Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Investasi dan Pasar Modal yang diampu oleh Bu Tettet Fitrijanti
disusun oleh:
Alvira Fajri Chairunisa (120110190040)
Khansa Alethea Wibowo (120110190083)
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini berjudul “Studi Kasus: Stock
Valuation” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Investasi dan Pasar.
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa kesulitan yang kami alami. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktu
untuk membaca makalah ini.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Kami pun berharap ada
pembaca yang bersedia memberikan saran dan kritik terhadap makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
BAB II 6
Landasan Teori 6
BAB III 12
Pemilihan Metode 12
BAB IV 24
Kesimpulan 24
Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu faktor paling penting dalam perkembangan suatu perusahaan adalah
ketersediaan modal. Modal dalam perusahaan sendiri didapat dari sumber internal seperti laba
yang ditahan (retained earnings) dan sumber eksternal yang diperoleh dari pasar modal.
Adanya pasar modal dapat berfungsi sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan dari
investor sekaligus berfungsi sebagai salah satu sarana investasi bagi masyarakat. Investasi
merupakan sebuah pengeluaran modal saat ini untuk ditanamkan pada sebuah aset dengan
tujuan mendapatkan manfaat di masa depan. Kegiatan berinvestasi sendiri cukup diminati
oleh masyarakat Indonesia, khususnya investasi saham. Saham dapat memberikan
keuntungan berupa deviden yaitu laba berdasarkan jumlah saham yang dimiliki dan capital
gain atau keuntungan dari selisih harga saham, walau tidak terlepas dari tingkat risiko dan
pengembaliannya (high risk high return).
Untuk mendapatkan hasil deviden dan capital gain yang paling optimal, investor harus
melakukan penilaian (valuasi) atas saham untuk meminimalisir risiko yang didapat.
Seringkali hasil valuasi saham tidak memiliki nilai yang sama dengan harga saham yang
diperdagangkan di pasar modal. Valuasi saham juga dilakukan untuk mengetahui nilai
wajar/nilai intrinsik dari suatu saham. Nilai wajar inilah yang akan memberikan ukuran
apakah saham tersebut dinilai overvalued (lebih rendah dibandingkan harga pasar) atau
undervalued (lebih tinggi dibandingkan harga pasar). Dari hasil ini pula investor dapat
mengambil keputusan apakah mereka harus membeli saham, mempertahankan, dan menjual
saham yang dimilikinya.
Pada makalah ini, penulis ingin menjelaskan mengenai metode yang tersedia untuk
menghitung valuasi saham bagi para investor. Dengan mengetahui metode-metode yang ada,
diharapkan investor dapat menentukan metode apa yang cocok untuk digunakan dalam
perhitungan saham mereka, sehingga investor juga dapat memperkirakan tingkat
pengembalian yang akan mereka dapatkan di kemudian hari.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui metode yang dipilih dan alasan pemilihan metode dalam penilaian
saham BBRI dan WIKA
2. Untuk memahami penjelasan saham yang dipilih untuk valuasi
3. Untuk mengetahui hasil penilaian saham BBRI dan WIKA
4. Untuk mengetahui analisis atas nilai dari saham BBRI dan WIKA
5. Untuk memahami jenis keputusan investor yang mungkin diambil
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Stock valuation adalah proses penentuan nilai wajar untuk suatu saham (Parahita, 2008).
Terdapat tiga nilai yang berhubungan dengan saham menurut Tandelilin (2010), yaitu :
Para pemegang saham biasanya mengharapkan imbalan melalui cash dividend dan
peningkatan pada nilai saham. Beberapa dari investor nantinya memutuskan saham mana
yang akan dibeli dan dijual. Mereka melihat perusahaan yang sahamnya undervalued, artinya
nilai sebenarnya dari saham tersebut lebih besar dari harga pasar saat ini. Para investor ini
membeli saham yang undervalued dan menjual saham yang menurut mereka overvalued,
yaitu harga pasar lebih besar dari nilai sebenarnya. Penilaian saham juga merupakan alat
penting bagi manajer keuangan.
1. Nilai intrinsik (intrinsic value) > harga pasar saat ini (market value)
Saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), maka dari itu investor
seharusnya membeli atau menahan saham tersebut jika dia memilikinya.
