Anda di halaman 1dari 8

ORGANISASI BISNIS

Bisnis dapat diartikan sebagai usaha (aktivitas) yang terorganisir untuk menghasilkan barang atau
jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Bisnis juga dapat diartikan sebagai organisasi yang
menghasilkan atau menjual barang atau jasa dengan tujuan untuk mendapatkan laba.
Setiap bisnis dimulai dari ide (gagasan) seseorang atau beberapa orang, mengenai barang/jasa yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar yang ditargetkan. Setelah dinilai
kelayakannya, ide tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan berberapa aktivitas bisnis yang
terorganisir dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Tujuan utama bisnis adalah mendapatkan laba. Laba adalah selisih pendapatan dan biaya. Laba
merupakan imbalan yang diterima pemilik bisnis dari risiko mengorbankan uang dan waktu
mereka. Laba merupakan pendorong orang-orang untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Ada
beberapa jenis laba yaitu laba kotor, laba bersih sebelum bunga dan pajak. Laba setelah bunga dan
laba setelah bunga dan pajak. Jenis-jenis laba, diilustrasikan laporan keuangan sebagai berikut:
Laporan Laba/Rugi RpXXX
Penjualan RpXXX
Harga pokok penjualan RpXXX -
Laba kotor RpXXX
Biaya administrasi dan penjualan RpXXX -
Laba bersih sebelum bunga dan pajak RpXXX
Bunga pinjaman RpXXX
Laba sebelum pajak RpXXX
Pajak RpXXX -
Laba setelah bunga dan pajak RpXXX
Laba merupakan tujuan keuangan. Ada beberapa tujuan keuangan yaitu penjualan. Dari ilustrasi
di atas penjualan masih harus dikurangi dengan berbagai biaya sebelum menjadi hak pemilik
bisnis. Oleh karena itu laba merupakan tujuan utama bisnis.
Selain laba ada beberapa tujuan lain, misalnya pangsa pasar (pasar yang kuasi oleh perusahaan),
kualitas, reputasi perusahaan. Tujuan laba memang sangat penting bagi pemegang saham, namun
tujuan laba sulit dicapai bila perusahaan mengabaikan kualitas dan reputasi perusahaan. Sebagai
contoh tujuan PT Ultrajaya TBK adalah:
1. Mempertahankan posisinya sebagai market leader di bidang industri minuman UHT
2. Meningkatkan perolehan laba bersih
3. Menyediakan bahan baku berkualitas tinggi

