Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Komunikasi Pembangunan

ISSN 1693-3699 Juli 2010, Vol. 08, No. 2

Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi


Keluarga terhadap Perkembangan Anak
A. Sari, A. V. S. Hubeis, S. Mangkuprawira, dan A. Saleh
Institut Pertanian Bogor, Mayor Komunikasi Pembangunan, Gedung Departemen KPM IPB Wing 1 Level 5, Jalan
Kamper Kampus IPB Darmaga, Telp. 0251-8420252, Fax. 0251-8627797

Abstrak
This research explain that the family communications pattern analysis, function of socialization of family, form of
communication happened at family who live in setlement and countrified in Bekasi City. Besides, also to know
development of child of of the the family. Method which in using in this research is descriptive method uses
descriptive survey design, data analysis Statistik by using Lisrel version 8.70. Result of research indicates that
communications pattern to family in setlement is more usingly is combination pattern between patterns laisez-faire,
protektif, pluralistik, and konsensual. Its use in corresponding to various conditions and situation when mothering.
Function of active socialization, passive and radical in using in combination by family who live in setlement and
countrified. In mother tongue usage ( area), both types of the family applies for inuring and recognition to child of
child of they.

Keyword: Family communications pattern, Function of socialization of family, form of communication.

1. Pendahuluan menghadapi masa depannya dengan


Anak merupakan sumberdaya segala kemungkinan yang timbul.
insani muda usia yang membutuhkan Untuk berhubungan dengan
orang lain dibutuhkan komunikasi yang
perhatian orang dewasa. Anak
merupakan generasi penerus keluarga baik. Komunikasi hanya bisa terjadi
sehingga perlu dipersiapkan sejak dini apabila menggunakan sistem isyarat
agar kelak menjadi manusia yang yang sama Komunikasi antar pribadi
akan sering terjadi dalam pembentukkan
berkualitas sesuai dengan kesepakatan
cita-cita bangsa. Interaksi antara karakter seseorang. Menurut Verdeber
orangtua dan anak sangat menentukan (1986) dalam Rahkmat (2007)
komunikasi antar pribadi merupakan
dasar pembekalan pada seorang anak.
Agar proses tumbuhkembang anak suatu proses interaksi dan pembagian
terjamin dan berlangsung secara makna yang terkandung dalam gagasan-
optimal. Kebutuhan dasar anak di gagasan maupun perasaan. Komunikasi
antarpribadi yang dilakukan dalam
tingkat keluarga harus terpenuhi.
Kebutuhan dasar tersebut meliputi keluarga bertujuan untuk mempererat
hubungan sosial di antara individu yang
kebutuhan akan perhatian dan kasih
sayang orangtua maupun anggota ada dalam keluarga.
Pola komunikasi keluarga yang
keluarga lainnya.
Lingkungan pertama dan utama dikemukakan oleh McLeon dan Chafee
dalam Reardon (1987) terdiri dari pola
yang dapat mengarahkan seorang anak
untuk menghadapi kehidupannya adalah laissez-faire, protektif, pluralistik dan
keluarga. Melalui keluarga, anak konsensual. keempat pola yang
disampaikan McLeon dan Chafee ada
dibimbing untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitasnya serta pada masyarakat tradisional maupun
menyimak nilai-nilai sosial yang ber- masyarakat industri. Penelitian ini
laku. Keluarga pulalah yang dilakukan terhadap keluarga yang
tinggal di permukiman dan keluarga
memperkenalkan anak kepada ling-
yang tinggal di perkampungan dengan
kungan yang lebih luas, dan di tangan
tujuan sebagai berikut:
keluargalah anak dipersiapkan untuk
A. Sari, et al.

