Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Pembangunan bidang ekonomi setiap negara tidak lain untuk mewujudkan

masyarakat adil dan makmur dalam mencapai tujuan tersebut, setiap negara

melaksanakan pembangunan ekonomi. Terkait dengan pembangunan ekonomi

M.L Jahingan mengatakan bahwa :

“Di dalam sebuah ilmu ekonomi pembangunan salah satu cara untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara berkembang yaitu
kemiskinan banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa mengatasi kemiskinan
yaitu melalui ekonomi kreatif dan juga melalui sektor pariwisata”. 1
Salah satu upaya yang sedang digalakkan oleh Pemerintah saat ini untuk

mengatasi kemiskinan tersebut dalam pembangunan ekonomi yaitu melalui

sektor Pariwisata yang merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini

sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai

peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai

salah satu penghasil devisa negara.2

1
M.L Jahingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: RajaGrafindo, 1993),
hlm. 30
2
Devisa adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar
negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional. Yang biasanya banyak dijadikan
devisa saat ini adalah dollar amerika. Sumber Devisa Bersumber Dari :1. pinjaman / hutang luar
negeri 2. hadiah, bantuan atau sumbangan luar negri 3. penerimaan deviden serta bunga dari luar
negeri 4. hasil ekspor barang dan jasa 5. kiriman valuta asing dari luar negri 6. wisatawan yang
belanja di dalam negeri 7. Dll Kegunaan / Manfaat Devisa : 1. membeli barang atau jasa dari luar
negeri (impor) 2. membayar hutang pokok serta bunga hutang luar negeri 3. pembiayaan kegiatan
perdagangan luar negeri 4. membiayai perwakilan di luar negeri (duta besar, konsulat, dll) 5.
membiayai atlit, misi kebudayaan, studi banding / perjalanan dinas pejabat negara 6. Dll Jenis-
2

Pariwisata di Indonesia juga merupakan penggerak ekonomi dalam

mengurangi angka pengangguran. Pariwisata ini sangat besar manfaatnya bagi

pembangunan dalam bidang ekonomi diantaranya : sebagaimana dijelaskan oleh

nyoman S.Pandit bahwa :

“Kegiatan Parawisata juga adalah sebuah kegiatan (industri) yang mampu


menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat terutama dalam penyiapan
tenaga kerja, peningkatan penghasilan standar hidup dan stimulus bagi
perkembangan sektor-sektor lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang
komplek ia juga meliputi industri- industri klasik yang sebenarnya (riil)
seperti industri cindera mata”.3
Selanjutnya Oka A.Yoeti menjelaskan bahwa :

“Pariwisata merupakan sektor yang terus menerus dikembangkan Pemerintah


sebagai sebagai pilar pembangunan nasional karena mampu menopang
perekonomian nasional pada saat dunia sedang mengalami krisis maka parawisata
ini jalan keluar untuk krisis tersebut karena dapat meningkatkan pembangunan
nasional juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.4

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dinyatakan bahwa :

“Pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan

kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi

tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global yang ada di negeri

ini”.5

Jenis / Macam-Macam Devisa : 1. Devisa umum, yaitu devisa yang didapat dari kegiatan ekspor,
penjualan jasa serta bunga modal.2. Devisa kredit, yakni adalah devisa yang diperoleh dari kredit
pinjaman luar negeri. Fungsi Devisa : 1. alat pembayaran hutang luar negeri 2. alat transaksi
pembayaran barang dan jasa luar negeri 3. alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negri
seperti membiayai kedutaan, misi budaya, hadiah, bantuan, dll 4. sebagai sumber pendapatan
negara (Oka A,Yoeti Pemasaran Pariwisata. (Bandung: Angkasa. 2007), hlm.35
3
Nyoman S Pandit, Ilmu Parawisata Sebagai Pengantar Perdana, (Jakarta : Prandya
Paramita,1999), hlm. 30
4
Oka A Yoeti. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1997)
hlm. 40
5
Peraturan Pemerintah tentang Pariwisata disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia
pada tahun 2009
3

Di dalam buku Pemasaran Pariwisata Oka A.Yoeti menjelaskan bahwa :

“Pariwisata berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan suatu


wilayah karena dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah
maupun bagi masyarakat. Pariwisata juga mempunyai peranan penting dalam
pembangunan nasional yakni untuk memperluas kesempatan kerja dan lapangan
usaha, memperkenalkan budaya bangsa, memelihara kepribadian, kebudayaan
nasional serta memupuk rasa cinta tanah air, mendorong pembangunan daerah
dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan”.6

Di dalam instruksi Presiden Republik Indonesia tentang pariwisata

menjelaskan bahwa : “Kegiatan Pariwisata ini juga memperkenalkan budaya

bangsa, memelihara kepribadian, kebudayaan nasional serta memupuk rasa cinta

tanah air mendorong pembangunan daerah dengan tetap memperhatikan asepek

kelestarian lingkungan”.7

Pasca perang Dunia ke II, terutama era tahun 1960-an, masalah parawisata

menjadi yang terus dikembangkan. Para peneliti seperti dikutip dari knoke dan

Kulklinsi menganggap bahwa : “parawisata sebuah industri padat karya yang

menguntungkan bagi semua orang dapat membuka banyak lapangan kerja dan

menghasilkan valuta asing”.8

Kunjungan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara hal ini tentunya

dapat membawa dampak yang positif bagi daerah dan masyarakat karena hal ini

tentunya dapat mempengaruhi meningkatkan perekonomiaan masyarakat dan

tentunya juga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah melalui kegiatan

