Anda di halaman 1dari 1

Nama : MUHAMMAD LUTHFI FADILLAH CHANDRA

KELAS : MIPA. 2

Made Sutamaya

Delapan tahun lalu, Sutamaya tak sengaja memandangi tumpukan sampah itu. Banyak sekali
potongan kayu hingga ranting-ranting. Menumpuk bak gunung kecil. Tiba-tiba, ia pun berpikir
bagaimana agar yang terbuang itu menjadi sesuatu yang bermanfaat serta bernilai komersil.

Bahan ada, gratis, serta ramah lingkungan pula! Itu katanya sambil memandangi sampah ranting saat
itu. Namun, pria kelahiran Singaraja, Bali, ini belum tahu juga bahan yang ada ini akan diolah seperti
apa.

Bermodal nekat, ia pun memungut sampah kayu-kayu itu sebanyak dua kantong plastik berukuran
sedang, kemudian dibawa ke rumah yang sekaligus galerinya, Kioski. Dalam waktu sehari, ia pun
menemukan ide. Bapak empat anak ini pun membongkar pasang ranting-ranting hasil penemuannya
di pantai itu.

”Saya menjadikan ranting- ranting ini menghiasi pinggiran kaca rias berukuran 60 cm x 100
cm. Besoknya langsung laku terjual sekitar Rp 200.000. Pembelinya orang asing yang biasa
membeli mebel di toko saya ini. Bahkan, ia meminta saya membuat lagi model yang sama
dan model-model lainnya,” tutur Sutamaya bersemangat.

Ini peluang! Sutamaya pun semangat mencari ide-ide untuk model barunya. Setiap hari ia pun mulai
bongkar pasang dan mendesain sendiri hiasan kaca rias, hiasan dinding, sampai meja. Harganya
bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah sampai jutaan rupiah. Wajar, semua menggunakan tenaga
tangan manusia, alias kerajinan tangan murni. Omset yang Made dapatkan dari kerajinan yang ia
geluti ini bisa mencapai Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) per bulan.

Anda mungkin juga menyukai