2. Nilai intrinsik (intrinsic value) < harga pasar saat ini (market value)
Saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), maka dari itu investor
sebaiknya menjual saham tersebut.
6
3. Nilai intrinsik (intrinsic value) = harga pasar saat ini (market value)
Saham tersebut berada pada nilai wajar dan dalam kondisi keseimbangan
(equilibrium).
𝐷1 𝐷2 𝐷𝑛
Po = 1 + 2 + ….. + 𝑛
(1+𝑟𝑠) (1+𝑟𝑠) (1+𝑟𝑠)
Pendekatan ini mengasumsikan aliran dividen yang konstan dan tidak tumbuh.
Artinya, dividen per saham yang dibagikan jumlahnya akan sama setiap tahunnya.
𝐷1
Po =
𝑟𝑠
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa dividend per saham yang dibagikan setiap
tahunnya tumbuh secara konstan, atau growth setiap tahun akan selalu sama.
7
𝐷1
Po =
𝑟𝑠 − 𝑔
Model ini mengasumsikan bahwa saham akan memberikan dividen dengan tingkat
pertumbuhan yang berbeda-beda di tiap tahunnya. Terdapat 4 langkah untuk
menentukan nilai dividen dengan pertumbuhan variabel :
● Step 1
Tentukan nilai dari cash dividends pada tiap akhir tahun selama periode
pertumbuhannya
𝑛
D1 = Do x (1+rs)
● Step 2
𝑛
𝐷𝑛
PV1 = ∑ 𝑛
𝑡=1 (1+𝑟𝑠)
● Step 3
8
Tentukan nilai dari saham pada akhir periode pertumbuhan, dari tahun (n+1) hingga
tak terhingga dan asumsikan tingkat pertumbuhan konstan g2
1 𝐷𝑛+1
𝑛 x 𝑟𝑠 − 𝑔2
(1+𝑟𝑠)
● Step 4
𝑛 𝑛
+ ⎡⎢ ⎤
𝐷𝑜 𝑥 (1+𝑔1) 1 𝐷𝑛+1
Po = ∑ 𝑛 𝑛 𝑥 𝑟𝑠 − 𝑔2 ⎥
𝑡 =1 (1+𝑟𝑠) ⎣ (1+𝑟𝑠) ⎦
Pendekatan ini digunakan untuk menilai perusahaan yang tidak memiliki riwayat
dividen (perusahaan startup). Free cash flow model memperkirakan nilai seluruh
perusahaan dengan menghitung present value dari arus kas bebas yang diharapkan
lalu didiskontokan pada weighted average cost of capital, yang merupakan expected
average funds.
9
rs = weighted average cost of capital
Vs = Vc - Vd - Vp
𝑉𝑠
Po =
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠
Book value per share mengasumsikan bahwa harga saham dihitung dengan cara
semua asset perusahaan dijual berdasarkan book value kemudian dikurangi seluruh
liabilitas (termasuk saham preferred), lalu membaginya dengan jumlah saham yang
beredar.
10
B. Liquidation value
Liquidation value adalah jumlah sebenarnya common stock yang akan diterima jika
semua aset perusahaan dijual untuk nilai pasar, lalu digunakan untuk membayar
liabilitas dan preferred stock dan sisa uang dibagi di antara pemegang saham biasa.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Dari berbagai metode yang disediakan, penulis memilih untuk menggunakan metode
Variable Growth Rate untuk menghitung valuasi saham yang ada. Berikut beberapa alasan
mengapa penulis memilih metode Variable Growth Rate dibandingkan metode lainnya.
Pada metode Zero Growth Rate, metode ini mengasumsikan bahwa dividen yang
dibagikan jumlahnya akan sama setiap tahunnya. Maka dari itu penulis tidak dapat
menggunakan metode ini karena tidak mempertimbangkan pertumbuhan dividen yang terjadi
setiap tahunnya atau pada saat adanya perubahan kondisi perusahaan. Begitupun jika
menggunakan metode Normal-Growth Rate karena asumsinya dikatakan bahwa dividen per
saham yang dibagikan tumbuh secara konstan atau growth yang konstan setiap tahunnya.
