DISUSUN OLEH:
KELOMPOK GANJIL
XII IPA 2
1. ADIT JUNIYANTO
2. AINUN RAFIK
3. ARDIANSYAH TAUFIK
4. ARIF RAMADHAN
5. CHARLES NATANIEL
6. EKA APRIANINGSIH PUTRI
7. FIRLIN ENYMSHALIMAH
8. FITRIA INAYAH
9. HAERUNISAH A.MALIK
10. LILIS WULANDARI
11. M. RAIFAN FADILLAH
12. MITRA APRIANI
13. MUHAMMAD IHWAN
14. NADIA AMALIA WULANDARI
15. NURHADITA
16. NURKHALIFAH
17. PUTRIANI
18. SAIFUL ANAS
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas kuasa dan kehendak-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan pembuatan roket air sederhana ini. Tak lupa kami juga berterima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu dalam percobaan ini.
Pada karya tulis ini kami melaporkan proses pembuatan roket air sederhana mulai dari alat dan bahan
yang diperlukan, proses kerja, dan gambar-gambar selama pembuatan.
Namun, kami sadar karya tulis ini masih banyak kekurangan. Kami meminta maaf atas kesalahan
yang terselip di dalamnya. Semoga apa yang telah kami laporkan dapat bermanfaat bagi banyak orang
PENYUSUN
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN :
A. LATAR BELAKANG PENULISAN………………………………………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………..1
C. TUJUAN PENELITIAN……………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN :
A. LANDASAN TEORI……………………………………………………………………………………………2
B. ALAT DAN BAHAN…………………………………………………………………………………………..3
C. LANGKAH KERJA……………………………………………………………………………………………..3
D. CARA KERJA…………………………………………………………………………………………………….3
E. PRINSIP KERJA…………………………………………………………………………………….…………..4
F. EFEK YANG MEMPENGARUHI……………………………………………………………..…………..4
G. KONSEP YANG BERHUBUNGAN…………………………………………………………….…………6
BAB III HASIL PENELITIAN:
A.HASIL…………………………………………………………………………………………………………………7
B.PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………7
BAB IV PENUTUP:
A.KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………....8
B.SARAN………………………………………………………………………………………………………..…….8
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………..…….9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………….…….10
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah kita pelajari sejak duduk padatingkat Sekolah
Dasar (SD). Di dalamnya memuat banyak teori yang telah diaplikasikandalam kehidupan sehari-hari.
Tentunya, dalam berkehidupan sehari-hari kita tidak pernahlepas dari teori fisika. Misalnya hukum
gravitasi pada peristiwa jatuhnya buah apel dari pohonnya. Oleh karena itu para ilmuwan terdahulu
melakukan penelitian dan percobaan- percobaan yang akhirnya melahirkan hukum-hukum seperti
“Hukum KekekalanMomentum” dan “Perubahan Momentum”.
B. Rumusan Masalah
2.Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan roket air?
C. Tujuan Penelitian
2.Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan roket air
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Roket air disebut juga water rocket merupakan sebuah benda yang bisa terbang dengan
memanfaatkan air dan udara. Roket air mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2005/2006. Roket air
sering dilombakan baik pada tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional. Peserta perlombaan
kebanyakan pelajar baik yang duduk di bangku sekolah menengah bahkan mahasiswa. Roket air
merupakan suatu permainan yang menggunakan prinsip tekanan udara. Jika dimanfaatkan pada
tekanan tertentu udara mempunyai energi untuk mendorong sesuatu. Udara yang dimanfaatkan pada
roket air akan mendorong air keluar, karena lubang untuk keluarnya air yang terdorong oleh udara kecil
maka mempunyai kecepatan dan energi yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan rumus debit air. Air
yang terdorong keluar akan mendorong udara bebas sehingga roket bisa meluncur. Komposisi air dan
udara juga mempunyai perbandingan tertentu agar menghasilkan dorongan yang maksimal. Karena
besarnya tekanan udara yang dimanfaatkan harus sesuai dengan air yang diisi, sehingga pada akhirnya
udara yang dimanfaatkan cukup untuk mendorong air yang diisikan ke dalam badan roket. Prinsip dasar
atau prinsip kerja roket merupakan implemantasi dari Hukum Kekekalan Momentum serta Hukum III
Newton mengenai aksi-reaksi. Dalam dunia pendidikan, berbagai percobaan bisa dilakukan untuk
memahamkan kepada peserta didik mengenai prinsip dasar roket mulai dari percobaan yang sederhana
menggunakan botol-botol bekas minuman soda.
1. Udara tekan yang ditambahkan menggunakan pompa akan menciptakan gelembung-gelembung yang
mengambang diatas air dan kemudian menekan volume udara di bagian atas botol.
4. Botol bergerak menjauh dari air karena mengikuti Hukum Newton III Momentum sebuah partikel
adalah sebuah vektor (p) yang didefinisikan sebagai perkalian antara massa partikel m dengan
kecepatannya (v). Momentum ini merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah.
P = m.v
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa dalam sebuah tumbukan antara dua benda dalam
sebuah sistem, momentum sebelum tumbukan adalah sama dengan momentum sesudah tumbukan.
Yaitu:
m1v1+m2v2 = m1v1’+m2v2’
P1 + P2 = P1’ + P2’
2
B. Alat Dan Bahan
6. Gunting
7. Pisau / cutter
8. Pompa sepeda
9. Air
C. Langkah Kerja
2. Menghubungkan dua potongan botol tersebut dengan lem besi, kemudian ditutup dengan lakban.
3. Memotong kertas karton dengan bentuk sayap (bentuk sesuai keinginan) dengan jumlah 4 buah
4. Kemudian rekatkan pada ujung botol yang tidak dipotong menggunakan lakban bening.
5. Melubangi tutup botol bagian atas untuk memasang pemberat (malam / lilin)
6. Buatlah bagian nosecone menggunakan kertas karton. Caranya buatlah lingkaran dengan diameter
yang diinginkan. Tergantung dari ujung botol lancip atau tumpul. Apabila ujung botol semakin lancip
maka diameter lingkarannya harus semakin lebih lebar. Kemudian buatlah bentuk kerucut. Rekatkan
sisinya menggunakan doubletape. Masukan pemberat ke dalam kerucut dan rekatkan di ujung kerucut
dengan double tape agar posisinya tetap saat meluncur. Kemudian satukan nosecone dengan botol
mengunakan lakban bening.
D. Cara Kerja
1. Masukkan air dengan ke dalam badan roket air melalui mulut botol (Untuk gaya dorong maksimum,
volume air sepertiga volume botol). Air digunakan sebagai medium pendorong roket air (massa jenis air
lebih besar dari pada massa jenis udara). Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis:
3
FA = ρ . g . h
“Semakin besar massa jenisnya (ρ) maka semakin besar gaya dorong roket (FA).”
2. Katup roket air dipasang dengan badan roket air. Katup Roket air memiliki luas penampang yang jauh
lebih kecil dibandingkan mulut botol, Sesuai dengan Hukum Pascal : “Semakin kecil luas penampang (A₁),
semakin besar gaya dorong yang dihasilkannya (F₂).”
3. Sudut peluncuran roket diatur sedemikian rupa (Untuk menempuh jarak terjauh digunakan sudut 45°
terhadap garis horizontal). Sesuai dengan rumus Gerak Vertikal Ke atas lintasan parabola.
5. Pada saat pemompaan dirasa cukup,paralon penyangga ditarik. sehingga katup akan terdorong
keluar, dan roket air dapat mengangkasa ke udara.
E. Prinsip Kerja
Roket air bekerja berdasarkan prinsip dari hukum Bernoulli dan hukum III Newton. Yakni
penggabungan antara tekanan udara yang diberikan oleh pompa dan gaya aksi reaksi yang diberikan
oleh alat peluncur dan roket. Peluncuran roket dapat berjalan mulus dan roket dapat meluncur keatas
dengan lancar karena tekanan yang diberikan cukup kuat dan air yang dimasukan kedalam roket tidak
melampaui batas yang seharusnya. Pompa yang dihubungkan dengan pentil akan mengalirkan tekanan
udara saat pompa ditekan. Saat kran dibuka udara tersebut akan bergabung bersama air dan membuat
air yang berada didalam roket merasa terdesak keluar. Ketika tekanan udara semakin kuat dan ruang
yang ada didalam roket sudah terasa penuh maka aliran udara dan air tersebut akan meluncur keatas.
Dengan menggunakan prinsip kerja seperti yang bekerja pada roket air ini kita bisa memperoleh
keuntungan yang besar. Karena kita tidak perlu berusaha keras untuk meluncurkan sebuah roket dengan
menggunakan mesin-mesin yang lebih sulit tingkat pembuatannya, tetapi cukup dengan menekan
pompa dan memberikan tekanan udara yang cukup pada roket, makaroketpun akan meluncur. Selain
roket air ini, alat-alat yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-haripun dapat dibuat dengan
menggunakan prinsip kerja dan hukum yang sama seperti pada roket air ini.
1. Wings (sayap)
Ukuran wings yang bagus adalah yang tidak terlalu lebar atau tidak terlalu sempit, karena dapat
berpengaruh pada kestabilan roket saat meluncur. Makin lebar sayap maka makin lebar pula luas
penampang roket. Makin lebar luas penampang roket, makin mudah bagi roket untuk mengalirkan
udara tetapi juga makian besar hambatan yang diterima roket. Bahannya bisa dari kertas karton (dipakai
untuk pintu kanopi), atau bisa juga menggunakan sterofoam. Tetapi apabila kita menggunakan
4
sterofoam, bisa cepat rusak karena tidak kuat. Jumlah sayap dapat tiga atau empat buah tetapi yang
bagus adalah tiga buah. Apabila roket meluncur di udara berbelok atau berputar-putar seperti baling-
baling, mungkin terjadi kesalahan pada jumlah sayap, bentuk dan ukuran yang tidak sama, sehingga
akan menyebabkan roket jatuh sebelum mencapai jarak yang maksimal. Fungsi dari wings adalah
sebagai pengarah aliran udara dari ujung roket menuju belakang. Selain itu juga, sebagai penyeimbang
ketika roket meluncur di udara agar tetap stabil.
2. Body ( Botol)
Body roket terdiri dari satu atau dua botol air minum bekas baik yang bersoda maupun air minum
biasa. Tetapi botol yang bagus di gunakan untuk membuat roket adalah botol bersoda ukuran besar (1
liter). Alasannya karena mampu menampung lebih banyak udara dan air serta mempunyai tekanan yang
lebih kuat, sehingga roket akan meluncur lebih jauh. Dalam pembuatan roket seringnya ruang kompresi
digunakan sebagai body roket pula. Alur pada permukaan botol juga berpengaruh pada hambatan angin
yang diterima roket.
3. Nose cone
Nose cone adalah bagian paling ujung dari roket. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari bentuk
kerucut, kerucut tumpul, sampai yang tidak mempunyai nose cone (hanya ujung botol saja). Bentuk
Nose cone yang bagus adalah bentuk kerucut, karena lebih mudah membelah udara saat roket
meluncur. Bahan untuk membuat nose cone hendaknya lebih lunak dari pada bahan untuk membuat
wings supaya lebih mudah untuk dibentuk, seperti bahan karton.
