Anda di halaman 1dari 15

PERBEDAAN PSIKOLOGI DAN KEDUDUKAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU

LAIN
MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah pengantar psikologi
Dosen Pembimbing: Qurrati A`yun SE. M.Psi

Disusun Oleh:
HUZZAIMAH (2021100320267)
NI`MATUL MUKARROMAH (

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN
WONOREJO-LUMAJANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi ALLAH SWT. yang Maha Bijaksana lagi Maha
Kuasa. Semoga shalawat beserta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi
agung Muhammad SAW, yang mana beliau telah menjadi tauladan, panutan dan imam untuk
segala urusan, baik di dunia maupun di akhirat dan telah menuntun kita dari zaman yang
gelap menuju zaman yang terang-benderang yakni agama Islam.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang perbedaan dan kedudukan psikologi dengan
ilmu lain. Namun penulis sadar bahwa penulisan makalah ini tidak akan pernah selesai tanpa
adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu penulis menyampaikan segenap rasa terima kasih kepada semua pihak.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu masih terdapat
kelemahan ataupun kekurangan. Maka, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Lumajang, 27 Februari 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................... 2
A. Latar belakang................................................................................................ 2
B. Rumusan masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. Pengertian psikologi....................................................................................... 2
B. Perbedaan psikologi dengan ilmu lain.......................................................... 3
C. Sejarah psikologi dan psikologi sebagai ilmu otonom................................ 5
D. Kedudukan psikologi dan hubungan dengan ilmu lain..............................

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................... 11
A. Kesimpulan...................................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada zaman sekarang ini, hampir setiap individu sudah mengenal dan mengetahui
tentang psikologi. Seperti yang penulis ketahui, psikologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang aktivitas dan pola tingkah laku, dalam hal ini manusia, secara
lebih mendalam. Dan seperti yangg penulis ketahui, psikologi merupakan ilmu yang
telah mandiri, di mana ilmu psikologi tidak tergabung dengan ilmu-ilmu lainnya.
Namun demikian tidak boleh dipandang bahwa psikologi itu sama sekali terlepas dari
ilmu-ilmu yang lain. Dalam hal ini psikologi masih mempunyai hubungan dengan
ilmu-ilmu tersebut. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari dan mendalami
mengenai jiwa seseorang tentu mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang
sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan menunjukkan bahwa
manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh ilmu psikologi saja,
melainkan oleh ilmu-ilmu lainnya yang saling berkaitan. Adapun ilmu psikologi yang
berobjekkan manusia dapat dibedakan menjadi dua sifat yanitu psikologi yang bersifat
umum dan psikologi yang bersifat khusus. Karena dilatarbelakangi oleh hal tersebut,
penulis pun bermaksud untuk mengangkat tema “Hubungan Psikologi dan Ilmu-Ilmu
Lainnya” sebagai penyaluran informasi dan pengetahuan mengenai hubungan ilmu
psikologi dan ilmu lainnya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian psikologi?
2. Bagaimana perbedaan ilmu laian dengan ilmu lain?
3. Bagaimana sejarah psikologi dan psikologi sebagai ilmu otonom?
4. Bagaimana kedudukan dan hubungan psikologi dengan ilmu lain?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi!
2. Untuk mengetahui perbedaan psikologi dengan ilmu lain!
3. Untuk mengetahui sejarah psikologi dan psikologi sebagai ilmu otonom!
4. Untuk mengetahui kedudukan dan hubungan psikologi dengan ilmu lain!