PEMEGANG KEPENTINGAN UTAMA BISNIS


Setiap bisnis mengadakan transaksi dengan orang-orang. Orang-orang itu menerima manfaat
sekaligus menanggung akibat karena transaksi tersebut. Karena manfaat dan akaibat transaksi binis
yang diterima, maka mereka disebut dengan pemegang kepentingan (stakeholder) atau orang-
orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis. pemegang kepentingan dapat dikeompokkan
dalam pemegang kepentingan internal (internal stakeholder) dan pemegang kepentingan eksternal
(external stakeholder). Internal stakeholder meliputi pemegang saham, manajemen (pengelola),
karyawan. External stakeholder meliputi pelanggan (customer), supplier, distributor, kreditor dan
masyarakat.
Pemegang kepentingan internal
Pemilik bisnis (wirausaha atau entrepreneurs) memegangkan peran kunci untuk memulai dan
mengembangkan bisnis. Wirausaha adalah orang-orang yang mengorganisasikan, mengelola dan
mengasasumsikan risiko yang dihadapi untuk memulai bisnis. banyak wirausaha memulai bisnis
sebagai pemilik tunggal. Perkembangan bisnis memerlukan tambahan dana, sehingga
memperbolehkan orang lain untuk untuk menjadi pemilik bersama. Pada usaha yang formal,
kepemilikan suatu usaha, dibuktikan dalam sertifikat kepemilikan suatu perusahaan. Sertifikat itu
disebut dengan saham. Dengan demikian pemegang saham (shareholder/stokeholer) adalah
pemilik sebagian perusahaan yang dibuktikan dengan saham.
Pemegang kepentingan eksternal
Perusahaan memerlukan dana yang lebih besar daripada yang dapat disediakan pemilik.
Perusahaan yang memerlukan dana meminjam dari institusi keuangan seperti bank dan lembaga
keuangan lain atau individu yang disebut kreditor.
Perusahaan memerlukan karyawan untuk menjalankan usahanya. Karyawan diangkat untuk
menjalankan operasi perusahaan. Karyawan yang bertanggungj jawab mengelola tugas yang
diberikan pekerjaan yang ditugaskan pada karyawan lain, disebut dengan manajer. Kinerja
perusahaan tergantung pada keputusan yang dibuat oleh para manajernya. Tujuan manajer adalah
memaksimalkan nilai perusahaan.
Sebagai contoh PT Ultrajaya Tbk. berpegang pada Undang-Undang Ketenagakerjaan dan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dalam memberikan hak dan kewajiban karyawan. Direksi
menerima gaji uang jasa, dan tunjangan lainnya dari perusahaan sehingga wajib Direksi wajib
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-
hatian.
Perusahaan biasanya menggunakan bahan baku untuk menghasilkan produk. Perusahaan
memerlukan pemasok yang menyediakan bahan baku. Bahan baku yang baik dengan harga yang
bersaing, membantu perusahaan meningkatkan daya saing. Oleh karena itu, sebagian kinerja
perusahaan tergantung pada kemampuan pemasoknya. Sebagai contoh kualitas susu UHT yang
dihasilkan PT Ultrajaya Tbk. Tergantung dari kualitas susu yang dihasilkan peternak sapi.
Distributor membantu perusahan menyerahkan (delivering) barang atau jasa pada konsumen.
distributor menjalankan berbagai fungsi-fungsi seperti fungsi transportasi, penyimpanan,
penjualan, pendanaan. Distributor yang efisien dan efektif dapat menyerahkan barang dan jasa
dengan harga yang pantas, sehingga barang dan jasa tersedia dekat konsumen dengan harga pantas.
Tanpa pelanggan perusahaan tidak dapat bertahan hidup. Untuk menarik pelanggan, perusahaan
harus memberikan barang atau jasa yang diperlukan dengan harga pantas. Sebagai contoh, untuk
menghasilkan produk yang berkualitas PT Ultrajaya melakukan organoleptic test (uji rasa),
mencantumkan tanggal kadaluwarsa produk, mencantumkan batch code, menggunakan peralatan
mutahir, menggunakan sumber daya yang berpengalaman dan menerapkan pengendalian mutu
yang baik.
Masyarakat disekitar lokasi bisnis, sering mendukung atau menolak kehadiran perusahaan.
Dukungan dari masyarakat setempat, sangat diperlukan agar bisnis dapat bereksinambungan.
Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, perusahaan harus menjaga lingkungan dan ikut
memajukan masyarakat dilingkungan terebut.
Contoh PT Ultrajaya Tbk. memberikan bantuan alat-alat kesehatan kepada Puskesmas dan
Posyandu serta dana untuk penyuluhan kecukupan gizi dan kesehatan masyarakat yang berlokasi
disekitar pabrik
Kontribusi dan imbalan stakeholder adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Kontribusi dan Imbalan Stakeholder

