Anda di halaman 1dari 9

Hubungan bermain drum dengan semangat belajar siswa

BAB 1
Pendahuluan

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang latar belakang, pertanyaan penelitian,
tujuan dan signifikasi

1.1 Latar Belakang

` Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda. Bakat tersebut berasal dari kegemaran
masing-masing orang. Bakat yang dimiliki pun beragam
Semua bangsa maju di dunia seperti Jerman, Amerika, Jepang, Inggris, Australia dan
negara Eropa pada umumnya adalah bangsa yang musikal. Pengertian musikal yang dimaksud
disini adalah pertama dapat memainkan instrumen musik atau menyanyi dengan baik, pengertian
kedua tidak dapat bermain musik atau menyanyi dengan baik, tetapi dapat mengapresiasikan
musik.
Siswa-siswa setingkat kelas 1 sampai 4 SD di Amerika Serikat mendapatkan pelajaran
musik 75 menit setiap minggu, sejak kelas 5 mereka memperoleh pelajaran musik selama 80
menit. Oleh karena itu, mereka sudah dapat membuat koor dengan aransemen-aransemen yang
sulit untuk tiga suara dan dapat memainkan beberapa instrumen musik. Di tingkat SLTP mereka
memperdalam pelajaran musik pilihan dan mengadakan pertunjukan-pertunjukan. Tingkat SLTA
mereka sudah melangkah dengan penekanan pada bentuk konser-konser. Oleh karena itu, mereka
sudah mampu menyusun program-program musik yang sangat maju dengan membuat satu atau
dua koor gabungan. Sebagian besar sekolah-sekolah di sana memiliki ruangan khusus musik,
demikian juga di Australia.
Di Inggris anak usia TK yang berkemampuan membaca di bawah rata-rata, dapat mengejar
teman-teman mereka yang di kelompok rata-rata sesudah mereka diperkaya dengan pelajaran
musik tambahan, mereka belajar bernyanyi dalam sebuah kelompok melalui latihan ketepatan
nada dan irama disertai dengan latihan kepekaan emosi, sebuah program yang sangat berstruktur
dan dapat dinikmati anak-anak.
Universitas-universitas di Jepang banyak yang mempunyai orkes Symphony sebagai
kelanjutan dari pelajaran musik yang mereka terima di tingkat SD, SLTP dan SLTA.
Begitu pun semua sekolah unggulan memasukkan mata pelajaran musik sebagai materi
wajib intrakurikuler dan diperkaya dengan kegiatan ekstrakurikuler, dimana materi pelajaran
musik yang diajarkan meliputi musik universal dan musik tradisional, nampaknya hasil
pembelajaran siswa-siswa sekolah unggulan pun rata-rata sangat baik.
Namun kurikulum nasional di Indonesia, hanya menekankan perkembangan intelektual
semata dan kurang memperhatikan perkembangan kecerdasan emosi. Hal ini tampak dengan
banyaknya tawuran pelajaran di tingkat sekolah menengah dan tingkat lanjutan pertama, siswa
sekolah dasar terbebani dengan padatnya mata pelajaran yang harus dihafal dan yang harus
dikerjakan sehingga pembelajaran menghapus keceriaan anak pada masa perkembangannya.
Tampaknya pada kurikulum (1994) yang berlaku, aspek keseimbangan tersebut belum
terpenuhi. Kurikulum pendidikan formal di Indonesia hanya menekankan perkembangan
intelektual semata dan tidak memperhatikan perkembangan kecerdasan emosi. Melihat alokasi
waktu mata pelajaran musik setiap minggu hanya waktu 2 x 45 menit, (GBPP kurikulum mata
pelajaran kesenian 1994) yang masih terbagi dengan mata pelajaran seni tari, seni rupa, dan
kerajinan tangan.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk membatasi masalah penulisan, penulis ingin tampil seperti pembaca.
- Mengapa bermain drum mempengaruhi semangat belajar siswa?

1.3 Tujuan Penelitian


Dalam tulisan ini, penulis akan berbicara mengenai kaitan drum dengan semangat belajar
siswa.
- Mengetahui pengaruh bermain drum dengan prestasi siswa di sekolah

1.4 Kegunaan Penelitian


Setelah membaca tulisan ini, penulis berharap pembaca bisa mengetahui apa yang di
bahas.
- Pembaca akan tahu pengaruh bermain drum dalam semangat belajar siswa di sekolah.
Bab 2
Kajian pustaka

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang definisi bermain drum, asal-usul
permainan drum, definisi semangat belajar siswa, dan dampak bermain drum.

