PROPOSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
NIM : 18010003
2021
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Menurut World healt organization, Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
peningkatan darah sistolik berada diaata batas normal yaitu lebih dari 190 mmHg dan
tekanan darah sistolik lebih dari 90 mmHg. Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah
terus meningkatkan tekanan (WHO, 2021).
Berdasarkan data dari WHO tahun 2019 diketahui bahwa jumlah orang dewasa
dengan hipertensi meningkat dari 594 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13 miliar pada
tahun 2015. Penyakit ini berkembang dengan pesat di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan faktor
risiko hipertensi pada populasi tersebut. Prevalensi hipertensi tertinggi di Afrika
mencapai (27%) sedangkan prevalensi hipertensi terendah di Amerika sebesar (18%)
(WHO, 2019).
Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan
angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi
terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-
64 tahun (55,2%). Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru
diketahui setelah terjadi komplikasi (Andri et al., 2021; Sihotang et al., 2020).
Riau merupakan salah satu provinsi diindonesia yang turut menggalami fluktuasi
prevalensi hipertensi. Pada tahun 2007 prevalensi hipertensi riau yaitu 33,9 %, lebih
tinggi dari angka nasional, namun pada tahun 2013 riau menjadi salah satu dari 5
provinsi dengan prevalensi terendah yakni sebesar 20,9%, akan tetapi pada tahun 2018
terjadi peningkatan kembali yang cukup tinggi, setidaknya diatas 25% (Kemenkes RI,
2018).
Self care merupakan suatu kegiatan yang dibuat dan dilakukan oleh individu itu
sendiri untuk mempertahankan kehidupan yang sejahtera baik itu dalam keadaan sehat
ataupun sakit. Self Care pada pasien hipertensi merupakan salah satu bentuk usaha
positif klien untuk mengoptimalkan kesehatan dari klien, mengontrol dan
memanagement tanda dan gejala yang muncul, mencegah terjadinya komplikasi dan
meminimalkan gangguan yang timbul pada fungsi tubuh (Winata et al., 2018).
Self management hipertensi sangat dibutuhkan agar pasien tidak mengalami
penurunan kesehatan dikarenakan penyakit sering berulang. Self management mengarah
pada tindakan untuk mempertahankan perilaku yang efektif meliputi penggunaan obat
yang diresepkan, mengikuti diet dan olahraga, pamantauan secara mandiri dan koping
emosional dengan penyakit yang diderita (Fernalia et al., 2019).
Kepatuhan seorang pasien yang menderita hipertensi tidak hanya dilihat berdasarkan
kepatuhan dalam meminum obat antihipertensi tetapi juga dituntut peran aktif dan
kesediaan pasien untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter sesuai dengan jadwal
yang ditentukan serta perubahan gaya hidup sehat yang dianjurkan.Kepatuhan pasien
merupakan faktor utama penentu keberhasilan terapi. Kepatuhan serta pemahaman yang
baik dalam menjalankan terapi dapat mempengaruhi tekanan darah dan mencegah terjadi
komplikasi.
Fenomena yang ada di daerah Kecamatan tenayanan raya, kelurahan sialang sakti
pada pasien hipertensi, secara umum pasien hipertensi lebih mengutamakan upaya
farmakologi dan kurang diimbangi dengan upaya non farmakologis. Upaya non
farmakologis yaitu dengan memodifikasi gaya hidup yang meliputi diet, pengendalian
berat badan dan aktifitas fisik dalam self care management hipertensi yang dilakukan.
Kunjungan pasien hipertensi ke pelayanan kesehatan secara umum disebabkan karena
terjadinya gejala hipertensi yang dianggap sebagai ganguan oleh pasien. Dari fenomena
tersebut maka dapat diasumsikan bahwa pelaksanaan self care management pada pasien
hipertensi di Pukesmas tenayan raya masih kurang efektif dibuktikan secara umum
pasien hipertensi hanya menekankan pada salah satu aspek dari self care management,
sedangkan kegiatan yang lain seperti olahraga, pengaturan diet, pemantau kesehatan
mandiri dan koping emosional kurang mendapat perhatian.
Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“PENGARUH SELF CARE MANAGEMENT TERHADAP KEPATUHAN
PENGOBATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS TENAYAN
RAYA”
B. Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh Self Care
Management terhadap kepatuhan Pengobatan pada pasien hipertensi di Puskesmas
Tenayan Raya Pekanbaru.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya Pengaruh Self Care Management terhadap
kepatuhan Pengobatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Tenayan Raya
Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan
tingkat pendidikan
b. Untuk mengidentifikasi Self Care Management pada responden penderita
hipertensi di Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru.
c. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan pengobatan pada responden
penderita hipertensi di Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Digunakan sebagai bahan masukan atau kajian untuk meningkatkan ilmu
terutama di bidang kesehatan tentang Pengaruh Self Care Management
terhadap kepatuhan Pengobatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Tenayan
Raya Pekanbaru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah informasi dan masukan untuk penelitian selanjutnya.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan pustaka di STIKES Pekanbaru Medical Center
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya mengetahui
Pengaruh Self Care Management terhadap kepatuhan Pengobatan pada
pasien hipertensi di Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru.
c. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi tenaga
kesehatan dalam melakukan upaya preventif.
E. Ruang Lingkup
Materi penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup keilmuan yang
berhubungan dengan kajian Keperawatan Komunitas dan keperawatan medical bedah.
Focus penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Self Care Management
terhadap kepatuhan Pengobatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Tenayan Raya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat kelurahan Sialang Sakti.
Sampel penelitian ini adalah setiap orang yang menderita hipertensi di Kelurahan
Sialang Sakti yang datang ke Puskesmas Tenayan Raya dan memenuhi kriteria untuk
dijadikan sampel penelitian. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
Penelitian ini menggunakan Disain penelitian kuantitatif dengan metode cross
sectional untuk mengetahui Pengaruh pendidikan, usia, dan jenis kelamin terhadap
kepatuhan pengobatan pada pasien hipertensi di puskesmas tenayan raya tahun 2021.
F. Keaslian Penelitian
TABEL 1.1
KEASLIAN PENELITIAN
2. Etiologi Hipertensi
Sekitar 90 % hipertensi belum diketahui dengan pasti yang disebut hipertensi
primer atau esensial. Sedangkan7 % disebabkan oleh kelainan ginjal atau hipertensi
renalis dan 3% disebabkan oleh kelainan hormonal atau hipertensi hormonal serta
penyebab lain (Muttaqin, 2014).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan yaitu :
a. Hipertensi primer :
1) Riwayat keluarga
2) usia yang bertambah lanjut
3) Obesitas
4) Kebiasaan merokok
5) Asupan lemak jenuh dalam jumlah besar
6) Gaya hidup
6. Penatalaksanaan Hipertensi
Tatalaksana hipertensi meliputi non farmakologis dan farmakologis,
tatalaksana non farmakologis meliputi modifikasi gaya hidup, upaya ini dapat
menurunkan tekanan darah atau menurunkan ketergantungan penderita hipertensi
terhadap penggunaan obat-obatan. Sedangkan tatalaksana farmakologis umumnya
dilakukan dengan memberikan obat-obatan antihipertensi di puskesmas. Apabila
upaya nonfarmakologis belum mampu mencapai hasil yang diharapkan, puskesmas
bisa merujuk pasien ke pelayanan kesehatan sekunder yaitu rumah sakit (Depkes,
2013).
a. Pengendalian Faktor resiko
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan
tekanan darah. Pola hiduo sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan
mengendalikan hipertensi adalah :
1) Makan gizi seimbang
2) Mengatasi obesitas / menurunkan berat badan
3) Melakukan olahraga secara teratur
4) Berhenti merokok
5) Mengurangi konsumsi alkohol
b. Terapi farmakologis
Menurut (Canadian Hypertension Education Program, 2012),
Penatalaksanaan farmakologis yaitu penatalaksanaan menggunakan obat-
obatan antihipertensi. Terdapat 5 obat apabila dikonsumsi salah satunya
dapat membantu dalam mengontrol tekanan darah klien yaitu :
1) Diuretik Tiazid
2) Penghambat Adrenergik
3) Penghambat angiostensin converting enzyme (ACE Inhibitor)
4) Calcium channel blocker (CCB)
5) Angiostensin receptor blocker (ARB)
C. Konsep Kepatuhan
1. Defenisi Kepatuhan
Fatmah (2012) mendefenisikan kepatuhan adalah sebagai perilaku untuk
menaati saran-saran dokter atau prosedur dari dokter tentang penggunaan obat, yang
sebelumnya didahului oleh proses konsultasi antara pasien dengan dokter penyedis
medis.
Kepatuhan terhadap pengobatan diartikan secara umum sebagai tingkatan
perilaku dimana pasien menggunakan obat, menaati semua aturan dan nasihat serta
dilanjutkan oleh tenaga kesehatan. Beberapa alasan pasien tidak menggunakan obat
antihipertensi dikarenaka sifat penyakit yang secara alami tidak menimbulkan gejala,
terapi jangka panjang, efek samping obat, regimen terapi yang kompleks,
pemahaman yang kurang tentang pengelolaan dan risiko hipertensi serta biaya
pengobatan yang relatif tinggi.
Kepatuhan pasien merupakan faktor utama penentu keberhasilan terapi.
Kepatuhan serta pemahaman yang baik dalam menjalankan terapi dapat
mempengaruhi tekanan darah dan mencegah terjadi komplikasi.
Skema 2.1
Kerangka Teori
HIPERTENSI
Kepatuhan
Skema 2.2
Kerangka Konsep
Variabel confounding
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Tingkat Pendidikan
Keterangan :
METODE PENELITIAN
1. Waktu
Kegiatan penelitian ini di mulai dari persiapan penelitian dari bulan september 2021.
2. Lokasi
1. Populasi
2. Sampel
Pada penelitian ini yang akan dijadikan sampel adalah pasien yang memiliki
riwayat penyakit hipertensi yang berkunjung di puskesmas tenayan raya pada tahun
2021, yang memenuhi kriteria inklusi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Kriteria yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Penderita hipertensi yang memiliki kesadaran composmentis
b. Dapat membaca dan menulis
c. Bersedia menjadi responden penelitian
D. Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari populas yang dipilih dari sebagian rupa sehingga hasilnya
dapat menyimpulkan populasi atau dirinya sendiri (Bagus Sumargo, 2020). Pada penelitian
ini yang menjadi sampel adalah sebanyak 30 orang.
E. Teknik Sampel
Pada penelitian ini peneliti menggunakan Simple random sampling, menurut bagus
sumargo (2020:28) simple random sampling merupakan prosedur pengambilan sampel
paling sederhana yang dilakukan secara fair, artinya setiap unit dapat memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih.
F. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini variabel dependen yang akan diteliti adalah kepatuhan
pengobatan pada penderita hipertensi.
2. Variabel Independen
Dalam penelitian ini variabel independen yang akan diteliti adalah self care
management.
G. Defenisi Operational
a. Tahap Persiapan
1) Tahap administrasi
Setelah proposal penelitian mendapat persetujuan dari pembimbing,
peneliti mengurus surat permohonan izin penelitian dari Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Pekanbaru Medical Center. Surat penelitian tersebut
ditunjukkan kepada dinas kesehatan kota pekanbaru. Setelah surat
permohonan izin pengambilan data dan penelitian dikeluarkan oleh dinas
kesehatan kota pekanbaru, kemudian ditujukan ke puskesmas tenayan raya.
2) Tahap instrumen
a) Lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent)
b) Lembar karakteristik responden
c) Lembar kuesioner self care management dan kuesioner kepatuhan
pengobatan.