FUNGSI UTAMA BISNIS


Dalam menjalankan bisnis, perusahan menjalankan lima fungsi yaitu produksi/operasi, pemasaran,
keuangan dan akuntansi, sumber daya manusia dan sistem informasi. Produksi atau operasi adalah
cara bagaimana produk atau jasa itu hasilkan. Pemasaran adalah cara bagaimana produk (barang
atau jasa) dikembangkan, diberi harga, distribusikan dan dipromosikan kepada pelanggan.
Keuangan adalah cara bagaimana perusahaan mendapatkan dana dan menggunakan untuk
keperluan operasi bisnisnya. Akuntansi merupakan ringkasan dan analisis dari kondisi kekuatan
perusahaan. Sistem informasi meliputi teknologi informasi, masyarakat, dan prosedur yang
bekerja sama untuk memberikan informasi yang cocok untuk karyawan perusahaan sehingga
mereka dapat membuat keputusan.
Gambar 1 Fungsi Utama Bisnis
Contoh penerapan fungsi-fungsi bisnis di PT Ultrajaya Tbk sebagai berikut:
1. Output fungsi produksi di perusahaan ini adalah susu UHT, sari buah dan teh. Untuk
menghasilkan produk tersebut, perusahaan ini menggunakan proses produksi terotomatisasi
yang meminimalisir campur tangan manusia. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas
tinggi, perusahan ini melakukan pengendalian yang ketat diseluruh tahap produksi, mulai dari
penerimaan bahan baku, proses pengolahan, sampai ke penyimpanan ke gudang penyimpanan
bahan baku. Untuk memudahakan perolehan pasokan, perusahaan ini memilih lokasi di daerah
lintasan hasil pertanian dan peternakan.
2. Segmen pasar yang menjadi target market perusahaan ini adalah pasar dalam negeri dan luar
negeri. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, perusahaan ini menghasilkan
ada ada tiga tipe yaitu minuman UHT, makanan, dan konsentrat buah-buahan dengan
menggunakan berbagai merek dagang. Saluran distribusi yang digunakan adalah pengecer
modern (yang terutama sekali terdiri atas supermarket, hypermarket, minimart, dan toko-toko
kelontong), pengecer tradisional (yang terutama terdiri atas pengecer independen kecil), dan
pedagang grosir. Cara penetapan harga ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi
persaingan usaha,kondisi daya beli para pelanggan, strategi perusahaan, biaya- biaya input,
dan biaya-biaya logistik lainnya. Perusahaan melakukan riset pasar dan mengedukasi perlunya
minum susu.
3. Perusahaan ini menggunakan sistem ERP Oracle untuk mengkonksi penjualan sehingga dapat
penjualan diseluruh jaringan distribusi dapat dipantau. Perusahaan ini juga menerapkan sistem
manajemen kinerja usaha Hyperion untuk meningkatkan kemampuan perencanaan usaha
(budgeting).
4. Sumber daya manusia di perusahaan ini dapat dikelompokan berdasarkan jabatannya yaitu
direksi dan komisaris, manajer senior, manajer dan supervisor, staf dan operator produksi.
Menurut penenmpatannya, karyawan dikelompokkan dalam kelompok Direksi, Komisaris,
Sekretaris Perusahaan, Marketing, Manufacturing, HRD dan General Affairs, Finance dan
Accounting, Engineering dan Internal Audit.
5. Sumber dana berasal dari pemegang saham. Pemilikan saham oleh masyarakat dengan total
51,41%. Seluruh saham yang beredar dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Pendapatan terbesar
perusahaan diperoleh dari penjualan produk minuman yaitu sebesar ± 95% dari seluruh total
penjualan bersih, sisanya pendapatan dari penjualan produk makanan. Aset perusahaan terdiri
dari aset lancer, aset keuangan tidak lancer, penyertaan saham, hewan ternak produksi, aset
tetap dan asset lain-lain. Utang terdiri dari utang lancer, utang jangka panjang yang meliputi
utang pajak, utang imbalan kerja, utang bank, utang sewa, utang mesin. Modal terdiri dari
modal disetor, tambahan modal disetor dan laba usaha.