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian psikologi
Psikologi berasal dari kata Yunani yakni psychology yang merupakan gabungan dari
kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Olehnya itu, secara
harfiyah dapat dipahami bahwa psikologi adalah ilmu jiwa. Kata logos juga sering di
maknai sebagai nalar dan logika. Kata logos ini menjadi pengetahuan merata dapat
dipahami lebih sederhana. Kata psyche lah yang menjadi diskusi menarik bagi serjana
sikologi.
Dalam bahasa arab, kita dapat menemukan kata jiwa ini dipadankan dengan kata ruh
dan rih yang masing-masing berarti jiwa atau nyawa dan angin. Dengan demikian bisa
jadi ada hubungan antara apa yang bernyawa dengan apa yang bernafas (angin),
sehingga dapat pula dipahami bahwa sikologi itu ilmu tentang sesuatu yang bernyawa.
Hal ini bisa kita pahami juga dalam bahasa Indonesia.
B. Perbedaan psikologi dan ilmu lain
Pengertian Psikologi Di tinjau dari segi ilmu bahasa, perkataan psikologi berasal dari
perkataan psyche yang diartikan jiwa dan perkataan logos yang berati atau ilmu
pengetahuan. Karena itu perkataan psikologi sering diartikan atau diterjemahkan
dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa.Berikut ini
adalah definisi psikologi menurut para ahli : Ernest Hilgert (1957) menyatakan dalam
bukunya Introduction to Psychology: “Psychology may be defined as the science that
studies the behavior of men and other the animal”etc.(Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya). George A.Miller (1974:4)
menyatakan dalam bukunyaPsychology and Comunication: “Psychology is the
science that attempt to describe, predict, and control mental and behavior event”.
(psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan,meramalkan,dan mengendalikan
peristiwa mental dan tingkah laku). Cliford T.Morgan (1961:2) dalam bukunya
Introduction to Psychology: “Psychology is the science of human and behavior”.
( Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan). Robert
2
S.Woodwort dan Marquis DG (1957:7) dalam bukunyaPsychology: ”Psychology is
the scientific studies of individual activities relation to the inveronment”.( Psikologi
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu
dalam hubungan dengan alam sekitarnya). Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwapsikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
hubungannya dengan lingkungan.
C. Sejarah Psikologi dan Psikologi sebagai Ilmu Otonom
Sejarah Psikologi bahkan ilmu pengetahuan yang kita kenal kebanyakan berpusat dari
perkembangan awal sejarah eropa dari masa yunani, romawi hingga akhir abad 19
yang kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. Pendekatan dan orientasi ilmu
dalam dunia psikologi bermula dari filsafat masa Yunani, yaitu masa transisi dari pola
pikir animisime ke natural science, yaitu pengetahuan bersumber dari alam. Pada
masa ini perilaku manusia berusaha diterangkan melalui prinsip-prinsip alam atau
prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam. Sepanjang masa kekaisaran romawi,
perdebatan mengenai manusia bergeser dari topik kehidupan yang luas, hubungan
antara manusia dengan lingkungannya /alam, ke arah pemahaman tentang kehidupan
secara lebih spesifik, yaitu hubungan antara aspek-aspek di dalam diri manusia itu
sendiri. Masa Renaisans adalah peralihan masa, dimana pengetahuan bersifat
doktrinal di bawah pengaruh gereja berubah ke masa peran nalar. Semangat
pencerahan semakin tampak nyata dalam perkembangan science dan filsafat melalui
menguatnya peran nalar (reason) dalam segala bidang. Munculnya diskusi tentang.
“knowledge” yang menyebabkan perkembangan ilmu dan metode ilmiah yang maju
dengan pesat. Penekanan pada fakta-fakta yang nyata daripada pemikiran yang
abstrak. (Berdampak pada kajian psikologi sehingga ingin menjadi kajian yang ilmiah
dan empiris) Pasca Renaisans, Psikologi mencoba menjadi bagian dari ilmu faal
muncul pada abad 19 seiring dengan kemajuan ilmu alam (natural science). Dimana
pada fase inilah mulai ada jawaban yang empirik dan ilmiah dari pertanyaan-
pertanyaan yang kerap muncul di masa lalu seperti: Apa itu jiwa (soul)?Bagaimana
bentuk konkritnya? Bagaimana mengukurnya? Bagaimana hubungan body-soul ?
Semua Pertanyaan itu terjawab dengan Kemajuan-kemajuan di bidang fisiologis,
meliputi riset-riset di bidang aktivitas syaraf , sensasi, dan otak yang memberi dasar
empiris dari soul (jiwa), yang juga sebelumnya dianggap sangat abstrak. Pada akhir
abad 19, dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah secara mapan
sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual Eropa sudah “siap”
3
untuk menerima psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri dan formal.
Tanah kelahiran psikologi adalah Jerman. Oleh karenanya munculnya psikologi tidak
dapat dilepaskan dari konteks sosial Jerman yang memiliki misi membentuk manusia
berkualitas dan penyedia tenaga kerja yang professional. Wilhelm Wundt, orang
pertama yang memproklamirkan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu. Wundt
adalah seorang doktor yang tertarik pada bidang fisiologis, dimana fisiologis
merupakan jalan bagi psikologi untuk bisa masuk dalam ranah empiris ilmiah dan
berdiri sebagai ilmu yang mandiri.Berikut ini beberapa tokoh psikologi yang cukup
berperan pada perkembangan ilmu psikologi :
1. Masa Yunani
a. Psikologi Plato (429-347 SM) Menyatakan bahwa manusia terdiri atas
jiwa dan badan yang bersifat etis-religius.Teori Plato yang terkenal yaitu
tentang ideayang pada dasarnya meliputi dua alam :
 Alam Transeden (noumenal) yang absolute, sempurna, bentuk-
bentuk ideal yang tidak berubah dimana yang baik merupakan yang
utama yang biasanya sebagai kebenaran dan keindahan;juga
merupakan sumber dari segala sesuatu yang lain seperti
keadilan,ketentraman,semangat.
 Alam Fenomenal(dunia tampak)yang tersusun dari segala yang
berupaya berubah tapi selalu gagal untuk meniru bentuk-bentuk
ideal.
b. Psikologi Aristoteles (384-322 SM) Dalam bukunya De Anima,Aristoteles
mengemukakan macam-macam tingkah laku manusia dan adanya
perbedaan tingkah laku pada organisme yang berbeda dan memperlihatkan
tingkatan sebagai berikut;
 Tumbuhan ;memperlihatkan tingkah laku pada taraf vegetatif
(bernafas,makan,tumbuh)
 Hewan ; selain tingkah laku vegetatif juga bertingkah laku
sensitive
 Manusia ; manusia bertingkah laku vegetatif,sensitive dan rasional
2. Abad pertengahan Psikologi Rene Descartes Psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai gejala –gejala pemikiran atau gejala-gejala kesadaran