1. Seperti apa pola komunikasi 2.2 Desain penelitian


keluarga, fungsi sosialisasi keluarga, Penelitian ini memakai desain
dan bentuk komunikasi yang terjadi survei, dengan teknik pengambilan
pada keluarga yang tinggal di sampel menggunakan teknik dis-
permukiman dan perkampungan di
proporsional random sampling. Sampel
Kota Bekasi? pada tiga kecamatan berjumlah 156
2. Sejauh mana tingkat perkembangan responden yang diklasifikasi ber-
anak pada keluarga yang tinggal di dasarkan keluarga dari keluarga yang
permukiman dan perkampungan di tinggal di perumahan dan di
Kota Bekasi? permukiman.
2. Metode Penelitian 3. Hasil dan Pembahasan
2.1 Lokasi dan Waktu 3.1 Pola Komunikasi Keluarga
Penelitian ini dilakukan di Kota Pola komunikasi keluarga
Bekasi dengan contoh penelitian adalah komunikasi yang terjadi dalam
keluarga yang tinggal di tiga kecamatan keluarga dimana sumber adalah
di Kota Bekasi, yaitu keluarga yang orangtua kepada anaknya ataupun anak
tinggal di Kecamatan Bekasi Utara, kepada orangtua yang mempunyai pola-
Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan pola tertentu. Pola komunikasi keluarga
Pondok Melati. Pelaksanaan penelitian dalam penelitian ini adalah pola
di lakukan pada bulan Mei sampai Juli komunikasi laissez-faire, pola
2010. komunikasi protektif, pola komunikasi
pluralistik dan pola komunikasi
konsensual, sebagaimana di jelaskan
dalam tabel berikut:

Tabel 1
Pola Komunikasi Keluarga di Permukiman dan Perkampungan
Pola Komunikasi Permukiman Perkampungan
Keluarga Tidak Pernah Sering Selalu Tidak Pernah Sering Selalu
Pernah Pernah
Pola Laisez-faire 0 9 56 13 0 13 52 13
Pola Protektif 0 19 43 16 1 17 48 12
Pola Pluralistik 0 13 50 15 0 14 49 15
Pola Konsensual 0 9 62 7 0 12 54 12

3.1.1 Pola Laissez-faire membiarkan anak main sendiri didalam


dan diluar rumah, hal ini di mungkinkan
Pola laissez-faire yang
dilakukan di keluarga yang tinggal di karena keluarga yang tinggal di
perkampungan tinggal diantara keluarga
permukiman dan yang tinggal di
perkampungan termasuk dalam ka- luas.
tegori sering.
3.1.2 Pola Protektif
Hal utama yang dilakukan oleh
keluarga yang tinggal di permukiman Keluarga yang tinggal di
dalam pola laissez-faire adalah saat permukiman maupun yang tinggal di
orangtua membiarkan anak bermain perkampungan. 99,4% responden
sendiri. Keluarga di perkampungan menyatakan pernah, bahkan cenderung

37
Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi Keluarga terhadap
Perkembangan Anak

sering dan selalu menggunakan pola tinggal di perkampungan termasuk


komunikasi keluarga dengan pola dalam kategori sering dan cenderung
protektif dalam berinteraksi dengan kepada selalu digunakan dalam interaksi
anak-anaknya. Hal utama yang selalu dengan anggota keluarga, terutama
dilakukan oleh para orangtua adalah terhadap anak-anaknya. 74% dari
menemani bermain dan menjelaskan responden yang tinggal di dua lokasi
setiap yang ditanyakan oleh anak-anak penelitian menyatakan sering memberi
mereka. Sebagian dari orangtua kebebasan kepada anak-anak mereka
mengarahkan anak-anak mereka dengan dalam bermain, mereka tidak melarang
permainan yang menurut orangtua lebih karena mereka menganggap anak-anak
baik, dan rata-rata anak mereka patuh sudah mengerti apa yang di lakukan
dan tidak pernah menolak. Larangan- anak-anak mereka. Rata-rata orangtua
larangan yang harus diketahui anak, mempercayai apa yang dilakukan oleh
lebih dahulu dijelaskan sebelum anak- anak-anaknya. Mereka beranggapan
anak mereka melakukan aktivitas. bahwa anak-anak mereka sudah
mengerti apa resiko dari pilihan
3.1.3 Pola Pluralistik permainan mereka.
Keluarga yang tinggal di
permukiman dan keluarga yang tinggal 3.2 Fungsi Sosialisasi Keluarga
di perkampungan termasuk dalam Fungsi Sosialisasi keluarga
kategori sering dan cenderung dalam dalam keluarga merupakan suatu proses
kategori selalu di gunakan dalam dimana orangtua melakukan penanaman
berinteraksi dengan anak-anaknya. nilai dan norma kepada anak-anak atau
Keluarga yang tinggal di permukiman anggota keluarga. Norma merupakan
nilai yang dijunjung tinggi oleh
dan keluarga yang tinggal
diperkampungan memberikan masyarakat dan di sosialisasikan kepada
kebebasan kepada anak-anak dalam anggota keluarga agar mereka mampu
mengemukakan pendapat tentang berperan menjadi orang dewasa
mainan yang akan di pilih dan dikemudian hari. Harapan dalam
membiarkan anak bertanya sesuai melakukan fungsi sosialisasi keluarga
dengan perkembangan kemampuannya. adalah agar anak-anak dalam setiap
keluarga dapat berperilaku sesuai
Dalam aktivitas bermain, orangtua
memberikan kesempatan kepada anak- patokan yang berlaku dalam
anaknya untuk memilih permainan yang masyarakat. Nilai yang ditanamkan
merupakan hal dasar yang fundamental
akan di mainkan, orangtua menjelaskan
resiko dari akibat permainan tersebut. seperti antara lain tentang nilai
Larangan tidak dilakukan oleh orangtua kejujuran, keadilan, budipekerti,
pendidikan dan kesehatan. untuk
apabila permintaan anak sudah
disampaikan oleh anak dan orangtua menegakkan nilai-nilai itu diperlukan
sejumlah norma atau aturan berperilaku
memahami maksud dari permintaan
tersebut. sebagai patokan bagi anggota
masyarakat sehingga dapat
mengindahkan nilai dimaksud dalam
3.1.4 Pola Konsensual
kehidupan bersama atau masyarakat.
Pola komunikasi konsensual Sebagaimana di jelaskan dalam table
yang terjadi di keluarga yang tinggal di berikut:
permukiman dengan keluarga yang