2.1 definisi Drum


Drum  adalah kelompok alat musik perkusi  yang terdiri dari kulit yang direntangkan
dan dipukul dengan tangan atau sebuah batang. Dalam musik pop, rock,
dan  jazz, drums biasanya mengacu kepada drum kit  atau  drum set, yaitu sekelompok drum
yang biasanya terdiri dari snare drum, tom-tom, bass drum, cymbal, hi-hat, dan kadang
ditambah berbagai alat musik drum listrik. Orang yang memainkan drum set disebut
"drummer".(sumber: https://wikipedia.com/drum)

Jadi drum itu adalah alat musik yang keren, yang dapat dimainkan oleh semua orang
mulai dari anak anak sampai orang dewasa, bermain drum juga dapat menghilangkan stress dan
menyalurkan hoby bagi yang mempunyai hoby bermain drum. Contohnya music metal, music
metal cenderung ke tempo yang lebih cepat dengan ketukan yang keras selain itu pemain drum
juga harus mampu menjaga tempo music dengan sangat hati-hati agar music menjadi sangat rapi
dan bersih.

b. menurut Dodi Wijaya Udut


drum adalah seperangkat alat musik dalam suatu panggung, berupa snare, tom, floor tom, bass
drum, hi-hat, ride, dan simbal simbal lain nya sebagai perlengkapan tergantung pemain (
http://ginscreative.blogspot.co )

jadi drumset itu terdiri dari berbagai kelengkapan seperti snare, tom kecil dan sedang, floor tom
bass drum, hi-hat, ride, dan simbal simbal tergantung pemain contohnya seorang drummer metal
ingin bermain menggunakan chinesse cymbal maka ia harus menambahkan satu lagu chinesse
cymbal pada drum nya. Dan sebagainya

2.2 Asal Usul permainan drum


    Manusia di peradaban awal memiliki kebiasaan memukul-mukul benda sekitarnya untuk mengekspresikan
kegembiraan, misalnya saat berhasil menangkap binatang buruan. Dalam ekskavasi di berbagai wilayah di dunia
ditemukan drum tertua dari masa neolitikum. Misalnya, yang di Moravia diduga dari tahun 6000 SM. Bentuknya amat
sederhana berupa sepotong batang kayu berongga yang ujungnya ditutup kulit reptil atau ikan. Alat itu dibunyikan
dengan cara ditepuk.
    Pada masa peradaban berikutnya, muncul drum kayu dengan kulit binatang. Stik pukul pun mulai dipakai. Ini
ditunjukkan oleh artefak dari Mesir kuno (4000 SM). Tahun 3000 SM dikenal frame drum raksasa di kalangan bangsa
Sumeria kuno dan Mesopotamia. Di dalam gua-gua di Peru, ada beberapa lukisan di dinding-dinding yang
ditemukan, tanda-tanda yang menunjukkan penggunaan drum dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Suku
Indian menggunakan labu dan kayu untuk membuat alat musik drum tersebut dan dipakai untuk upacara-upacara
ritual. 
Selanjutnya, drum ‘menggelinding’ ke Afrika dan Yunani sekitar tahun 2000 SM. Drum tidak selalu digunakan untuk
menghibur musik saja. Tapi juga digunakan untuk berkomunikasi budaya suku di Afrika. Orang-orang dari berbagai
suku Afrika menggunaan drum untuk mengekspresikan diri mereka dan menyampaikan pesan penting melalui
serangkaian pukulan drum sepanjang hutan. 
    Drum serupa jam pasir tampak pada relief Bharhut, relief candi India tertua, dari abad 2 SM. Pada masa
bersamaan drum muncul di Romawi. Bahkan Romawilah yang pertama kali menggunakan drum sebagai pengobar

semangat pasukan perang.


    
Tahun 600-an Persia mengenal genderang pendek dari tanah liat. Lalu genderang itu mulai dibuat dari logam,
terkadang kayu. Genderang itu pun menyebar ke Eropa, Afrika, dan Asia. Karena dibuat dari tembaga dan berbentuk
ketel sup, namanya pun jadi kettledrum atau timpani.
     Abad XIII timpani menunjukkan peran penting dalam musik Eropa. Karena bunyi gemuruhnya bak geledek,
sekitar dua abad kemudian bangsa Inggris juga memanfaatkan timpani di bidang ketentaraan. Gunanya sebagai
penanda waktu, aba-aba serangan, dan membuat musuh grogi.
     Saat menjelajah dunia tahun 1500 bangsa Eropa membawa drum ke Amerika. Maka, cara pakai bangsa Inggris
pun menyebar. Tak ayal tahun 1800-an pasukan militer di berbagai negara mulai mempelajari dan menggunakan
drum dalam pasukan. Malah ada terobosan baru berupa parade musik pasukan drum band tahun 1813 di Rusia.
Inilah salah satu tonggak munculnya drum band.

Ketika itu ditemukan dalam sejarah bahwa salah satu pemain drum dapat memainkan dua atau lebih drum pada saat
yang sama, masyarakat mulai menempatkan kelompok drum bersama-sama untuk satu musisi untuk bermain.
Pemain drum tidak hanya bermain drum dari jenis yang sama tetapi juga dari budaya lain dan seluruh dunia. 
Menurut Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap.

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman individu itu
sendiri.
Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa ketrampilan,
sikap, pengertian ataupun pengetahuan. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan
disengaja, artinya seseorang yang terlibat dalam peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia
mempelajari sesuatu, sehingga terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat dari kegiatan yang disadari
dan sengaja dilakukannya tersebut.

Belajar merupakan hal yang kompleks. Apabila ini dikaitkan dengan hasil belajar siswa, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Suryabrata (1989:142), faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 3, yaitu: faktor dari dalam, faktor dari luar dan faktor
instrumen.

Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa
yang sedang belajar. Faktor-faktor ini meliputi :

Faktor Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar
jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan
belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, kondisi panca indra yang baik akan
memudahkan anak dalam proses belajar.

Menurut faktor tersebut, Kondisi psikologis yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan
kemampuan kognitif.

Faktor kecerdasan yang dibawa individu mempengaruhi belajar siswa. Semakin individu itu mempunyai
tingkat kecerdasan tinggi, maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat. Sebaliknya
semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka belajarnya akan lambat dan mengalami
kesulitan belajar.

Bakat individu satu dengan lainnya tidak sama, sehingga menimbulkan belajarnya pun berbeda. Bakat
merupakan kemampuan awal anak yang dibawa sejak lahir.
Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi
menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat.
Motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah sama. Adapun pengertian motivasi
belajar adalah ”Sesuatu yang menyebabkan kegiatan belajar terwujud”. Motivasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan,
unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru membelajarkan siswa.
Emosi merupakan kondisi psikologi (ilmu jiwa) individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah untuk
belajar. Kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi belajar antara lain: perasaan senang, kemarahan,
kejengkelan, kecemasan dan lain-lain.
Kemampuan kognitif siswa yang mempengaruhi belajar mulai dari aspek pengamatan, perhatian, ingatan,
dan daya pikir siswa.

Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi :
Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar misalnya keadaan udara, cuaca,
waktu, tempat atau gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alat pelajaran.
Keadaan udara mempengaruhi proses belajar siswa. Apabila udara terlalu lembab atau kering kurang
membantu siswa dalam belajar. Keadaan udara yang cukup nyaman di lingkungan belajar siswa akan
membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik.
Waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa misalnya: pembagian waktu siswa untuk belajar dalam
satu hari.
Cuaca yang terang benderang dengan cuaca yang mendung akan berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca
yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.
Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung sekolah yang efektif untuk belajar
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: letaknya jauh dari tempat-tempat keramaian (pasar, gedung bioskop,
bar, pabrik dan lain-lain), tidak menghadap ke jalan raya, tidak dekat dengan sungai, dan sebagainya
yang membahayakan keselamatan siswa.
Alat-alat pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya, program presentasi) ataupun
perangkat keras (misalnya Laptop, LCD).

Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada
(kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering
kali mengganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
(1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang terdiri atas:
ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya,
(2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala
sekolah serta karyawan lainnya, dan
(3) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.
Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan
hasil yang diharapkan. Faktor instrumen ini antara lain: kurikulum, struktur program, sarana dan
prasarana, serta guru.

Faktor instrumen yang berkaitan dengan sarana dan prasarana pembelajaran adalah media
pembelajaran. Dalam hal ini adalah media komputer dengan memanfaatkan program
animasi SWiSH yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jawa.