4
manusia,terlepas dari badannya.Teori yang terkenal adalah teori tentang
kesadaran.

D. Kedudukan dan hubungan psikologi dengan ilmu lain

Psikologi adalah ilmu yang sangat erat kaitannya dengan ilmu- ilmu lain. Hubungan

psikologi dengan ilmu lain dapat dikatakan seperti simbiosis mutualisme, yaitu saling

membantu, saling mengisi satu sama lain. Kedudukan dan Hubungan Psikologi

Pendidikan dengan ilmu lain sebagai berikut.

1. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan

Psikologi dan ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena

keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu

disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati.

Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak berdasarkan kepada

psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang

ditunjukkan oleh psikologi. Karena begitu eratnya tugas antara psikologi dan ilmu

pendidikan, kemudian lahirlah suatu subdisiplin ilmu pendidikan (educational

psychology). Reber menyebut psikologi pendidikan sebagai subdisiplin ilmu

psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna
dalam hal-hal berikut: Penerapan prinsip belajar dalam kelas, Pengembangan dan

pembaruan kurikulum, Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, Sosialisasi

proses-proses dan interaksi dengan pendayagunaan ranah kognitif,

Penyelenggaraan pendidikan keguruan.

Jadi, meskipun psikologi pendidikan cenderung dianggap oleh banyak kalangan

atau para ahli psikologi (termasuk psikologi pendidikan itu sendiri) sebagai

subdisiplin psikologi yang bersifat terapan atau praktis, bukan teoritis, cabang

psikologi ini dipandang telah memiliki konsep, teori dan metode sendiri, sehingga

mestinya tidak lagi dianggap sebagai subdisiplin, tetapi disiplin (cabang ilmu)

yang berdiri sendiri.

2. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi

5
“Psikologi sosiologis”. Artinya, suatu psikologi yang memperoleh perspektif-

perspektif dasarnya dari suatu pemahaman sosiologis tentang kondisi manusia.

ilmu lain yang berpengaruh pada psikologi sosial adalah sosiologi yaitu yang

terkait dengan perilaku hubungan antarindividu, atau antaraindividu dan

kelompok, atau antarkelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosial dan

antropologi yaitu ini berpengaruh karena perilaku sosial itu selamanya terjadi

dalam suprastruktur budaya tertentu.

Perbedaan psikologi sosial dengan sosiologi dalam hal fokus studinya adalah jika

psikologi sosial memusatkan penelitiannya pada perilaku individu, sedangkan

sosiologi tidak memperhatikan individu yang menjadi perhatiannya adalah sistem

dan struktur sosial yang dapat berubah atau konstan tanpa bergantung pada

individu-individu. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa unit analisis psikologi

sosial adalah individu dan unit analisis sosiologi adalah kelompok. Sosiologi

memusatkan  perhatiannya kepada unsur-unssur atau gejala khusus dalam

masyarakat manusia, dengan menganalisa  kelompok-kelompok masyarakat

manusia (social groupings), hubungan antara kelompok-kelompok atau individu-

individu (social relation) atau proses-proses yang terdapat  dalam kehidupan suatu

masyarakat (social processes).


3. Hubungan sosiologi dengan antropologi

Bantuan antropologi terhadap psikologi, khususnya terhadap psikiatri, sangatlah

besar, sehingga dalam perkembangannya yang terakhir, lahir suatu cabang baru

dari antropologi, yaitu “anthropology in mental health”. Di antara penyakit-

pnyakit jiwa  yang diobati oleh para ahli penyakit jiwa (psychiater), ternyata ada

yang tidak disebabkan oleh  kelainan-kelainan biologis atau kerusakan dalam

organisme, melainkan karena jiwa dan emosi-emosi yang tertekan atau frustrasi.

Keadaan tertekan jiwa ini disebabkan dan dilatar-belakangi oleh aspek-aspek

sosial budaya. Aspek-aspek budaya yang melatar-belakangi atau menyebabkan

penyakit jiwa ini merupakan bidang penelitian dan pembahasan antropologi.

4. Hubungan psikologi dengan ilmu politik

6
Ilmu politik erat hubungannya dengan psikologi, khususnya psikologi sosial

dalam analisis politik jelas dapat kita ketahui apabila kita sadar bahwa analisis

sosial politik secara makro diisi dan diperkuat analisis yang bersifat mikro.

Psikologi merupakan ilmu yang mempumyai peran penting dalam bidang politik.

Justru karena prinsip-prinsip politik lebih luas daripada prinsip-prinsip hukum dan

meliputi banyak hal yang berada di luar hukum dan masuk dalam kebijaksanaan,

bagi para politisi sangat penting apabila mereka dapat menyelami gerakan jiwa

dari rakyat pada umunya, dan dari golongan tertentu pada khususnya, bahkan juga

dari oknum tertentu. 

5. Hubungan psikologi dengan agama

Menurut terminologi, psikologi agama dapat didefinisikan sebagai: “Cabang

psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan

dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam

kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Upaya tersebut dilakukan

melalui pendekatan psikologi, jadi merupakan kajian empiris”.