Penulis tidak memilih untuk menggunakan metode Free Cash Flow dikarenakan
penggunaan metode ini yang lebih tepat diterapkan untuk perusahaan-perusahaan yang
sebelumnya tidak memiliki sejarah dividen di masa lalunya sehingga menggunakan arus
kas/cash flow untuk menghitung valuasi sahamnya.
Metode Book Value per Share juga tidak penulis pilih karena metode ini dianggap terlalu
bergantung pada nilai buku perusahaan (historical balance sheet data) dan tidak memiliki
hubungan yang benar dengan nilai perusahaan yang sebenarnya di pasar. Pada Metode
Liquidation Value per Share juga sama, walaupun metode ini lebih baik dibandingkan metode
Book Value per Share karena berdasarkan pada nilai pasar saat ini namun metode ini masih
mengabaikan pertimbangan earning power dari aset-aset yang ada.
Metode terakhir yaitu Price per Earning Multiple, penulis tidak memilih untuk
menggunakan metode ini karena metode valuasi ini menggunakan asumsi bahwa investor
menilai pendapatan perusahaan dengan cara yang sama seperti investor menilai perusahaan
‘rata-rata’ dalam industri yang sama. Penggunaan metode ini dianggap paling membantu
dalam menilai perusahaan yang tidak diperdagangkan secara publik, walaupun ada juga yang
memakai metode ini untuk memvaluasi perusahaan publik.
12
3.2 Penjelasan Saham yang Dipilih untuk di Valuasi
Pada perhitungan valuasi saham di makalah ini, penulis menggunakan saham-saham dari
dua entitas di Indonesia yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BBRI) dan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA).
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk merupakan sebuah entitas yang bidang
usahanya bergerak pada jasa perbankan. Selain itu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) juga
merupakan bank tertua di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1895 dan merupakan salah
satu bank milik pemerintah terbesar di Indonesia. Sedangkan PT Wijaya Karya (Persero),
Tbk (WIKA) merupakan sebuah entitas BUMN yang bidang usahanya bergerak pada sektor
properti, real estate, dan konstruksi bangunan. PT Wijaya Karya (Persero) sendiri telah
berdiri sejak tahun 1960 dan telah dipercaya oleh banyak pihak untuk memegang proyek
infrastruktur dalam berbagai jenis bidang bagi masyarakat Indonesia.
13
01/11/2019 4220 4090 -3,08% 6.225,81 6.011,83 -3,44%
01/10/2019 4120 4210 2,18% 6.163,98 6.228,32 1,04%
01/09/2019 4270 4210 -1,41% 6.331,15 6.169,10 -2,56%
01/08/2019 4490 4270 -4,90% 6.385,26 6.328,47 -0,89%
01/07/2019 4400 4480 1,82% 6.381,18 6.390,50 0,15%
01/06/2019 4100 4360 6,34% 6.277,29 6.358,63 1,30%
01/05/2019 4370 4100 -6,18% 6.458,12 6.209,12 -3,86%
01/04/2019 4140 4370 5,56% 6.485,72 6.455,35 -0,47%
01/03/2019 3870 4110 6,20% 6.468,62 6.468,75 0,00%
01/02/2019 3880 3850 -0,77% 6.552,06 6.443,35 -1,66%
01/01/2019 3660 3850 5,19% 6.197,87 6.532,97 5,41%
01/12/2019 3720 3660 -1,61% 6.118,06 6.194,50 1,25%
01/11/2018 3190 3620 13,48% 5.855,22 6.056,12 3,43%
01/10/2018 3150 3150 0,00% 5.950,86 5.831,65 -2,00%
01/09/2018 3180 3150 -0,94% 6.025,41 5.976,55 -0,81%
01/08/2018 3070 3180 3,58% 5.952,94 6.018,46 1,10%
01/07/2018 2890 3070 6,23% 5.828,50 5.936,44 1,85%
01/06/2018 3080 2840 -7,79% 6.004,12 5.799,24 -3,41%
01/05/2018 3220 3080 -4,35% 5.999,36 5.983,59 -0,26%
01/04/2018 3500 3220 -8,00% 6.194,51 5.994,60 -3,23%
01/03/2018 3800 3600 -5,26% 6.605,31 6.188,99 -6,30%
01/02/2018 3730 3780 1,34% 6.625,35 6.597,22 -0,42%
01/01/2018 3640 3700 1,65% 6.366,08 6.605,63 3,76%
01/12/2017 3210 3640 13,40% 6.053,03 6.355,65 5,00%
01/11/2017 3115 3210 3,05% 6.017,04 5.952,14 -1,08%
01/10/2017 3055 3120 2,13% 5.917,75 6.005,78 1,49%
01/09/2017 3025 3055 0,99% 5.858,21 5.900,85 0,73%
01/08/2017 2980 3025 1,51% 5.853,51 5.864,06 0,18%
01/07/2017 3000 2955 -1,50% 5.846,60 5.840,94 -0,10%
01/06/2017 2895 3050 5,35% 5.749,42 5.829,71 1,40%
01/05/2017 2580 2895 12,21% 5.703,87 5.738,15 0,60%
01/04/2017 2595 2580 -0,58% 5.583,35 5.685,30 1,83%
14
01/03/2017 2370 2595 9,49% 5.389,17 5.568,11 3,32%
01/02/2017 2360 2390 1,27% 5.319,94 5.386,69 1,25%
01/01/2017 2335 2345 0,43% 5.290,39 5.294,10 0,07%
01/12/2016 2180 2335 7,11% 5.168,63 5.296,71 2,48%
01/11/2016 2450 2180 -11,02% 5.430,75 5.148,91 -5,19%
01/10/2016 2440 2440 0,00% 5.403,86 5.422,54 0,35%
01/09/2016 2310 2440 5,63% 5.368,52 5.364,80 -0,07%
01/08/2016 2320 2330 0,43% 5.280,21 5.386,08 2,01%
01/07/2016 2180 2305 5,73% 5.027,62 5.215,99 3,75%
01/06/2016 2070 2160 4,35% 4.801,85 5.016,65 4,47%
01/05/2016 2090 2070 -0,96% 4.828,96 4.796,87 -0,66%
01/04/2016 2260 2070 -8,41% 4.843,39 4.838,58 -0,10%
01/03/2016 2200 2285 3,86% 4.760,24 4.845,37 1,79%
01/02/2016 2270 2215 -2,42% 4.620,15 4.770,96 3,26%
01/01/2016 2285 2245 -1,75% 4.580,17 4.615,16 0,76%
Expected return 1,10% Expected return 0,33%
15
STEP 1 & 2
Step 1 & 2
Years Do = D2020 (1+g1)^t Dt (1+rs)^t PV of dividend
2021 Rp 168,2022 1,281680293 Rp 215,5814 0,9754510611 Rp 221,0069
2022 Rp 168,2022 1,642704372 Rp 276,3065 0,9515047725 Rp 290,3890
2023 Rp 168,2022 2,105421821 Rp 354,1366 0,92814634 Rp 381,5525
Sum of PV of Dividends (PV I) Rp 892,9484
STEP 3
Step 3
D 2024 Rp 463,919
P 2023 Rp -1.386,70
PV of P 2023 (PV II) Rp -1.494,05
STEP 4
Step 4
P 2020 Rp -601,1035
Balance Sheet PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BBRI) per 31 Desember 2020
(in Thousand Rupiah)
Assets
Total Assets 1,511,804,628,000
Liabilities and Stockholder's Equity
Total Liabilities 1,311,893,252,000
Stockholder's Equity
Common Stock 6,167,291,000
16
Retained Earnings 163,949,482,000
Total Stockholder's Equity 197,377,567,000
Total Liabilities and Stockholder's Equity 1,511,804,628,000
𝑅𝑝 1,511,804,628,000,,000 − 𝑅𝑝 1,311,893,252,000,000
BV = 121,595,347,000
BV = Rp 1644,070936
WIKA IHSG
Date Open Close Return (ri) Open Close Return (ri)