38
A. Sari, et al.

Tabel 2
Fungsi Sosialisasi Keluarga di Permukiman dan Perkampungan
Fungsi Sosialisasi Permukiman Perkampungan
Keluarga Tidak Pernah Sering Selalu Tidak Pernah sering Selalu
Pernah Pernah
Sosialisasi Aktif 0 9 44 25 0 4 48 26
Sosialisasi Pasif 0 10 49 19 0 4 43 31
Sosialisasi Radikal 0 19 43 16 0 16 48 13

3.2.1 Fungsi Sosialisasi Aktif di lakukan saat anak bermain bersama


Sosialisasi aktif yang teman-teman sebayanya. Orangtua
dilakukan orangtua didalam penelitian membiarkan anak memilih teman, tanpa
ini adalah aktif dalam mengarahkan mengarahkan siapa yang harus di pilih
sebagai teman. Saat menonton Televisi
anak-anaknya kepada kehidupan yang
sesungguhnya. Orangtua yang tinggal di bersama, anak di biarkan menonton,
kalau ada pertanyaan baru di arahkan
permukiman cenderung melakukan
sosialisasi aktif dengan cara menuntun sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
anak untuk mengerti dan memahami anak. Pada saat anak mandi, beberapa
apa yang menjadi norma di lingkungan keluarga di permukiman membiarkan
masyarakat. Keluarga yang tinggal di anak-anak mereka bermain sambil
permukiman maupun yang tinggal di mandi di kamar mandi, sambil
perkampungan termasuk dalam kategori mengajarkan apa yang di lakukan anak
pernah, sering dan bahkan cenderung saat mandi.
selalu melakukan fungsi sosialisasi
3.2.3 Fungsi Sosialisasi Radikal
secara aktif dalam memjelaskan arti dari
setiap yang ingin di ketahui oleh anak- Berdasarkan data, 78% keluarga
anak mereka. Orangtua mengarahkan di permukiman dan keluarga di
anaknya untuk mengenal lingkungan perkampungan menerapkan fungsi
dan nilai-nilai secara baik. Keluarga sosialisasi radikal dalam kategori sering
yang tinggal di permukiman maupun dan selalu. Data di lapangan
yang tinggal di perkampungan sama- menunjukkan bahwa keluarga lebih
sama mengarahkan anak untuk radikal atau keras kepada anak-anaknya
melakukan perilaku sopan kepada siapa apabila menyangkut agama yang dianut.
saja yang mereka temui, mereka Para orangtua di perkampungan lebih
diajarkan untuk mengucapkan salam keras dalam mendidik anak-anak
ketika bertemu dengan orang yang lebih mereka dan mewajibkan mengikuti
tua. pendidikan qur’ani yang diadakan di
lembaga-lembaga Islam dilingkungan
3.2.2 Fungsi Sosialisasi Pasif rumah mereka. Bagi keluarga yang
Keluarga yang tinggal di beragama Khatolik dan Protestan,
permukiman dan di perkampungan mereka menerapkan fungsi sosialisasi
radikal pada saat anak ke sekolah
lebih menggunakan fungsi sosialisasi
pasif pada saat-saat tertentu seperti minggu di gereja, mereka
mengenal teman bermain dengan mendisiplinkan waktu harus ke gereja.
Keluarga di permukiman dan di
sendirinya. Mengambil mainan di
perkampungan melakukan hal yang
tempat main sendiri.
sama dalam menerapkan sangsi kepada
Data lapangan menunjukkan
anak-anak mereka.
bahwa sosialisasi pasif lebih Dominan

