BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat adil dan makmur dalam mencapai tujuan tersebut, setiap negara
“Di dalam sebuah ilmu ekonomi pembangunan salah satu cara untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara berkembang yaitu
kemiskinan banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa mengatasi kemiskinan
yaitu melalui ekonomi kreatif dan juga melalui sektor pariwisata”. 1
Salah satu upaya yang sedang digalakkan oleh Pemerintah saat ini untuk
sektor Pariwisata yang merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini
1
M.L Jahingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: RajaGrafindo, 1993),
hlm. 30
2
Devisa adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar
negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional. Yang biasanya banyak dijadikan
devisa saat ini adalah dollar amerika. Sumber Devisa Bersumber Dari :1. pinjaman / hutang luar
negeri 2. hadiah, bantuan atau sumbangan luar negri 3. penerimaan deviden serta bunga dari luar
negeri 4. hasil ekspor barang dan jasa 5. kiriman valuta asing dari luar negri 6. wisatawan yang
belanja di dalam negeri 7. Dll Kegunaan / Manfaat Devisa : 1. membeli barang atau jasa dari luar
negeri (impor) 2. membayar hutang pokok serta bunga hutang luar negeri 3. pembiayaan kegiatan
perdagangan luar negeri 4. membiayai perwakilan di luar negeri (duta besar, konsulat, dll) 5.
membiayai atlit, misi kebudayaan, studi banding / perjalanan dinas pejabat negara 6. Dll Jenis-
2
tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global yang ada di negeri
ini”.5
Jenis / Macam-Macam Devisa : 1. Devisa umum, yaitu devisa yang didapat dari kegiatan ekspor,
penjualan jasa serta bunga modal.2. Devisa kredit, yakni adalah devisa yang diperoleh dari kredit
pinjaman luar negeri. Fungsi Devisa : 1. alat pembayaran hutang luar negeri 2. alat transaksi
pembayaran barang dan jasa luar negeri 3. alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negri
seperti membiayai kedutaan, misi budaya, hadiah, bantuan, dll 4. sebagai sumber pendapatan
negara (Oka A,Yoeti Pemasaran Pariwisata. (Bandung: Angkasa. 2007), hlm.35
3
Nyoman S Pandit, Ilmu Parawisata Sebagai Pengantar Perdana, (Jakarta : Prandya
Paramita,1999), hlm. 30
4
Oka A Yoeti. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1997)
hlm. 40
5
Peraturan Pemerintah tentang Pariwisata disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia
pada tahun 2009
3
kelestarian lingkungan”.7
Pasca perang Dunia ke II, terutama era tahun 1960-an, masalah parawisata
menjadi yang terus dikembangkan. Para peneliti seperti dikutip dari knoke dan
menguntungkan bagi semua orang dapat membuka banyak lapangan kerja dan
Kunjungan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara hal ini tentunya
dapat membawa dampak yang positif bagi daerah dan masyarakat karena hal ini
dari kegiatan pariwisata sebagai petugas retribusi dan parkir dan juga dapat
melalui kegiatan jual beli di lokasi obyek wisata alam sedangkan Pemerintah Kota
memperlihatkan dua sisi: satu sisi bahwa dunia parawisata sekarang menjadi
memperkenalkan budaya asli dimana lokasi wisata itu ada dengan tetap melihat
dampak yang terjadi. Sementara pada sisi yang lain para wisatawan sekarang
perjalanan yaitu : Pertama, Pelarian diri dari lingkungan biasa yang dirasakan.
memberikan rasa nyaman, rasa damai dan tentunya dilengkapi dengan berbagai
fasilitas yang ada akan dapat membuat seseorang itu berkeinginan untuk datang
9
JH D dan Kulkinski, Knoke, Network Analysis :Penerapan Kualitatif dalam kajian
keparawisataan, seri ilmu-ilmu sosial, no.28, 1970, hlm.69
10
Heri Junaidi, “Wisata masyarakat dan Hukum: Kajian Pengaruh Negatif budaya Parawisata
terhadap masyarakat pribumi”, Jurnal Ilmiah Nurani Fakultas Syairah IAIN Raden Fatah
Palembang, Vol.I , 2001, hlm.27.