01/12/2020 1690 1985 17,46% 5.637,89 5.979,07 6,05%
01/11/2020 1170 1620 38,46% 5.108,03 5.612,42 9,87%
01/10/2020 1110 1205 8,56% 4.899,64 5.128,23 4,67%
01/09/2020 1245 1095 -12,05% 5.238,49 4.870,04 -7,03%
01/08/2020 1200 1240 3,33% 5.149,63 5.238,49 1,73%
01/07/2020 1205 1190 -1,24% 4.905,39 5.149,63 4,98%
01/06/2020 1085 1200 10,60% 4.753,61 4.905,39 3,19%
01/05/2020 950 1085 14,21% 4.716,40 4.753,61 0,79%
01/04/2020 840 950 13,10% 4.538,93 4.716,40 3,91%
01/03/2020 1875 835 -55,47% 5.455,05 4.538,93 -16,79%
01/02/2020 1890 1875 -0,79% 5.920,97 5.452,70 -7,91%
01/01/2020 1990 1890 -5,03% 6.313,13 5.940,05 -5,91%
01/12/2019 1740 1990 14,37% 6.023,61 6.299,54 4,58%
01/11/2019 2000 1735 -13,25% 6.225,81 6.011,83 -3,44%
01/10/2019 1925 1980 2,86% 6.163,98 6.228,32 1,04%
01/09/2019 2220 1925 -13,29% 6.331,15 6.169,10 -2,56%
01/08/2019 2350 2210 -5,96% 6.385,26 6.328,47 -0,89%
17
01/07/2019 2450 2340 -4,49% 6.381,18 6.390,50 0,15%
01/06/2019 2270 2430 7,05% 6.277,29 6.358,63 1,30%
01/05/2019 2420 2270 -6,20% 6.458,12 6.209,12 -3,86%
01/04/2019 2170 2420 11,52% 6.485,72 6.455,35 -0,47%
01/03/2019 1790 2150 20,11% 6.468,62 6.468,75 0,00%
01/02/2019 1910 1785 -6,54% 6.552,06 6.443,35 -1,66%
01/01/2019 1655 1895 14,50% 6.197,87 6.532,97 5,41%
01/12/2019 1530 1655 8,17% 6.118,06 6.194,50 1,25%
01/11/2018 1105 1505 36,20% 5.855,22 6.056,12 3,43%
01/10/2018 1375 1100 -20,00% 5.950,86 5.831,65 -2,00%
01/09/2018 1555 1365 -12,22% 6.025,41 5.976,55 -0,81%
01/08/2018 1560 1550 -0,64% 5.952,94 6.018,46 1,10%
01/07/2018 1325 1550 16,98% 5.828,50 5.936,44 1,85%
01/06/2018 1670 1325 -20,66% 6.004,12 5.799,24 -3,41%
01/05/2018 1585 1670 5,36% 5.999,36 5.983,59 -0,26%
01/04/2018 1700 1585 -6,76% 6.194,51 5.994,60 -3,23%
01/03/2018 1920 1680 -12,50% 6.605,31 6.188,99 -6,30%
01/02/2018 2100 1925 -8,33% 6.625,35 6.597,22 -0,42%
01/01/2018 1550 2080 34,19% 6.366,08 6.605,63 3,76%
01/12/2017 1805 1550 -14,13% 6.053,03 6.355,65 5,00%
01/11/2017 1975 1805 -8,61% 6.017,04 5.952,14 -1,08%
01/10/2017 1790 1970 10,06% 5.917,75 6.005,78 1,49%
01/09/2017 1985 1790 -9,82% 5.858,21 5.900,85 0,73%
01/08/2017 2080 1985 -4,57% 5.853,51 5.864,06 0,18%
01/07/2017 2210 2080 -5,88% 5.846,60 5.840,94 -0,10%
01/06/2017 2290 2210 -3,49% 5.749,42 5.829,71 1,40%
01/05/2017 2370 2290 -3,38% 5.703,87 5.738,15 0,60%
01/04/2017 2410 2370 -1,66% 5.583,35 5.685,30 1,83%
01/03/2017 2520 2410 -4,37% 5.389,17 5.568,11 3,32%
01/02/2017 2590 2500 -3,47% 5.319,94 5.386,69 1,25%
01/01/2017 2360 2570 8,90% 5.290,39 5.294,10 0,07%
01/12/2016 2440 2360 -3,28% 5.168,63 5.296,71 2,48%
18
01/11/2016 2407,79 2430 0,92% 5.430,75 5.148,91 -5,19%
01/10/2016 2611,53 2380,01 -8,87% 5.403,86 5.422,54 0,35%
01/09/2016 2972,70 2593,01 -12,77% 5.368,52 5.364,80 -0,07%
01/08/2016 2579,7 3000,48 16,31% 5.280,21 5.386,08 2,01%
01/07/2016 2713,4 2959,70 9,08% 5.027,62 5.215,99 3,75%
01/06/2016 2222,58 2741,18 23,33% 4.801,85 5.016,65 4,47%
01/05/2016 2389,27 2222,58 -6,98% 4.828,96 4.796,87 -0,66%
01/04/2016 2417,05 2454,09 1,53% 4.843,39 4.838,58 -0,10%
01/03/2016 2430,94 2417,05 -0,57% 4.760,24 4.845,37 1,79%
01/02/2016 2593,01 2412,42 -6,96% 4.620,15 4.770,96 3,26%
01/01/2016 2444,83 2593,01 6,06% 4.580,17 4.615,16 0,76%
Expected return 0,82% Expected return 0,33%
STEP 1 & 2
19
Step 1 & 2
Years Do = D2020 (1+g1)^t Dt (1+rs)^t PV of dividend
1,28231358 0,89610467
2021 Rp 50,955 7 Rp 65,3403 75 Rp 72,9159
1,64432813 0,80300359
2022 Rp 50,955 4 Rp 83,7867 3 Rp 104,3417
2,10854430 0,71957527
2023 Rp 50,955 8 Rp 107,4409 57 Rp 149,3115
Sum of PV of Dividends (PV I) Rp 326,5691
STEP 3
Step 3
D 2024 Rp 140,816
P 2023 Rp -339,70
PV of P 2023 (PV II) Rp -472,08
STEP 4
Step 4
P 2020 Rp -145,5154
20
Cash and cash equivalents 14,951,761,071 Current liabilities
Total cash 14,951,761,071 Current debt 20,968,350,628
Net receivables 11,335,702,943 Accounts payable 14,241,490,843
Total current
Inventory 9,813,054,227 liabilities 44,168,467,736
Other current assets 97,721,979 Non-current liabilities
Total current assets 47,980,945,725 Long-term debt 5,148,337,516
Non-current assets Deferred tax liabilities 9,8,483,073
Property, plant and
equipment Deferred revenues 1,434,955,926
Gross property, plant and Total non-current
equipment 7,727,439,421 liabilities 7,283,292,406
Accumulated depreciation -2,556,882,516 Total liabilities 51,451,760,142
Net property, plant and
equipment 5,170,556,905 Stockholders' equity
Goodwill 4,847,052 Common stock 896,995,137
Intangible assets 4,080,529,059 Retained earnings 12,815,947
Total stockholders'
Other long-term assets 78,183,992 equity 13,678,130,940
Total liabilities and
Total non-current assets 20,128,239,488 stockholders' equity 68,109,185,213
Total assets 68,109,185,213
𝑅𝑝 68,109,185,213,000 − 𝑅𝑝 51,451,760,14,000
BV = 8,969,951,372
BV = Rp 1857,025125
Dari hasil perhitungan diatas menggunakan variable growth model dapat ditemukan
nilai intrinsik pada saham BBRI dan WIKA, kemudian dari hasil tersebut dapat dibandingkan
dengan harga pasar atas perusahaan-perusahaan tersebut. Hasil tersebut dapat digunakan
21
investor untuk mengevaluasi apakah harga saham yang terjadi di pasar mencerminkan nilai
yang sebenarnya (fair value), undervalue, atau overvalue. Hasil-hasil perhitungan dapat
diperlihatkan pada tabel-tabel berikut ini:
BBRI WIKA
Keterangan Keterangan
PV 2021 Rp 221,0069 PV 2021 Rp 72,9159
PV 2022 Rp 290,3890 PV 2022 Rp 104,3417
PV 2023 Rp 381,5525 PV 2023 Rp 149,3115
P 2020 Rp -601,1035 P2020 Rp -145,5154
Dari tabel diatas, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara nilai intrinsik pada saham
BBRI dan juga WIKA dengan metode valuasi yang sama, yaitu variable growth model
dengan harga pasar pada saat penutupan tahun 2020 (30 Desember 2020).
Berikut merupakan hasil perhitungan valuasi saham BBRI dan WIKA dengan
menggunakan metode Variable Growth Model:
22
Hasil dari perhitungan valuasi dapat dijadikan acuan bagi para investor untuk mengambil
keputusan atas saham yang dimilikinya, apakah akan membeli saham, mempertahankan, dan
menjual saham yang dimilikinya. Dari hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa
jika menggunakan metode Variable Growth Model, sebaiknya investor menjual baik saham
BBRI maupun WIKA karena hasil perhitungan nilai intrinsiknya lebih rendah dibandingkan
nilai pasar (market value) di tahun 2020. Kondisi tersebut dinamakan overvalued, bagi
investor kondisi ini merupakan kondisi yang tepat untuk menjual kepemilikan sahamnya agar
mendapatkan capital gain yang tinggi.
Sedangkan dengan model Book Value hasil keputusan untuk kedua perusahaan sama
dengan saat menggunakan Variable Growth Value, yaitu menjual baik kepemilikan saham di
BBRI maupun WIKA karena hasil perhitungan nilai intrinsiknya lebih rendah dibandingkan
harga pasar di tahun 2020.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk mendapatkan hasil deviden dan capital gain yang paling optimal, investor harus
melakukan penilaian (valuasi) atas saham untuk meminimalisir risiko yang didapat. Valuasi
saham juga dilakukan untuk mengetahui nilai wajar/nilai intrinsik dari suatu saham. Nilai
wajar inilah yang akan memberikan ukuran apakah saham tersebut dinilai overvalued (lebih
rendah dibandingkan harga pasar) atau undervalued (lebih tinggi dibandingkan harga pasar).
Dari hasil ini pula investor dapat mengambil keputusan apakah mereka harus membeli
saham, mempertahankan, dan menjual saham yang dimilikinya.
Model yang digunakan untuk melakukan valuasi saham BBRI dan WIKA yaitu variable
growth model dengan pertimbangan bahwa saham BBRI dan WIKA akan memberikan
dividen dengan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda di tiap tahunnya. Pada tahap pertama
kita menentukan nilai dari cash dividends pada tiap akhir tahun selama periode
pertumbuhannya. Pada tahap kedua kita menentukan present value dari expected dividend
selama periode pertumbuhannya. Pada tahap ketiga kita menentukan nilai dari saham pada
akhir periode pertumbuhan, dari tahun (n+1) hingga tak terhingga dan asumsikan tingkat
pertumbuhan konstan menjadi g2. Lalu pada tahap keempat kita menjumlahkan present value
dari tahap kedua dan ketiga untuk menentukan nilai intrinsiknya.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa saham BBRI dan WIKA dinilai
terlalu mahal atau overvalued, keputusan investasi yang direkomendasikan untuk calon
investor jangka pendek adalah menjual saham tersebut sebelum harga turun. Bagi investor
jangka panjang sebaiknya menahan atau menambah jumlah saham karena rasio-rasio
fundamentalnya yang baik.
4.2 Saran
Investor dan calon investor sebaiknya memilih penggunaan valuasi saham yang menurutnya
tepat agar dapat mengambil keputusan apakah mereka harus membeli saham,
24
mempertahankan, dan menjual saham yang dimilikinya dan tidak lupa juga memperhatikan
prospek pertumbuhan bisnis perusahaan kedepannya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Gitman, Lawrence J., Zutter, Chad J. 2015. Principles of Managerial Finance Fourteenth
Edition. America : Pearson.
Pujiharjanto, C.Ambar., Nilmawati. 2010. Dividend Discount Model (DDM) Sebagai Model
Penilaian Harga Saham. JBTI, 1(2).
Hidayat, Raden Rustam. dkk. 2016. Analisis Fundamental Untuk Menilai Kewajaran Harga
Saham Dengan Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) Sebagai
Dasar Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Administrasi Bisnis, 33(1).
26
LAMPIRAN
27