Wlodkowski (dalam Suciati, 2001:52) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara Ames dan Ames (Suciati, 2001) menjelaskan
motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya.
Menurut definisi ini, konsep diri yang positif akan menjadi motor penggerak bagi kemauan
seseorang.

Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah
untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui
intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas. McClelland menunjukkan bahwa motivasi
berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.
Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-
prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS,
yaitu:
Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini
perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian selama proses
pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain
dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks.
Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat
menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu diperhatikan agar tidak memberikan stimulus
yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi
peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka menganggap bahwa apa yang
dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Kebutuhan pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi, motif
instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi (personal motif value), menurut McClelland mencakup
tiga hal, yaitu:
(1) kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement),
(2) kebutuhan untuk berkuasa (needs for power), dan
(3) kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation).
Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas
dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan niali kultural yaitu
apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang
diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif
dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan
dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman
sukses di masa lampau. Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan (prestasi),
dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya.
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena
mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun luar
individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian
penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dsb.

2.3 Dampak positif Bermain drum

Selain dengan mendengarkan, memainkan alat musik tertentu juga


berpengaruh pada suasana hati. Bermain alat musik perkusi, terutama drum,
bermanfaat bagi jiwa dan raga. Bermain perkusi pun bisa dijadikan hobi, dan
berikut ini manfaatnya.

Ketika kita menciptakan irama atau musik, hal itu akan memperbaiki
suasana hati karena sifatnya yang spontan dan bersemangat. Vibrasi dari
drum bukan hanya menghibur, tapi juga memberikan energi positif.

Bermain perkusi juga membantu kita mengekspresikan diri dengan lebih baik
dalam banyak cara dan mengeluarkan apa yang ada di dalam diri kita.
Ketika menciptakan musik dengan tangan, maka proses itu akan membuat
kita menyerap dan merasakannya secara penuh.

Anak-anak yang mulai bermain alat musik sejak usia dini terbukti memiliki
daya ingat dalam berbicara dan kemampuan membaca yang lebih baik.

Para peneliti telah menemukan fakta bahwa bermain drum bisa menurunkan
tekanan darah dan hormon stres, selain menyenangkan.
Bermain drum juga bersifat meditatif, membuat mental rileks, sehingga
mengurangi kegelisahan dan ketegangan karena merupakan kombinasi dari
bernapas dalam-dalam dan teknik visualisasi.

Terapi dengan drum telah berhasil dilakukan pada banyak orang yang
menderita trauma emosional. Getaran suaranya mampu mengguncang
setiap sel di dalam tubuh dan merangsang pelepasan sel-sel ingatan yang
negatif.

Dampak negative bermain drum

Bagi pemusik, alat pendengaran merupakan harta tak ternilai. Di sisi lain, ada
potensi gangguan pendengaran akibat tingginya intensitas bunyi alat musik
yang dimainkan.

Berdasarkan studi Marshall Chasin dari Centre for Human Performance and
Health, Kanada, intensitas (kerasnya) bunyi bass drum dapat mencapai 106
desibel (dB).

Guru Besar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia Jenny Endang Bashiruddin memaparkan,
bunyi aman bagi telinga adalah intensitas 85 dB dalam 8 jam per hari kerja
atau 40 jam per minggu berdasarkan panduan Occupational Safety Health
Association (OSHA).

Hukum ”tiga” dapat dimanfaatkan sebagai panduan. Artinya, setiap


penambahan tiga desibel, waktu aman pajanan makin pendek. Misalnya,
seseorang aman jika terpajan 85 dB dalam waktu 8 jam, 88 dB dalam waktu 4
jam, 91 dB dalam waktu 2 jam, 94 dB dalam waktu 1 jam, 97 dB dalam waktu
30 menit, 100 dB dalam waktu 15 menit, dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi,
dapat terjadi kerusakan alat pendengaran. ”Pemain drum metal yang sangat
energik dan keras bunyi musiknya pernah diteliti. Ternyata, mereka
mengalami gangguan pendengaran,” kata Jenny.

Bab 3
metode penelitian
pada bagian ini penulis fokus pada pembahasan setting penelitian, subjek dan objek penelitian,
sumber data,validitas data, teknik pengumpulan data.

Anda mungkin juga menyukai