4. Volume Air
Bahan bakar dari roket air adalah air. Volume air dalam botol yang paling ideal adalah 1/3 volume
botol. Apabila volumenya terlalu banyak maka akan membutuhkan waktu pemompaan yang lama dan
roket biasanya menjadi tidak stabil. Sebaliknya jika volumenya kurang dari 1/3 maka roket akan
meluncur sebelum waktunya sehingga jarak tempuh roket kurang maksimal.
5. Cara Memompa
Pompa yang digunakan adalah pompa sepeda yang memiliki tekanan udara yang kuat. Teknik
memompa diawali dengan pelan-pelan kemudian cepat, hingga botol terlepas dari peluncurnya. Apabila
proses memompa berhenti dan botol belum terlepas atau tidak segera diluncurkan maka udara dalam
botol akan habis, sehingga roket tidak dapat meluncur secara maksimal.
6. Sudut Peluncuran
Sudut peluncuran yang mampu membuat roket mencapai jarak maksimal adalah 45°. Apabila
sudutnya lebih dari itu maka roket akan meluncur ke atas dan jarak yang di tempuh jadi kurang
maksimal. Begitu juga sebaliknya apabila sudutnya kurang dari itu, roket akan jatuh dalam jarak yang
masih lumayan dekat.
5
G. Konsep Yang Berhubungan
Udara yang dipompakan ke dalam botol mengakibatkan botol semakin keras. Hal ini berarti udara
memiliki tekanan. Semakin banyak udara yang kita pompakan ke dalam botol semakin besar pula
tekanan yang diterima botol tersebut, sebaliknya semakin sedikit udara semakin kecil pula tekanan yang
diterimanya.
Seperti hal tersebut di atas udara yang dipompakan ke dalam botol membuat botol sedikit
mengembang dan menjadi keras. Hal ini berarti udara mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya.
3. Perubahan Energi
Udara yang dipompakan ke dalam botol disimpan menjadi energi potensial. Ketika udara dilepaskan
melalui mulut botol, energi potensial ini diubah menjadi energi gerak, sehingga roket meluncur ke atas.
Energi gerak ini akan diubah lagi menjadi energi potensialgrafitasi sehingga roket mencapai tempat
paling tinggi. Ketika roket turun, energi potensial grafitasi diubah lagi menjadi energi gerak.
4. Gaya Gesek
Ujung roket dibuat runcing atau kerucut adalah untuk memperkecil gaya gesek dengan udara ketika
meluncur. Karena dengan gaya gesek yang besar akan menghambat laju roket, sebaliknya dengan gaya
gesek yang lebih kecil menjadikan roket meluncur dengan mudah.
Gaya grafitasi dapat kita lihat ketika roket meluncur ke bawah karena adanya gaya grafitasi bumi.
Sirip roket dibuat dari bahan kertas karton. Karton memiliki sifat ringan dan agak kaku tetapi tidak
mudah robek sehingga tidak membebani roket serta dapat menjaga keseimbangan roket ketika
meluncur di udara. Badan roket memakai botol dari bahan plastik. Plastik memiliki sifat ringan dan
sedikit lentur serta tahan terhadap tekanan udara yang terdapat dalam botol.
6
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Pada percobaan roket air ini, saya dan kelompok saya mengalami kegagalan ketika melucurkan roket
air pada percobaan pertama, Hal ini disebakan karena ketika dipompa, statif yang kami buat sering
mengeluarkan udara pada bagian sambungan pipa-pipa, walaupun sudah dipompa dengan kuat,
sehingga udara sebagai bahan bakar roket tidak maksimal yang menyebabkan roket tidak dapat
meluncur. Juga karena takaran air pada percobaan pertama terlalu banyak yaitu sekitar ¾ dari volume
botol sehingga membutuhkan waktu pemompaan yang lama dan volume roket yang cukup berat
dibagian sayap, yang menyebabkan roket meluncur dengan jarak yang kurang maksimal sampai –
sampai tidak bisa meluncur ditambah pengaruh statif yang sering mengeluarkan udara. Jadi, kegagalan
pada percobaan pertama disebabkan karena statif,takaran air dan roket yang lumayan berat.
Pada percobaan kedua, memanfaatkan prinsip yang sama, namun dengan volume air yang lebih
banyak yaitu 1/3 dari volume botol dan statif yang kami buat sudah diperbaiki pada bagian yang sering
mengeluarkan udara diberi lem pipa kembali agar lebih kuat dan tidak memungkinkan untuk udara
dapat keluar,serta mengganti roket dengan yang lebih ringan. Dan hasilnya mampu menambah jarak
hingga mencapai 30 meter. Namun, kami memutuskan melakukan percobaan ketiga agar mendapat
hasil yang lebih baik.
Pada percobaan ketiga, peluncuran roket memanfaatkan prinsip yang sama, dengan volume air 1/3
dari volume botor dan sudut saat meluncurkan 45 derajat serta teknik memompa diawali dengan pelan-
pelan kemudian cepat, hingga botol terlepas dari peluncurnya sehingga roket dapat meluncur dengan
jangkauan yang maksimal yaitu sejauh 45 meter dan lebih jauh dibandingkan dengan percobaan
pertama maupun kedua.
7
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Roket air adalah roket yang berbahan bakar atau lebih tepatnya berbahan pendorong air dan udara
bertekanan. Seperti kita ketahui bahwa udara dalam suatu ruangan akan menekan ke segala arah dan
akan mengalir menuju tekanan yang lebih rendah. Dengan dasar tersebut jika suatu botol diisi dengan
udara dengan tekanan tertentu makan udara dalam botol akan meneka ke segala arah dan jika botol
dilubangi pada suatu titik makan udara akan keluar dari lubang tersebut dan akan menyebabkan gaya
yang berlawanan arah dari keluarnya udara. Roket bekerja karena adanya aksi dan reaksi. Perubahan
momentum pada lubang pengeluaran sama dengan perubahan momentum yang dialami roket, jadi air
dan udara yang dikeluarkan dari dalam botol menyebabkan botol terdorong berlawanan arah dari
keluarnya air dan udara.
1. Roket air adalah sejenis roket model yang menggunakan bahan bakar air sebagai reaksi massa.
2. Pada dasarnya, sebuah roket dari jenis apapun memiliki cara kerja yang sama, yakni memanfaatkan
gaya aksi-reaksi.
3. Bahan bakar yang berupa air menciptakan gas panas yang terus mengembang sehingga menghasilkan
tekanan ke bawah dan mendorong roket untuk meluncur
4. Agar roket data dipercepat ke atas maka gaya dorong harus lebih besar dari gaya eksternal.
5. Banyaknya air pengisi roket mempengaruhi ketinggian luncuran roket, untuk roket yang diisi 1/4
badan roket, badan roket, berangsur-angsur mengalami kenaikan tinggi luncuran.
6. Pada saat air yang diisi sebanyak ± ½ badan roket, roket meluncur paling tinggi karena tekanan air dan
udara dalam roket seimbang. Pada saat roket diisi air ± ¾ badan roket, tinggi luncuran roket mengalami
penurunan drastis, karena tekanan air dan udara tidak seimbang, air di dalam roket lebih banyak dari
udara
B. Saran
1. Saat memebuat roket, perhatikan letak pengunci roket, karena jika tidak perhatikan roket air tidak
akan mampu terbang secara maksimal.
2. Saat peluncuran roket, isi roket dengan volume air 1/3 dari volume botol dan buatlah posisi roket air
saat peluncuran sebesar 45 derajat supaya roket dapat terbang secara maksimal.
8
LAMPIRAN
9
DAFTAR PUSTAKA
http://vanilayuki3.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pembuatan-roket-air.html
Wikipedia.2016.Roket Air.
https://id.wikipedia.org/wiki/Roket_air
10