5
satu upaya untuk mengisi hiburan bersama keluarga ini diakibatkan semakin
tingginya kesibukan dan padatnya jadwal kerja sehingga waktu untuk kumpul
dengan keluarga semakin sempit oleh karena itu Menurut Fandeli faktor yang
melepaskan diri dari tekanan hidup sehari-hari di kota, keinginan untuk mencari
dalam bidang komunikasi dan transpormasi. Ketiga, Keinginan untuk melihat dan
keindahan alamnya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga
banyak obyek daya tarik wisata yang sangat pontensial dan tidak kalah dengan
pulau Bali. Namun masih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara
tentang cara mengembangkan obyek wisata, apa saja persyaratan dari obyek
wisata yang harus dimiliki untuk bisa menarik banyak wisatawan. oleh karena itu
perlu adanya penjelasan kepada khalayak umum mengenai obyek daya tarik
wisata. Pengetahuan ini tidak hanya penting bagi pengusaha di bidang Pariwisata
namun juga diperlukan untuk generasi muda yang kelak akan mewarisi sebagai
11
Www.Kompas.com, Tahun ini Banyak Turis Asing “Buang Uang” di Indonesia, Kompas 24
Mei 2051.pkl 20:40 WIB diakses tanggal 08 Nopember 2015
6
Di Indonesia bukan hanya Bali saja yang memiliki tempat wisata yang
paling menarik tapi di wilayah Provinsi Sumatera Selatan juga sangat kaya akan
potensi wisata, baik itu berupa obyek wisata alam dan daya tarik wisata alam,
tidak tersebar merata yang hanya terdapat pada obyek-obyek wisata yang dikenal
wisatawan seperti jembatan, ampera dan sungai musi, taman siguntang, Air terjun
Lematang, goa putri dan lain sebgainya. Sebenarnya masih banyak kawasan-
menjadi obyek wisata dan belum diteliti dan salah satunya terdapat di Kota
Pagaralam.
Kota Pagaralam merupakan daerah tujuan wisata yang potensial dan bernilai
eksotis serta memiliki daya tarik wisata yang alami. Oleh karena itu sektor
pariwisata ini merupakan salah satu sektor andalan dari Kota Pagaralam, hal ini
dikarenakan kondisi alam di Kota Pagaralam yang sejuk sesuai sebagai daerah
wisata alam dan di dukung oleh seni dan budaya serta peninggalan sejarah yang
ada dikota Pagaralam, dengan segala potensi dan pesan yang dimiliki oleh Kota
Pagaralam sebagai daerah tujuan wisata maka sektor pariwisata menjadi sektor
ditawarkan, Kota Pagaralam juga memberikan beberapa potensi objek wisata yang
Rimau, Wisata Air Terjun, Wisata Danau (Tebat) dan Wisata Sejarah.
