Anda di halaman 1dari 7

Nama : Syamsur Rahman, S.Kep.,Ns.

Angkatan :1
Kelompok :3
Ndh : 22
Tugas : Individu Agenda Ke 2

Tugas 1

Mendiskripsikan Praktek Ber-Akhlak Dalam instansi Pemerintah

1. Berorientasi Pelayanan
Keinginan memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat, tidak hanya terkait
dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait
dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
b) Ramah, Cekatan, Solutif dan Dapat Diandalkan
Pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan ramah, ditandai senyum,
menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapi; cekatan ditandai dengan cepat
dan tepat waktu; solutif ditandai dengan mampu memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk memilih layanan yang tersedia; dan dapat diandalkan ditandai dengan
mampu, akan dan pasti menyelesaikan tugas yang mereka terima atau pelayanan yang
diberikan.
c) Melakukan perbaikan tiada henti
Hal ini berarti bahwa memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika
kebutuhan masyarakat sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan
diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan pengguna layanan.

2. Akuntabel
Bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan
a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan
yang berlaku sehingga menghindarkan ASN dari tindak pidana korupsi.
b) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi
dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
c) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
Tidak menggunakan kewenangan jabatan untuk kepentingan yang menguntungkan diri
sendiri dan merugikan negara

3. Kompeten
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
Setiap orang termasuk ASN selayaknya memiliki watak sebagai pembelajar sepanjang
hayat.
b) Membantu orang lain belajar
Membantu dan membagi ilmu rekam kerja yang mengalami kesulitan dalam memahami
suatu pekerjaan.
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Melaksanakan tugas yang diberikan dengan maksimal dan sebaik baiknya

4. Harmonis
Saling peduli dan menghargai perbedaan
a) Menghargai Setiap Orang Apapun Latar Belakangnya
Menghargai setiap orang tanpa memandang status social, agama, suku, asal daerah dll.
b) Suka Menolong Orang Lain
Saling membantu Ketika rekan kerja mengalami kesusahan
c) Membangun Lingkungan Kerja Yang Kondusif
Saling sapa antar rekan kerja, menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman
5. Loyal
Berdedikasi da mengutamakan kepentingan Bangsa dan negara
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang sah
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
b) Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
Tidak menyebarluaskan informasi penting instansi secara sembarangan
c) Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara. Memberikan informasi secara
benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.

6. Adaptif
Terus berinovasi dan antuasias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
Peka terhadap perubahan zaman dan cepat meneyesuaikan diri selagi itu berdampak baik
b) Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
Selalu membuat gebrakan atau sesuatu yang baru yang dapat meningkatkan kualitas
layanan
c) Bertindak proaktif
Sikap proaktif sering kali dihubungkan dengan keseharian, di mana Anda memiliki
tanggung jawab atas diri sendiri dalam mengambil keputusan yang menguntungkan.

7. Kolaboratif
Membangun kerja sama yang sinergis
a) Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
Memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh stakeholders baik di dalam maupun
di luar organisasi untuk menciptakan berbagai inovasi dan kebaikan bagi masyarakat.
b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
Membuka peluang bekerja sama dengan instansi lain guna meningkatkan kualitas
layanan
c) Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama
Tugas 2

Tokoh Panutan Yang Sudah Menerapkan Nilai- Nilai Ber-Akhlak Dalam


Kesehariannya

TOKOH 1

Dikutip dari Merdeka.com

Hoegeng Imam Santoso lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Dia adalah sosok yang disegani
di kalangan kepolisian Republik Indonesia. Walaupun hanya menjabat tiga tahun sebagai
Kapolri, namun Hoegeng telah membawa perubahan besar dalam tubuh Kepolisian Republik
Indonesia. Selain itu, sikap tegas, bersih, sederhana, dan jujur membuat namanya menjadi
legenda di kalangan kepolisian. Bahkan dia rela hidup pas-pasan demi menjaga integritas. Pelaku
kejahatan bahkan tak berkutik selama Polri berada di bawah kepemimpinannya.

Namun, karena keberaniannya itulah yang justru membuat Hoegeng diberhentikan dari jabatan
Kapolri. Berikut kisah inspiratif Jenderal Hoegeng Imam Santoso, polisi jujur yang pernah
dimiliki Bangsa Indonesia.

Salah satu kisah yang melegenda dari seorang Hoegeng saat dirinya bertugas di Medan dengan
pangkat kompol. Di sana, dia membongkar praktik suap menyuap pada para polisi dan jaksa di
Medan yang menjadi antek bandar judi. Berbeda dengan polisi lainnya, Hoegeng tidak mempan
disuap. Barang-barang mewah pemberian bandar judi dilemparnya keluar jendela. Baginya, lebih
baik hidup melarat dari pada menerima suap atau korupsi. Prinsip hidup itu ia tiru dari mantan
Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Dilansir dari merdeka.com, Kapolri Jenderal Hoegeng pernah dihadapkan pada kasus
pemerkosaan seorang penjual telur bernama Sumarijem di Yogyakarta. Padahal dalam kasus
tersebut anak seorang pejabat dan anak pahlawan revolusi diduga ikut menjadi pelakunya.
Hoegeng sadar kasus di pengadilan waktu itu penuh rekayasa, Hoegeng siap mengusut tuntas
kasus tersebut.

Pada akhirnya Hoegeng membentuk tim khusus bernama “Tim Pemeriksa Sum Kuning”. Tim itu
ia bentuk pada Januari 1971. Namun entah mengapa Presiden Soeharto meminta kasus ini tidak
lagi ditangani Soeharto melainkan Tim Pemeriksa Pusat Kopkamtib. Akhirnya pada Oktober
1971, Hoegeng dipensiunkan dari jabatan Kapolri. Beberapa pihak menilai Hoegeng sengaja
dipensiunkan untuk menutup kasus tersebut.

“Perlu diketahui bahwa kita tidak gentar menghadapi orang-orang gede siapapun. Kita hanya
takut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi kalau salah tetap kita tindak,” ujar Hoegeng waktu itu.

Meski tak lagi menjabat sebagai Kapolri, Hoegeng tetap memberi perhatian khusus pada institusi
tempat ia dulu bekerja. Pada 1977, dia mendapat laporan dari seorang perwira menengah polisi
kalau ada dugaan korupsi di sejumlah perwira tinggi. Atas laporan itu, Hoegeng langsung
mengirim memo kepada Kapolri saat itu Jenderal Widodo Budidarmo. Isinya, Hoegeng
mengkritik habis-habisan perilaku polisi bergaya hidup mewah. Karena tak kunjung mendapat
balasan, Hoegeng lantas membocorkan dugaan korupsi itu ke beberapa media. Tak lama
kemudian meledaklah kasus dugaan korupsi mencapai Rp 6 miliar. Setelah diusut, diketahui
kasus itu menyeret sejumlah nama seperti Deputi Kapolri Letjen Polisi Siswadi dan tiga perwira
lainnya. Mereka kemudian divonis bersalah.

Dari kisah Jendral Hoegeng Imam Santoso nilai-nilai Ber-Akhlak sudah di terpakan beliau
berupa nilai akuntabilitas, beliau memiliki integritas yang tinggi, konsisten dan dapat
dipercaya serta menolak keras segala tindak kejahatan korupsi di lingkungan kepolisian.
TOKOH 2

Jasa Ir. Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak perlu diragukan lagi.
Bung Karno, begitu ia disapa, merupakan tokoh intelektual karismatik yang terlibat dalam
peristiwa-peristiwa penting pergerakan nasional.

Lewat orasi-orasinya, Soekarno berhasil membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia untuk
terbebas dari penjajahan. Karena itulah Bung Karno mendapat julukan 'Singa Podium'.

Tak heran, sehari setelah memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada dunia, tepatnya 18
Agustus 1945, Bung Karno didapuk menjadi presiden pertama bangsa Indonesia.

Dari kisah Ir. Sokarno sang tokoh proklamator Indonesia, dapat kita jadikan panutan
tentang nilai-nilai BerAkhlak (Loyal), beliau memiliki Nasionalisme yang tinggi dan
memiliki kontribusi serta pengabdian yang besar terhadap bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai