyiddin
6. Peserta mampu mamahami latar belakang berdiri nya HMI di Indonesia
F. PENILAIAN
1. Sasaran penilaian
a. Afektif (50%)
Output :
1) Kedisiplinan
2) Kehadiran
3) Etika Forum
b. Kognitif (30%)
Output :
1)Tugas
2)Tes
3) Kemampuan Forum
c. Psikomotorik (20%)
Output :
1) Kepemimpinan
2) Tanggungjawab
10
AFEKTIF: Kehadiran Kedisiplinan Etika Forum
50% - Hadir : 100 - Tepat : 100 Lengkap: 100, Tidak Pakai
- Tidak : 0 - Telat: 05 mnt : 90 sepatu/baju berkerah: 90, Tidak
- Telat: 10 mnt : 80 pakai kedua duanya: 80, Tidak
- Telat: 15 mnt : 70 pakai keduanya, todak sopan:
- Telat: 20 mnt : 60 70, Tidak pakai keduanya, tidak
- Telat: 25 mnt : 50 sopan, Berbicara sendiri/
- Telat: 30 mnt : 0 membuat forum di dalam
forum: 60,
Sangat Kurang : 01 – 49
Kurang : 50 – 59
Cukup : 60 – 74
Baik : 75 – 84
Sangat Baik : 85 – 90
Istimewa : 91 – 100
11
KEHADIRAN
- Hadir : 100
- Tidak : 0
- Tepat : 100
- Telat: 05 mnt : 90
AFEKTIF (50 %) - Telat: 10 mnt : 80
KEDISIPLINAN - Telat: 15 mnt : 70
- Telat: 20 mnt : 60
- Telat: 25 mnt : 50
- Telat: 30 mnt : 0
- Lengkap: 100,
ETIKA - Tidak Pakai sepatu/baju berkerah: 90,
- Tidak pakai kedua duanya: 80,
- Tidak pakai keduanya, todak sopan:
70, - Tidak pakai keduanya, tidak
sopan,- Berbicara sendiri/ membuat
forum di dalam forum: 60,
12
G. POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN
1. Pengantar Sejarah
1.1. Pengertian Sejarah
Makna sejarah dapat dipahami dengan baik dengan membuka
pengertian perbahasaan (etimologis) dan peristilahan (terminologis).
Dengan cara demikian, akan memudahkan untuk memaparkan sekaligus
menunjukkan secara relatif makna dari sebuah kata. Secara etimologis, kata
sejarah berasal dari Bahasa Arab “syajaratun” yang memiliki arti pohon atau
silsilah.1 Istilah sejarah dalam Bangsa Arab dikenal dengan tarikh yang
berarti menulis atau mencatat; catatan tentang waktu dan peristiwa.
Sedangkan di dunia Barat (Eropa), sejarah sering disebut dengan istilah
history atau dalam Bahasa Yunani historia yang artinya masa lampau
manusia. Hal ini mengartikan bahwa pembahasan sejarah sepenuhnya
mengarah kepada peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi atau bisa
disebut sesuai realita. 2Sebagaimana dalam KBBI online, sejarah
mempunya arti asal-usul silsilah; kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau; pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan
kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau. Dari beberapa uraian
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sejarah merupakan rangkaian
peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau serta mempengaruhi
masa sekarang dan masa yang akan datang.
13
adalah alat yang tepat untuk mengetahui masa lampau yang setidaknya
menghasilkan dua sikap, yaitu: menerima atau menolak. Sejarah sebagai
pernyataan pendapat, banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya
untuk menyatakan pendapat. Sejarah sebagai profesi, sebagai penulis atau
peneliti sejarah.
(b) Fungsi ekstrinsik
3) Rekreatif
14
2. Masyarakat Arab Pra Islam
2.1. Geografis, Sosial, Politik, Ekonomi
15
dan Aminah yang mana ketika lahir pun beliau sudah menjadi yatim piatu.
Sejak kecil Muhammad memilki sifat yang terpuji sehingga kemudian ia di
juluki “al-amin” atau orang yang dipercaya. Pada usia yang ke-25
Muhammad menikah dengan seorang janda kaya yang bernama Khadijah.
Dalam masa pernikahannya ini Muhammad sering melakukan kontemplasi
atau menyendiri di luar Makkah, tepatnya di sebuah Gua yang bernama
Hira. Entah apa yang di pikirkannya yang pastinya saat itu Muhammad
mengalami kejumudan tingkat tinggi.
Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun, beliau makin sering
gelisah, sehingga pelariannya dengan menyepi di gua Hira semakin sering
kualitas maupun kuantitasnya. Suatu malam di bulan Ramadhan tepatnya 17
Ramadhan yang bertetapan pada tanggal 6 Agustus 610 M, datanglah.
Malaikat Jibril. Malaikat itu mendekap Muhammad sehingga membuatnya
susah bernafas. Kemudian ia dilepas dan dikatakatan kepadanya "bacalah!",
kemudian ia menjawab "aku tak bisa membaca". Perintah tersebut
disampaikan tiga kali hingga akhirnya malaikat Jibril membacakan dengan
lengkap.
Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah Yang mengajar manusia
dengan pena (qalam)
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. al-Alaq: 1-5)
Muhammad mengulangi kata-kata tersebut hingga malaikat Jibril pergi
meninggalkannya7. Selanjutnya kalimat-kalimat atau kemudian disebut
dengan wahyu itu turun kembali secara berangsur- angsur. Isi dari wahyu
tersebut berupa ajakan, perintah, larangan, kisah dan lain-lain. Isi dakwah
tersebut adalah ajakan untuk melakukan perubahan-perubahan
16
yang revolusioner, yang mana merubah akhlak umat manusia, karena Islam
mengajarkan tentang akhlak yang baik. Ttidak adanya perbedaan antara laki-
laki dan perempuan, antar ras, suku, bangsa, dan lain sebagainya. Dengan
nilai-nilai yang diajarkan oleh Islam berimplikasi pada penguatan
nasionalisme atau keutuhan dalam berbangsa dan bernegara.
Pada fase Makkah ajaran yang disampaikan oleh Muhammad SAW,
berkaitan pada nilai ketauhidan atau keimanan, selanjutnya ajaran tentang
akhlak karena pada masa itu masyarakat Arab dianggap buruk dalam hal
akhlak. Nilai-nilai Islam dijadikan sebagai pondasi akhlak yang baik.
Fase ini dimulai sejak berpindahnya atau hijrahnya Nabi dan para
sahabatnya ke Yastrib (sekarang Madinah). Peristiwa hijrah tersebut
dilatarbelakangi oleh sikap para kabilah dan kaum Quraiys masa itu. Mereka
mengusir Nabi beserta pendukungnya karena dianggap mengajarkan agama
yang sesat. Sehingga Nabi pun harus pergi dari kota kelahiranya. Tetapi
setelah hijrahnya Nabi Muhammad meneruskan dakwahnya sehingga
masyarakat di Yastrib pun tertarik dengan beliau dan ikut masuk Islam.
Sampai kemudian masyarakat Yastrib satu persatu masuk Islam dan
bersumpah setia kepada Nabi.
Nabi mempersaudarakan di antara kaum muslimin, yaitu antara kaum
Muhajirin dan kaum Anshar. Persaudaraan ini terjadi lebih kuat daripada
persaudaraan yang berdasarkan keturunan. Dengan persaudaraan ini, Nabi
Muhammad telah menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan agama
sebagai pengganti dari persatuan yang berdasarkan kabilah.8
Dengan perkembangan Islam yang semakin pesat ini, kaum muslimin
dianggap oleh bangsa Qurasy sebagai ancaman bagi kelompok lainnya
karena pastinya kelompok lain akan ikut oleh pengikutnya Nabi Muhammad
SAW, maka kemudian bangsa Quraisy mengajak perang kepada umat Islam
pertama kali dan disebut perang Badar dan dimenangkan oleh Umat Islam
dan selanjutnya perang-perang dalam menaklukan Makkah seperti Uhud,
17
Ahzab, Khandaq. Pada prinsip peperangan yang terjadi bagi Kaum muslimin
peperangan ini adalah upaya defensif idealisme dalam rangka menegakkan
kalimat Tauhid. Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal
11 H bertepatan pada tanggal 8 Juni 632 M. Saat itu Nabi berusia 63 tahun
dan dimakamkan di madinah.