7
kelihatan indah dan lebih menarik perhatian wisatawan apabila di lokasi obyek-
obyek wisata tersebut disediakan arena permainan, Taman, sarana dan prasarana
obyek wisata alam tersebut belum dapat terlaksana dengan baik karena ada
beberapa lokasi wisata alam mengalami kerusakan seperti jembatan menuju air
terjun Lematang yang putus, jalan-jalan lokasi masih mengalami kerusakan serta
beberapa fasilitas lainnya tidak tertata dengan rapi dengan kata lain lamban
ekosistem, yaitu penataan tata ruang dilakukan dengan pendekatan secara terpadu
Pariwisata dikarenakan ada beberapa obyek wisata masih dikelola oleh pihak
swasta dan masyarakat setempat selain itu juga berdampak kepada sarana dan
8
prasarana yang mengalami kerusakan karena pihak swasta tidak begitu pandai
di dalam mengelola bisnis itu dengan baik sedangkan mereka sendiri tidak mampu
Hal ini menjadi menarik perhatian peneliti untuk dapat melihat sampai sejauh
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitan
pengembangan obyek wisata yang ada di Kota Pagaralam sebagai salah satu
E. TINJAUAN PUSTAKA
yang relevan, yang berhubungan dan berkaitan dengan judul peneliti. Adapun
tahun 2004 yang menjadi perbedaan pendapat setyo dengan peneliti pada
Kondisi Kunci (Key Conditions), data yang diperoleh berupa angka-angka dan
variabel, obyek penelitian adalah potensi atraksi budaya yang merupakan salah
satu ciri khas dari masyarakat semarang dengan cara menampilkan kesenian-
kesenian rakyat, permainan rakyat, upacara adat, legenda /cerita rakyat yang dapat
Semarang kepada masyarakat luas sehingga mereka akan mengetahui akan seni
dan kebudayaan, bisa mengenal sejarah Kota semarang, adat istiadatnya dan lain-
lain hal ini juga sangat bermanfaat bagi wisatawan yang akan mengunjungi Kota
Semarang karena selain bisa menikmati liburan dengan mengunjugi lokasi obyek
wisata alam para wisatawan juga mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sejarah
12
Setyorini Timang, Kebijakan Pariwisata Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Ekonomi
Masyarakat Kabupaten Semarang, Program Magister Ilmu Hukum, (Semarang : Program Pasca
Sarjan Universitas Diponogoro, 2004)
11
dokumentasi.
salah satu obyek wisata unggulan dengan cara memperkenalkan tempat obyek
melalui kegiatan pariwisata serta kebudayaan daerah sebagai salah satu daya tarik
Tesis I Nyoman Widiarta yang berjudul Pengelola Daya Tarik Wisata Pura
Pura Taman Ayun Sebagai Bagian Dari Warisan Budaya Dunia di Program Pasca
(ancillary).
responden dan studi dokumentasi, teori yang digunakan teori partisipasi, teori
penelitiannya adalah wisata pura taman ayun. Wisata Pura Taman Ayun yang
Mengwi, sejarah pembangunan Pura Taman Ayun terkait dengan seorang tokoh
yang bernama I Gusti Agung Putu sebagai pendiri Kerajaan Mengwi. Setelah
taman yang megah dengan mendatangkan seorang arsitek China yang sangat
terkenal saat itu yang bernama Ing Khang Choew. Setelah melalui survey lokasi,
maka dipilih suatu lahan dengan gundukan yang dikelilingi sungai dan terletak
strategis dekat dengan pemukiman masyarakat (Mengwi saat ini). Pertamanan ini
sangat strategis dan indah yang dilengkapi dengan parhyangan sebagai tempat
pemujaan leluhur raja. Karena sesuai dengan keinginan (ahiun) sang raja, maka
taman ini kemudian disebut Taman Ahiun yang kemudian dikenal menjadi Taman
Ayun hal ini untuk bertujuan agar para wisatawan lebih mengenal asal usul dari
wawancara dan dokumentasi dan teori yang digunakan dalam penelitian ini teori
kebijakan, teori pemberdayaan, teori wisata alam adapun yang menjadi obyek
salah satu obyek wisata unggulan dengan cara memperkenalkan tempat obyek
13
Widiarta Nyoman I, Pengelolaan Daya Tarik Objek Wisata Pura Taman Ayun Sebagai Bagian
Dari Warisan Budaya Dunia, Program Studi Kajian Pariwisata (Denpasar : Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana, 2015)
13
melalui kegiatan pariwisata serta kebudayaan daerah sebagai salah satu daya tarik
2013 yang menjadi perbedaan pendapat rafael modestus ziku dengan penelitian
pada penelitian ini adalah Pertama pada pengembangan produk wisatanya yaitu
Taman Nasional Komodo (TNK) yang merupakan habitat asli binatang Komodo
pendekatan ekowisata.
Pemerintah dan masyarakat menjaga aset berharga di pulau komodo agar binatang
komodo itu tidak punah. dampak yang ditimbulkan adalah Mayoritas masyarakat
kini mulai beralih profesi ke sektor ekowisata yang merupakan salah satu sektor
menjaga ekosistem Komodo agar tidak mengalami kepunahan sehingga hal ini
satu kebutuhan hidup masyarakat dipulau komodo sedangkan dalam penelitian ini
dalam pandangan Islam dengan menggunakan teknik pengumpulan data dari hasil
pegumpulan data malalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Penelitian ini
yang dipilih dengan teknik purposive. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan
teknik analisis deskriptif kualitatif, selanjutnya data disajikan secara formal dan
sebagai salah satu bagian terpenting sebagai mata pencaharian penduduk yaitu
14 14
Ziku Modestus Rafael kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan obyek wisata Di Pulau
Komodo melalui objek wisata ekowisata, Manggarai Bara, Program Studi Kajian Pariwisata
(Denpasar : Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2007)
15
adalah Pertama produk obyek wisatanya yaitu pada potensi pantai cermin bahari
potensi wisata bahari tersebut dengan melakukan kerja sama terhadap perusahaan-
perusahaan swasta dan mereka juga melakukan promosi potensi melalui dunia
media elektronik dan media massa tentang kelebihan dan keunggulan serta
usaha jasa pariwisata yang sesuai dengan tujuan dari paritisipasi yaitu
mencipatakan kondisi yang kondusif atau dengan kata lain partisipasi masyarakat
terhadap pemberdayaan obyek wisata alam kedua hasil penelitian ini terjalinnya
kerja sama yang baik antara pihak pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat
sehingga pemberdayaan obyek wisata alam akan dapat terlaksana dengan baik dan
15
Dalimunte Naruddin yang berjudul Kebijakan Pemerintah Kabupaten Serdang Begadai dalam
pengembangan potensi wisata bahari pantai cermin. Program Studi Ekonomi Pembangunan
(Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2007)
16
Masakan Lokal Sebagai salah satu Produk Wisata Kuliner Program Pascasarjana
Putu Gede Parma dengan peneliti pada penelitian ini adalah Pertama Tujuan
penelitian ini adalah : Untuk mengetahui sistem pengelolaan masakan lokal yang
terfokus pada upaya penguraian dan penyimpulan yang bersifat holistik dengan
rangkaian data/fakta dan generalisasi yang ada di lapangan sesuai dengan fokus
masalah penelitian.
manajemen restoran oleh Hsu dan Powers yaitu pengelolaan restoran atau rumah
makan mengacu pada lima elemen utama yaitu: Pertama Menu, Kedua Strategi
beberapa hal yang menjadi pertimbangan atau pun penilaian wisatawan yang akan
dan pemberdayaan obyek wisata alam dalam perspektif islam itu sehingga para
wisata alam yang ada di Kota Pagaralam juga dapat mengetahui juga sampai
F. KERANGKA TEORI
16
Parma Gede Putu I, yang berjudul studi kebijakan Pemerintah Kabupaten Buleleng terhadap
pengembangan obyek wisata melalui Masakan Lokal Sebagai salah satu Produk Wisata Kuliner,
Program Studi Kajian Pariwisata (Denpasar : Program Pascasarjana Universitas Udayana, 2012)
18
wisata alam dalam pandangan islam dalam kerangka teori dalam tesis ini akan
Pandangan Islam terhadap obyek wisata alam, Islam datang untuk merubah
banyak pemahaman keliru yang dibawa oleh akal manusia yang pendek,
kemudian mengaitkan dengan nilai-nilai dan akhlak yang mulia. Wisata dalam
Pemahaman sebagian umat terdahulu dikaitkan dengan upaya menyiksa diri dan
sebagai hukuman baginya atau zuhud dalam dunianya. Islam datang untuk
wisata untuk menunaikan salah satu rukun dalam agama yaitu haji pada bulan-
bulan tertentu. Disyariatkan umrah ke Baitullah Ta‟ala dalam satahun. Ketika ada
seseorang datang kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam minta izin untuk
berwisata dengan pemahaman lama, yaitu safar dengan makna kerahiban atau
sekedar menyiksa diri, Nabi SAW memberi petunjuk kepada maksud yang lebih
