Pelayanan Publik
Injil Sinoptik menggambarkan dua lingkungan geografis yang berbeda dalam
pelayanan Yesus. Yang pertama bertempat di utara Yudea di Galilea, di mana pelayanan
Yesus mengalami suatu kesuksesan; dan yang kedua memperlihatkan ditolak dan dibunuhnya
Yesus ketika mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Secara khusus Yesus melarang mereka
yang mengenali identitas-Nya untuk berbicara tentang hal itu, termasuk orang-orang yang
disembuhkan Yesus dan setan-setan yang diusir-Nya. Injil Yohanes menggambarkan
pelayanan Yesus lebih banyak berlangsung di dan sekitar Yerusalem daripada di Galilea.
Dalam Injil ini, identitas ilahi Yesus dinyatakan secara terbuka di hadapan publik dan segera
diakui oleh mereka.
Para akademisi membagi pelayanan Yesus ke dalam beberapa tahap. Pelayanan di
Galilea dimulai ketika Yesus kembali ke Galilea dari Gurun Yudea setelah penolakan atas
semua godaan Setan. Yesus berkhotbah di seluruh Galilea dan Matius 4:18-20 mengisahkan
bahwa murid-murid pertama Yesus, yang pada akhirnya membentuk inti dari Gereja perdana,
bertemu dengan Yesus dan mulai bepergian dengan-Nya. Periode ini meliputi peristiwa
Khotbah di Bukit, yaitu salah satu pengajaran utama Yesus, meredakan badai, memberi
makan 5.000 orang, berjalan di atas air, serta sejumlah mukjizat dan perumpamaan. Periode
ini berakhir dengan Pengakuan Petrus dan peristiwa Transfigurasi.
Seiring perjalanan Yesus menuju Yerusalem, dalam pelayanan di Perea, Yesus
kembali ke daerah di mana Ia dibaptis, sekitar sepertiga perjalanan turun dari Danau
Galilea di sepanjang Yordan (Yohanes 10:40-42). Periode pelayanan terakhir di Yerusalem
dimulai dengan masuknya Yesus ke kota tersebut pada hari Minggu Palma. Dalam Injil
Sinoptik, selama minggu tersebut Yesus mengusir para penukar uang dari Bait Allah
dan Yudas melakukan tawar-menawar untuk mengkhianati Yesus. Periode ini berpuncak
dalam Perjamuan Terakhir dan Amanat Perpisahan.
Dalam Injil Sinoptik, Yesus mengajarkan secara luas, sering kali dengan
perumpamaan, mengenai Kerajaan Allah (atau, dalam Injil Matius, Kerajaan
Surga). Kerajaan itu dideskripsikan telah dekat (Markus 1:15) dan telah ada dalam pelayanan
Yesus (Lukas 17:21). Yesus menjanjikan keikutsertaan dalam Kerajaan itu bagi mereka yang
menerima pesan-Nya (Markus 10:13-27). Yesus berbicara tentang "Anak Manusia" (atau
"Putra Manusia"), sebagai seorang sosok apokaliptik yang akan datang untuk mengumpulkan
orang-orang terpilih. Yesus memanggil orang-orang untuk bertobat dari dosa mereka dan
mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah. Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya
untuk berpegang teguh pada hukum Yahudi, kendati oleh beberapa kalangan Yesus sendiri
dianggap melanggar hukum tersebut, misalnya mengenai Sabat. Ketika ditanya mengenai apa
perintah terbesar, Yesus menjawab: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua, yang
sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:37-
39). Ajaran-ajaran etika yang lain dari Yesus misalnya mengasihi musuh, menjauhkan diri
dari kebencian dan hawa nafsu, serta memberi pipi yang lain jika ditampar orang (Matius
5:21-44).
Injil Yohanes menyajikan ajaran-ajaran Yesus bukan hanya sebagai pewartaan-Nya sendiri,
tetapi sebagai wahyu ilahi. Sebagai contoh, Yohanes Pembaptis dalam Yohanes 3:34
menyatakan: "Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah,
karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas." Dalam Yohanes 7:16 Yesus
mengatakan, "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah
mengutus Aku." Ia menegaskan hal yang sama dalam Yohanes 14:10: "Tidak percayakah
engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan
kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku,
Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya."
Dalam Injil, kira-kira tiga puluh perumpamaan merupakan sekitar sepertiga ajaran
Yesus yang tercatat. Perumpamaan-perumpamaan tersebut diperlihatkan dalam khotbah-
khotbah. Perumpamaan Yesus sering kali mengandung simbolisme, dan biasanya mengaitkan
dunia jasmani dengan rohani. Tema-tema umum dalam kisah-kisah ini misalnya kebaikan dan
kemurahan hati Allah serta bahaya-bahaya pelanggaran. Beberapa perumpamaan Yesus,
seperti Anak yang Hilang (Lukas 15:11-32), relatif sederhana, sementara yang lainnya
seperti Benih yang Tumbuh (Markus 4:26-29) termasuk kompleks, mendalam, dan sulit
dipahami.