TUJUAN
Untuk memperjelas arah penelitian ini di rumuskan tujuan penelitian sebagai
berikut :
1. Menguji larutan asam basa
2. Untuk menguji larutan yang termasuk asam dan Basa menggunakan pH
indikator dan kertas lakmus.
3. Menguji bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa yaitu
kunyit.
Bahan
1. Larutan kapur Pelamir
2. Larutan jerus Manis
3. Larutan jeruk Asam
4. Larutan Garam
5. Larutan Gula
6. Larutan cuka
7. Larutan Deterjen
8. Larutan Pemutih
9. Aquades
10. Asam indikator alami (kunyit)
C.DASAR TEORI
A. Pengertian Asam Basa
1. Pengertian Asam
pengertian asam menurut Svante August Arrhenius, seorang ahli kimia
asal Swedia yang hidup tahun 1859-1927 adalah semua zat yang jika
dilarutkan dalam air akan terurai menghasilkan ion H+. Misalnya hydrogen
klorida (HCL) jika dilarutkan dalam air akan menjadi ion H+ dan ion Cl-.
Dalam ilmu kimia saat ini, asam diartikan sebagai senyawa yang jika
dilarutkan dalam air maka pH nya < 7 atau lebih kecil dari 7. Ada berbagai
jenis asam yang bisa dijumpai dan dimanfaatkan setiap hari. Contoh benda
bersifat asam yang kerap dimanfaatkan oleh manusia: Asam askorbat
(vitamin C) yang ada pada buah-buahan. Asam sitrat ada pada buah lemon
dan jeruk nipis Asam malat ada pada buah apel dan buah pir Asam asetat
atau cuka, digunakan untuk bahan memasak Asam folat ada pada pisang,
alpukat, bayam, dan lainnya. Asam karbonat untuk bahan minuman bersoda
Asam sulfat untuk bahan aki mobil, dan lainnya. Ciri-ciri asam Ada
beberapa ciri dari zat asam, antara lain seperti di bawah ini: Beberapa jenis
asam yang aman dikonsumsi, jika dirasakan oleh lidah akan terasa masam.
Asam jenis kuat juga terasa masam namun tidak dianjurkan untuk dicicipi
karena bersifat merusak jaringan kulit. Jika diukur dengan alat khusus,
maka pH nya akan lebih kecil dari 7 atau ditulis pH < 7. Jika terkena kulit
akan terasa perih, untuk asam yang bersifat kuat. Juga bisa merusak kayu.
Bersifat korosif (memicu karat) jika terkena besi atau logam. Bersifat dapat
menghantar listrik karena mengandung elektrolit - Valensi asam adalah:
jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh satu molekul asam - Ion sisa
asam adalah: ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H+.
2. Pengertian Basa
basa adalah semua zat yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion OH- misalnya pada senyawa natrium hidroksida NaOH
akan terurai menjadi Na+ dan OH-. Jika basa bereaksi dengan asam, maka
dihasilkan senyawa ‘garam’. Sifat yang umum pada senyawa basa dapat
dilihat pada rasanya yaitu pahit serta jika diraba dengan jari akan terasa
licin. Valensi basa adalah: jumlah ion OH- yang dilepaskan oleh 1 molekul
basa. Ciri-ciri zat yang bersifat basa Basa memiliki ciri yang dapat
diketahui melalui indera manusia seperti berikut: Rasanya pahit Basa murni
berbentuk kristal padat Basa memiliki pH yang lebih besar dari pada 7 atau
ditulis >7 Licin jika dipegang dengan jari Sifatnya kaustik (merusak
jaringan kulit) jika kadarnya tinggi Dapat digunakan untuk mengemulsi
minyak Dapat menghantarkan listrik sebab mengandung elektrolit. Kadar
asam atau basa suatu zat dapat diuji dengan kertas lakmus. Rumusnya
seperti ini: - Asam: lakmus merah tetap merah, lakmus biru menjadi merah
- Basa: lakmus biru menjadi biru, lakmus merah jadi biru Contoh benda
yang bersifat basa: soda kue, deterjen bubuk, pasta gigi, tablet obat magh,
sabun mandi, dan lainnya
C. Teori Asam Basa Menurut 3 Ahli.
a. Teori Arrhenius
Basa yang dalam larutan banyak menghasilkan ion OH- disebut basa kuat,
sedangkan yang sedikit menghasilkan ion OH- disebut dengan basa lemah.
Tidak semua senyawa yang dalam rumus kimianya terdapat gugus
hidroksida termasuk golongan basa.