39
Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi Keluarga terhadap
Perkembangan Anak

3.3 Bentuk Komunikasi kepada anak laki-laki kesayangan untuk


Bentuk komunikasi yang meminta anaknya tidur), “Buyung.. jaan
muncul dalam komunikasi sehari-hari main jauh-jauh yo” (bagi keluarga
adalah bentuk verbal ataupun bentuk Minang dalam melarang anak untuk
nonverbal. Hal yang di harapan dalam tidak bermain jauh-jauh dari rumah).
berkomunikasi adalah terciptanya suatu “neng geulis…” Bahasa daerah bagi
proses penyampaian verbal pikiran, keluarga Sunda terhadap anak
perasaan dan emosional yang dapat perempuannya. Penggunaan bahasa
diungkapkan dengan berbagai cara yang mudah di mengerti oleh anak
sehingga dimengerti orang lain, dan termasuk sering di pakai oleh keluarga
terjadi perubahan tingkah laku pada baik yang tinggal di permukiman
individu yang diharapkan tersebut. maupun keluarga yang tinggal di
perkampungan.
3.3.1 Komunikasi Verbal Nada bicara saat interaksi
Bentuk komunikasi verbal, dengan anak menunjukkan bahwa rata-
rata orangtua sering menggunakan nada
dilihat berdasarkan penggunaan bahasa,
intonansi, nada saat bicara ataupun rendah untuk memberitahu sesuatu
logat, dialek, merupakan objek dalam kepada anak-anaknya. mereka mencoba
memahami bentuk komunikasi verbal. merendahkan nada ketika marah kepada
Bentuk komunikasi verbal jika anak-anaknya. Begitu juga saat anak-
dikaitkan dengan pola komunikasi anak bertanya tentang mainan,
keluarga dalam penerapan fungsi menanyakan kegunaan mainan, rata-rata
keluarga menyatakan kepada mereka
sosialisasi keluarga terhadap
perkembangan anak, dapat dikatakan dengan merendahkan nada bicara ketika
bahwa bagaimana orangtua, terutama anak bertanya.
ibu yang mengasuh anak melakukan Aktivitas anak dilarang dengan
komunikasi secara verbal kepada menggunakan kata”jangan”, ”Tidak”,
anaknya. larangan ini disampaikan dengan
Data menunjukkan bahwa menekankan kata, sehingga anak
menangkap sebagai larangan yang harus
penggunaan bahasa pada keluarga yang
tinggal di permukiman dan di dipatuhi.
perkampungan menunjukkan pada taraf
3.3.2 Komunikasi nonverbal
sama yaitu dalam kategori pernah dan
sering menggunakan bahasa ibu atau Komunikasi nonverbal meliputi
bahasa daerah dalam berinteraksi komunikasi yang dapat disampaikan
dengan anak-anak maupun dengan dalam berbagai cara, misalnya dengan
anggota keluarga lainnya. Data gerakan anggota tubuh, ekspresi wajah,
lapangan menunjukkan bahwa 146 tatapan mata, penampilan dan gaya
responden (90%) menyatakan pernah gerak. Komunikasi nonverbal sangat
dan sering menggunakan bahasa daerah membantu dan memperkuat komunikasi
untuk menjelaskan sesuatu kepada verbal. Komunikasi nonverbal dalam
anak-anaknya. Bahasa daerah yang penelitian ini adalah Intonansi, mimik,
dipakai oleh orangtua saat berinteraksi kinesik, proximiti, haptik, kekasaran,
dengan anaknya lebih cenderung sentuhan.
mengenai pembiasaan ucapan ataupun Data menunjukkan bahwa dalam
perintah singkat seperti ”tole..turu”, pengucapan kata lebih sering di
(bahasa Jawa yang di gunakan ibu tekankan pada kata-kata yang ingin
40
A. Sari, et al.

