Anda di halaman 1dari 18

Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis

masih dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Siswi SMAN 1 Sape Di Era Pandemi Covid 19” dengan tepat waktu.

Terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu penulisan karya ilmiah
secara langsung maupun tidak langsung yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Dengan selesainya karya ilmiah ini, penulis mengharapkan akan dapat memberikan pengetahuan
tambahan tentang pengaruhnya pembelajaran online di era pandemic covid 19 dimasa yang akan
datang dan juga sebagai referensi bagi mereka yang membutuhkan informasi tentang karya ilmiah yang
berhubungan dengan pembelajaran online.

Penulis sadar bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, sudilah kiranya
pembaca memberikan masukan dan saran sehingga karya tulis ini dapat lebih baik kedepannya.

Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang membaca dan yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Sape, Maret 2021

Penyusun

Nadia Amalia Wulandari

i
ii
Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan tersendiri bagi
lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah
mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing, hingga pembatasan sosial berskala
besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan
beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun
perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses
pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa.

Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19) menganjurkan untuk
melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia
layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring.

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang
terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu
yang sama menggunakan grup di media social, seperti WhatsApp , telegram, instagram,
facebook,aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru
dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat
yang berbeda.

Media pembelajaran yang tersedia secara online sangat beragam dan senantiasa berkembang.
Keberadaan media tersebut sangat membantu guru dalam proses pembelajaran di kelas tanpa
disibukkan dengan kegiatan membuat media itu sendiri. Guru dapat memanfaatkan aplikasi video
pengajaran yang menampilkan wajah guru sehingga lebih efektif dalam penyampaian informasi ke siswa
daripada sekedar narasi informasi. Pemanfaatan fitur pengiriman pesan (messegeboard) juga dapat
digunakan sebagai sarana diskusi. Guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana
evaluasi penilaian di akhir pembelajaran. Salah satu bentuk media yang tersedia adalah aplikasi
pembuatan kuis online.

1
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis meerumuskan beberapa masalah
yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah,yaitu:

1. Bagaimana efektivitas hasil pembelajaran online di era pandemic covid 19 bagi siswa dan siswi
SMAN 1 Sape ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran online berdasarkan peengalaman siswa dan
siswi SMAN 1 Sape?
3. Bagaimana suasana penerapan daring dalam proses pembelajaran?
4. Perbaikan apa saja siswa harapkan agar penerapan pembelajaran online menjadi lebih baik?

Berdasarkan permasalahan yang telah durumuskan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui efektivitas hasil pembelajaran online berdasarkan pengalaman siswa dan siswi
SMAN 1 Sape
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring berdasarkan pengalaman siswa dan
siswi SMAN 1 Sape
3. Mengetahui suasana pembelajaran berbasis online berdasarkan pengalaman siswa dan siswi
SMAN 1 Sape
4. Mengetahui harapan siswa dan siswi SMAN 1 Sape mengenai hal yang perlu diperbaiki agar
penerapan daring menjadi lebih baik

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh manfaat yang baik bagi semua pihak,
terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui kendala-kendala
yang dihadapi siswa dan siswi sehingga dapat dikembangkan secara optimal dan sebagai bahan
referensi untuk menggunakan metode mengajar.

2
2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan guru dan proses
belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kesan pada pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar.

3. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengetahui sejauh mana keefektifan
pembelajaran online yang berhubungan dengan tuntutan Pendidikan Abad-21

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai kondisi pendidikan saat era
pandemic covid-19 untuk dilanjutkan penelitian selanjutnya.

3
Sistem pembelajaran online merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara
guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online dengan memanfaatkan teknologi internet. Pembelajaran
online melibatkan beberapa bentuk interaktivitas termasuk berupa interaksi online yang dilakukan
antara pendidik dengan siswa. Pembelajaran ini diakses melalui jaringan internet,penggunaan jaringan
internet dan alat bantu elektronik lainnya seperti smartphone, komputer, atau laptop digunakan dalam
pembelajaran online untuk mentransformasikan materi dari pendidik kepada siswa.