pariwisata masyarakat dapat memperoleh keuntungan bisa menjadi ambil bagian


6
Oka A,Yoeti Pemasaran Pariwisata. (Bandung: Angkasa. 2007), hlm.35
7
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969 Bab II Pasal 3
8
Valuta asing adalah mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk
melakukan atau membiayai transportasi ekonomi keuangan dan yang mempunyai catatan kurs
resmi pa,da bank sentral. (Oka A,Yoeti Pemasaran Pariwisata. (Bandung: Angkasa. 2007),
hlm..35
4

dari kegiatan pariwisata sebagai petugas retribusi dan parkir dan juga dapat

melalui kegiatan jual beli di lokasi obyek wisata alam sedangkan Pemerintah Kota

Pagaralam memperoleh keuntungan dari kunjungan pariwisata tersebut.9

Berangkat dari sejarah dan selayang fenomena keparawisataan tersebut

memperlihatkan dua sisi: satu sisi bahwa dunia parawisata sekarang menjadi

sebuah kebutuhan manusia dan menjadi bagian penting terutama dalam

memperkenalkan budaya asli dimana lokasi wisata itu ada dengan tetap melihat

dampak yang terjadi. Sementara pada sisi yang lain para wisatawan sekarang

melakukan kegiatan parawisata pada satu tempat yang menjadi targetnya.

Karena faktor pendorong yang membuat seseorang itu mau bepergian

disebabkan adanya beberapa motivasi bagi masyarakat untuk melakukan

perjalanan yaitu : Pertama, Pelarian diri dari lingkungan biasa yang dirasakan.

Kedua, Pengenalan dan penilaian diri Ketiga, Mengendurkan syaraf. Keempat,

martabat Kelima, rekreasi Keenam Pengembangan hubungan emosional terhadap

satu wilayah, Ketujuh, kebaruan. Faktor penariknya adalah tentunya dapat

memberikan rasa nyaman, rasa damai dan tentunya dilengkapi dengan berbagai

fasilitas yang ada akan dapat membuat seseorang itu berkeinginan untuk datang

kewilayah yang menjadi targetnya.10

Kebutuhan untuk berwisata akan meningkat, khususnya di Indonesia seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia maupun dunia sebagai salah

9
JH D dan Kulkinski, Knoke, Network Analysis :Penerapan Kualitatif dalam kajian
keparawisataan, seri ilmu-ilmu sosial, no.28, 1970, hlm.69
10
Heri Junaidi, “Wisata masyarakat dan Hukum: Kajian Pengaruh Negatif budaya Parawisata
terhadap masyarakat pribumi”, Jurnal Ilmiah Nurani Fakultas Syairah IAIN Raden Fatah
Palembang, Vol.I , 2001, hlm.27.
5

satu upaya untuk mengisi hiburan bersama keluarga ini diakibatkan semakin

tingginya kesibukan dan padatnya jadwal kerja sehingga waktu untuk kumpul

dengan keluarga semakin sempit oleh karena itu Menurut Fandeli faktor yang

mendorong manusia untuk berwisata ialah: Pertama, Keinginan untuk

melepaskan diri dari tekanan hidup sehari-hari di kota, keinginan untuk mencari

suasana baru untuk mengisi waktu lenggang. Kedua, Kemajuan pembangunan

dalam bidang komunikasi dan transpormasi. Ketiga, Keinginan untuk melihat dan

memperoleh pengalaman baru mengenai budaya masyarakat dan di tempat

lainnya. Keempat, Meningkatnya pendapatan atau penghasilan yang dapat

memungkinkan seseorang dapat dengan bebas melakukan perjalanan yang jauh

dari tempat tinggalnya.11

Setiap daerah di indonesia memiliki keunikan tersendiri baik dari segi

keindahan alamnya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga

menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya. Negara Indonesia memiliki

banyak obyek daya tarik wisata yang sangat pontensial dan tidak kalah dengan

pulau Bali. Namun masih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara

yang belum mengetahui karena masyarakat Indonesia yang kurang mengerti

tentang cara mengembangkan obyek wisata, apa saja persyaratan dari obyek

wisata yang harus dimiliki untuk bisa menarik banyak wisatawan. oleh karena itu

perlu adanya penjelasan kepada khalayak umum mengenai obyek daya tarik

wisata. Pengetahuan ini tidak hanya penting bagi pengusaha di bidang Pariwisata

namun juga diperlukan untuk generasi muda yang kelak akan mewarisi sebagai

11
Www.Kompas.com, Tahun ini Banyak Turis Asing “Buang Uang” di Indonesia, Kompas 24
Mei 2051.pkl 20:40 WIB diakses tanggal 08 Nopember 2015
6

pengelola pariwisata Indonesia dimasa depan sehingga pariwisata menjadi salah

satu andalan dalam peningkatan perekonomiaan.

Di Indonesia bukan hanya Bali saja yang memiliki tempat wisata yang

paling menarik tapi di wilayah Provinsi Sumatera Selatan juga sangat kaya akan

potensi wisata, baik itu berupa obyek wisata alam dan daya tarik wisata alam,

budaya sejarah dan minat khusus. Perkembangan pariwisata di Sumatera Selatan

tidak tersebar merata yang hanya terdapat pada obyek-obyek wisata yang dikenal

wisatawan seperti jembatan, ampera dan sungai musi, taman siguntang, Air terjun

Lematang, goa putri dan lain sebgainya. Sebenarnya masih banyak kawasan-

kawasan di Sumatera Selatan yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan

menjadi obyek wisata dan belum diteliti dan salah satunya terdapat di Kota

Pagaralam.