3) Persiapan penelitian
a) Mengidentifikasi karakteristik responden sesuai dengan kriteria inklusi
penelitian
b) Setelah peneliti menemukan responden sesuai dengan kriteria inklusi,
peneliti menjelaskan pengertian, tujuan, manfaat dan prosedur yang
akan dilakukan kepada responden. Setiap responden berhak untuk
menerima dan menolak untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian.
c) Responden yang bersedia untuk berpartisipasi diminta untuk
menandatangani lembar informed consent.
d) Peneliti menentukan kontrak waktu dan tanggal pelaksanaan dengan
responden untuk mengisi kuesioner self care management dan
kuesioner kepatuhan. Pengisian kuesioner dapat dilakukan
dipuskesmas jika keadaan responden memungkinkan atau peneliti akan
melakukan home visit sesuai dengan kontrak yang telah ditentukan.
b. Tahap pelaksanaan
1) Memperkenalkan diri kepada responden
2) Mencatat nama, usia, jenis kelamin, dilembar observasi untuk
pendokumentasian
3) Memberi lembar kuesioner self care management dan kuesioner kepatuhan
kepada responden untuk di isi
4) Kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian dilakukan
pengecekam kembali oleh peneliti apakah sudah lengkap dan sesuai
prosedur
5) Peneliti mengucapkan terimakasi kepada responden peneliti
6) Data yang telah didapatkan kemudian diproses dalam pengelolaan data dan
dianalisa.
I. Pengolahan Data
Pengolahan data menurut (Notoatmodjo, 2012) dengan menggunakan komputer dapat
dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini:
1. Pemeriksaan (editing)
Hasil penyebaran angket harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.
Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner tersebut.
2. Pengkodean (coding)
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau
coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan.
3. Memasukkan Data (Entry Data)
Data jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau
huruf) dimasukkan kedalam program atau software komputer. Software computer ini
bermacam-macam, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah
satu program yang sering digunakan untuk entry data penelitian adalah program SPSS
for windows.
4. Pembersihan data (cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, cek
kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidak lengkapan dsb. Kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini
disebut pembersihan data atau data cleaning.
5. Pengolahan Data (processing)
Setelah data yang dimasukkan tidak terdapat kesalahan, peneliti memasukkan data
dengan mengelompokkan sesuai dengan variabelnya, kemudian peneliti mengolah data
menggunakan komputer
J. Analisa Data
1. Analisis univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini tersaji dalam bentuk distrubusi frekuensi.
Analisi penelitian ini meliputi karakteristik responden yaitu usia, pendidikan, self care
management, kepatuhan pengobatan,
2. Analisis bivariat
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mc Nemar’s
merupakan salah satu metode pengujian hipotesis yang digunakan ketika terdapat 2
sampel yang berpasangan/dependen. Salah satu contoh yang paling umum adalah
situasi “sebelum” dan “sesudah” perlakuan/treatment.
K. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap
subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat
(Notoatmodjo, 2012). Langkah-langkah yang diambil peneliti dalam mematuhi etika
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan surat izin penelitian
Peneliti datang ke Puskesmas tenayan raya dengan menunjukkan surat izin penelitian
yang berisi permohonan izin peneliti dari Program Studi Keperawatan STIKes PMC
untuk melakukan penelitian di Puskesmas tersebut.
2. Penjelasan tentang peneliti
Responden dalam penelitian ini akan diberi informasi tentang sifat dan tujuan
penelitian yang akan dilakukan.
3. Pengisian inform consent
Responden diberi lembar persetujuan yang akan ditandatangani sebagai bukti
kesediaan menjadi responden. Dalam hal ini responden berhak untuk menolak terlibat
dalam penelitian ini.
4. Tanpa nama (Anonymity)
Peneliti tidak mencantumkan nama subjek pada pengumpulan data untuk menjaga
kerahasiaan subjek.
5. Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti wajib menjaga kerahasiaan identitas responden, data yang diperoleh dari
responden, dan data penelitian. Kerahasiaan informasi yang diberikan responden akan
dijamin oleh peneliti dengan kuesioner tersebut dibawa pulang sehingga tidak bisa
dilihat oleh orang lain. Semua berkas yang mencantumkan identitas subjek hanya
digunakan untuk keperluan mengelola data dan bila tidak digunakan lagi akan
dimusnahkan.