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang
terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu
yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi
zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan
siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak
memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga
pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki
handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas
pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang
bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui grup yang tersedia di
WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi
ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna
memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi
melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam
menyediakan jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka harus
belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang
berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal
seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

4
Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah
satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa
tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang
menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih
jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa
yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, clan minat serta
motivasi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arief S. Sadiman, et al.1996:6).Menurut
Winkel (1996 : 285) istilah media pembelajaran ternyata diartikan dengan berbagai cara. Ada pengarang
yang mengartikan secara luas, yaitu setiap orangmateri atau peristiwa yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dari sikap. Dengan demikian, tenaga
pengajar, buku pelajaran, dan gedung sekolah menjadi suatu medium pengajaran. Ada pula pengarang
yang mengartikan istilah itu secara agak sempit, yaitu alat-alat yang menjadi perantara siswa dan materi
pelajaran.Menurut konsep Dc Corte sebagaimana dikutip oleh W.S. Winkel (1996 : 285),media
pembelajaran ialah suatu sarana non personal (hukum manusia) yang digunakan o1eh tenaga pengajar,
yang memegang perantara penting dalam proses belajar-mengajar, untuk mencapai tujuan
instruksional. Dengan menggunakan media, guru dapat memperkaya, memperluas, dan memperdalam
proses belajar-mengajar, lebih-lebih bilatersedia media yang merangsang lebih dari satu organ
penginderaan. Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada
dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran
disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan peralatan yang dapat digunakan atau
tidak digunakan, tergantung dari tujuan instruksional, keadaan awal siswa secara aktual, materi
pelajaran, prosedur didaktis dan bentuk pengelompokan siswa. Tersedianya sejumlah media
pembelajaran, memberikan alternatif kepada guru untuk memilih alat mana yang paling sesuai, dengan
mengingat keuntungan dan kelemahan dari

masing-masing media pembelajaran.

Belajar secara online saat ini sedang marak dilakukan dalam rangka social distancing. Tujuannya
untuk menjaga jarak dengan orang lain agar terhindar dari penularan virus covid-19.Kemajuan teknologi
seperti sekarang ini bisa membuat belajar di rumah menjadi efektif dengan menggunakan media
pembelajaran online.Namun, apa saja media belajar yang bisa dimanfaatkan, berikut ini ulasannya;

a. WhatssApp Group
Media pembelajaran online yang pertama dan paling banyak digunakan adalah
whatssapp group. Meski bisa dikatakan aplikasi ini adalaah aplikasi mengirim pesan. Namun,
aplikasi ini memiliki fitur untuk grup percakapan. Anda bisa menggunakan fitur ini untuk
5
membentuk grup belajar. Dalam whatssapp grup,pengguna bisa mengirim berbagai
dokumen seperti video,foto bahkan file presentasi. Sehingga anggota grup bisa saling
berbagai materi.
b. Google Suite for Education
Media Pembelajaran Online selanjutnya berasal dari google, yaitu google suite for
education. Google suite for education ini bisa diakses secara online maupun offline.Fitur
untuk media belajar yang dimaksud adalah classroom. Disini guru dapat membuat kelas
untuk aktifitas belajar mengajar dan siswa dapat mengikuti kelas tesebut.Dalam classroom
ini, guru dapat memberikan tugas, penilaian dan percakapan tertulis. Selain itu, classroom
juga mendukung streaming video yang memungkinkan guru memberika materi secara
langsung melalui video.
c. Ruangguru
Media Pembelajaran Online selanjutnya adalah ruangguru. Pengguna platform belajar
online mungkin sudah tidak asing lagi.Media belajar online ini menyediakan materi pelajaran
mulai dari kelas 1 SD. Kabar baiknya, mulai senin 16 maret lalu ruangguru memberikan akses
gratis bagi penggunanya.Ruangguru bisa menjadi media belajar online di rumah. Selain
memberikan akses gratis sebanyak 30 GB, ruangguru juga menyediakan materi yang lengkap
di semua jenjang.Sehingga dapat menjadi media yang direkomendasikan untuk belajar
online, baik saat sekolah sedang diliburkan ataupun tidak.
d. Zenius

Media Pembelajaran Online yang bisa dijadikan pilihan selanjutnya adalah zenius. Media
belajar ini juga dapat diakses gratis melalui layanan belajar mandiri gratis.Anda bisa mengakses
video materi zenius secara gratis dari berbagai jenjang pendidikan

6
Penelitian tentang analisis pembelajaran dan pemahaman belajar siswa siswi pada
penerapan pembelajaran online di SMA Negeri 1 Sape menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Beberapa deskriptif digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada
penyimpulan. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama,mencakup deskripsi dalam konteks
yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen
dan catatan-catatan. Penerapan metode deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
model pembelajaran yang digunakan dan mengetahui bagaimana pemahaman belajar siswa selama
melakukan pembelajaran online yang dideskripsikan secara jelas dan rinci. Data diambil menggunakan
instrumen yang telah divalidasi. Setelah itu dilakukan analisis secara mendalam yang mengarah pada
kesimpulan.

Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Sape, kecematan Sape, kabupaten Bima . Dengan
jangkau waktu peneliian dilaksanakan dari tanggal 27 Maret 2021 sampai dengan 1 April 2021.

1. Populasi.
Populasi menurut Kerlinger sebagaimana dikutip oleh Ary Donald, etal.(1982 : 189) adalah
semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau obyek yang telah dirumuskan dengan jelas.
2. Sampel.
Sampel menurut Aria Jalil (1997 : 4) adalah sebagian anggota populasi yang memberikan
keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Hal senada juga dikatakan oleh
Suharsimi Arikunto (2002 : 109), bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sampel dari penelitian ini adalah empat kelas yang diambil secara acak untuk diberikan perlakuan.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini dalam pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : III), dengan teknik Cluster random sampling peneliti memberi
hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi
sampel. Secara acak ditentukan dua kelas diberi perlakuan pembelajaran Online dan dua kelas
kontrol, yaitu diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media LKS.Penentuan kelompok
kemampuan awal tinggi dan kelompok kemampuan

7
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data. Tehnik pengumpulan data
harus dilakukan dengan benar supaya data yang didapatkan valid. Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi.

3.4.1 Observasi (pengamatan)


Obsevasi (pengamatan) dilakukan pada guru dan siswa SMA Negeri 1 Sape yang
mengikuti pembelajaran online pada masa pandemic covid 19. Observai dilakukan untuk
mengamati kegiatan guru dan siswa selama melakukan pembelajaran online. Dari hasil
observasi maka dapat dipilih siapa saja yang akan diwawancara sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan hasil observasi. Setelah menentukan pilihan,tahap selanjutnya yang dilakukan
adalah wawancara.
3.4.2 Interview (wawancara)
Pada penelitian ini dilakukan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini,
setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.
Pewawancara juga dapat menggunakan alat perekam suara atau melalui pesan teks untuk
memudahkan dalam memperoleh informasi. Wawancara dilakukan pada guru dan juga siswa
yang telah dipilih berdasarkan hasil observasi. Wawancara pada siswa dilakukan sebanyak dua
kali yaitu wawancara awal dan wawancara mendalam. Pada wawancara awal seluruh siswa
diberikan pertanyaan yang sama. Setelah itu untuk mendalami jawaban dari siswa, dilakukan
wawancara mendalam berdasarkan hasil wawancara awal. Setiap siswa diberikan pertanyaan
yang berbeda sesuai dengan jawaban dari wawancara awal, karena tujuan wawancara
mendalam ini untuk mendalami jawaban dari wawancara awal yang dilakukan pada siswa.
3.4.3 Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan hasil peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Pada penelitian ini dokumentasi
yang digunakan adalah Materi Pembelajaran, RPP, rekap absensi siswa dan nilai tugas siswa.

Penyusunan Instrumen Peneliti berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih partisipan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Peneliti sebagai instrumen utama dibantu dengan
instrumen lainnya seperti observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada perancangan instrumen,
peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran dan penelitian menggunakan tiga instrumen penelitian
yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi.

8
3.5.1 Pedoman Observasi

Pedoman observasi bertujuan untuk melihat pembelajaran online terlaksana sesuai dengan model
pembelajaran yang digunakan atau tidak. Pedoman observasi berisi pernyataan yang akan menjadi
panduan peneliti untuk melihat tingkah laku guru dan siswa selama melakukan pembelajaran online.

3.5.2 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dibuat untuk tujuan pengambilan data atau informasi secara langsung pada
partisipan. Pedoman wawancara berisi butir-butir pertanyaan yang mencakup dari seluruh rumusan
masalah untuk tercapainya tujuan dari penelitian ini.

3.5.3 Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi digunakan sebagai data pendukung dari hasil observasi dan wawancara.
Dokumentasi pada penelitian ini berisi dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kegiatan siswa
selama melakukan pembelajaran online.

Pengujiann keabsahan data dilakukan supaya data yang didapatkan dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas.

9
A. Gambaran Umum
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 SAPE
NPSN : 50204008
NSS : 301230603005
Akreditas : Akreditas A
Alamat : Jl. Pelabuhan Sape Bima
Kodepos : 84182
Email : sma1sape@gmail.com
Jenjang : SMA
Status : Negeri
Situs : sman1sape.sch.id
Lintang : -8.56798501038138
Bujur : 119.01351928710938
Ketinggian :4
Kota : Bima
Provinsi : Nusa Tenggara Barat
Kecamatan : Sape
Kelurahan : Naru
2. Keadaan Guru dan Karyawan SMAN 1 Sape
Jumlah guru dan karyawan yang terdapat di SMAN 1 Sape yaitu berjumlah sekitar 71
orang,yang terdiri dari kepala sekolah,wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, kepala TU
dll.
3. Keadaan Siswa SMAN 1 Sape
Jumlah siswa laki-laki di SMAN 1 Sape yaitu berjumlah sekitar 485 siswa, dan jumlah
siswi perempuan yaitu berjumlah sekitar 604 siswi, dengan jumlah rombongan belajar
sebanyak 31 ruang (10 ruang untuk kelas XII, 10 ruang untuk kelas XI dan 11 ruang untuk
kelas X).
4. Keunggulan SMAN 1 Sape
Keunggulan SMAN 1 Sape dibanding dengan sekolah lainnya adalah :
1) Pembelajaran menggunakan kurikulum terpadu
2) Pembelajaran menggunakan alat tehnologi terkini, seperti LCD projector
3) Tempat strategis di area kecamatan Sape
4) Mampu menghasilkan siswa dan siswi yang berprestasi
5) Proses pembelajaran yang mengedepankan akhlak dan sikap, contohnya : wajib bagi
siswi yang muslim untuk menggunakan jilbab,wajib bagi siswa laki-laki untuk memotong
rambut sesuai dengan aturan tata tertib sekolah dan larangan menggunakan rok span
bagi siswi
10
B. Temuan Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pembelajaran online pada masa pandemic covid 19 sebagai
strategi pembelajaran dan capaian hasil belajar. Peneliti telah melakukan observasi, wawancara
dan dokumentasi untuk memperoleh data informasi dari sumber penelitian.
1. Hasil Laporan Observasi
Pembelajaran online pada masa pandemic covid 19 sebagai strategi pembelajaran dan
capaian hasil belajar siswa dan siswi SMAN 1 Sape.
Pada masa pandemic covid 19 sekolah menerapkan pembelajaran online atau daring di
rumah untuk mencegah penyebaran virus corona. Pembelajaran yang dijalankan setelah
datangnya pandemic sangat berbeda tidak seperti sebelum pandemic, siswa dapat belajar di
sekolah dan guru dapat menyampaikan langsung materi pelajaran kepada siswa. Untuk itu
sekolah merubah system pembelajaran tatap muka di kelas menjadi pembelajaran online
yang dilaksanakan dari rumah masing-masing.
Berikut pernyataan narasumber yang merupakan siswa kelas XI Ipa 2 SMAN 1 Sape :
“ Pembelajaran yang diterapkan saat pandemic adalah dengan cara berkomunikasi lewat
grup whatsapp, guru memberikan materi atau tugas melalui pesan whatsapp berupa
foto,teks,video atau link. Bagi siswa yang tidak memiliki handphone atau app whatsapp bisa
langsung menemui guru yang bersangkutan atau rekan terdekatnya untuk menanyakan
materi pembelajaran.”

2. Hasil Laporan Wawancara


Wawancara dilaksanakan secara bertahap, dalam penelitian ini penulis melibatkan 3
orang narasumber, diantaranya yaitu dua orang siswa dan satu orang guru.
Terkait dengan pembelajaran online yang dilaksanakan pada masa pandemic yang
diterapkan SMAN 1 Sape menjelaskan:
“Pembelajaran online merupakan sebuah tantangan bagi guru, karena guru harus mengatur
ulang strategi pembelajaran agar materi pembelajaran dapat tersampaikan kepada siswa,
guru juga membuat media pembelajaran yang baru seperti membuat video, menyusun soal-
soal, dan melakukan penilaian lainnya”.(Wawancara, A, 28 Maret 2021 )
“Untuk pembelajaran online kami membuat strategi baru, yaitu membuat grup WhatsApp
untuk mengirimkan tugas kepada siswa. Setiap hari guru akan memantau dengan
mengirimkan sebuah link yang nantinya siswa akan mengumpulkan tugas-tugasnya. Ketika
pembelajaran online aktivitas yang dilakukan guru adalah mengirimkan materi baik itu
berupa foto, video, atau buku LKS kemudian mengirimkannya kepada siswa.” (Wawancara,
A, 28 Maret 2021)
Terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan yang terdapat pada pembelajaran
online, dibuktikan dengan hasil wawancara berikut ini: “Ada perencanaan dan pelaksanaan
pembelajarannya. Perencanaannya ya membuat materi dan soal evaluasi, pelaksanaannya
ya ngeshare ke Group WA dan menyuruh siswa yang tidak punya WA mengambil soal ke
sekolah atau ke rumah guru yang bersangkutan” (Wawancara, A, 28 Maret 2021)
Berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran yang dipakai ketika
pembelajaran online, sebagai berikut: “Kelemahannya siswa merasa bosan, selalu
berkeinginan untuk belajar di sekolah. Ada juga orang tua yang sibuk bekerja sehingga
11
kurang maksimal dalam memantau anak-anaknya belajar, ada siswa yang tidak punya
smartphone ataupun tidak punya aplikasi WhatsApp sehingga siswa sulit mendapatkan
materi dan tugas dari guru, signal yang susah karena letaknya yang di desa. Kelebihannya
perkembangan siswa dapat dipantau langsung oleh orang tua dan mengetahui kekurangan
yang belum dicapai siswa, dalam hal teknologi baik siswa ataupun orang tua menjadi bisa
menjalankan smartphone, memperoleh pengetahuan untuk menjalankan WhatsApp yang
dapat digunakan untuk mengerjakan tugas dengan cepat.”
3. Pembahasan
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa pembelajaran online dilaksanakan dengan
menggunakan aplikasi WhatsApp dalam menyampaikan materi kepada siswa, tugas-tugas
harian juga dikirim melalui WhatsApp.Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara
pada tanggal 28 Maret 2021. Ulangan harian dikirim oleh wali kelas atau guru mata
pelajaran dan dikerjakan siswa di rumah masing-masing kemudian dikumpulkan pada
masing-masing wali kelas setelah selesai mengerjakan.
C. Dokumentasi

12
Sistem pembelajaran daring dinilai kurang efektif, karena dalam praktiknya guru lebih dominan
dalam pemberian tugas bukan penjelasan materi,sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami materi belajar.Pada pembelajaran online, peserta didik dapat menjadi kurang aktif
dalam menyampaikan aspirasi dan pemikirannya, sehingga dapat mengakibatkan pembelajaran yang
menjenuhkan.Seorang siswa yang mengalami kejenuhan dalam belajar akan memperoleh
ketidakmajuan dalam hasil belajar

Untuk menciptakan pembelajaran online yang baik yaitu diperlukan pendorong untuk menggerakan
siswa agar semangat belajar sehingga dapat memiliki prestasi belajar.Di dalam kondisi yang serba
terbatas saat ini, dibutuhkan pemahaman dan kreatifitas guru dalam mengemas pembelajaran
onlinenya agar menarik perhatian dan motivasi siswa dalam mengikuti tahapan pembelajaran
online.Pemilihan pendekatan dan model pendekatan yan tepat,serta dukungan berbagai pihak
menentukan keberhasilan pembelajaran online. Evaluasi pada pembelajaran online penting untuk
dilakukan. Jika dirasa tidak efektif maka dapat melakukan modifikasi pada system pembelajaran yang
sesuai dengan kabutuhan siswa

13
[1] https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-pembelajaran-daring-di-masa-pandemi-covid-19

[2] http://pps.iainpurwokerto.ac.id/tantangan-pembelajaran-online-di-era-pandemi/

[3] https://sevima.com/10-contoh-karya-tulis-ilmiah-kti-yang-baik-benar/

[4] https://ganjarsayogo.wordpress.com/2015/07/16/contoh-proposal-karya-ilmiah/

[5] https://www.harianbhirawa.co.id/pembelajaran-daring-di-tengah-pandemi-covid-19/

[6] https://thegorbalsla.com/contoh-karya-tulis-ilmiah/

[7] https://www.unida.ac.id/pembelajaran/artikel/10-contoh-model-pembelajaran-paling-baru-2020-
dan-langkah-langkahnya.html

14

Anda mungkin juga menyukai