01 GDL Auliautami 15 1 Auliaut I
01 GDL Auliautami 15 1 Auliaut I
D P1A0
DENGAN BENDUNGAN SALURAN AIR SUSU IBU (ASI )
DI RB MARGA WALUYA SURAKARTA
TAHUN 2012
Disusun oleh:
Diajukan Oleh :
NIM : B09008
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes KUSUMA HUSADA Surakarta
iii
CURICULUM VITAE
Foto 3×4
Agama : Islam
Sragen.
Riwayat pendidikan
Angkatan 2009/2010
iv
MOTTO
v Pada saat melahirkan bayi, setiap perempuan mempunyai aura asing yang sama,
seolah-olah dia tak tahu malu, sendiri.
(Boris Paqsternak)
v Baik terlihat karena ada buruk, sukses terasa karena ada gagal, naik indah kalau
pernah turun, kesucian bergetar karena keluar dari kekotoran.
(Franklin P. Jones)
v Membantu anak-anak bertumbuh, membantu keluarga bertumbuh, membantu
masyarakat bertumbuh, di situ juga kebahagiaan bertumbuh.
(Franklin P. Jones)
v “Obat adalah sebuah seni, karunia dari alam, peraturan bagi pasien, dan
mempunyai prinsip tindakan dan alasan pada setiap kasus.
v “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat
suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya
ia dengan kemajuan selangkah pun”.
(Bung Karno)
v
PERSEMBAHAN
v Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga
v Bapak, Ibu tercinta terima kasih atas segala doa, dukungan, serta kasih sayang
selama ini.
v Dosen Pembimbing “Ibu Estri Kusumawati, S.ST” terima kasih atas segala
bimbingannya, dari awal hingga akhir dalam pembuatan tugas akhir Karya Tulis
Ilmiah.
v Dokter Agus, SPOT , dr. Bintang, SPOT, Mahhaiu, yang memberiku suntikan
v Almamater tercinta.
vi
KATA PENGANTAR
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karta Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul ” Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas pada Ny. D P1A0 dengan Bendungan Saluran Air Susu Ibu di RB Marga
Waluya Surakarta”. KTI ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
pihak, KTI ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
1. Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Husada
5. Seluruh Dosen Prodi Diploma III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta yang
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan berupa doa dan kasih
vii
7. Ny. D beserta keluarga yang telah bersedia menjadi responden dalam
ini. Oleh karena itu, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan-masukan
dari semua pihak yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis
viii
Sekolah Tinggi Ilmu Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
Program Studi D III Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Aulia Utami Dewi
B09. 008
INTISARI
Latar Belakang : Data AKI tahun 2007 terdapat 228/100.00 kelahiran hidup,
dan 60% nya terjadi pada masa nifas. Data angka kejadian kasus ibu nifas dengan
bendungan saluran ASI di RB Marga Waluya Surakarta pada bulan Januari 2011
sampai Desember 2011 terdapat 10 kasus (6,17%). Masa nifas membutuhkan
pengawasan dan perawatan agar tidak terjadi komplikasi misalnya bendungan
saluran air susu ibu dimana ibu merasakan nyeri pada payudaranya sehingga dapat
mengganggu rasa nyaman ibu.
Tujuan Studi Kasus: Mampu melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas pada
Ny.D P1A0 dengan bendungan saluran ASI di RB Marga Waluya Surakarta dengan
7 langkah Varney.
Jenis Studi Kasus : Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
deskriptif. Studi kasus dilakukan di RB Marga Waluya Surakarta pada Ny. D P 1A0
umur 26 tahun dengan bendungan saluran ASI, menggunakan format asuhan
kebidanan pada ibu nifas menurut manajemen kebidanan varney dan dilaksanakan
pada tanggal 19 Mei 2012. Teknik pengumpulan data melalui wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil Studi Kasus : Setelah 3 hari diberikan terapi antalgin 500 mg per oral 3x1,
perawatan payudara, dan menyusui bayi dengan baik dan benar didapatkan hasil
masalah dapat teratasi, kecemasan ibu tidak ada, panas ibu turun, rasa nyeri dan
bengkak hilang, laktasi menjadi lancar, ibu dapat menyusui bayinya dengan lancar
dan bendungan saluran ASI sudah teratasi.
Kesimpulan : Kesimpulan dari hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bahwa
bendungan saluran ASI dapat diatasi dengan penanganan yang tepat yaitu terapi
antalgin 500 mg per oral, perawatan payudara, dan menyusui bayinya dengan baik
dan benar sehingga ASI dapat keluar dengan lancar dan bendungan saluran ASI
sudah teratasi.
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
CURICULUM VITAE…………………………………………………….. iv
MOTTO…………………………………………………………………….. v
PERSEMBAHAN………………………………………………………….. vi
INTISARI…………………………………………………………………... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
F. Sistematika Penulisan………………………………………. 7
x
B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................... 19
D. Kerangka Konsep…………………………………………… 38
A. Tinjauan Kasus………………………………………………. 45
1. Penkajian data…………………………………………… 45
2. Interpretasi data…………………………………………. 56
3. Diagnosa potensial………………………………………. 58
5. Perencanaan……………………………………………… 58
6. Pelaksanaan……………………………………………… 59
7. Evaluasi………………………………………………….. 60
B. Pembahasan…………………………………………………… 68
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………. 71
B. Saran…………………………………………………………... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan
seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau
2007 terdapat 228/100.000 kelahiran hidup dan sekitar 60% kematian terjadi
perdarahan (30%), infeksi (12%), eklamsi (11%), partus lama (5%), abortus
(5%). Prosentase terbesar kedua adalah infeksi. Infeksi pada ibu terjadi pada
saat kehamilan seperti infeksi saluran kemih, saat persalinan seperti infeksi
intrauterin, dan saat nifas seperti mastitis dan abses payudara yang diawali
Pada permulaan masa nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik,
terjadi bendungan saluran ASI. Payudara panas dan keras pada perabaan dan
nyeri namun suhu badan tidak naik, biasanya terjadi antara hari ke 3-5 setelah
1
2
payudara atau mastitis. Bendungan ASI yang tidak tertangani dengan baik
akan menimbulkan demam, nyeri lokal pada payudara, terjadi pemadatan pada
komplikasi akibat bendungan saluran ASI dibutuhkan peran bidan antara lain
perawatan payudara pada masa nifas dan memberikan motivasi ibu untuk
2011 jumlah ibu nifas seluruhnya adalah 162 orang, ibu nifas normal adalah
101 orang (62,34%), ibu nifas dengan anemia ringan 21 orang (13%), ibu
nifas dengan peningkatan berat badan 16 orang (9,8%) ibu nifas dengan
anemia berat 14 orang (8,7%), dan ibu nifas dengan bendungan saluran ASI
namun bendungan saluran ASI perlu penanganan yang lebih agar tidak terjadi
Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Bendungan Saluran Air Susu Ibu (ASI) di
B. Rumusan Masalah
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. D P1A0 dengan Bendungan Saluran
Manajemen Varney ?”
1. Tujuan Umum
langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
saluran ASI.
lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada ibu nifas Ny.
1. Bagi penulis
ASI.
2. Bagi profesi
ASI.
5
3. Bagi Institusi
a. RB
b. Pendidikan
perpustakaan.
dengan Bendungan Saluran Air Susu Ibu pada NY.S P1A0 di Polindes
setiap sebelum mandi sampai payudara ibu tidak membengkak lagi, terapi
analgetik dan antibiotik yaitu paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
dengan hadirnya orang-orang yang lebih dekat dengan ibu. Keadaan ibu
2. Wahyu Wuri W (2007), dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada
hari sebelum mandi sampai payudara ibu tidak bengkak lagi, terapi
bahwa setelah empat hari keadaan umum ibu baik, Air Susu Ibu keluar
3. Eny Kusuma (2007), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
NY.Y P2 A0 dengan Bendungan Saluran Air Susu Ibu di BPS Anik Suroso
diantara waktu menyusui serta diurut dahulu atau dipompa agar sumbatan
Hasilnya menunjukkan bahwa setelah empat hari keadaan umum ibu baik,
Perbedaan antara kasus yang dulu dengan sekarang adalah pada lokasi,
subyek, waktu pengambilan kasus. Persamaan kasus yang dipakai adalah pada
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri atas tiga bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi
penulisan.