Kota Pagaralam merupakan daerah tujuan wisata yang potensial dan bernilai

eksotis serta memiliki daya tarik wisata yang alami. Oleh karena itu sektor

pariwisata ini merupakan salah satu sektor andalan dari Kota Pagaralam, hal ini

dikarenakan kondisi alam di Kota Pagaralam yang sejuk sesuai sebagai daerah

wisata alam dan di dukung oleh seni dan budaya serta peninggalan sejarah yang

ada dikota Pagaralam, dengan segala potensi dan pesan yang dimiliki oleh Kota

Pagaralam sebagai daerah tujuan wisata maka sektor pariwisata menjadi sektor

yang akan dikembangkan di Kota Pagaralam. Disamping wisata alam yang

ditawarkan, Kota Pagaralam juga memberikan beberapa potensi objek wisata yang

telah dikembangkan diantaranya : Wisata Gunung Dempo, Tangga 2001, Tugu

Rimau, Wisata Air Terjun, Wisata Danau (Tebat) dan Wisata Sejarah.
7

Tempat-tempat obyek wisata alam yang ada di Kota Pagaralam akan

kelihatan indah dan lebih menarik perhatian wisatawan apabila di lokasi obyek-

obyek wisata tersebut disediakan arena permainan, Taman, sarana dan prasarana

lainnya lengkap serta WC Umum, Musholla, Tempat istirahat dan lain-lain.

Namun sayangnya peneliti melihat dan melakukan survei lapangan dan

memperhatikan langsung bahwa perhatian Pemerintah Kota Pagaralam terhadap

obyek wisata alam tersebut belum dapat terlaksana dengan baik karena ada

beberapa lokasi wisata alam mengalami kerusakan seperti jembatan menuju air

terjun Lematang yang putus, jalan-jalan lokasi masih mengalami kerusakan serta

beberapa fasilitas lainnya tidak tertata dengan rapi dengan kata lain lamban

mengalami perkembangan terutama pada sektor transportasi, hotel, perdagangan.

hal ini disebabkan karena belum tersentuhnya kebijakan diantaranya Pertama

Pemberdayaan Obyek Wisata alam melalui Pengembangan wilayah melalui

ekosistem, yaitu penataan tata ruang dilakukan dengan pendekatan secara terpadu

dan terkoordinasi, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Kedua Peningkatan keterkaitan fungsi pemberdayaan obyek wisata alam

terhadap kunjungan wisatawan salah satu cara dalam meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan ke Kota Pagaralam.

Ketiga pengembangan dukungan sarana prasarana transportasi dan

perhotelan terkait dengan struktur pengembangan wilayah. hal ini yang

menyebabkan terjadinya penurunan jumlah Pendapatan suatu daerah terhadap

Pariwisata dikarenakan ada beberapa obyek wisata masih dikelola oleh pihak

swasta dan masyarakat setempat selain itu juga berdampak kepada sarana dan
8

prasarana yang mengalami kerusakan karena pihak swasta tidak begitu pandai

di dalam mengelola bisnis itu dengan baik sedangkan mereka sendiri tidak mampu

melakukan perbaikan dan pemberdayaan terhadap Obyek wisata alam tersebut.

Hal ini menjadi menarik perhatian peneliti untuk dapat melihat sampai sejauh

mana kebijakan pemerintah terhadap pemberdayaan obyek wisata alam oleh

karena itu peneliti mengambil judul Kebijakan Pemerintah Kota Pagaralam

terhadap Pemberdayaan Obyek Wisata Alam dalam Perspektif Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian masalah tersebut maka peneliti mencoba

merumuskan beberapa permasalahan yang penting untuk dikaji diantaranya:

1. Bagaimanakah Kebijakan Pemerintah Kota Pagaralam terhadap Pemberdayaan

Obyek Wisata Alam

2. Bagaimanakah Pemberdayaan Obyek Wisata alam di Kota Pagaralam

dalam Perspektif Islam ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisa Kebijakan Pemerintah Kota Pagaralam terhadap

Pemberdayaan Obyek Wisata Alam

2. Untuk menganalisa Pemberdayaan Obyek Wisata Alam di Kota Pagaralam

dalam Perspektif Islam

D. Kegunaan Penelitan

1. Dari segi Teoritis :


9

Memberi kontribusi dalam pemikiran ke Islaman, khususnya tentang

Pemberdayaan Obyek Wisata Alam.

2. Memberikan kontribusi pada peneliti selanjutnya terhadap kebijakan

Pemerintah terhadap pemberdayaan wisata alam

3. Dari segi Praktis Menjadi kontribusi posiitf bagi Pemerintah Kota

Pagaralam dalam menopang perekonomian daerah terhadap pengelolaan

pengembangan obyek wisata yang ada di Kota Pagaralam sebagai salah satu

aset dalam meningkatkan pembangunan ekonomi daerah serta dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Pagaralam dengan membuka

wirausaha ditempat-tempat lokasi obyek wisata alam

E. TINJAUAN PUSTAKA

Berkenaan Judul Penelitian ini, ditemukan beberapa penelitian terdahulu

yang relevan, yang berhubungan dan berkaitan dengan judul peneliti. Adapun

penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Tesis Temang Setyorini yang berjudul “Kebijakan Pariwisata Dalam

Rangka Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Semarang

di Kabupaten Semarang”, Program Pascasarjana Universitas Diponogoro pada

tahun 2004 yang menjadi perbedaan pendapat setyo dengan peneliti pada

penelitian ini adalah pada penelitian Temang Setyorini menggunakan penelitian

kuantitatif dengan pengujian hipotesis dapat dibuktikan dengan melalui beberapa

teknik analisa yaitu: Analisis pemetaan tingkat partisipasi masyarakat dan

Analisis Prospek keberhasilan penerapan manajemen partisipatif dengan melihat


10

Kondisi Kunci (Key Conditions), data yang diperoleh berupa angka-angka dan

variabel, obyek penelitian adalah potensi atraksi budaya yang merupakan salah

satu ciri khas dari masyarakat semarang dengan cara menampilkan kesenian-

kesenian rakyat, permainan rakyat, upacara adat, legenda /cerita rakyat yang dapat

ditampilkan untuk memperkaya pengalaman wisatawan yang datang ke objek dan

daya tarik wisata di kabupaten semarang.

Kegiatan ini merupakan salah satu cara memperkenalkan daerah Kota

Semarang kepada masyarakat luas sehingga mereka akan mengetahui akan seni

dan kebudayaan, bisa mengenal sejarah Kota semarang, adat istiadatnya dan lain-

lain hal ini juga sangat bermanfaat bagi wisatawan yang akan mengunjungi Kota

Semarang karena selain bisa menikmati liburan dengan mengunjugi lokasi obyek

wisata alam para wisatawan juga mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sejarah

dari Kota Semarang.12

Salah satu kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Semarang

dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) adalah dengan menggali

potensi wisata dan mengembangkan terus kebudayaan didaerahnya adalah dengan

menggunakan strategi pengembangan parwisata harus berorientasi pada upaya

melibatkan masyarakat baik dalam proses perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan yang pada akhirnya akan dapat diwujudkan

pegembangan pariwsata yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

setempat sedangkan dalam Penelitian ini menggunakan metodelogi penelitian

12
Setyorini Timang, Kebijakan Pariwisata Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Ekonomi
Masyarakat Kabupaten Semarang, Program Magister Ilmu Hukum, (Semarang : Program Pasca
Sarjan Universitas Diponogoro, 2004)
11

kualitatif teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi

dokumentasi.

Persamaannya adalah Pertama memperkenalkan Obyek wisata alam sebagai

salah satu obyek wisata unggulan dengan cara memperkenalkan tempat obyek

wisata dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat serta elemen-elemen lainnya

Kedua meningkatkan pendapatan anggaran daerah dan ekonomi masyarakat

melalui kegiatan pariwisata serta kebudayaan daerah sebagai salah satu daya tarik

wisatawan berkunjung kedaerah.

Tesis I Nyoman Widiarta yang berjudul Pengelola Daya Tarik Wisata Pura

Pura Taman Ayun Sebagai Bagian Dari Warisan Budaya Dunia di Program Pasca

Sarjana Universitas Udayana Denpasar tahun 2015 yang menjadi perbedaan

pendapat I Nyoman Widiarta dengan peneliti pada penelitian ini adalah

menggunakan metodelogi penelitian Kuantitatif data yang didapat melalui

hitungan angka-angka dan variabel yang digunakan adalah atraksi (attraction),

aksesibilitas (sccessibility), fasilitas (amenities), serta organisasi kepariwisataan

(ancillary).

Variabel-variabel persepsi ini kemudian diolah dengan menggunakan Skala

Likert untuk memperoleh skor masing-masing sedangkan teknik pengumpulan

data melalui observasi, wawancara, penyebaran angket pertanyaan kepada

responden dan studi dokumentasi, teori yang digunakan teori partisipasi, teori

persepsi, teori komponen daerah tujuan wisatawan, sedangkan obyek

penelitiannya adalah wisata pura taman ayun. Wisata Pura Taman Ayun yang

berhubungan erat dengan sejarah perkembangan kerajaan Mengwi. Menurut abad


12

Mengwi, sejarah pembangunan Pura Taman Ayun terkait dengan seorang tokoh

yang bernama I Gusti Agung Putu sebagai pendiri Kerajaan Mengwi. Setelah

sukses mengembangkan wilayah kerajaannya, Beliau berkeinginan membuat

taman yang megah dengan mendatangkan seorang arsitek China yang sangat

terkenal saat itu yang bernama Ing Khang Choew. Setelah melalui survey lokasi,

maka dipilih suatu lahan dengan gundukan yang dikelilingi sungai dan terletak

strategis dekat dengan pemukiman masyarakat (Mengwi saat ini). Pertamanan ini

sangat strategis dan indah yang dilengkapi dengan parhyangan sebagai tempat

pemujaan leluhur raja. Karena sesuai dengan keinginan (ahiun) sang raja, maka

taman ini kemudian disebut Taman Ahiun yang kemudian dikenal menjadi Taman

Ayun hal ini untuk bertujuan agar para wisatawan lebih mengenal asal usul dari

taman ayun tersebut.13

Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metodelogi penelitian

lapangan kualitatif teknik pengumpulan data diambil dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi dan teori yang digunakan dalam penelitian ini teori

kebijakan, teori pemberdayaan, teori wisata alam adapun yang menjadi obyek

penelitiannya adalah pemberdayaan aset wisata alam.

Persamaannya adalah Pertama memperkenalkan Obyek wisata alam sebagai

salah satu obyek wisata unggulan dengan cara memperkenalkan tempat obyek

wisata dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat serta elemen-elemen lainnya

Kedua meningkatkan pendapatan anggaran daerah dan ekonomi masyarakat

13
Widiarta Nyoman I, Pengelolaan Daya Tarik Objek Wisata Pura Taman Ayun Sebagai Bagian
Dari Warisan Budaya Dunia, Program Studi Kajian Pariwisata (Denpasar : Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana, 2015)
13

melalui kegiatan pariwisata serta kebudayaan daerah sebagai salah satu daya tarik

wisatawan berkunjung kedaerah.

Tesis Rafael Modestus Ziku yang berjudul Partisipasi Masyarakat Desa

Komodo Dalam Pengembangan ekowisata di Pulau Komodo, Manggarai Barat

Program Pascasarjana Universitas Nusa Cendana Nusa Tenggara Timur tahun

2013 yang menjadi perbedaan pendapat rafael modestus ziku dengan penelitian

pada penelitian ini adalah Pertama pada pengembangan produk wisatanya yaitu

Taman Nasional Komodo (TNK) yang merupakan habitat asli binatang Komodo

(Varanus Komodoensis). Pengelolaan kepariwisataan TNK saat ini adalah melalui

pendekatan ekowisata.

Konsep ekowisata menekankan dua hal penting yaitu kelestarian lingkungan

serta kesejahteraan masyarakat lokal penyelenggara ekowisata dengan tujuan agar

Pemerintah dan masyarakat menjaga aset berharga di pulau komodo agar binatang

komodo itu tidak punah. dampak yang ditimbulkan adalah Mayoritas masyarakat

Desa Komodo yang secara turun-temurun merupakan nelayan tradisional yang

menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan laut, namun sejalan dengan

semakin berkembangnya ekowisata di Pulau Komodo, masyarakat Desa Komodo

kini mulai beralih profesi ke sektor ekowisata yang merupakan salah satu sektor

andalan perekonomian masyarakat Desa Komodo dengan cara memanfaatkan dan

menjaga ekosistem Komodo agar tidak mengalami kepunahan sehingga hal ini

tentunya dapat memberikan perubahan bagi kehidupan masyarakat. Sebagai salah

satu kebutuhan hidup masyarakat dipulau komodo sedangkan dalam penelitian ini

lebih fokus Kebijakan Pemerintah terhadap pemberdayaan Obyek wisata alam


14

dalam pandangan Islam dengan menggunakan teknik pengumpulan data dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Kedua pada hasil penelitian ini mengungkapkan bentuk-bentuk partisipasi

masyarakat Desa Komodo dalam pengembangan ekowisata di Pulau Komodo

yaitu partisipasi masyarakat dalam program Desa Wisata Komodo BNI,

partisipasi masyarakat dalam usaha ekowisata, dan partisipasi masyarakat dalam

konservasi sedangkan dalam tesis ini mengungkapkan mengungkapkan

pemerintah terhadap pemberdayaan aset wisata alam dengan cara menjaga,

melestarikan, memelihara, menata ruang hijau terbuka.

Persamaannya adalah Pertama menggunakan metodelogi Penelitian yang

sama yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan teknik

pegumpulan data malalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Penelitian ini

dilakukan di Desa Komodo. Informan dalam penelitian ini berjumlah 22 orang

yang dipilih dengan teknik purposive. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan

teknik analisis deskriptif kualitatif, selanjutnya data disajikan secara formal dan

informal kedua salah satu upaya peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat

yaitu dengan cara memanfaatkannya terhadap lingkungan yang ada disekitarnya

sebagai salah satu bagian terpenting sebagai mata pencaharian penduduk yaitu

dengan melestarikan dan memelihara eko wisata dan pariwisata.14

Tesis Naruddin Dalimunte yang berjudul Partisipasi Masyarakat Dalam

Pengembangan Potensi wisata bahari pantai cermin di Kabupeten Serdang

14 14
Ziku Modestus Rafael kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan obyek wisata Di Pulau
Komodo melalui objek wisata ekowisata, Manggarai Bara, Program Studi Kajian Pariwisata
(Denpasar : Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2007)
15

Begadai program Pascasarjana Sumatera Utara tahun 2012 yang menjadi

perbedaan pendapat Naruddin Dalimunte dengan peneliti pada penelitian ini

adalah Pertama produk obyek wisatanya yaitu pada potensi pantai cermin bahari

dimana pemerintah melakukan segala upaya dan usaha untuk memperkenalkan

potensi wisata bahari tersebut dengan melakukan kerja sama terhadap perusahaan-

perusahaan swasta dan mereka juga melakukan promosi potensi melalui dunia

media elektronik dan media massa tentang kelebihan dan keunggulan serta

keindahan wisata bahari pantai cermin tersebut Kedua hasil penelitian

memperlihatkan bahwa kepedulian masyarakat untuk menjaga dan terlibat dalam

usaha jasa pariwisata yang sesuai dengan tujuan dari paritisipasi yaitu

mencipatakan kondisi yang kondusif atau dengan kata lain partisipasi masyarakat

sangat diperlukan sedangkan dalam penelitian ini Pertama Kebijakan Pemerintah

terhadap pemberdayaan obyek wisata alam kedua hasil penelitian ini terjalinnya

kerja sama yang baik antara pihak pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat

sehingga pemberdayaan obyek wisata alam akan dapat terlaksana dengan baik dan

tentunya hal ini dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan ke Kota Pagaralam. 15

Persamaannya adalah Pertama menggunakan metodelogi Penelitian yang

sama yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan teknik

pegumpulan data malalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi Kedua

melakukan peningkatan pendapatan perekonomian daerah dan ekonomi

15
Dalimunte Naruddin yang berjudul Kebijakan Pemerintah Kabupaten Serdang Begadai dalam
pengembangan potensi wisata bahari pantai cermin. Program Studi Ekonomi Pembangunan
(Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2007)
16

masyarakat melalui pemanfaatan obyek wisata yang ada didaerah masing-masing

dengan menggunakan teknik yang berbeda di dalam pengelolaan obyek wisata.

Tesis I Putu Gede Parma yang berjudul Formulasi Strategi Pengembangan

Masakan Lokal Sebagai salah satu Produk Wisata Kuliner Program Pascasarjana

Universitas Udayana Denpasar tahun 2012 yang menjadi perbedaan pendapat I

Putu Gede Parma dengan peneliti pada penelitian ini adalah Pertama Tujuan

penelitian ini adalah : Untuk mengetahui sistem pengelolaan masakan lokal yang

ada saat ini di Kabupaten Buleleng, Untuk mengetahui faktor-faktor yang

dipertimbangkan wisatawan mengkonsumsi masakan lokal sebagai produk wisata

kuliner di Kabupaten Buleleng, Untuk mengetahui strategi pengembangan

pemasaran restoran masakan lokal sebagai produk wisata kuliner di Kabupaten

Buleleng. Kedua Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih

terfokus pada upaya penguraian dan penyimpulan yang bersifat holistik dengan

rangkaian data/fakta dan generalisasi yang ada di lapangan sesuai dengan fokus

masalah penelitian.

Pada Sistem pengelolaan masakan lokal di Kabupaten Buleleng terdapat

beberapa aspek yang dilakukan dalam pengelolaannya. Menggunakan teori

manajemen restoran oleh Hsu dan Powers yaitu pengelolaan restoran atau rumah

makan mengacu pada lima elemen utama yaitu: Pertama Menu, Kedua Strategi

produksi makanan, Ketiga Pelayanan (service), Keempat Harga (pricing), Kelima

Dekorasi atau suasana lingkungan (decor/ambience/environment). Terdapat

beberapa hal yang menjadi pertimbangan atau pun penilaian wisatawan yang akan

mengkonsumsi masakan lokal, yaitu; Pertama Harga, Kedua Citarasa/aroma,


17

Ketiga Merek, Keempat Kemasan, Kelima Kualitas, Keenam Porsi, Ketujuh

Lokasi, Kedelapan Fasilitas rumah makan tersebut. Terdapat beberapa strategi

yang dibuat untuk mengembangkan pemasaran masakan lokal Kabupaten

Buleleng, diantaranya; Pertama Adaptasi menu, kedua Adaptasi bahan makanan,

Ketiga Adaptasi rasa, Keempat Adaptasi pengolahan/cara memasak, Kelima

Adaptasi penyajian Sedangkan dalam penelitian ini Tujuan Penelitian untuk

menganalisa kebijakan Pemerintah terhadap pemberdayaan Obyek wisata alam

dan pemberdayaan obyek wisata alam dalam perspektif islam itu sehingga para

wisatawan akan dapat memperoleh dan mengetahui gambaran obyek-obyek

wisata alam yang ada di Kota Pagaralam juga dapat mengetahui juga sampai

sejauh mana usaha-usaha pemerintah untuk menjadikan serta menerapkan obyek

wisata alam dalam perspektif islam.16

Persamaannya adalah metodelogi penelitian yang digunakan yaitu

metodelogi penelitian kualitatif Data dikumpulkan dengan menggunakan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi yang didapat melalui hasil penelitian

lapangan sehingga akan menjawab semua persoalan-persoalan yang terjadi

di dalam melakukan pemberdayaan obyek wisata alam

F. KERANGKA TEORI

Teori-teori yang dikembangkan dalam kerangka teori pada penelitian ini

tentang kebijakan Pemerintah Kota Pagaralam terhadap pemberdayaan Obyek

16
Parma Gede Putu I, yang berjudul studi kebijakan Pemerintah Kabupaten Buleleng terhadap
pengembangan obyek wisata melalui Masakan Lokal Sebagai salah satu Produk Wisata Kuliner,
Program Studi Kajian Pariwisata (Denpasar : Program Pascasarjana Universitas Udayana, 2012)
18

wisata alam dalam pandangan islam dalam kerangka teori dalam tesis ini akan

dibahas tentang Pemberdayaan obyek wisata alam di dalam perpektif islam.

Pandangan Islam terhadap obyek wisata alam, Islam datang untuk merubah

banyak pemahaman keliru yang dibawa oleh akal manusia yang pendek,

kemudian mengaitkan dengan nilai-nilai dan akhlak yang mulia. Wisata dalam

Pemahaman sebagian umat terdahulu dikaitkan dengan upaya menyiksa diri dan

mengharuskannya untuk berjalan di muka bumi, serta membuat badan letih

sebagai hukuman baginya atau zuhud dalam dunianya. Islam datang untuk

menghapuskan pemahaman negatif yang berlawanan dengan (makna) wisata.

Kemudian Islam datang untuk meninggikan pemahaman wisata dengan

mengaitkannya dengan tujuan-tujuan yang mulia. Di antaranya : Pertama

Mengaitkan wisata dengan ibadah, sehingga mengharuskan adanya safari atau

wisata untuk menunaikan salah satu rukun dalam agama yaitu haji pada bulan-

bulan tertentu. Disyariatkan umrah ke Baitullah Ta‟ala dalam satahun. Ketika ada

seseorang datang kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam minta izin untuk

berwisata dengan pemahaman lama, yaitu safar dengan makna kerahiban atau

sekedar menyiksa diri, Nabi SAW memberi petunjuk kepada maksud yang lebih

mulia dan tinggi dari sekedar berwisata dengan mengatakan kepadanya,

“Sesunguhnya wisatanya umatku adalah berjihad di jalan Allah.” 17

Perhatikanlah bagaimana Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengaitkan

wisata yang dianjurkan dengan tujuan yang agung dan mulia. Kedua Demikian

pula, dalam pemahaman Islam, wisata alam dikaitkan dengan ilmu dan

17
HR. Abu Daud
19

pengetahuan. Pada permulaan Islam, telah ada perjalanan sangat agung dengan

tujuan mencari ilmu dan menyebarkannya. Sampai Al-Khatib Al-Bagdady

menulis kitab yang terkenal „Ar-Rihlah Fi Tolabil Hadits‟, di dalamnya beliau

mengumpulkan kisah orang yang melakukan perjalanan hanya untuk

mendapatkan dan mencari satu hadits saja. Di antaranya adalah apa yang

diucapkan oleh sebagian tabiin terkait dengan firman Allah Ta‟ala: dalam surat

AT-Taubah 112

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji,


melawat, ruku, sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat
munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-
orang mukmin itu." 18
Ketiga Di antara maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran

dan peringatan. Dalam Al-Qur‟anulkarim terdapat perintah untuk berjalan

di muka bumi di beberapa tempat. Allah berfirman: “Katakanlah: 'Berjalanlah

di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang

mendustakan itu." seperti dalam firman Allah SWT :

Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana


kesudahan orang-orang yang mendustakan itu".19

18
QS. At-Taubah: 112
19
QS. Al-An‟am: 11
20

Di antara maksud yang paling mulia dari wisata dalam Islam adalah

berdakwah untuk menyampaikan kepada manusia cahaya yang diturunkan kepada

Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Itulah tugas para Rasul dan para Nabi dan

orang-orang setelah mereka dari kalangan para sahabat semoga, Allah meridhai

mereka. Para sahabat Nabi sallallahu alaihi wa salalam telah menyebar ke ujung

dunia untuk mengajarkan kebaikan kepada manusia, mengajak mereka kepada

kalimat yang benar. Kami berharap wisata yang ada sekarang mengikuti wisata

yang memiliki tujuan mulia dan agung.

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan yaitu :

penelitian yang langsung dilakukan dilapangan atau pada responden

mengemukakan bahwa penelitian dengan rancangan studi kasus dilakukan

untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna

sesuatu objek yang diteliti. 20

Jenis Penelitiannya ialah penelitian studi kasus yang bersifat kualitatif

dengan logika berpikir induktif, dimana penelitian ini memiliki karakteristik

bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya. Bogdan dan Taylor

mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang perorangan dan prilaku atau juga dari suatu badan usaha

milik swasta yang diamati dari lokasi obyek penelitian terhadap penelitian

20
A.Alsa, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian Psikologi,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 53
21

yang diambil sesuai dengan studi kasus dari suatu permasalahan yang

menjadi obyek penelitian .21

2. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini,

maka penelitian ini menggunakan kualitatif dengan memakai bentuk studi

kasus (case study. Maksudnya adalah penelitian kualitatif data yang

dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari

naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo dan

dokumen resmi lainnya.22

Arikunto mengemukakan data kualitatif adalah data yang dinyatakan

dalam kata-kata atau simbol yang dipisah-pisah menurut kategori untuk

memperoleh kesimpulan.23

Kegiatan penelitian ini adalah mendeskripsikan secara intensif dan

terperinci tentang gejala dan fenomena sosial yang diteliti yaitu mengenai

masalah yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah kota Pagaralam terhadap

pemberdayaan wisata alam dilihat dari kondisi yang terjadi terhadap obyek

wisata alam, faktor yang mempengaruhi kondisi alam tersebut dan kebijakan

pemerintah Kota Pagaralam terhadap pemberdayan wisata alam. Dengan

demikian penelitian ini menggunakan deskriptif analisis, karena hasil dari

penelitian ini berupa data deskriptif dalam bentuk kata tertulis atau lisan dan

21
Lexy. J. Moleong, 2010, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, 2010)
hlm. 37
22
Ibid, hlm.25
23
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta,2010), hlm. 82
22

prilaku dari orang-orang yang diamati serta hal-hal lain yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

3. Prosedur Penelitian

Moleong mengemukakan bahwa ada tiga tahapan dalam prosedur

penelitian ini, yakni : Tahap Pertama, Mengetahui sesuatu tentang apa yang

belum diketahui, tahap ini dikenal dengan tahap orientasi yang bertujuan untuk

memperoleh gambaran yang tepat tentang latar belakang penelitian. Tahap

Kedua, merupakan tahap eksplorasi fokus, pada tahap ini mulai memasuki

proses pengumpulan data, yaitu : cara-cara yang digunakan dalam

pengumpulan data. Tahap Ketiga adalah rencana tentang teknik yang

digunakan untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data.

4. Sampel Sumber Data

Dalam penelitian Kualitatif, sampel sumber data dipilih secara Purposive

dan bersifat Snowball sampling. Adapun teknik sampling yang akan dilakukan

dalam penelitian ini adalah teknik snowball sampling. Snowball sampling

adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian

membesar, Ibarat bola salju yang mengeliding yang lama-lama menjadi besar.

Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang

sampel, tetapi karena dengan dua orang tersebut sampel ini belum merasa

lengkap terhadap data yang diberikan, maka penelitian mencari orang lain yang

dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang

sampel sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin

banyak. Adapun sampel penelitian ini adalah Walikota Pagaralam, Unit


23

Pelaksana Teknis Daerah Lapangan terbang Atung Bungsu, Dinas Kebudayaan

dan pariwisata, Hotel dan Pengelola Obyek Wisata Alam dan masyarakat.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi. Observasi adalah “kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu


objek dengan menggunakan seluruh alat indra”24.
Teknik ini digunakan unuk mendapatkan data dari lapangan penelitan
untuk mengetahui dan melihat potensi-potensi apa saja yang sudah ada dan
potensi-potensi apa yang masih kurang yang tentunya akan sangat memberikan
pengaruh bagi perkembangan potensi objek wisata di Kota Pagaralam melalui
sistem manajemen pengelolaan tempat-tempat obyek wisata, untuk mengetahui
jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota pagaralam setiap tahunnya,
karyawan, sarana dan prasarana, pembiayaan yang bisa diterima tiap tahunnya
dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah maupun perekonomian bagi
masyarakat, kebijakan ekonomi Pemerintah Kota Pagaralam bagi tempat
obyek-obyek wisata tersebut.
b. Wawancara (Interview). Wawancara adalah “sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.25

Teknik ini digunakan untuk melakukan tanya jawab guna memperoleh

data dari sumber utama untuk melakukan tanya jawab guna memperoleh data

dari sumber utama Pemerintah Kota Pagaralam melalui Walikota Pagaralam,

Kepala Dinas, Kabid Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pagaralam,

Pengelolaan Obyek Wisata Alam, Unit Pelaksana Teknis Daerah Lapangan

terbang Atung Bungsu, Pihak Pengelola Hotel tentang beberapa lokasi objek

wisata alam yang ada di Kota Pagaralam yang merupakan salah satu aset

terpenting bagi perekonomian masyarakat Kota Pagaralam yang tentunya akan

24
Ibid , hlm. 89
25
Ibid, hlm.65
24

dapat membawa perubahan bagi pembangunan daerah Pemerintah Kota

Pagaralam

c. Studi Dokumentasi. Dokumentasi adalah : “barang-barang yang tertulis”

Barang-barang yang tertulis artinya buku-buku dan dokumen-dokumen

di dinas Pariwasata dan Kebudayaan Kota Pagaralam, Badan Pembangunan

Perencanaan Daerah, unit pelaksana teknis daerah Lapangan terbang Atung

Bungsu dan pihak pengelola hotel.26

6. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa secara kualitatif dengan


menggunakan analisis deduktif interpretatif. Dengan deduktif berarti penulis
akan menganalisa penafsiran-penafsiran yang bersumber dari jawaban-jawaban
Informasi Kunci (Key Informan) dan kemudian ditarik kepada penafsiran
lembaga itu secara khusus. Interprestasi berbagi penulis akan menafsirkan,
membuat tafsiran yang bertumpu pada evidensi (fakta, bukti dan keterangan)
objektif guna mendapatkan hasil yang objektif.

7. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang terkumpul digunakan teknik analisa data

secara deskriptif kualitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik analisa

data yang dikemukakan oleh Miles dan Hubbermans sebagai berikut :

a) Reduksi Data. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan seperti

membuat ringkasan serta memo.

26
Ibid, hlm.80
25

b) Penyajian data. Penyajian data adalah tempat sekumpulan informasi yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

c) Verifikasi. Verifikasi adalah makna-makna yang muncul dari data harus

diuji kebenarannya, keshahihannya serta validitasnya.

d) Kesimpulan Data analisa data yang dilakukan tersebut, maka akan ditarik

kesimpulan dari analisa data yang telah dilakukan itu.27

Kesimpulan merupakan hasil temuan yang diperoleh peneliti selama

mengadakan penelitian dilapangan. Kesimpulan ini awalnya kabur tapi

kemudian akan semakin jelas dengan banyaknya data yang mendukung.

Adapun teknik pemeriksaan data yang digunakan berdasarkan pada kriteria

di atas yakni : Pertama Perpanjangan keikut sertaan, yakni peneliti tinggal

dilapangan penelitian sampai pengumpulan data tercapai. Kedua Ketekunan

atau keajengan pengamatan, yakni mencari secara konsisten interprestasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis. Ketiga Trianggulasi,

yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain. Hal-hal yang dapat dilakukan : Mengajukan berbagai macam variasi

pertanyaan melalui Pertama Mengeceknya dengan berbagai sumber data

Kedua Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekkan kepercayaan data

dapat dilakukan. Ketiga Pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Teknik ini

dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang

27
A. Michael Hubberman, B. Miles Mettew, Metodelogi Educational Research Metodhologi
(terjemahan), (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1992), hlm.27
26

diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat atau teman-teman

mahasiswa satu jurusan untuk mendiskusikan hasil temuan di lapangan untuk

dapat dipecahkan secara bersama-sama terhadap persoalan tersebut sehingga

hal ini tentunya dapat memberikan pengaruh yang positif sehingga masalah-

masalah yang timbul tersebut akan segera dapat diatasi.28

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Penulisan penelitian ini disajikan dalam beberapa bahasan dengan bab-

babnya secara teratur dan berurutan

BAB I PENDAHULUAN.
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metode

Penelitian dan sistematika pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang landasan teori mengenai kebijakan Pemerintah

terhadap pemberdayaan wisata alam yang terdiri dari Teori Kebijakan,

Teori Pemberdayaan, Teori Wisata alam, Tugas dan wewenang Pemerintah

terhadap pemberdayaan obyek wisata alam, kebijakan Pemerintah terhadap

pemberdayaan obyek wisata alam, Pemberdayaan Obyek Wisata Alam dalam

Perspektif Islam

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

28
Ibid, Moleong, Lexy J, Manajemen Penelitian Kualitatif, 2010 hlm. 80
27

Bab ini membahas tentang Deskripisi Wilayah Penelitian yang terdiri dari

Profil Kota Pagaralam berupa Sejarah Kota Pagaralam dan Struktur Pemerintah

Kota Pagaralam, Visi Misi Kota Pagaralam, Gambaran Umum Pemerintah

Kota Pagaralam berupa Keadaan Geografis dan Demografi Kota Pagaralam,

Pengelola Obyek Wisata Alam dan Potensi Wisata Alam Kota Pagaralam,

Potensi Obyek Wisata Alam, Potensi-Potensi Obyek Wisata yang belum

dikembangkan Oleh Pemerintah Kota Pagaralam.

BAB IV TINJAUAN ISLAM TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH


KOTA PAGARALAM TERHADAP PEMBERDAYAAN OBYEK WISATA
ALAM

Bab ini menguraikan tentang Tinjauan Islam terhadap Kebijakan Pemerintah

Kota Pagaralam terhadap pemberdayaan wisata alam dalam pandangan islam

yang terdiri dari Pertama Kebijakan Pemerintah Kota Pagaralam dalam

pemberdayaan obyek wisata alam, Kedua Pemberdayaan obyek wisata alam

di Kota Pagaralam dalam Perspektif islam

BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran.
28

Anda mungkin juga menyukai