4. Khulafa’ urrasyidin
4.1. Abu Bakar As-Shiddiq (11-13 H/ 632-634M)
18
enggan membayar zakat, karena hal inilah khalifah lebih memusatkan
perhatiannya memerangi para pemberontak, maka dikirimlah pasukan untuk
memerangi para pemberontak ke yamamah, dalam insiden itu banyak para
khufadhil quran yang mati syahid kemudian karena khawatir hilangnya Al-
Quran sayyidina Umar mengusulkan pada khalifah untuk membukukan al-
quran, kemudian untuk merealisasikan saran tersebut diutuslah Zaid Bin
Tsabit untuk mengumpulkan semua tulisan al-quran, pola pendidikan
khalifah Abu Bakar masih seperti Nabi, baik dari segi materi maupun
lembaga pendidikannya. Abu bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada
tahun 634 M ia meninggal dunia.
19
4.3. Khalifah Ustman ibn Affan (23-35 H / 644-656 M)
Nama lengkapnya ialah Ustman ibn Affan ibn abdil Ash ibn Umayyah
dari pihak Quraisy. Ia memeluk islam lantaran ajakan Abu Bakar, dan
menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi. Melalui persaingan ketat dengan
ali, tim formatur yang dibentuk oleh Umar bin Khaththab akhirnya member
mandate kekhalifahan kepada Ustman ibn Affan. Masa pemerintahannya
adalah yang terpanjang dari semua khalifah di 14
zaman al-Khulafa’ ar-Rasyidin yaitu 12 tahun. Tetapi sejarah mencatat
tidak seluruh masa kekuasaannya menjadi baik dan sukses bagi beliau..
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap
kepemimpinan Ustman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga
dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting diantaranya adalah Marwan ibn
Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan
Ustman hanya menyandang gelar Khalifah.Meskipun demikian, tidak berarti
bahwa pada masanya tidak ada kegiatan- kegiatan yang penting. Ustman
berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan
mengatur pembagian air ke kota- kota. Dia juga membangun jalan-jalan,
jembatan-jembatan, masjid- masjid, dan memperluas masjid di Madinah.13
Prestasi yang terpenting bagi Khalifah Ustman adalah menulis kembali al-
Quran yang telah ditulis pada zaman Abu Bakar yang pada waktu itu
disimpan oleh Khafsoh binti Umar. pemberontakan yang mengakibatkan
terbunuhnya Ustman. Ustman akhirnya wafat sebagai syahid pada hari jumat
tanggal 17 Dzulhijjah 35 H/ 655 M. ketika para pemberontak berhasil
memasuki rumahnya dan membunuh Usman.
20
Ubaidillah memaksa beliau sehingga akhirnya Ali menerima baiat mereka.
Menjadikan Ali satu-satunya khalifah yang di baiat secara massal. Karena
khalifah sebelumnya dipilih melalui cara yang berbeda-beda. Ali
memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahanyya, ia
menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam
pemerintahannya yang dikatakan stabil. Persoalan pertama yang dihadapi
Ali adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Thalhah, Zubair, dan
Aisyah. Alasan mereka, ali tidak mau menghukum para pembunuh Ustman
dan mereka menuntut bela terhadap darah Ustman yang telah ditumpahkan
secara zalim. Bersamaan dengan itu, kebijakan-kebijakan Ali juga
mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus.
Muawiyah yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa
kehilangan kedudukan dan kejayaan. Peristiwa yang terkenal dalam masa
Ali adalah terjadinya perang antara kubu Ali dan kubu Muawiyah. Perang
tersebut terjadi di daerah bernama Siffin, sehingga perang ini disebut
sebagai perang Siffin.Pada saat Mu’awiyah dan tentaranya terdesak Amr bin
Ash sebagai penasehat Mu’awiyah yang dikenal cerdik dan pandai
berunding, meminta agar Mu’awiyah memerintahkan pasukannya
mengangkat mushaf al-Qur’an di ujung tombak sebagai isyarat berdamai
dengan cara tahkim (arbitrase) dengan demikian Mu’awiyah terhindar dari
kekalahan total. Seusai perundingan, Abu Musa sebagai yang tertua
dipersilahkan untuk berbicara lebih dahulu. Sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya antara mereka berdua, Abu Musa menyatakan pemberhentian
Ali dari jabatannya sebagai khalifah dan menyerahkan urusan
penggantiannya kepada kaum muslimin. Tetapi ketika tiba giliran Amr bin
Ash, ia menyatakan persetujuannya atas pemberhentian Ali dan menetapkan
jabatan khalifah bagi Mu’awiyah. Ternyata Amr bin Ash menyalahi
kesepakatan semula yang dibuat bersama Abu Musa. Sepak terjangnya
dalam peristiwa ini merugikan pihak Mu’awiyah. Ali menolak keputusan
tahkim tersebut, dan tetap mempertahankan kedudukannya sebagai khalifah.
