Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN BAYI.M DENGAN BRONCHITIS DI RUANG PERI


RUMAH SAKIT JUANDA KUNINGAN

Disusun Oleh
Nama : Edah Jubaedah
NIM : CKR0180012

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
T.A 2021-2022
A. Definisi
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit
ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna (Suryo, 2010).
Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan,
bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada trakea, yang menghubungkan
saluran pernafasan atas, hidung, tenggorokan dan sinus ke paru (Hidayat, 2008).

Bronkitis adalah suatu peradangan bronchioles, bronchus, dan trachea oleh berbagai
sebab. Bronkitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus,
Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan Coxsackie
virus. Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit. Ada 2 jenis Bronkitis yaitu
bronchitis akut dan kronik (Muttaqin, 2008).

B. Etiologi
1. Bronkitis Akut
Penyebab utama penyakit Bronkitis Akut adalah adalah virus.Sebagai contoh
Rhinovirus Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza Virus,
Adenovirus dan Coxsakie Virus. Bronkitis akut dapat disebabkan karena non infeksi
karena paparan asap tembakau karena polutan pembersih rumah tangga dan asap.
Pekerja yang terkena paparan debu dan uap dapat juga menyebabkan bronkitis
akut.Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan
terjadinya bronkitis akut.
2. Bronkitis Kronik
Bronkitis akut dapat menyebabkan bronkitis kronik jika tidak mengalami
penyembuhan.Hal ini terjadi karena penebalan dan peradangan pada dinding
bronkus paru – paru yang sifatnya permanen. Disebut bronkitis kronis jika batuk
terjadi selama minimal 3 bulan dalam setahun di dua tahun berturut. Yang termasuk
penyebab bronkitis kronik adalah :
a. Spesifik:
1) Asma.
2) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis).
3) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma,
hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
4) Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.
5) Sindrom aspirasi.
6) Penekanan pada saluran napas .
7) Benda asing .
8) Kelainan jantung bawaan .
9) Kelainan sillia primer .
10) Defisiensi imunologis .
11) Kekurangan anfa-1-antitripsin .
12) Fibrosis kistik .
13) Psikis
b. Non-Spesifik
1) Perokok.
2) Polusi udara dan debu
3) Gas beracun di tempat kerja
4) Gastroesophageal reflux desease (GERD). GERD adalah asam lambung
yang naik kedalam esophagus dan beberapa tetes masuk ke saluran
napas.GERD sebabkan karena lemahnya katup lambung yang memisahkan
antara lambung dan esophagus.
(Raharjoe,2012)

C. Klasifikasi
Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Bronkhitis Akut
Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga dengan trakheitis,
merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA) bawah yang sering
dijumpai.Penyebab utama penyakit ini adalah virus.Batuk merupakan gejala yang
menonjol dank arena batuk berhubungan dengan ISNA atas.Berarti bahwa peradangan
tersebut meliputi laring, trachea dan bronkus.Gangguan ini sering juga disebut
laringotrakeobronkhitis akut atau croup dan sering mengenai anak sampai umur 3
tahun dengan gejala suara serak, stridor, dan nafas berbunyi.
2. Bronkhitis Kronis atau Batuk Berulang
Belum ada persesuaian pendapat mengenai bronchitis kronik, yang ada ialah
mengenai batuk kronik dan atau berulang yang di singkat (BKB). BKB ialah keadaan
klinis yang disebabkan oleh berbagai penyebab dengan gejala batuk yang berlangsung
sekurang-kurangnya 2 minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali
dalam 3 bulan, dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik
lainnya. Dengan memakai batasan ini secara klinis jelas bahwa bronchitis kronik pada
anak adalah batuk kronik dan atau berulang (BKB) yang telah disingkirkan penyebab-
penyebab BKB itu misalnya asma atau infeksi kronik saluran napas dan sebagainya.
Walaupun belum ada keseragaman mengenai patologi dan patofisiologi bronchitis
kronik, tetapi kesimpulan akibat jangka panjang umumnya sama. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa bayi sampai anak umur 5 tahun yang menderita bronchitis kronik
akan mempunyai resiko lebih besar untuk menderita gangguan pada saluran napas
kronik setelah umur 20 tahun, terutama jika pasien tersebut merokok akan
mempercepat menurunnya fungsi paru.(Raharjo,2012)

