Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alchita Dhia Zulfa Mahasiswa MBKM

NIM : 201810401108

Vektor Terapi Gen


Terapi gen diharapkan dapat menyembuhkan penyakit keturunan atau penyakit genetik
manusia. Dalam melakukan transfer gen dibutuhkan suatu vektor yang berfungsi dalam alat
transfer gen. Vektor transfer gen dapat dibagi menjadi dua, yaitu vektor berbasis virus dan
vektor non-virus.
Tabel 1. Perbandingan Vektor yang Paling Umum Digunakan Untuk Terapi Gen
Vektor Berbasis Virus
Vektor Non-Virus
Vektor Vektor Adeno- Vektor Vektor
(Liposom)
Adenovirus associated Lentivirus (LV) Retrovirus
Sel membelah
Sel membelah dan Sel membelah dan Sel membelah dan
Tropisme dan tidak Sel membelah
tidak membelah tidak membelah tidak membelah
membelah
Genom Inang Tidak ada integrasi Tidak ada integrasi Integrasi Integrasi Tidak ada integrasi
Ekspresi
Sementara Stabil Stabil Stabil Sementara
Transgen
Kapasitas
~8kb ~4,7—5 kb ~8 kb ~8 kb >20 kb
Pengemasan
Kapasitas kemasan Hasil produksi Kapasitas Imunogenisitas
Kapasitas yang
yang besar; hasil yang tinggi, rendah kemasan besar, yang rendah,
Keuntungan besar, ekspresi
produksi yang imunogenisitas, ekspresi yang kapasitas yang
yang lama
tinggi ekspresi yang lama lama besar
Imunogenisitas
Tingginya bahaya
yang tinggi, Kapasitas kemasan Penyipan Ekspresi yang
Kerugian penyisipan
ekspresi yang yang kecil mutagenesis sementara
mutagenesis
bersifat sementara

A. Vektor Virus
: Vektor berbasis virus. Vektor ini memanfaatkan sifat virus dalam mentrasfer muatan
genetiknya secara efektif ke dalam sel target. Umumnya, kerugian dari penggunaan vektor
ini adalah ditimbulkannya respon imun humoral yang dapat mengurangi efektivitas.
1. Vektor Adenovirus
Virus yang tidak memiliki selubung (enveloped), DNA ganda linear, dan berasal
dari Adenoviridae yang merupakan virus pathogen pada saluran pernafasan. Sifatnya
yang non-integratif serta non-replikasilah yang membuat vektor jenis ini memiliki
ekspresi sementara. Adenovirus memiliki 50 serotipe, namun baru dua serotipe
(serotipe 2 dan 5) yang sudah digunakan dalam transfer gen ke sel secara in vitro dan
berbagai jaringan atau organ secara in vivo. Perbedaan dari vektor generasi pertama dan
generasi kedua dari Adenovirus ini adalah pada vektor generasi kedua, tingkat
imunogenisitasnya lebih rendah dibandingkan dengan vektor generasi pertamanya.
Vektor ini pernah digunakan dalam terapi gen defisiensi ornithine transcarbamylase
Nama : Alchita Dhia Zulfa Mahasiswa MBKM
NIM : 201810401108

kepada Mr. Jesse Gelsinger pada umur 18 tahun yang kemudian meniggal dikarenakan
timbulnya inflamasi akut dan parah setelah hamper 4 hari diinjeksi dengan vektor ini.
2. Vektor Adeno-associated Virus (AAV)
Vektor jenis ini ditemukan sebagai kontaminan ketika sedang persiapan stok
vektor adenosine, berasal dari familia Parvovidae, memiliki DNA untai tunggal, tidak
ada selubung (envelope), dan hanya bisa melakukan replikasi in vitro ketika terdapat
virus adenosine atau virus herpes. Sampai tahun 2002, sudah terdapat 6 seroptipe vektor
AAV. Salah satunya adalah AAV8 yang digunakan untuk terapi gen penyakit
hiperkolesterolemia familial, hemophilia B, defisiensi ornithine transcarbamylase,
distrofi otot Duchene (DMD), Parkinson, dan lipoprotein defisiensi lipase.
3. Vektor Retrovirus
Vektor ini berasal dari virus RNA beruntai tunggal dengan envelope, dan termasuk
ke dalam familia Retroviridae. Vektor jenis ini telah digunakan untuk X-linked SCID,
namun 4 dari 9 subyek di Perancis dan 1 dari 10 subyek di Amerika Serikat mengalami
gangguan limfoproliferatif T mirip leukemia dikarenakan adanya penyipan
mutagenesis.
4. Vektor Lentivirus
Vektor ini berasal dari virus yang sekelompok dengan retrovirus dan sama-sama
berasal dari familia Retroviridae. Sebelum dilakukan transfer gen secara in vivo, vektor
lentiviral (LV) ini telah dinonaktifkan terlebih dahulu, supaya aman dalam
pelaksanaannya. Contoh penggunaan dari virus ini adalah SIN LV berbasis HIV-1
digunakan untuk duce ex vivo CD34+.
B. Vektor Non-Virus
Vektor berbasis non-virus menggunakan lipids, peptide, karbohidrat, atau nanopartikel
yang dapat berfusi dengan sel membrane yang kemudian DNA terapeutik dapat dikeluarkan
ke dalam sitoplasma sel. Vektor ini sangat bergantung pada mekanisme yang ada di sel
target dalam pengambilan dan transportasi partikel intraseluler. Dikatakan bahwa vektor
ini tidak seefisien vektor virus dikarenakan 3 alasan:
(a) Terbatas kemampuan lipid kationik untuk berikatan dengan permukaan sel target
(b) Akumulasi rendah dari senyawa lipid kationik / kompleks DNA di dalam sel
(c) Translokasi DNA yang tidak efektif dari membrane inti menuju nukleus
Namun walaupun tidak efisien, vektor ini dianggap aman digunakan karena tingkat
imunogenisitasnya yang rendah. Vektor jenis ini sudah digunakan untuk penyakit saluran
napas CF.

Anda mungkin juga menyukai