Anda di halaman 1dari 4

Nama : Faiz adrinur a.

y
Kelas : 1B
NPM : 21670022

Pengertian Manajemen Input/Output

Manajemen input output sering disebut sebagai device manager atau penyedia device driver sehingga
operasi I/O dapat berjalan (open, read, write, close). Contoh: ketika pengguna ingin membaca file baik
dari hardisk, CD-ROM, ataupun floppy disk, operasi yang digunakan untuk membaca file adalah operasi
yang sama.

 Komponen Sistem Operasi untuk Sistem I/O

1. Buffering: menampung sementara data dari/ke perangkat I/O

2. Penjadwalan (scheduling): melakukan penjadwalan pemakaian I/O sistem agar lebih efisien

3. Spooling: meletakkan suatu pekerjaan program pada buffer agar setiap perangkat dapat
mengaksesnya saat perangkat tersebut siap.

4. General device-driver interface: digunakan agar sistem operasi dapat member perintah untuk
melakukan operasi pada perangkat keras I/O tertentu, seperti kartu suara, kartu grafis, dan
motherboard.

 Fungsi Manajemen I/O

1. Mengirim perintah ke perangkat I/O agar menyediakan layanan.

2. Menangani interupsi perangkat I/O

3. Menangani kesalahan perangkat I/O

4. Menyediakan interface ke pemakai

 Ada Beberapa Perangkat Keras yang Terdapat pada Manajemen I/O

1. Pooling

• Busy-waiting kondisi ketika host mengalami looping yaitu membaca status register secara terus-
menerus sampai busy di-clear.

• Pada dasarnya polling dapat dikatakan efisien. Akan tetapi polling menjadi tidak efisien ketika setelah
berulang-ulang melakukan looping, hanya menemukan sedikit device yang siap untuk men-service,
karena CPU processing yang tersisa belum selesai.
2. Interupsi

Mekanisme dasar interupsi:

• Ketika CPU mendeteksi bahwa sebuah controller telah mengirimkan sebuah sinyal ke interrupt request
line (membangkitkan sebuah interupsi), CPU kemudian menjawab interupsi tersebut (juga disebut
menangkap interupsi) dengan menyimpan beberapa informasi mengenai state terkini CPU–contohnya
nilai instruksi pointer, dan memanggil interrupt handler agar handler tersebut dapat melayani controller
atau alat yang mengirim interupsi tersebut.

 Fitur Tambahan pada Komputer Modern:

• Pada arsitektur komputer modern, tiga fitur disediakan oleh CPU dan interrupt controller (pada
perangkat keras) untuk dapat menangani interrupsi dengan lebih bagus. Fitur-fitur ini antara lain adalah
kemampuan menghambat sebuah proses interrupt handling selama prosesi berada dalam critical state,
efisiensi penanganan interupsi sehingga tidak perlu dilakukan polling untuk mencari device yang
mengirimkan interupsi, dan fitur yang ketiga adalah adanya sebuah konsep multilevel interupsi
sedemikian rupa sehingga terdapat prioritas dalam penanganan interupsi (diimplementasikan dengan
interrupt priority level system).

 Penyebab Interupsi:

• Interupsi dapat disebabkan berbagai hal, antara lain exception, page fault, interupsi yang dikirimkan
oleh device controllers, dan system call Exception adalah suatu kondisi dimana terjadi sesuatu/ dari
sebuah operasi didapat hasil tertentu yang dianggap khusus sehingga harus mendapat perhatian lebih,
contoh nya pembagian dengan 0 (nol), pengaksesan alamat memori yang restricted atau bahkan tidak
valid, dan lain-lain.

• System call adalah sebuah fungsi pada aplikasi (perangkat lunak) yang dapat mengeksekusikan
instruksi khusus berupa software interrupt atau trap.

3. DMA

DMA adalah sebuah prosesor khusus (special purpose processor) yang berguna untuk menghindari
pembebanan CPU utama oleh program I/

4. Handshaking

• Proses handshaking antara DMA controller dan device controller dilakukan melalui sepasang kabel
yang disebut DMA-request dan DMA-acknowledge. Device controller mengirimkan sinyal melalui DMA-
request ketika akan mentransfer data sebanyak satu word. Hal ini kemudian akan mengakibatkan DMA
controller memasukkan alamat-alamat yang dinginkan ke kabel alamat memori, dan mengirimkan sinyal
melalui kabel DMA-acknowledge. Setelah sinyal melalui kabel DMA-acknowledge diterima, device
controller mengirimkan data yang dimaksud dan mematikan sinyal pada DMA-request.

• Hal ini berlangsung berulang-ulang sehingga disebut handshaking. Pada saat DMA controller
mengambil alih memori, CPU sementara tidak dapat mengakses memori (dihalangi), walau pun masih
dapat mengaksees data pada cache primer dan sekunder. Hal ini disebut cycle stealing, yang walau pun
memperlambat komputasi CPU, tidak menurunkan kinerja karena memindahkan pekerjaan data transfer
ke DMA controllermeningkatkan performa sistem secara keseluruhan.
Disk Scheduling
 Ada beberapa algoritma pada disk scheduling di antaranya adalah:

1. Penjadwalan FCFS

Sistem kerja dari algoritma ini melayani permintaan yang lebih dulu datang di queue. Algoritma ini pada
hakekatnya adil bagi permintaan M/K yang mengantri di queue karena penjadwalan ini melayani
permintaan sesuai waktu tunggunya di queue. Tetapi yang menjadi kelemahan algoritma ini adalah
bukan merupakan algoritma dengan layanan yang tercepat. Sebagai contoh, misalnya di queue disk
terdapat antrian permintaan blok M/K di silinder

2. Round Robin

Algoritma ini menggilir proses yang ada di antrian. Proses akan mendapat jatah sebesar time quantum.
Jika time quantum-nya habis atau proses sudah selesai, CPU akan dialokasikan ke proses berikutnya.
Tentu proses ini cukup adil karena tak ada proses yang diprioritaskan, semua proses mendapat jatah
waktu yang sama dari CPU yaitu (1/n), dan tak akan menunggu lebih lama dari (n-1)q dengan q adalah
lama 1 quantum

Algoritma ini sepenuhnya bergantung besarnya time quantum. Jika terlalu besar, algoritma ini akan
sama saja dengan algoritma first come first served. Jika terlalu kecil, akan semakin banyak peralihan
proses sehingga banyak waktu terbuang.

3. Penjadwalan SSTF

Shortest-Seek-Time-First (SSTF) merupakan algoritma yang melayani permintaan berdasarkan waktu


pencarian yang paling kecil dari posisi head terakhir. Sangat beralasan untuk melayani semua
permintaan yang berada dekat dengan posisi head yang sebelumnya, sebelum menggerakan head lebih
jauh untuk melayani permintaan yang lain.

4. Penjadwalan SCAN dan C-SCAN

Pada algoritma SCAN, head bergerak ke silinder paling ujung dari disk. Setelah sampai disana maka head
akan berbalik arah menuju silinder di ujung yang lainnya. Head akan melayani permintaan yang
dilaluinya selama pergerakannya ini. Algoritma ini disebut juga sebagai Elevator Algorithm karena sistem
kerjanya yang sama seperti yang digunakan elevator di sebuah gedung tinggi dalam melayani
penggunanya. Elevator akan melayani pengguna yang akan menuju ke atas dahulu sampai lantai
tertinggi, baru setelah itu dia berbalik arah menuju lantai terbawah sambil melayani penggunanya yang
akan turun atau sebaliknya. Jika melihat analogi yang seperti itu maka dapat dikatakan head hanya
melayani permintaan yang berada di depan arah pergerakannya. Jika ada permintaan yang berada di
belakang arah geraknya, maka permintaan tersebut harus menunggu sampai headmenuju silinder di
salah satu disk, lalu berbalik arah untuk melayani permintaan tersebut.

Algoritma Circular SCAN (C-SCAN) merupakan hasil modifikasi algoritma SCAN untuk mengurangi
kemungkinan starvation yang bisa terjadi pada SCAN. Perbedaan C-SCAN dengan SCAN hanya pada
bagaimana pergerakan disk armsetelah sampai ke salah satu silinder paling ujung. Pada algoritma SCAN,
disk armakan berbalik arah menuju ke silinder paling ujung yang lain sambil tetap melayani permintaan
yang berada di depan arah pergerakan disk arm, sedangkan pada algoritma C-SCAN sesudah mencapai
silinder paling ujung, maka disk arm akan bergerak cepat ke silinder paling ujung lainnya tanpa melayani
permintaan.

5. Penjadwalan LOOK dan C-LOOK

Algoritma LOOK adalah algoritma penjadwalan disk yang secara konsep hampir sama dengan algoritma
SCAN. Sesuai dengan namanya, algoritma ini seolah-olah seperti dapat “melihat”. Algoritma ini
memperbaiki kelemahan SCAN dan C-SCAN dengan cara melihat apakah di depan arah pergerakannya
masih ada permintaan lagi atau tidak. Bedanya pada algoritma LOOK, disk arm tidak berjalan sampai
ujung disk, tetapi hanya berjalan sampai pada permintaan yang paling dekat dengan ujung disk. Setelah
melayani permintaan tersebut, disk arm akan berbalik arah dari arah pergerakannya yang pertama dan
berjalan sambil melayani permintaan-permintaan yang ada di depannya sesuai dengan arah
pergerakannya.

C-LOOK : Algoritma ini berhasil memperbaiki kelemahan-kelemahan algoritma SCAN, C-SCAN, dan LOOK.
Algoritma C-LOOK memperbaiki kelemahan LOOK sama seperti algoritma C-SCAN memperbaiki
kelemahan SCAN, yaitu pada cara pergerakan diskarm setelah mencapai silinder yang paling ujung

Anda mungkin juga menyukai