Pada tahun 1923, ahli kimia Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas
Martin Lowry mengembangkan definisi asam dan basa berdasarkan
kemampuan (donor) atau menerima (akseptor) proton (ion H+). Menurut
konsep Bronsted dan Lowry, zat yang memiliki kecenderungan untuk
menyumbangkan ion H+ pada zat lain adalah asam. Sedangkan zat yang
memiliki kecenderungan untuk menerima ion H+ dari zat lain adalah basa.
Senyawa yang dapat bertindak sebagai asam basa Bronsted-Lowry disebut
amfoter. Perhatikan reaksi berikut ini !
Pada tahun 1923, Gilbert Newton Lewis seorang ahli kimia dari UC
Berkeley mengusulkan teori alternative untuk menggambarkan asam dan
basa. Teorinya menjelaskan tentang asam dan basa berdasarkan struktur
dan ikatan.
Asam menurut Lewis adalah suatu zat yang mempunyai kecenderungan
menerima pasangan electron dari basa. Contoh beberapa asam Lewis
adalah SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa menurut Lewis adalah zat
yang dapat memberikan pasangan elektron. Basa lewis memiliki pasangan
electron bebas, contohnya adalah NH3, Cl–, maupuan ROH. Lewis
menjelaskan lebih lanjut bahwa reaksi asam basa merupakan reaksi serah
terima pasangan elektron, sehingga terbentuk suatu ikatan kovalen
koordinasi.
D. PROSEDUR KERJA
1. Masukkanlah larutan pada gelas kimia,dengan cara memasukkan setiap satu larutan
ke dalam satu gelas kimia, sehingga kalian dapatkan 8 gelas kimia berisi larutan yang
berbeda setiap gelasnya.
2. Ambillah pipet tetes dan gunakan sebagai alat untuk mengambil larutan.
3. Letakkan masing-masing 1 kunyit pada 8 lubang pada plat tetes.
4. Ambillah plat tetes lainnya untuk memasukkan larutan yang akan diteliti
(gunakanlah plat tetes berbeda untuk setiap larutan yang akan diteliti).
5. Teteskan 1 tetes larutan pada satu tetes kunyit yang sudah ada di plat tetes.
6. Lakukan pula hal serupa pada larutan lainnya.
7. Amati perubahan warna yang terjadi pada sari kunyit.
8. Catatlah perubahan yang terjadi pada tabel
9. Ulangi langkah 1-8 dengan menggunakan indicator alami Kunyit.
10. Celupkan kertas lakmus merah dan Biru ke masing-masing larutan uji.
11. Amati dan catat hasil pengamatan perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus tersebut.
12. Ulangi langkah 10-11 dengan menggunakan kertas lakmus biru.
E. HASIL PENGAMATAN
1. INDIKATOR ALAMI KUNYIT
Informasi : Larutan gula dinyatakan Netral, larutan cuka bersifat asam dan larutan
(Naoh) bersifat Basa.
F. PEMBAHASANN HASIL PENGAMATAN
Apabila kertas lakmus biru berubah menjadi merah,maka sifat larutan tersebut adalah
asam.
Apabila kertas lakmus merah menjadi biru,maka sifat larutan tersebut adalah basa.
Apabila kertas lakmus tidak mengalami perubahan warna ,maka larutan tersebut
adalah netral .
Dan pada praktikum kali ini membahas mengenai indikator asam basa dari
bahan alami. Indikator alami yang kami gunakan adalah ekstrak dari kembang
sepatu, kunyit, untuk membuktikan bahwa bahan-bahan alami juga mampu dijadikan
indikator asam basa. Ketikan kami mencampurkan indikator alami dengan larutan
asam atau basa, terjadi perubahan warna yang berbeda dari warna asli. Ini berarti
terjadi pergeseran kesetimbangan ketika ditembahan atau dikurangi ioin H+.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Selain itu, Asam merupakan
suatu zat yang jika di larutkan dalam air akan mengasilkan ion H+ (Arrhenius: 1884).
Asam juga adalah zat yang dapat memberi proton kepada zat lain dalam hal ini zat
yang bersifat basa (Bronsted-Lowry: 1923). Spesi yang bertindak sebagai penerima
pasangan elektron merupakan asam (Lewis: 1983).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya
menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila
kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan
tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam.
Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka
orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
Indikator alami
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam
pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-
bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
http://mitamalinda.blogspot.com/2014/03/mempelajari-indikator-asam-basa-
dari.html, diakses pada tanggal 17 Januari 2019.
http://hidayatulmayyani.wordpress.com/2012/03/21/kenapa-ekstrak-bunga-
sepatu-digunakan-untuk-indikator-asam-basa/, diakses pada tanggal 17 Januari
2019.
http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10/beberapa-alat-dalam-
laboratorium/, diakses pada tanggal 17 Januari 2019.