Setelah terjadinya peristiwa tersebut kelompok Ali pecah menjadi dua
bagian, dan kelompok yang keluar dari kelompok Ali dinamai sebagai
21
kelompok Khawarij (orang-orang yang keluar). Pada 24 Januari 661, ketika
Ali sedang dalam perjalanan menuju masjid Kuffah, ia terkena hantaman
pedang beracun diayunkan oleh seorang pengikut kelompok Khawarij, Abd
al-Rahman ibn Muljam, yang ingin membalas dendam atas kematian
keluarga seorang wanita,temannya, yang terbunuh di Nahrawan.
22
Mu’awiyyah. Masa pemerintahan dinassti Umayyah berlangsung selama 91
tahun dengan 14 orang 17 khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada
masa dinasti ini dalam bidang administrasi misalnya, telah terbentuk
berbagai lembaga administrasi pemerintahan yang mendukung tambuk
pimpinan dinasti Umayyah. Banyak terjadi kebijaksanaan yang dilakukan
pada masa ini, di antaranya; 1) Pemisahan kekuasaan; 2) Pembagian
wilayah; 3) Bidang administrasi pemerintahan; 4) Organisasi keuangan; 5)
Organisasi keteraturan; 6) Organisasi kehakiman; 7) Sosial dan budaya; 8)
Bidang seni dan sastra; 9) Bidang seni Rupa; 10) Bidang Arsitektur.16 Di
samping melakukan ekspansi teritorial, pemerintah dinasti Umayyah juga
menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan yang
kuat terhadap dunia pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana.
Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para ulama mau
melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu
melakukan kaderisasi ilmu. Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang
pada masa ini; 1) Ilmu agama; 2) Ilmu sejarah dan geografi; 3) Ilmu
pengetahuan bidang bahasa; dan 4) Bidang Filsafat.17 Khalifah Al-Walid
mendirikan sekolah kedokteran, ia melarang para penderita kusta meminta-
minta di jalan bahkan khalifah menyediakan dana khusus bagi para
penderita kusta. Pada masa ini sudah ada jaminan untuk sosial. Khalifah
terakhir bani Umayyah adalah Marwan.
23
bernama al-Abbas ibn Abd al- Muthalib ibn Hisyam. Dinasti ini didirikan
oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn al-
Abbas.18 Bani Abbasiyah merasa lebih berhak dari Bani Umayyah atas
Kekhalifahan Islam, sebab mereka adalah dari Bani Hasyim yang secara
garis keturunan lebih dekat dengan Nabi. Menurut mereka, Bani Umayyah
menguasai bangku kekhalifahan Islam secara paksa, dengan melalui tragedi
Perang Siffin. Oleh karena itu, untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah, mereka
mengadakan gerakan yang luar biasa melakukan pemberontakan terhadap
Dinasti Umayyah.19 Kekuasaan Bani Abbasiyah berlangsung selama lima
abad sejak tahun 750-1258 M, melanjutkan kekuasaan Bani Umayyah.
Setelah meruntuhkan Dinasti Umayyah dengan cara membunuh Marwan
sebagai khalifahnya, pada tahun 750 M, Abu al- Abbas mendeklarasikan
dirinya sebagai khalifah pertama Dinasti Abbasiyah. Ketika Abbas menjabat
khalifah, dia diberi gelar al-Saffah yang berarti penumpah atau peminum
darah. Berdirilah sebuah Dinasti menuju kekuasaan yang bersifat
internasional, dengan assimilasi corak pemikiran dan peradaban Persia,
Romawi Timur, Mesir dan sabagainya. Al-Saffah menjadi pendiri Dinasti
Arab Islam ketiga – setelah Khulafaurrasyidin dan Dinasti Umayyah – yang
sangat besar dan berusia lama. Pada masa kepemimpinan Harun al-Rasyid,
masyarakat hidup cukup mewah, seperti yang digambarkan dalam hikayat
“Seribu Satu Malam”. Kekayaan yang banyak dipergunakan khalifah untuk
kepentingan sosial. Rumah sakit didirikan, pendidikan dokter diutamakan
dan farmasi di bangun. Pada saat itu, Baghdad telah mempunyai 800 dokter.