dingat oleh anak. Baik keluarga yang proximiti kepada anaknya dengan
tinggal di permukiman maupun mengendong anak ketika merajuk atau
keluarga yang tinggal di perkampungan ketika mengamuk karena tidak suka
termasuk dalam kategori sering dan dengan mainannya. Rata-rata anak yang
selalu menekankan kata-kata penting tinggal di permukiman maupun di
yang harus di lakukan oleh anak-anak perkampungan menunjukkan ke-
mereka. Dalam menjelaskan kata- kata senangan kepada mainan dilakukan
penting juga termasuk dalam kategori dengan tertawa-tawa dan melonjak-
sering dan selalu. lonjak. Anak dari kedua wilayah
Keluarga yang tinggal di penelitian menunjukkan kesedihannya
permukiman maupun yang tinggal di dengan menangis.
perkampungan termasuk sering me- Orangtua pada keluarga di
nunjukkan kemarahan kepada anak permukiman termasuk dalam kategori
dengan menggunakan mimik wajah. selalu menyentuh wajah anaknya pada
Begitu juga dalam mengungkapkan rasa saat akan menyisir rambut anaknya,
sayang kepada anak di ungkapkan begitu juga pada saat akan mengajak
dengan mimik wajah yang me- tidur. Belaian pada rambut anak juga
nunjukkan rasa sayang. Melarang anak sering dilakukan oleh keluarga yang
untuk tidak melakukan kesalahan atau tinggal di permukiman. Mereka juga
hal-hal yang keliru, para orangtua membiasakan mencium ubun-ubun
menggunakan mimik wajah yaitu anaknya. Membelai rambut anak
dengan mendelikkan mata tanda tidak sambil mengatakan ” kamu cakep
setuju dengan perbuatan anak. sayang”, merupakan kata-kata yang
Memeluk anak sambil bermain, termasuk kategori pernah diucapkan
sambil menonton televisi termasuk oleh orangtua yang tinggal di
dalam kategori sering dilakukan oleh permukiman maupun di perkampungan.
keluarga yang tinggal di permukiman, Menciumi anak sambil mengatakan
sedangkan keluarga di perkampungan ”anak pinter” merupakan perilaku dan
tidak pernah melakukan memeluk anak kata-kata yang termasuk dalam kategori
sambil bermain atau sambil menonton pernah dilakukan oleh oranhgtua yang
televisi. tinggal di permukiman dan di
Saat anak bermain, memanjat perkampungan. Rata-rata orangtua yang
kursi atau menaiki tangga, bagi bekerja, ketika mereka pulang sampai
keluarga di permukiman di perhatikan dirumah dan bertemu anaknya, mereka
dan selalu dituntun untuk menaiki kursi membiasakan menyentuh wajah
ataupun tangga. Sedangkan keluarga anaknya sambil menyapa berkata ”apa
yang tinggal di perkampungan tidak kabar sayang”
menuntun anak saat menaiki tangga
atau memanjat kursi, hal ini karena 3.4 Kondisi Anak pada Saat Penelitian
mereka selalu membiarkan anak- di lakukan
anaknya untuk bermain dengan 3.4.1 Perkembangan Fisik Anak
sendirinya, tanpa di tuntun maupun di Anak dalam penelitian ini
perhatiankan secara mendetail. adalah anak yang berusia antara 0 s/d 6
Proximiti atau kedekatan
tahun yang diasuh oleh orangtua yang
orangtua kepada anak ditunjukkan lengkap. Umur anak pada penelitian ini
dengan mengendong pada saat
berada dalam umur 2 tahun s/d 6 tahun.
menangis. Keluarga yang tinggal di
Perkembangan anak jika dikaitkan
permukiman dan keluarga yang tinggal
dengan usianya, sudah sesuai dengan
di perkampungan menunjukkan perilaku

41
Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi Keluarga terhadap
Perkembangan Anak

batas kemampuan anak dalam usia tahun di ungkapkan dengan menangis


balita. Keluarga di permukiman dan dan berteriak-teriak. Dalam penelitian
keluarga di perkampungan mempunyai ini perkembangan emosi diungkapkan
pola yang sama dalam mengadopsi dengan kecengengan dan tindakan yang
informasi dari puskesmas ataupun dari menunjukkan ketidak sukaan. Hal yang
dokter yang mereka kunjungi. utama yang dituntut dari pengasuh
Pengetahuan Ibu dan Ayah pada kedua terutama ibu adalah bagaimana
wilayah penelitian di nilai cukup membaca dan memperlakukan
mengerti dengan perkembangan anak keinginan anak agar terjalin kembali
sesuai dengan umur anak. Mereka para kesamaan makna, sehingga anak tidak
orangtua mengerti apa yang harus menunjukkan kemarahan ataupun
dilakukan pada saat anak bertambah kejengkelan terhadap sesuatu.
bulan dan tahun usianya. Hasil penelitian menunjukkan
Keluarga di permukiman bahwa keluarga yang tinggal di
memberikan perlakuan sama kepada permukiman terlihat bahwa ibu
anak laki-laki dan anak perempuan. membujuk anak lebih dengan cara
Para orangtua menganggap anak laki- mengendong anak, menciumi wajah
laki maupun anak perempuan adalah anak, membujuk sambil memuji, begitu
sama, sehingga mereka tidak mem- juga dengan keluarga yang di
bedakan perilaku dalam pengasuhan. perkampungan hampir melakukan hal
Jika di kaitkan dengan memilih yang sama. Ibu-ibu dari keluarga yang
permainan, karena sudah menjadi tinggal di permukiman memiliki cara
kebiasaan dan adanya performance lain yaitu memberikan kue yang di
media, seperti film kartun ninja, power sukai anak yang telah di siapkan di
ranger, Conan, mereka membedakan dalam kulkas ataupun di meja makan.
jenis mainan bagi anak laki-laki dan Juga memberikan mainan yang sangat
anak perempuan. Sedangkan keluarga di di sukai anak, seperti mobil-mobilan
perkampungan tidak membuat ataupun boneka.
perbedaan secara spesifik.
Perkembangan fisik dan motorik 3.4.3 Perkembangan Kognitif
anak, pola pandai berjalan terhadap Perkembangan kognitif anak
anak di permukiman dan di yang tunjukkan dengan bisa bicara,
perkampungan termasuk pola normal.
rata-rata anak dari keluarga di
Perkembangan motorik kasar untuk
permukiman maupun keluarga di
berjalan lancar antara 11 bulan-16 perkampungan bisa bicara pada umur 6
bulan. Perkembangan fisik lainnya yaitu
bulan s/d 15 bulan. Ada beberapa
perkembangan terhadap tumbuh gigi keluarga mengalami perkembangan
pada umur 6 bulan s/d 12 bulan.
bicara anak mereka pada umur di atas
15 bulan, hal ini karena anak mereka
3.4.2 Perkembangan Emosi Anak pernah mengalami sakit secara fisik
Perkembangan emosi pada anak seperti: panas yang berakibat pernah
merupakan proses pengungkapan mengalami kejang 1 kali, dan akibat
perasaan dan keinginan anak terhadap yang bisa mereka amati dan mereka
sesuatu, termasuk dalam pola-pola ceritakan adalah anak mereka lama bisa
perilaku dalam menghadapi rasa tidak bicara.
nyaman atau tidak menyenangkan. Perkembangan kognitif lainnya
Perkembangan anak pada anak usia 3-6 adalah pola pertanyaan anak pada saat
42
A. Sari, et al.