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS BISNIS


Sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, fasilitas produksi yang digunakan bisnis dibeli
dengan sumber daya keuangan perusahaan, baik yang berasal dari modal disetor dan utang.
Oleh karena itu harus digunakan secara efisien. Efisien adalah perbandingan antara penerimaan
dan pengeluaran. Efisien sering juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu yang ditetapkan dengan benar (do the thing right).
Efisiensi akan mempengaruhi harga jual dan daya saing. Dari ilustrasi laporan laba/rugi di atas.
Efisiensi dapat dilakukan pada harga pokok produksi/penjulan, biaya administrasi dan biaya
penjualan. Harga pokok produksi/penjualan merupakan jumlah total biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead.
Biaya bahan baku berasal dari biaya pembelian, pengolahan/pengunaan, dan penyimpanan.
Dengan demikian untuk meningkatkan efisiensi dapat dilakukan pada biaya-biaya tersebut.
Cara meningkatkan efisiensi pembelian adalah membeli bahan baku dalam jumlah yang
ekonomis. Pembelian ekonomis mempertimbangkan biaya pesan dan biaya penyimpanan.
Cara meningkatkan efeisiensi pada biaya bahan baku adalah menetapkan standar penggunaan
bahan dan meminimalkan produk cacat. Cara meningkatkan efisiensi biaya penyimpanan
adalah membuat rencana produksi dan bekerja sama dengan pemasok. Bahan baku dikirim saat
hendak dilakukan kegiatan produksi sehingga tidak perlu ada biaya penyimpanan. Kondisi ini
dikenal dengan Just in time (JIT). JIT diterapkan di Toyota dan berhasil meningkatkan
efisiensi.
Biaya tenaga berasal dari biaya gaji dan upah, biaya insentif dan tunjangan kerja, biaya
pelatihan oleh pengembangan dan pesangon. Cara meningkatkan efisiensi biaya tenaga kerja
adalah membuat standar operasi dan prosedur kerja, meningkatkan kinerja karyawan melalui
pelatihan & pengembangan serta sistem remunerasi yang berbasis kinerja, menggunakan
tenaga kerja kontrak atau outsourcing. Biaya overhead berasal dari biaya-biaya produksi diluar
biaya bahan baku.
Sedangkan efektif adalah kemampuan untuk menetapkan sasaran yang tepat (do the right
thing).

Sektor bisnis:
1. Sektor/industri primer, mengambil manfaat dari alam, seperti pertanian, perkebunan,
pertambangan, perikanan.
2. Sektor industri sekunder, mengubah bentuk dan sifat barang, seperti manufaktur.
3. Sektor industri tersier yaitu jasa atau pelayanan, seperti jasa perhotelan, perbankan.
Menurut Klasifikasi Baku Usaha Indonesia tahun 2015, bisnis dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas Dan Udara Dingin
5. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan
Aktivitas Remediasi
6. Konstruksi
7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
8. Pengangkutan dan Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi
11. Aktivitas Keuangan dan Asuransi
12. Real Estate
13. Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha
Tanpa Hak Opsi,
14. Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha lainnya
15. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
16. Pendidikan
17. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
18. Kesenian, Hiburan dan Rekreasi
19. Aktivitas jasa lainnya
20. Aktivitas Rumah Tangga sebagai Pemberi Kerja, Aktivitas yang Menghasilkan Barang dan
Jasa oleh Rumah Tangga yang Digunakan untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri
21. Aktivitas Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya

Klasifikasi menurut skala usaha (kekayaan bersih dan penjualan per tahun)
1. Usaha Mikro,
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi krietia memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua
miliar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000
(sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah).
4. Usaha Besar
Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi
usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan
kegiatan ekonomi di Indonesia.
Dunia Usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.