wisata yang dianjurkan dengan tujuan yang agung dan mulia. Kedua Demikian
pula, dalam pemahaman Islam, wisata alam dikaitkan dengan ilmu dan
17
HR. Abu Daud
19
pengetahuan. Pada permulaan Islam, telah ada perjalanan sangat agung dengan
mendapatkan dan mencari satu hadits saja. Di antaranya adalah apa yang
diucapkan oleh sebagian tabiin terkait dengan firman Allah Ta‟ala: dalam surat
AT-Taubah 112
18
QS. At-Taubah: 112
19
QS. Al-An‟am: 11
20
Di antara maksud yang paling mulia dari wisata dalam Islam adalah
Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Itulah tugas para Rasul dan para Nabi dan
orang-orang setelah mereka dari kalangan para sahabat semoga, Allah meridhai
mereka. Para sahabat Nabi sallallahu alaihi wa salalam telah menyebar ke ujung
kalimat yang benar. Kami berharap wisata yang ada sekarang mengikuti wisata
G. METODE PENELITIAN
lisan dari orang perorangan dan prilaku atau juga dari suatu badan usaha
milik swasta yang diamati dari lokasi obyek penelitian terhadap penelitian
20
A.Alsa, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian Psikologi,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 53
21
yang diambil sesuai dengan studi kasus dari suatu permasalahan yang
2. Pendekatan Penelitian
memperoleh kesimpulan.23
terperinci tentang gejala dan fenomena sosial yang diteliti yaitu mengenai
pemberdayaan wisata alam dilihat dari kondisi yang terjadi terhadap obyek
wisata alam, faktor yang mempengaruhi kondisi alam tersebut dan kebijakan
penelitian ini berupa data deskriptif dalam bentuk kata tertulis atau lisan dan
21
Lexy. J. Moleong, 2010, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, 2010)
hlm. 37
22
Ibid, hlm.25
23
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta,2010), hlm. 82
22
prilaku dari orang-orang yang diamati serta hal-hal lain yang berkaitan dengan
3. Prosedur Penelitian
penelitian ini, yakni : Tahap Pertama, Mengetahui sesuatu tentang apa yang
belum diketahui, tahap ini dikenal dengan tahap orientasi yang bertujuan untuk
Kedua, merupakan tahap eksplorasi fokus, pada tahap ini mulai memasuki
dan bersifat Snowball sampling. Adapun teknik sampling yang akan dilakukan
membesar, Ibarat bola salju yang mengeliding yang lama-lama menjadi besar.
sampel, tetapi karena dengan dua orang tersebut sampel ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka penelitian mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
dan pariwisata, Hotel dan Pengelola Obyek Wisata Alam dan masyarakat.
data dari sumber utama untuk melakukan tanya jawab guna memperoleh data
terbang Atung Bungsu, Pihak Pengelola Hotel tentang beberapa lokasi objek
wisata alam yang ada di Kota Pagaralam yang merupakan salah satu aset
24
Ibid , hlm. 89
25
Ibid, hlm.65
24
Pagaralam
secara deskriptif kualitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik analisa
transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan seperti
26
Ibid, hlm.80
25
tindakan.
d) Kesimpulan Data analisa data yang dilakukan tersebut, maka akan ditarik
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis. Ketiga Trianggulasi,
dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang
27
A. Michael Hubberman, B. Miles Mettew, Metodelogi Educational Research Metodhologi
(terjemahan), (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1992), hlm.27
26
hal ini tentunya dapat memberikan pengaruh yang positif sehingga masalah-
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN.
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Perspektif Islam
28
Ibid, Moleong, Lexy J, Manajemen Penelitian Kualitatif, 2010 hlm. 80
27
Bab ini membahas tentang Deskripisi Wilayah Penelitian yang terdiri dari
Profil Kota Pagaralam berupa Sejarah Kota Pagaralam dan Struktur Pemerintah
Pengelola Obyek Wisata Alam dan Potensi Wisata Alam Kota Pagaralam,
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran.
28