Dalam pengertian luas, audit adalah kegiatan evaluasi terhadap suatu organisasi, mulai dari sistem,
proses, hingga produknya.
Mulyadi (2002)
Menurut Mulyadi, audit adalah proses memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif dan
sistematis atas tuduhan kegiatan ekonomi dalam menetapkan tingkat kesesuaian antara laporan yang
ada dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang selanjutnya akan disampaikan hasilnya kepada
pengguna yang bersangkutan.
Berdasarkan definisi audit diatas, dapat disimpulkan bahwa audit sebagai sebuah proses yang
sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan aserasi tentang
tindakan serta kejadian ekonomi.
Jenis Audit
Dalam penerapannya dalam dunia bisnis, audit terbagi kedalam beberapa jenis. Pembagian jenis-jenis
audit dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang akan dicapai oleh auditor secara lebih
terperinci dan sesuai sasaran. Ada beberapa jenis audit jika ditinjau dari sudut pandang yang berbeda.
Salah satunya yakni berdasarkan opini auditor yang termuat dalam bentuk laporan. Berikut adalah
beberapa jenis opini auditor, khususnya opini auditor terhadap audit keuangan.
Tujuan utama dari aktivitas audit keuangan yakni untuk mengetahui informasi mengenai persediaan,
harga yang telah ditetapkan, serta jumlah aset perusahaan telah benar adanya atau sesuai dengan
keadaan dan kejadian yang sebenarnya. Agar dapat lebih memahami tujuan dari audit, berikut adalah
aspek-aspek yang menjadi tujuannya tersebut.
Kelengkapan (Completeness)
Disebut sebagai tujuan audit, sebab kelengkapan dapat menjadi faktor untuk meyakinkan seluruh
peristiwa transaksi benar-benar sudah tercatat dan telah dimasukkan dalam jurnal secara aktual.
Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan transaksi maupun saldo perkiraan telah
tercatat berdasarkan perhitungan jumlah dan pengklasifikasian yang tepat.
Eksistensi (Existence)
Eksistensi sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan bahwa semua kewajiban dan aset yang
tercatat memiliki waktu dan tanggal tertentu atau tidak bersifat fiktif.
Penilaian (Valuation)
Penilaian sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip yang diterapkan telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara umum.
Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan bahwa semua transaksi yang tercantumkan
dalam jurnal telah terklasifikasi atau dikelompokkan dengan tepat berdasarkan golongan akun yang
sesuai.
Pengungkapan (Disclosure)
Pengungkapan dalam hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa saldo akun beserta seluruh
persyaratan pengungkapan yang saling berhubungan telah disajikan dan dijelaskan secara wajar dalam
laporan keuangan dan isi catatan kaki laporan tersebut.
Pentingnya Peranan Audit dalam Sebuah Perusahaan
Kegiatan audit menjadi penting karena dibutuhkan dalam membantu sebuah perusahaan agar tetap
bertahan atau mencari tahu dan mencegah kecurangan yang mungkin dapat terjadi sehingga dapat
segera diatasi. Selain itu audit juga digunakan untuk mengevaluasi sekaligus meningkatkan efektivitas
kinerja suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat pentingnya peranan audit bagi beberapa
pihak dalam sebuah perusahaan.
Bagi badan Pemerintah atau pihak lain yang bergerak di bidang hukum
Peranan audit bagi pemerintah yakni untuk memberikan tambahan kepastian yang independen
mengenai kecermatan pelaporan keuangan sebagai dasar pengenaan pajak. Manfaat lainnya yakni
sebagai dasar yang independen kepada pihak lain di bidang hukum untuk menyelesaikan masalah
dalam kebangkrutan, mengurus harta warisan maupun harta titipan, dan menentukan pelaksanaan
perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.
Audit dapat dilakukan kapan saja dalam selama setahun, namun ada baiknya dilakukan pada saat awal
tahun. Dengan melakukannya pada awal tahun, perusahaan dapat mengetahui hasil kinerja
perusahaan. Waktu yang tepat untuk melakukan audit adalah pada bulan Januari sampai Maret. Ini
juga akan mempermudah perusahaan dalam menyiapkan data-data yang dibutuhkan untuk audit.
Sedangkan untuk berapa kali audit harus dilakukan, ini bergantung pada perusahaan masing-masing.
Jika kondisi perusahaan dirasa tidak baik, maka dapat dilakukan proses audit secara berkala seperti
setiap tahun. Namun, sebelum melakukan audit eksternal, ada baiknya melakukan audit internal dulu.
Audit internal sebaiknya dilakukan paling tidak 6 bulan sekali untuk melakukan evaluasi perusahaan.
Semakin sering dilakukannya audit internal, perusahaan akan terbiasa ketika ada audit eksternal.
Namun, kembali lagi tidak ada standar tertentu kapan audit harus dilakukan.
Sedangkan untuk audit eksternal perusahaan biasanya dilakukan setahun sekali. Namun periode ini
juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, bisa menjadi dua tahun sekali. Untuk
memastikan hasil audit yang didapatkan akurat, pastikan untuk memilih auditor eksternal yang
terpercaya.
Pelaksanaan audit biasanya dilakukan oleh pihak auditor yang kompeten, bersifat objektif, dan tidak
memihak. Secara umum, tujuan dari audit itu sendiri yaitu untuk memverifikasi bahwa data yang
dievaluasi oleh audit telah berjalan sesuai standar, regulasi, dan praktik yang berlaku.