TANTANGAN BISNIS SEKARANG DAN YANG AKAN DATANG


Pada dasarnya bisnis itu tidak bisa terlepas dari bermacam-macam tantangan usaha.
Tantangan–tantanganan yang dihadapi bisnis berasal dari kekuatan-kekuatan politik, ekonomi,
sosial dan teknologi yang disingkat dengan (PEST) serta tantangan dari pesaing, pemasok,
konsumen. Tantangan dari politik, ekonomi, sosial dan teknologi, relatif lebih sulit
dikendalikan dibandingkan tantangan dari pesaing, pemasok, distributor dan konsumen.
Tantangan dalam di bidang ekonomi disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar, suku bunga. Bisnis
terpengaruh pada fluktuasi nilai Rupiah terhadap USD atau valuta asing lain. Perubahan nilai
tukar uang asing dapat menimbulkan risiko kerugian yang berasal dari transaksi pembelian
atau pinjaman yang dilakukan dalam mata uang asing. Sebagai contoh, PT Ultrajaya
mengimpor bahan baku dan peralatan serta melakukan pinjaman dalam mata uang USD.
Perubahan nilai tukar dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan ini. Oleh karena itu
diperlukan kecermatan dalam membaca tren ekonomi di masa depan.
Suku bunga pinjaman juga berfluktuasi sesuai kondisi supply dan demand uang. Kenaikan
suku bunga dapat menyebabkan kenaikkan beban perusahan, sehingga diperlukan kemampuan
membaca tren ekonomi khususnya suku bunga pinjaman dan kemampuan mengelola risiko
kerugian karena perubahan suku bunga.
Semakin terbukanya pintu pasar global dan meningkatnya permintaan barang mengakibatkan
memunculkan produsen-produsen baru. Kondisi ini mengharuskan perusahan untuk terus
berinovasi agar tetap dapat bersaing di pasar.
Keterbatasan pemerintah dalam menyediakan pasokan listrik, dapat mengganggu proses
produksi sehingga dapat mengakibatkan kekuarangan pasokan produk perusahan di pasar. Saat
belum ada alternatif pasokan listrik, sehingga tantangan ini masih akan terjadi ditahun-tahun
yang akan depan.
Teknologi merupakan alat /metode/cara mengalami perkembangan. Sebagai contoh PT
Ultrajaya memutahirkan teknologi pengolahan, pengemasan, logistik dan IT secara rutin.
Pemutahiran teknologi akan berakibat pada biaya tetapi dapat menghasilkan kualitas produk
yang lebih baik dan biaya produksi yang lebih efisien. Perusahaan yang lambat memutahirkan
teknologi, dapat menyebabkan penurunan penjualan dan laba, karena konsumen berpindah ke
pesaing.
Perilaku konsumen juga menjadi tantang bisnis. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia
cenderung terbiasa untuk minum teh dibandingkan minum susu sehingga tingkat konsumsi
susu di kalangan masyarakat Indonesia tergolong rendah yaitu 12,5 liter per kapita per tahun,
sedangkan di negara tetangga 3 atau 4 kali lebih besar dibandingkan penduduk Indonesia.
Untuk meningkatkan penjualan susu, perlu proses edukasi sehingga minum susu menjadi
kebiasaan.

Adapun tantangan lain bisnis sekarang dan yang akan datang adalah
1. Tantangan produktivitas, dunia bisnis harus meningkatkan produktivitasnya karena mereka
mengahadapi pasar luas yang makin berkembang. Untuk meningkatkan produktivitas dapat
dilakukan dengan memperbarui mesin dengan mesin yang lebih modern, melakukan research
and development, mengembangan sumber daya manusia, dengan produktivitas tinggi, biaya
produksi per unit produk akan turun, dan daya saing makin tinggi.
2. Tantangan kualitas, konsumen lebih senang produk yang tahan lama sehingga kualitas
produk perlu diperbaiki.
3. Tantangan global, persaingan global semakin meningkat, oleh sebab itu produktivitas dan
kualitas produk harus ditingkatkan agar dapat menghadapi persaingan global.
4. Teknologi informasi, meningkatkan akses informasi bagi produsen dan konsuemen, serta
kemudahan hubungan antara produsen dan konsumen, sehingga muncul sistem bisnis yang
menggunakan media internet.

Anda mungkin juga menyukai