Psikologi agama mempunyai lapangan yang menjadi bidang penelitiannya. Dan

meskipun secara harfiyah psikologi agama mencakup dua bidang kajian, yaitu

jiwa dan kajian mengenai agama, namun penelitiannya memiliki batas-batas


tertentu. Psikologi agama membatasi lapangan penelitiannya hanya pada proses

kejiwaan manusia yang dihayati secara sadar dalam kondisi yang normal. Manusia

yang memiliki norma-norma kehidupan yang luhur dan berperadaban.

Psikologi agama tidak menyinggung persoalan yang menyangkut masalah aqidah

atau pokok-pokok keyakinan suatu agama. Demikian juga masalah yang berkaitan

dengan kepercayaan terhadap yang gaib, seperti tuhan dan sifat-sifatnya. Surga

dan neraka dengan latarbelakang kehidupan didalamnya.

Dalam hubungan dengan masalah tersebut, psikologi agama hanya mampu

meneliti mengenai bagaimana sikap batin seseorang terhadap keyakinannya

kepada tuhan, hari kemudian, dan masalah ghaib lainnya. Juga bagaimana

keyakinan tersebut mempengaruhi penghayatan batinnya, sehingga menimbulkan

7
berbagai perasaan seperti tentram, tenang, pasrah dan sebagainya. Jadi psikologi

agama adalah suatu cabang dari ilmu psikologi yang membahas pengaruh

keagamaan terhadap jiwa individu.

6. Hubungan psikologi dengan biologi

Biologi mempelajari kehidupan jasmaniah manusia atau hewan, yang bila dilihat

dari objek materialnya, terdapat bidang yang sama dengan psikologi; hanya saja

objek formalnya berbeda. Objek formal biologis adalah kehidupan jasmaniah

(fisik), sedangkan objek formal psikologi adalah kegiatan atau tingkah laku

manusia.

7. Hubungan psikologi dengan ilmu alam

Pada permulaan abad ke-19, psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh

oleh ilmu alam. Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen, sehingga

lahirlah, antara lain, Gustav Fechner, Johannes Muller, Watson, dan lain-lain.

[8]Namun kemudian, psikologi menyadari bahwa objek penelitiannya adalah

manusia dan tingkah lakunya yang hidup dan selalu berkembang; sedangkan objek

ilmu alam adalah benda mati.

Ilmu pengetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan

psikologi. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam


mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam menjadi

contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode

ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi.

Karenanya sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan

kemajuan haruslah mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan

alam. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat,

walaupun pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya

digunakan dalam lapangan psikologi.

8. Hubungan psikologi dengan filsafat

Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran

dengan sedalam-dalamnya. Dalam berbagai literature disebutkan, sebelum

8
menjadi disiplin ilmu yang mandiri, psikologi memiliki akar-akar yang kuat dalam

ilmu kedokteran dan filsafat yang hingga sekarang masih tampak pengaruhnya.

Dalam ilmu kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan

terasa oleh organ-organ biologis atau jasmaniah. Adapun dalam filsafat- yang

sebenarnya “ibu kandung” psikologi itu – psikologi berperan serta dalam

memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kehendak, dan

pengetahuan.

Dalam hal ini, ilmu yang bernama psikologi akan menolong filsafat sebaik-

baiknya dengan hasil penyelidikannya. Kesimpulan filsafat tentang kemanusiaan

akan sangat pincang dan mungkin jauh dari kebenaran jika tidak menghiraukan

hasil psikologi.

9. Hubungan psikologi dengan ilmu komunikasi

Menurut Fisher bahwa komunikasi memang mencakup semuanya, dan bersifat

sangat eklektif (menggabungkan berbagai bidang), sifat ini dikatakan oleh

Schramm sebagai “jalan simpang paling ramai dengan segala disiplin yang

melintasinya”. Ia mengumpamakan ilmu komunikasi sebagai suatu oasis, yang

merupakan persimpangan jalan, tempat bertemu berbagai ilmu (musafir) yang

tengah dalam perjalanan menuju tujuan ilmunya masing-masing. Eklektisme


komunikasi sebagai suatu bidang studi, tampak pada konsep-konsep komunikasi

yang berkembang selama ini, yang berhasil dirangkum oleh Fisher dalam empat

kelompok yang disebutnya perspektif (semacam paradigma, teori, atau model)

ialah: (1) perspektif mekanistis, (2) perspektif psikologis, (3) perspektif

interaksional dan (4) perspektif pragmatis.Ilmu komunikasi yang telah tumbuh

sebagai ilmu yang berdiri sendiri kemudian melakukan “perkawinan” dengan

ilmu-ilmu lainnya yang pada gilirannya melahirkan berbagai subdisiplin

seperti: komunikasi politik (dengan ilmu politik), sosiologi komunikasi

massa (dengan sosiologis) dan psikologi komunikasi (dengan psikologi). Dengan

demikian, ilmu komunikasi pun didefiinisikan sebagai “ilmu yang berusaha

9
menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral

dalam komunikasi”.

10. Hubungan psikologi dengan ekologi (lingkungan)

Ekologi merupakan suatu ilmu yang membahas tentang mahluk hidup dengan

lingkungannya, sedangkan psikologi ilmu yang membahas tentang perilaku dan

jiwa manusia. Ekologi juga membahas tentang manusia dan permasalahan

lingkungannya, pencemaran, kepadatan penduduk serta kerusakan alam. Dalam

ilmu psikologi perilaku-perilaku manusia yang mengakibatkan kerusakan alam

serta kepadatan penduduk lah yang akan dibahas.

Cabang ilmu yang sangat terkait dengan Ekologi adalah Psikologi Lingkungan

yang merupakan cabang Psikologi yang masih muda. Nah, apa yang dimaksud

dengan Psikologi Lingkungan?

Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia

berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial,

lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi lingkungan juga

dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam

memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia.

Perkembangan teori-teori ekologi menunjukan adanya perhatian terhadap adanya


ketergantungan biologi dan sosiologi dalam kaitan hubungan antara manusia

dengan lingkungannya, dimana hal itu secara significant mempengaruhi

pemikiran-pemikiran psikologi lingkungan. Dengan perkembangan ilmu ekologi,

seseorang tidak dianggap terpisah dari lingkungannya, melainkan merupakan

bagian yg integral dari lingkungan.  Sudah sangat jelas kedua ilmu tersebut saling

berhubungan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari dan mendalami mengenai jiwa

seseorang tentu mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama

mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan menunjukkan bahwa

manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh ilmu psikologi

saja, melainkan oleh ilmu-ilmu lainnya yang saling berkaitan. Adapun ilmu

psikologi yang berobjekkan manusia dapat dibedakan menjadi dua sifat yanitu

psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang bersifat khusus.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-hubungan-
psikologi-dengan-ilmu.html
https://www.juragandesa.net/2019/08/kedudukan-dan-hubungan-psikologi.html

Alex Sobur,Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010) h. 60-71.

Nevi darmayanti,Pengantar Psikologi, (Jakarta: Kencana, 2000), hal. 66.

Koentjaraningrat,Pengantar Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru1980), hal. 41.


 
Nader,Antropologi Dalam Kesehatan Jiwa”(1972), hal. 9. 
 
Nevi darmayanti, pengantar.. ,hal. 67.

Ramayulis,Psikologi Agama,(Jakarta:Kalam Mulya, 2002),hal. 5.

Alex Sobur,Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010),hal. 69.

Efendi. Usman dan Praja. S. Juhaya,Pengantar Psikologi, (Bandung:Angkasa,1993), ha. 8-9.

Alex Sobur,Psikologi.., hal. 69.

Ibid. ,hal. 70-71.

Irwanto,Psikologi Umum,(Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), hal. 29. 

Ati Harmoni,Ilmu Alamiah Dasar,(Jakarta: Gunadarma, 1992), hal. 44.

Ibid.,hal. 44.

Heru Basuki,Psikologi Umum,(Jakarta: Gunadarma, 2008), hal. 39.

12

Anda mungkin juga menyukai