Selain itu, Harun al-Rasyid juga mendirikan pemandian pemandian umum,
sehingga dirinya cukup terkenal pada zamannya. Pada masa khalifah Harun
al-Rasyid kota Baghdad juga menjadi saingan satu-satunya Bizantium.
Kejayaannya berjalan seiring dengan kemakmuran kerajaan. Peradaban
Islam mengalami puncak kejayaan pada masa daulah Abbasiyah.
Perkembangan ilmu pengetahuan sangat maju. Kemajuan ilmu pengetahuan
diawali dengan penerjemahan naskah-naskah asing terutama yang berbahasa
Yunani ke dalam bahasa arab, pendirian pusat pengembangan ilmu dan
perpustakaan Bait al- Hikmah, dan terbentuknya mazhab-mazhab ilmu
24
pengetahuan dan keagamaan sebagai buah dari kebebasan berpikir.
Popularitas Dinasti Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah
Harun al-Rasyid (786- 809 M) dan puteranya al-Ma’mun (813-833 M).
Berdasarkan fakta sejarah, sebanyak 37 khalifah yang pernah menjadi
pemimpin pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah. Setelah itu Dinasti
Abbasiyah mulai mengalami penurunan dan pada akhirnya runtuh.
25
wilayah Asia Tengah, yang termasuk suku Kayi.20 Ketika bangsa Mongol
menyerang dunia Islam, pemimpin suku Kayi Sulaiman Syah, mengajak
anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari
ke arah Barat. Mereka akhirnya terbagi menjadi dua. Kekuasan kerajan
Byzantium setelah negeri besar itu ditaklukan oleh sultan Muhammad Al-
Fatih tahun 1453. Bentuk Pemerintahan Turki Usmani gelar bagi penguasa
Usmani adalah Padi Syah atau Sultan. Dinasti Turki Usmani terkadang
menggunakan gelar khalifah, akan tetapi gelar tersebut tidak membawa klaim
apapun bagi otoritas universal atau eksklusif seperti pada pendahulu mereka,
adakalanya gelar seorang sultan itu lebih dari sekedar lokal dan dengan
menggunakan kekuasannya untuk tujuan yang diridhai agama. Dinastí Turki
Usmani menganu ajaran Sunni. Selama masa kesultanan Turki Usmani
(1299-1942 M.) sekitar 625 tahun berkuasa tidak kurang dari 38 Sultan
1) Perdagangan
26
Saluran perdagangan merupakan tahap yang paling wala dalam tahap
Islamisasi, yang diperkirakan dimulai pada abad ke-7 M yang melibatkan
pedagang-pedagang Arab, Persia, dan India.
2) Perkawinan
Para ulama, kiai, dan guru agama berperan penting dalam penyebaran
agama dan kebudayaan Islam. Para tokoh ini menyelenggarakan
pendidikan melalui pondok pesantren bagi para santri-santrinya. Dari
para santri inilah nantinya Islam akan disosialisasikan di tengah
masyarakat. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam
di Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel di Surabaya dan Pesantren
Sunan Giri di Giri. Pada saat itu, terdapat berbagai kyai dan ulama yang
dijadikan guru agama atau penasihat agama di kerajaan- kerajaan.
4) Kesenian
6) Tasawuf
27
Kata "tasawuf" sendiri biasanya berasal di kata "sufi" yang berarti Kain
Wol yang terbuat dari bulu Domba. Tasawuf adalah ajaran untuk
mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh
hubungan langsung secara sadar dengan Allah dan memperoleh ridha-
Nya. Saluran tasawuf berperan dalam membentuk kehidupan sisoal
bangsa Indonesia, hal ini dimunkinkan karena sifat tasawuf yang
memberikan kemudahan dalam pengkajian ajarannya karena disesuaikan
dengan alam pikiran masyarakatnya.
28
Iqbal di Pakistan (1876-1938) dan lain-lain.
2) Situasi NKRI
Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah
SWT maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi
Tunggal Proklamasi atas nama bangsa Indonesia mengumandangkan
kemerdekaannya.
Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi
(PT) dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama: sistem yang
diterapkan dalam dunia pendidikan umumnya dan PT khususnya adalah
29
sistem pendidikan barat, yang mengarah kepada sekulerisme yang
"mendangkalkan agama disetiap aspek kehidupan manusia". Kedua : adanya
Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Serikat Mahasiswa
Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini dibawah pengaruh
Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan Komunis), melanda
dunia PT dan Kemahasiswaan, menyebabkan timbulnya "Krisis
Keseimbangan" yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara.