melihat atau menonton televisi. Secara perkembangan psiko-


Perkataan yang muncul adalah ”apakah sosial anak dalam masa pertumbuhan
itu”, data menunjukkan bahwa 49% dan perkembangannya, anak-anak pada
responden mengatakan bahwa anak keluarga yang tinggal di permukiman
mereka selalu menggunakan kata maupun di perkampungan memasuki
tersebut. Dan 18% responden masa psikososial normal. Data
mengatakan bahwa anak mereka menunjukkan anak bermain sendiri, hal
menggunakan pertanyaan ”kenapa ini di sebabkan karena ada aturan
begitu”, serta 25.5% anak-anak di kedua orangtua yang harus mereka patuhi
wilayah penelitian menanyakan ” setiap sehingga mereka dibatasi bermain, yang
apa yang di tonton” kepada orang yang berakibat mereka akhirnya bermain
mendampingi mereka menonton, serta sendiri. Ada anak bermain bersama
6,5% menanyakan ” tokoh di film” yang orangtua, hal ini karena orangtua yang
mereka tonton. Berdasarkan data menyadari pengaruh lingkungan ter-
tersebut dapat di jelaskan bahwa secara hadap anaknya, mereka meluangkan
perkembangan kognitif anak balita yang waktu untuk menemani anak-anak
termasuk dalam perkombangan kognitif mereka bermain di rumah. Keluarga
tahap pra-operasional, dimana pada yang tinggal di permukiman lebih
tahap ini anak berada pada apa yang di menyadari pengaruh lingkungan,
sebut dengan ”object permanent” yang sehingga pola protektif terhadap anak di
arti pada masa ini anak akan seimbangkan dengan meluangkan
mengartikan objek yang tampak sesuai waktu untuk bermain bersama.
dengan kemampuannya, sehingga dia Perkembangan psikososial
ingin tahu dan akan bertanya dengan lainnya adalah adaptasi anak dalam
menggunakan pertanyaaan ”apakah keluarga. Pada kedua wilayah penelitian
itu?”, ”kenapa begitu”, ”itu Siapa?’, dan menunjukkan bahwa mereka ketika
lain sebagainya. Berdasarkan teori bertemu dengan anggota keluarga dari
Piaget, mengatakan bahwa hal-hal yang keluarga luas (extended family) perilaku
perlu di perhatikan pada anak masa ini awal mereka adalah malu-malu,
adalah membatasi objek yang akan di kemudian setelah lima menit berikutnya
lihat secara indera mereka, kepada hal- baru mereka bisa akrab dan bermain
hal yang mudah dicerna mereka. dengan ceria. Penanaman nilai dalam
Sehingga orangtua harus mendampingi pembinaan anggota keluarga merupakan
setiap aktivitas anak, baik dalam tanggungjawab yang tidak kalah
menonton televisi maupun dalam pentingnya bagi keluarga. hal ini
melihat lingkungan sosial yang mereka termasuk dalam indikator per-
lihat. kembangan psikososial anak terhadap
kehidupan bermasyarakat. Keluarga di
3.4.4 Perkembangan Psikososial Anak permukiman mengajak anak-anak
Perkembangan psikososial anak mereka ikut dalam pengajian minggu
dalam bermain menunjukkan bahwa yang mereka lakukan di lingkungan
anak mengembangkan jiwa sosial dalam tempat tinggal, sedangkan keluarga
cara bermain, dengan cara bermain yang tinggal di perkampungan tidak
mengajak anak ikut kepengajian
dengan temannya bertukar mainan,
bermain sepeda, bermain petak umpet, lingkungan, tetapi mereka mengaji
bersama di rumah dengan anggota
main manten-mantenan, ada anak yang
keluarga lainnya. Ada juga keluarga di
bermain sendiri dan ada anak bermain
permukiman mengatakan bahwa dengan
bersama bapak atau ibunya di rumah.
menegakkan disiplin dalam setiap

43
Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi Keluarga terhadap
Perkembangan Anak

aktivitas anak dan mengajarkan berdo’a 5. Saran


kepada sang pencipta merupakan cara 1. Perkembangan anak merupakan
memberikan contoh penanaman nilai tanggung jawab keluarga terutama
pada anak. orangtua, maka sudah sepatutnya
orangtua memperlakukan anak
4. Simpulan sesuai dengan pertumbuhan dan
1. Pola komunikasi keluarga, yang perkembangan usia anak. Pola
terjadi pada keluarga yang tinggal komunikasi keluarga yang dilaku
dipermukiman dan di perkam- secara kombinasi dalam interaksi
pungan merupakan pola komunikasi keluarga sangat di sarankan, untuk
dilakukan secara kombinasi antara di lakukan pada interaksi keluarga,
pola komunikasi laissez-faire dan karena situasional pengasuhan
protektif, antara pluralistik dan sangat berbeda pada setiap
konsensual. Fungsi sosialisasi keluarga.
keluarga secara radikal digunakan 2. Bagi orangtua sebaiknya memakai
saat menanamkan nilai kepada anak, komunikasi verbal dengan
sosialisasi pasif dikembangkan menggunakan bahasa yang di-
keluarga pada saat anak-anak mengerti anak, hal ini merupakan
memilih bermain dan memilih bentuk komunikasi yang baik.
teman, serta sosialisasi aktif Penggunaan nada rendah yang
dilakukan dalam memperkenalkan bersifat keramahan dapat mem-
anggota keluarga lainnya dan bantu anak untuk menyesuaikan
mengajak dalam pengenalan nilai diri dan memberi kesempatan
sosial kemasyarakatan. Bentuk kepada anak mengembangkan
komunikasi verbal lebih banyak kreatifitasnya.
digunakan saat keluarga mem- 3. Untuk mengurangi kekerasan
perkenalkan sesuatu nilai ataupun dalam rumah tangga, maka
hal-hal yang baru, pengenalan komunikasi verbal dan nonverbal
komunikasi nonverbal ditunjukkan secara kata-kata kasar yang disertai
untuk mengenalkan simbol pukulan, teriakan yang disertai
kemarahan, ataupun kesenangan mimik wajah kemarahan dihindari,
kepada anak. karena perilaku tersebut dapat
2. Perkembangan anak secara fisik, memicu untuk melakukan tindakan
emosi, kognitif dan psikososial yang lebih keras dan bisa mengarah
termasuk dalam kategori normal, kriminal.
sesuai dengan fase pertumbuhan
anak secara umum. Anak dalam Daftar Pustaka
penelitian ini, menunjukkan bahwa DeVito JA. 1997. Komunikasi Antar
perkembangan mereka berada pada
Manusia. Indonesia Professional
batasan normal. Komunikasi verbal Books, Jakarta.
bahasa, komunikasi verba dan Guhardja S 1996 Studi Transisi
nonverbal secara proximity dan
Keluarga, Konsumsi Pangan dan
kata-kata dapat mempengaruhi Gizi dan Perkembangan
perkembangan anak secara positif
Kecerdasan Anak Intitut Pertanian
dalam taraf nyata.
Bogor, Bogor.
Gunarsa. 2002. Dasar dan Teori
Perkembangan Anak. Cetakan
44
A. Sari, et al.

keenam. BPK Gunung Mulia,


Jakarta.
Kusnendi. 2008 Model-model
Persamaan Struktural, satu dan
multigroup sample dengan
LISREL. Alfabeta, Bandung.
Limbong. 1996, Hubungan Pola
Komunikasi Keluarga dengan
Perkembangan Kemampuan
Sosialisasi dan Perkembangan
Kemampuan Komunikasi
Anak Usia Prasekolah pada Ibu
Bekerja dan Ibu tidak Bekerja di
Jakarta. [tesis], Program Studi
Psikologi UI, Jakarta.
Mulyana R. 2005. Membangun Iklim
Komunikasi Keluarga, Jurnal
MAPI September 2005, Jakarta.
Rakhmat J. 2007. Psikologi
Komunikasi. Remaja Karya,
Bandung.
Rambe. 2004. “Alokasi Pengeluaran
Rumahtangga dan Tingkat
Kesejahteraan (kasus di
Kecamatan Medan Kota Sumatera
Utara).” [tesis] Sekolah
Pascasarjana IPB, Bogor.
Reardon KK 1987. Interpersonal
Communication Where Winds
Meet. Wadsworth Publishing
Company, California.
Riduwan. 2004. Metode dan Teknik
Menyusun Tesis, Alfabeta,
Bandung.
Turner B & West C, 2006, The Family
Communication Sourcebook,
SAGE Publication, Inc.
Widodo AM 2009. “Pengaruh
Komunikasi Keluarga Terhadap
Pencegahan Remaja dalam
Menyimpan Gambar Porno di
Handphone” (tesis) Unitomo,
Surabaya.

45

Anda mungkin juga menyukai