Bab ini terdiri dari teori medis yang berisi tentang pengertian masa
Bab ini berisi jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subyek studi
pengambilan kasus.
perkembangan SOAP.
PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI MEDIS
1. Masa Nifas
a. Pengertian
3) Masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat
(Laksono, 2010).
1) Tujuan umum:
anak.
9
10
2) Tujuan khusus:
psikologinya.
1) Puerpenium dini
2) Puerpenium intermadial
8 minggu.
3) Remote puerpenium
abnormal.
dan istirahat.
kunjungan ke II.
12
1) Perdarahan pervagina.
atau abortus dimana terdapat dua atau lebih dari hal-hal berikut
ini :
a) Nyeri pelvik.
3) Kelainan payudara.
b) Mastitis.
c) Abses Payudara.
a. Pengertian
(Wulandari 2009).
4) BH terlalu ketat.
penyumbatan duktus.
14
( Laksono, 2010).
Menurut Alimul (2006), cara menyusui bayi yang baik dan benar
sebagai berikut:
menyusu.
mau.
siku lengan kiri ibu. Lengan kiri bayi bebas ke arah payudara.
mulut bayi melalui sudut mulut atau tekan dagu bayi agar bibir
membuatnya lecet.
dokter, seka puting dengan air atau waslap basah yang lembut
3) Perawatan Payudara.
infeksi.
pasca persalinan dimulai sedini mungkin yaitu 1–2 hari sesudah bayi
Persiapan Alat
b) Kapas secukupnya
c) Waslap 2 buah
e) Bengkok
17
Persiapan Ibu
dengan handuk.
b) Pasang handuk.
b) Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari
d) Pengurutan payudara:
sebanyak 30 kali.
mengeluarkan kolustrum.
1) Puting Lecet
mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat
atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
1) Identitas
dengan pengetahuan.
ekonomi.
diperlukan.
2) Keluhan Utama
3) Riwayat menstruasi
4) Riwayat perkawinan
(Sujiyatini, 2009).
22
(Winkjosastro, 2007).
meliputi :
7) Keluhan-keluhan
(Nursalam, 2004).
10) Imunisasi TT
(Nursalam, 2004).
(Sujiyatini, 2009).
(Sujiyatini, 2009).
e) Riwayat operasi
(Sujiyatini, 2009).
25
selama hamil.
(Hendorson, 2006).
pakaian.
(3) Eliminasi
(Henderson, 2006).
g) Psikososial budaya
sekarang.
27
sekarang.
b. Data obyektif
Pemeriksaan Fisik
1) Status Generalis
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
composmentis.
c) Tanda-tanda vital
(1) Tensi
(2) Suhu
(3) Respirasi
(Johnson, 2004).
(4) Nadi
(Johnson, 2004).
d) Tinggi Badan
e) Berat Badan
(Winkjosastro, 2007).
2) Pemeriksaan sistematis
Meliputi :
a) Kepala :
(1) Rambut
(2) Muka
(3) Mata
(Alimul, 2004).
(4) Hidung
(5) Telinga
(Winkjosastro, 2007).
(6) Mulut/gigi/gusi
b) Leher
(Sujiyatini, 2009).
(1) Dada
(2) Mammae
(3) Axilla
(4) Abdomen
(Winkjosastro, 2007).
(5) Ekstremitas
a) Abdomen
(Johnson, 2004).
32
pengeluaran secret.
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa kebidanan
(Varney, 2004 ).
Data Dasar :
1) Data subyektif :
2) Data obyektif :
a) TTV
(Johnson, 2004).
(Johnson, 2004 ).
33
(Johnson, 2004).
(Johnson, 2004).
b) Mammae
(Sujiyatini, 2009).
(Sujiyantini, 2009).
(Sujiyatini, 2009).
b. Masalah
Masalah pada kasus ini ibu nifas merasa cemas dan kurang nyaman
c. Kebutuhan
3. Diagnosa potensial
terjadi mastitis. Oleh karena itu perlu adanya tindakan segera yang dapat
4. Tindakan Segera
5. Rencana Tindakan
diidentifikasi atau antisipasi. Pada langkah ini data dasar atau informasi
disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan pasien agar dapat
sebelum melaksanakannya.
terlalu ketat.
6. Pelaksanaan
bidan atau sebagian oleh bidan, pasien dan tim kesehatan lainnya. Jika
36
terlalu ketat.
7. Evaluasi
terlalu ketat.
i. Keadaan ibu baik, payudara sudah tidak bengkak lagi dan ASI keluar
dengan lancar.
C. Landasan Hukum
D. Kerangka Konsep
Input Proses Output
(Varney, 2004)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
metode deskriptif dengan tipe studi kasus. Metode penelitian deskriptif adalah
(Notoatmodjo, 2010).
(Notoatmodjo, 2010 ). Jenis Karya Tulis Ilmiah ini adalah laporan kasus pada
Subyek studi kasus adalah suatu yang dijalankan sebagai bahan penelitian
yang dapat diambil datanya (Notoatmodjo, 2010 ). Pada studi kasus ini yang
39
40
mengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti kata lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
adalah
1. Data Primer
memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru
(Iqbal, 2007).
41
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
memeriksa mammae.
2) Palpasi
melakukan dengan ujung jari dan tangan (Arita, 2008). Dalam hal
3) Auskultasi
tidak.
4) Perkusi
b. Wawancara
c. Observasi
2. Data Sekunder
Waluya Surakarta.
43
sampai 2011.
nifas pada Ny. D P1A0 dengan bendungan saluran ASI, penulis menggunakan
b. Alat Tulis
adalah :
a. Stetoskop.
b. Spygmomanometer.
c. Thermometer.
d. Jam tangan.
e. Timbangan.
f. Reflek Hammer.
3. Breast care :
b. Kapas secukupnya.
44
c. Waslap 2 buah.
e. Bengkok.
c. Alat tulis.
BAB IV
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
1) Identitas
2) Keluhan utama
dengan keadaannya.
45
46
3) Riwayat Menstruasi
umur 13 tahun.
sehari.
menstruasi.
4) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan :
2012.
c) UK : 39 minggu 3 hari.
7) Keluhan-keluhan
10) Imunisasi TT
apapun.
48
d) Penolong : Bidan
f) Perineum
g) Perdarahan.
i) Lama persalinan.
sebelah kiri.
pada pinggang.
dari 3 bulan.
hari.
50
AIDS.
Hipertensi.
e) Riwayat operasi
Selama hamil:
hamil.
Porsi : Sedang.
selama hamil
Selama nifas :
Porsi : Sedang
sehari
pembalut 2 x sehari.
(3)Eliminasi
(4)Istirahat / Tidur.
(5)Pola seksual
hubungan seksual.
53
g) Psikososial budaya
kelahiran bayinya.
dan nifas.
diberikan oleh bidan, dan tidak merokok dan suami juga tidak
merokok.
1) Status Generalis
b) Kesadaran : Composmentis
54
N : 84x/mnt S : 37,5°C
d) TB : 157 cm
e) BB sebalum Hamil: 52 kg
f) BB sekarang : 63 kg
g) LILA : 26 cm
2) Pemeriksaaan Sistematis
a) Kepala
berketombe.
(3) Mata
(6) Mulut/ gigi/ gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, gigi tidak
b) Leher
(2) Mamae
(3) Axilla
(4) Ekstremitas
a) Abdomen
(1)Inspeksi
(2)Palpasi
b) Anogenital
(1)Vulva vagina
(2)Perineum
(3)Anus
(4)Inspekulo
4) Pemeriksaan Penunjang
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. D P1A0 umur 26 tahun nifas hari ke tiga dengan bendungan saluran
ASI.
Data Dasar
1) Data Subyektif :
WIB.
2) Data Obyektif :
a) TTV
b) Mammae
b. Masalah
keadaannya.
c. Kebutuhan
3. Diagnosa Potensial
Mastitis.
59
4. Antisipasi/Tindakan Segera
a. Kompres hangat.
5. Perencanaan
ketat.
h. Lakukan evaluasi.
6. Pelaksanaan
a. Pukul 17.35 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu
kedua payudaranya.
60
sebelum disusukan.
7. Evaluasi
disusukan.
e. Ibu sudah diberi antalgin 500 mg per oral 3x1 serta ibu bersedia untuk
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan masih nyeri dan bengkak pada sekitar payudara dan
O : Obyektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
S : 37oC R : 20 x/mnt
4. Palpasi
6. Perineum
A : Assesment
saluran ASI.
P : Planning
1. Pukul 16.10 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu
payudara
5. Pukul 17.40 WIB Memberi ibu terapi antalgin 500 mg per oral 3x1.
Evaluasi
dan sore.
5. Ibu bersedia untuk minum obat yang sudah diberikan secara teratur.
63
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan rasa nyeri dan bengkak pada payudara sudah mulai
berkurang.
O : Obyektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
S : 36oC R : 20 x/mnt
4. Palpasi
6. Perineum
A : Assesment
Ny.D P1A0 umur 26 tahun nifas hari ke lima dengan bendungan saluran
ASI.
P : Planning
benar.
5. Pukul 15.03 WIB Memberi ibu terapi antalgin 500 per oral 3x1.
Evaluasi
kosong.
S : Subyektif
keluar lancar.
3. Ibu mengatakan sampai saat ini bayinya tetap disusui dengan ASI
saja.
O : Obyektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
S : 36oC R : 20 x/mnt
4. Palpasi
6. Perineum
A : Assessment
P : Planning
bayi.
Evaluasi
teratur.
keinginan bayi.
bengkak, nyeri, dan kemerahan, suhu ibu normal (36˚C) dan ASI
keluar lancar.
68
B. PEMBAHASAN
yang terjadi antara praktek yang dilakukan di RB Marga Waluya dengan teori
1. Pengkajian
saluran ASI yaitu payudara bengkak, keras, terasa panas sampai berwarna
dan badan terasa panas (suhu 37,5˚C) dan payudara terlihat sedikit
dan kasus.
2. Interpretasi Data
69
yaitu ibu merasa cemas. Menurut Sumarah (2009), hal ini terjadi karena
ibu mengalami bendungan saluran ASI. Dengan penjelasan yang baik dan
dukungan moril dapat mengurangi rasa cemas itu, sehingga ibu tidak perlu
takut lagi menyusui bayinya. Dalam penanganan kasus pada Ny. D, bidan
rasa cemas ibu sudah mulai berkurang. Jadi tidak ada kesenjangan antara
3. Diagnosa Potensial
tetapi pada tinjauan kasus tidak terjadi mastitis karena ibu sudah diberi
yang benar, dan ditunjukkan agar ibu tetap memberikan ASI secara
eksklusif sehingga tidak ada tanda-tanda dan gejala kearah mastitis. Jadi
4. Antisipasi
Antisipasi pada Ny. D adalah pemberian kompres hangat dan antalgin 500
5. Perencanaan
per oral 3x1 sehari, bila diperlukan, dan lakukan evaluasi. Pada
perencanaan dalam teori. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi
71
Evaluasi dari studi kasus diperoleh hasil pasien sembuh dalam tiga
hari, keadaan umum ibu baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80
berkurang, rasa nyeri dan bengkak serta tidak ada kemerahan pada
payudara, ASI keluar lancar, ibu dapat menyusui bayinya dengan lancar,
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan saluran ASI yang
dan badan terasa panas (suhu 37,5˚C) , payudara bengkak, puting susu
bila ditekan.
b. Interpretasi data dari hasil pengkajian diperoleh Ny. D P1A0 nifas hari
ke-3 dengan bendungan saluran ASI, masalah yang terjadi adalah ibu
d. Pada Ny. D P1A0 antisipasi dengan observasi vital sign dan keadaan
hangat.
saluran ASI antara lain beri konseling dan latihan tentang perawatan
72
73
hangat dan beri antalgin 500 mg 3x1 per oral dan lakukan evaluasi.
2. Pada Kasus Ny. D P1A0 tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan.
menyusui bayi dengan baik dan benar sehingga ASI dapat keluar dengan
B. SARAN
Dari adanya kesimpulan tersebut di atas maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Pasien
selama 6 bulan.
2. Bagi Profesi
sehingga bila terjadi kasus pada ibu nifas dengan bendungan saluran ASI