Akal dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan
dunia dan akhirat.
a. Berdirinya HMI
30
mengusahakan kemakmuran rakyat.
6) Soewali (Jember)
8) M. Anwar (Malang)
31
10) Marwan (Bengkulu)
15) Mansyur
7.2. Sejarah perjuangan HMI
32
G30S/PKI.
5) Fase Kebangkitan HMI dalam transisi Orde Lama ke Orde Baru (1966
- 1968)
33
Jakarta, Aris Munandar, Margono yang gugur di Yogyakarta,
Hasannudin di Banjarmasin, Muhammad Syarif al-Kadri di Makasar,
kesemuanya merupakan pahlawan-pahlawan ampera yang berjuang tanpa
pamrih dan semata-mata demi kemaslahatan ummat serta keselamatan
bangsa serta negara. Akhirnya puncak tututan tersebut berbuah hasil
yang diharap-harapkan dengan keluarnya Supersemar sebagai tonggak
sejarah berdirinya Orde Baru.
6) Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa (1969 - 1970)
34
8) Fase tumbangnya Orde Baru dan Kemunculan Reformasi (Mei 1998-
2000)
Mahasiswa adalah inti kekuatan perubahan, ditengah berkuasanya
rezim orde baru dengan soeharto sebagai icon besarnya yang
menunjukkan kekuatan negeri ini (The Power Of State) dengan represif,
hegemonik dan atoriterianisme. HMI kembali bersama-sama dengan
elemen mahasiswa lainnya menjadi bagian dari kekuatan yang mampu
menumbangkan rezim tersebut. 10) Fase Tantangan II (2000-sekarang)
Fase tantangan ke-2 ini muncul justru setelah Orde Reformasi
berjalan dua tahun. Semestinya berdasarkan landasan-landasan atau
sikap- sikap yang telah diambil PB HMI memasuki era reformasi
semestinya HMI mengalami perkembangan yang signifikan menjawab
berbagai tantangan sesuai dengan perannya sebagai organisasi
perjuangan, yang harus tampil sebagai pengambil inisiatif dalam
memajukan kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pada fase
tantangan II ini HMI dihadapkan sekaligus pada dua tantangan besar
secara internal dan eksternal sekaligus.
Pertama, tantangan internal, antara lain:
35
kehidupan khususnya yang dijalani generasi muda bangsa.
36
kolektif di kalangan anggota, aktivis, kader, alumni, dan pengurus bahwa
dalam tubuh HMI mutlak.
37
REFERENSI
Al-Usairy, Ahmad. 2008. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media Eka
Sarana.. Azra, Azyumardi. 1995. Jaringan Ulama; Timur Tengah dan
Kepulauann
Nusantara Abad XVII dan XVIII. Bandung: Mizan.
Firdaus, dan Maidi Harun. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Padang: IAIN-
IB Press.
Hasyimy, A. 1993. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.
Bandung: Al Ma’arif.
38
(greeting);
2. Fasilitator memberikan
muqadimah dan berkenalan
dengan peserta.
3. Fasilitator menyiapkan
peserta secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses
pemberian materi;
4. Fasilitator mengajukan
pertanyaan tentang kaitan
antara pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang akan disampaikan;
5. Fasilitator
menjelaskan tujuan
pembelajaran atau
kompetensi dasar
yang akan dicapai.
Inti Ilmu pengantar sejarah brainstor 10 menit
ming
Inti Masyarakat arab pra islam FGD 20 menit
Inti Masyarakat arab fase islam FGD 20 menit
Inti Khulafa’ urrasyidin FGD 20 menit
Inti Dinasti pasca khulafa’ FGD 20 menit
urrasyidin
Inti Islam dan Indonesia Ceramah 20 menit
Inti Himpunan mahasiswa islam Pemapara 30 menit
n materi
Penutup 1. Peserta dan fasilitator Ceramah , 30 menit
melakukan refleksi terhadap tanya
kegiatan di forum jawab dan
2. Fasilitator memberikan games
39
ulasan atau hasil kegiatan
pembelajaran di forum
3. Sharing session/pemberian
motivasi kepada Peserta
untuk semangat berproses di
HMI
4. Fasilitator menutup sesi, dan
mengembalikan pada
pemandu.Pemandu
melakukan penajaman
pemahaman
40