D. Tanda dan Gejala


1. Tanda dan gejala pada kondisi bronchitis akut :
 Batuk
 Terdengar ronki
 Suara yang berat dan kasar
 Wheezing
 Demam
 Produksi sputum meningkat
2. Tanda dan gejala bronchitis kronis:
 Batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab
 Sering mengalami infeksi saluran nafas (seperti misalnya pilek atau flu) yang
dibarengi dengan batuk
 Gejala bronchitis akut lebih dari 2-3 minggu
 Demam tinggi
 Sesak nafas jika saluran tersumbat
 Produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau hijau
E. Patofisiologi
Phatway

Meningkatnya produksi mucus, disebabkan oleh infeksi dan iritasi dan iritan
melalui udara yang menghambat jalur udara di paru-paru, mengakibatkan berkurangnya
kemampuan untuk menukar gas. Ada dua bentuk bronchitis; bronchitis akut, dimana
kemacetan jalur udara dapat dibalik, dan bronchitis kronis, dimana kemacetan tidak
dapat dibalik. Pasien dengan bronchitis akut merupakan gejala khas untuk 7 sampai 10
hari sering karena kuman virus (tetapi kadang kadang oleh bakteri) infeksi. Pasien
dengan bronchitis kronis akan mempunyai gejala gejala batuk produktif kronis untuk
setidaknya 3 bulan berurutan dalam 2 tahun berurutan. Ada peningkatan produksi lender,
perubahan radang, dan yang terakhir fibrosis di dalam dinding jalur udara. Pasien dengan
bronchitis kronis lebih mungkin untuk terkena infeksi pernafasan. (Mary DiGiulio, dkk.
2014).

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Bayangan di paru-paru pada sinar X dada selama infeksi
2. Tes fungsi paru-paru menunjukan :
 Forced Vital Capacity (FCV) berubah karena diperlukan lebih banyak waktu
untuk menghirup udara setelah inhalasi maksimal.
 FEV1 turun karena diperlukan lebih banyak waktu untuk ekshalasi.
 Residial Volume (RV) naik karena udara terperangkap.
3. Oksigen turun dan karbondioksida naik di arterial blood gas. (Mary DiGiulio, dkk.
2014).

G. Komplikasi
Komplikasi bronkitis yang diderita dapat terjadi karena terlambatnya penanganan
bronchitis tersebut. Hal ini tidak lagi jarang ditemukan. Bahkan cenderung banyak
masyarakat yang menyepelekan penyakit bronkitis dan membuatnya menjadi semakin
parah dan terjadi komplikasi. (drParuparu.com, diakses pada jumat, 24 agustus 2018)
1. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang pasti muncul setelah terjadi komplikasi pada
penyakit bronkitis anda. Tidak dapat dipungkiri penyakit ini akan menyebabkan
keadaan paru menjadi semakin parah. Khususnya pneumonia ini akan terjdi pada
pasien bronkitis yang lanjut usia. Tidak jarang anda kemudian membutuhkan
penanganan sesak nafas mendadak pada kasus kasus pneumonia.
2. Otitis Media
Otitis media adalah penyakit infeksi yang terjadi di bagian telinga. Keadaan ini
ternyata dapat terjadi pada penderita bronkitis yang mengalami komplikasi.
Pasalnya, saluran pernafasan memang memiliki hubungan dengan telinga.
3. Efusi Pleura
Efusi pleura merupakan kondisi yang terjadi akibat adanya penumpukan cairan di
antara lapisan pleura  paru paru anda. Pleura atau membran paru paru ini tidak boleh
memiliki cairan berlebih. Karena akan membuat pernafasan menjadi tidak normal.
4. Bronkitis Kronis
Bronkitis kronis adalah penyakit bronkitis yang terjadi menahun. Keadaan ini juga
merupakan akibat dari komplikasi penyakit bronkitis akut yang terjadi dalam waktu
hari atau minggu saja. Jika menderita bronkitis kronis, maka biasanya perawatan
pemulihannya pun akan semakin rumit dilakukan.
5. Sinusitis
Sinusitis adalah penyakit yang dapat terjadi pada anda yang mengidap bronkitis.
Alasannya adalah karena sinusitis ini merupakan peradangan yang terjadi pada
rongga hidung anda. Jadi anda akan mengalami banyak masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sinusitis.
6. Pleuritis
Pleuritis adalah penyakit radang pada pleura anda. Pleura adalah lapisan tipis yang
membungkus paru paru anda. Jika terjadi pada penderita bronkitis, maka anda akan
mengalami rasa sakit atau nyeri di dada. Keadaan ini akan menyebar hingga menjadi
penyakit pleuritis pada anda. Oleh sebab itu, ketahuilah bagaimana cara mencegah
pleuritis terjadi akibat komplikasi bronkitis ini.
7. Infeksi Pernafasan
Infeksi pernafasan sangat mungkin terjadi pada penderita bronkitis. Terutama jika
bronkitis sudah semakin menyebar dan menyebabkan komplikasi anda. Oleh sebab
itu, anda perlu mencegah penyebaran penyakit bronkitis sesegara mungkin sebelum
semakin parah. Jika perlu anda dapat menggunakan pengobatan alami infeksi paru
yang dipercaya aman dalam masyarakat.
8. Atelektasis
Atelektasis adalah penyakit atau gangguan paru paru yang menunjukkan gejala
pengerutan sebagian atau seluruh paru paru anda. Hal ini akibat terjadinya
penyumbatan pada saluran pernafasan anda. Keadaan ini sangat mungkin terjadi
pada anda yang menderita bronkitis karena gangguan pada saluran pernafasan anda.
9. Gagal Nafas
Gagal nafas adalah penyakit paru paru yang paling berat yang dapat terjadi pada
penderita bronkitis. Keadaan ini sesuai namanya menunjukkan bahwa terjadi
masalah pernafasan bahkan menyebabkan penderita tidak lagi dapat bernafas dengan
normal.
10. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah kerusakan paru paru yang disebabkan oleh dilatasi paru paru
yang terjadi tidak normal. Paru paru menjadi melebar dan saluran pernafasan
melebar dan menyebabkan produksi lendir di paru par uterus meningkat.

H. Penatalaksanaan Medis
Bronchitis akut diobati dalam jangka pendek dengan pengobatan simtomatik dan
antibiotic ketika ada infeksi bakteri. Bronchitis kronis diobati dengan kombinasi
medikasi untuk menjaga jalur udara tetap terbuka, mengurangi inflamasi di dalam jalur
udara, dan mencegah komplikasi atau gejala sakit mendadak.
1. Memberika Beta2-agonist yang dihirup atau nebulizier untuk memperbesar bronkus :
 Terbutaline, albuterol, levallbuterol
 Formoterol, salmeterol
2. Memberikan anticholinergic agar otot bronchial yang lembut bias rileks :
 Ipratropium, tiotropium inhaler
3. Memberikan steroid untuk mengurangi inflamasi pada jalur udara :
 Hydrocortisone, methylprednisolone secara sistematis
 Beclomethasone, triamcinolone, fluticasone, budesonide, flunisoslide inhalers
 Prednisolone, prednisone secara oral
4. Memberikan methylxanthines untuk meningkatkan bronkodilasi :
 Aminophylline
 Theophylline (Theo-Dur)
5. Memberikan diuretic untuk mengurangi retensi cairan pada pasien dengan gagal
jantung:
 Furosemide, bumetanide
6. Memberikan ekspektoran untuk membantu mengencerkan sekresi:
 Guaifepsin
7. Memberikan antibiotic pada kekambuhan akut dari bronchitis kronis :
 Dipilih berdasar kultur dan sensitivitas atau diberikan secara empiric
8. Memberikan antacid, H2 bloker, atau penghalang pompa proton untuk menurunkan
jumlah asam dalam perut, mengurangi kemungkinan pembentukan tukak/luka karena
stress akibat penyakit atau efek medikasi.
 Antacid : aluminum hydroxide/magnesium hydroxide, calcium carbonat
 H2 blokers : ranitidine, famotidine, nizatidine, cimetidine
 Penghalang pompa protons : omeprazole, lansoprazole, esomeprazole,
rabeprazole, pantoprazole.
9. Memberikan vaksin untuk menurunkan kesempatan infeksi :
 Influenza
 Pneumonia
10. Oksigen : 2 liter per menit via nasal canula untuk membantu kebutuhan tubuh; laju
aliran rendah membantu mengurangi dyspnea sementara menghindari CO2
11. Meningkatkan protein, kalori, dan vitamin C dalam diet untuk memenuhi kebutuhan
tubuh.
12. Memberikan katup flutter pada spignometer insentif untuk mendorong batuk dan
mengeluarkan lender.
13. Nocturnal negative pressure ventilation digunakan untuk pasien hypercapnic (tingkat
CO2 naik).
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E Marlyn, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC

Dokterparuparu.com diaakses pada jumat, 24 agustus 2018

Donna Jackson & Mary Digiulio. Editor Khudazi Aulawi (2014). Keperawatan Medikal
Bedah

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika.

Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistim Pernafasan,
Jakarta, Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai