PENDAHULUAN
bahwa pola yang diambil tidak menyimpang dari negara berdasarkan hukum
Undang-undang Dasar.2
Terdapat dua macam konstitusi atau hukum dasar yang dikenal secara luas
di dunia, yaitu konstitusi tertulis dan konstitusi tak tertulis. Hampir semua
1
Soeprapto, Maria Farida Indrato, Ilmu Perundang Undangan Dasar-Dasar dan Pembentukannya,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1998), hlm 57
2
Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia, (Jakarta: Dian Rakyat,
1983), hlm 10
1
yang pada umumnya mengatur mengenai pembentukan, pembagian wewenang
dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak azasi
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) yang pernah
memasuki fase sakralisasi selama pemerintahan Orde Baru, yaitu sebuah fase
dimana UUD NRI Tahun 1945 tidak diperkenankan untuk direvisi atau
dalam satu rangkaian empat tahap, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan
2002 (UUD RI 1945). Salah satu perubahan dari UUD NRI Tahun 1945
antara lain prinsip pemisahan kekuasaan dan 'checks and balances' sebagai
Amandemen atau perubahan UUD NRI Tahun 1945 tersebut terjadi karena
3
Pandji R. Hadinoto, “Sejarah Konstitusi Indonesia”, http://www.jakarta45.wordpress.com,
diakses pada 21 Oktober 2010, 10.01 WIB
4
Azar, “Peranan Mahkamah Konstitusi Sebagai Penjaga”, http://jurnalhukum.blogspot.com,
diakses pada 21 Oktober 2010, 09.45 WIB
2
dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan aspirasi rakyat. Tuntutan perubahan
terhadap UUD NRI Tahun 1945 pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi
kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan
konstitusi yang diawali dari UUD NRI Tahun 1945, UUD/Konstitusi RIS,
UUDS 1950, dan terakhir UUD NRI Tahun 1945 yang telah dirubah
selanjutnya kita sebut sebagai UUD Negara Republik Indonesia 1945 (UUD
NRI Tahun 1945).5 Sejarah perubahan atau pergantian konstitusi tersebut tentu
tersebut.
yang dibuat oleh, dari, dan untuk negara. Lembaga negara bertujuan untuk
membangun negara itu sendiri. Secara umum tugas lembaga negara antara lain
bahan penghubung antara negara dan rakyatnya, serta yang paling penting
5
Jimly Asshidiqie, Mahkamah Konstitusi Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia,
(Jakarta: Mahkamah Konstitusi RI), hlm 2
6
http://www.wikipedia.com, diakses pada 22 Oktober 2010, 12.11 WIB
3
kedudukan dan kewenangan lembaga negara sangat berpengaruh pada sistem
tinggi yang kedudukannya sejajar yaitu antara lain Mahkamah Agung (MA),
(DPA) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).8 Kekuasaan tertinggi yang ada
Soekarno sebagai presiden seumur hidup dan Presiden Soeharto dipilih secara
7
Titik Triwulan Tutik, Pokok-pokok Hukum Tata Negara, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006) hal.
128.
8
Aksa Mahmud, “Komposisi Keterwakilan MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945”,
http://www.kajian.mpr.go.id, diakses pada tanggal 25 April 2011 pukul 14:23 WIB
4
kepada 6 Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu
Selain itu dilakukan pengurangan tugas MPR yang sangat signifikan. Jadi,
pasca perubahan UUD NRI TAHUN 1945, ada 6 (enam) lembaga Negara
mutlak terjadi pada berbagai lembaga negara pasca perubahan. Salah satu
bikameral yang merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem
yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-
5
negara lainnya. Dengan kata lain, MPR RI didaulat sebagai Lembaga
negara yang memiliki otoritas untuk menafsirkan konstitusi (UUD 1945) dan
pemilihan umum kepada lembaga tinggi negara lain yang ada di bawahnya.
Anggota MPR tidak dipilih secara langsung oleh rakyat melainkan berasal dari
anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilihan umum secara langsung
oleh rakyat atau anggota DPR dan anggota DPD ex officio anggota MPR.
Jumlah anggota MPR periode 2009–2014 adalah 692 orang yang terdiri atas
560 Anggota DPR dan 132 anggota DPD. Masa jabatan anggota MPR adalah
5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru
Pasca perubahan UUD NRI 1945 terdapat salah satu perubahan penting
yang dialami oleh MPR adalah pada Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
Undang Dasar.” Rumusan Pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 sebelum
negara menjadi lembaga negara saja, sama dan setara dengan lembaga negara
10
http://www.wikipedia.com, diakses pada 22 Oktober 2010, 12.11 WIB
11
http://www.wikipedia.com, diakses pada 22 Oktober 2010, 12.11 WIB
6
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 3 dan Pasal 27 UUD NRI TAHUN 1945.
MPR tidak lagi mempunyai tugas dan wewenang untuk memilih dan men-
gangkat Presiden dan Wakil Presiden, kecuali jika Presiden dan/atau Wakil
Presiden berhalangan tetap sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat (2) dan ayat
(3) UUD NRI Tahun 1945. Selain itu, MPR juga tidak mempunyai tugas dan
sebagaimana diatur dalam Pasal 3 UUD NRI Tahun 1945 sebelum diubah.
dalam masa jabatannya; memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
12
Hidayat Nur Wahid, Tugas, Wewenang, dan Peran MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun
1945, (Jakarta: Jurnal Majelis, Vol 1 No.1 Tahun 2009), hlm 15-16
7
dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh
hari;
secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon Presiden
dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik yang paket calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih
sebagai organisasi tersendiri. Atau dengan kata lain MPR hanya sebagai
sidang gabungan (joint session) antara DPD dan DPR. Jadi konsekuensinya
MPR tidak akan mempunyai pimpinan tersendiri dan lembaga ini tidak ada
bila tidak ada gabungan tersebut. Namun jika kita menilik kembali
dalam Pasal 3 ayat (1), (2), dan (3), dan Pasal 8 ayat (1), (2) dan (3) UUD NRI
Tahun 1945. Meskipun sebatas yang tercantum dalam pasal-pasal dan ayat-
8
UUD NRI 1945 dan terkait dengan kekuasaan eksekutif tertinggi yaitu
Presiden dan Wakilnya.13 Di sisi lain, perubahan UUD NRI Tahun 1945 juga
berimplikasi pada materi dan status hukum Ketetapan MPRS/MPR yang telah
dihasilkan sejak tahun 1960 sampai tahun 2002. Ketetapan MPR (TAP MPR)
terjadinya empat kali perubahan UUD NRI Tahun 1945 tentu patut dianalisa
perubahan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang yang telah
MPR setelah perubahan UUD NRI Tahun 1945, dengan judul “Pergeseran
Tahun 1945”.
13
Ibid
9
1.2 Perumusan Masalah
penulisan hukum ini permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut adalah:
baik bagi diri sendiri maupun bagi pembaca pada umumnya. Adapun yang
1. Manfaat Teoritis
10
khususnya, mengenai pergeseran kewenangan Majelis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Masyarakat
Tahun 1945.
11
1.5 Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi Konstitusi, Perubahan UUD NRI Tahun 1945, Eksistensi
Tupoksi MPR.
4. BAB IV Pembahasan
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konstitusi
bernegara.15
14
Wirjono Projodikoro, Asas-Asas Hukum Tata Negara di Indonesia, (Jakarta: Dian Rakyat,
1989), hal 10
15
Sri Soemantri, M., Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, (Bandung: Penerbit Alumni,
1987), hal 12
13
norma hukum yang membatasi kekuasaan yang ada dalam Negara.
dianut dalam suatu negara. Jika negara itu menganut paham kedau-
latan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi itu adalah rakyat. Jika
but oleh para ahli sebagai constituent power19 yang merupakan kewe-
nangan yang berada di luar dan sekaligus di atas sistem yang diatur-
16
A. Himmawan Utomo, “Konstitusi”, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan
Kewarganegaran, (Yogyakarta: 2007), hal 2
17
Jimly Asshidiqie, Op. Cit, hal 6
18
Jimly Asshidiqie, Op. Cit, hal 7
19
Brian Thompson, op. cit., hal. 5.
14
Fungsi dasar konstitusi ialah mengatur pembatasan kekuasaan
kekuasaan politik,
juga dapat dipahami sebagai bagian dari kontrak sosial yang memuat
20
A. Mukti Arto, Konsepsi Ideal Mahkamah Agung, (Jogjakarta : Pustaka Pelajar, 2001), hal. 10
21
C.F. Strong, Konstitusi Politik Modern Kajian Tentang Sejarah dan Bentuk Konstitusi Dunia,
(Bandung: Nusamedia, 2004), hal 15
22
Solly Lubis, Asas Asas Hukum Tata Negara, (Bandung: Penerbit Alumni, 1982), hal 48
15
a. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat
pemerintahan
penguasa sendiri;
16
mewujudkan tujuan Negara. Jadi, pada hakikatnya konstitusi Indonesia
UUD yg kita sebut UUD NRI TAHUN 1945. Para pendiri Negara
23
“Perubahan Konstitusi”, http://www.iffeh.multiply.com, diakses pada 21 Oktober 2010
17
b. Konstitusi RIS (17 Agustus 1945-27 Desember 1949)
pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun 1948. Dan ini
kurang dari satu tahun. UUDS 1950 terdiri atas beberapa bagian –
18
1) Mukadimah yg terdiri atas empat alinea ,terdapat rumusan
Agustus 1950 oleh badan pekerja komite nasional pusat dan oleh
19
e. UUD NRI TAHUN 1945 setelah perubahan (19 Oktober 1999-
sekarang)
Indonesia adalah UUD NRI TAHUN 1945, Konstitusi RIS, UUDS 1950,
20
Dengan demikian istilah perubahan UUD dapat pula diartikan
terdapat dalam UUD yang tujuannya tidak lain adalah membuat undang-
secara bertahap dan menjadi salah satu agenda Sidang MPR sejak
22E, 23 A, 23 B, 23 C, 23 D, 24 A, 24 B, 24 C, 25 A, 28 A, 28 B, 28
C, 28 D, 28 F, 28 G, 28 H, 28 I, 28 J, 36 S, 36 B, 36 C) sebagaimana
juga babnya tetap terdiri 16 Bab tetapi juga mempunyai cabang (VII
dengan perubahan UUD NRI TAHUN 1945 satu hingga empat yang
21
terdiri dari 37 Pasal (72 Pasal jika berikut cabang), 16 Bab (21 Bab
menghasilkan 196 Ayat, yang terdiri 166 butir perubahan dan 30 butir
begitu banyak tetapi juga bukan pembuatan UUD baru karena baik
Pasal 5 Ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (2), Pasal 14, Pasal
15, Pasal 17 Ayat (2 dan 3), Pasal 20, dan Pasal 21.27
22
Pasal yang yang meliputi Pasal 18, Pasal 18 A, Pasal 18, Pasal 19,
Pasal 25 E, BaB X, Pasal 26 Ayat (2 dan 3), Pasal 27 Ayat (3), BAB
Ayat (1,2,3, dan 5), Pasal 7 A, Pasal 7 B Ayat (1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7),
Pasal 7 C, Pasal 8 Ayat (1, 2), Pasal 11 Ayat (2, 3), Pasal 17 Ayat (4),
BAB VII A, Pasal 22 C Ayat (1, 2, 3, dan 4), Pasal 22 D Ayat (1, 2, 3,
dan 4), BAB VII B, Pasal 22 E Ayat (1, 2, 3, 4, 5, dan 6), Pasal 23
Ayat (1, 2, dan 3), Pasal 23 F Ayat (1 dan 2), Pasal 23 G Ayat (1 dan
2), Pasal 24 Ayat (1 dan 2), Pasal 24 A Ayat (1, 2, 3, 4, dan 5), Pasal
24 B Ayat (1, 2, 3, dan 4), dan Pasal 24 C Ayat (1, 2, 3, 4, 5, dan 6).29
28
Ibid
29
Ibid
23
penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA), pendidikan dan
Ayat (4) perubahan ketiga UUD NRI TAHUN 1945 menjadi Pasal 3
Ayat (2) dan Ayat (3). Pasal 25 E perubahan kedua UUD NRI
Pasal 2 Ayat (1), Pasal 6 A Ayat (4), Pasal 8 Ayat (3), Pasal 11 Ayat
(1), Pasal 16, Pasal 23 B, Pasal 23 D, Pasal 24 Ayat (3), Pasal 29 Ayat
(1) dan (2), BAB XIII, Pasal 31 Ayat (1, 2, 3, 4, dan 5), Pasal 32 Ayat
(1 dan 2), BAB XIV, Pasal 33 Ayat (4 dan 5), Pasal 34 Ayat (1, 2, 3,
dan 4), Pasal 37 Ayat (1, 2, 3, 4, dan 5), Aturan Peralihan Pasal I, II,
1945.30
dari 199 butir ketentuan yang ada dalam UUD NRI TAHUN 1945,
30
Ibid
24
hanya 25 (12%) butir ketentuan yang tidak mengalami perubahan.
mencakup lebih dari 3 kali lipat jumlah materi muatan asli UUD NRI
TAHUN 1945. Jika naskah asli UUD NRI TAHUN 1945 berisi 71
25
meskipun namanya tetap merupakan UUD NRI TAHUN 1945, tetapi
dari sudut isinya UUD NRI TAHUN 1945 pasca Perubahan Keempat
anggota MPR.
beserta alasannya.
26
Hal-hal yang lebih spesifik mengenai perubahan UUD juga
31
Kelsen, Hans, General Theory of Law and State, (New Jersey: The Lawbook Exchange Ltd.,
2007
27
hanya dibentuk karena keputusan presiden tentunya lebih rendah lagi
Indonesia, dalam batang tubuh UUD NRI TAHUN 1945 tidak pernah
Negara". Dalam UUD NRI TAHUN 1945 hanya terdapat istilah suatu
(sebelum perubahan).
28
ini terdapat dalam Pasal 3 ayat (1) UUD NRI TAHUN 1945
Presiden RI. Pasal 4 ayat (2) UUD NRI TAHUN 1945 itu
29
serta Mahkamah Konstitusi (MK). Berdasarkan Pasal 24 ayat (1)
30
TAHUN 1945 “Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan,
rupiah.
1969 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD setelah
31
(MA), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
terdiri dari anggota DPR dan utusan daerah serta utusan golongan
32
memenuhi persyaratan demokrasi formal karena seluruh proses dan
Undang-Undang.33
Baru jumlah anggota MPR mencapai kurang lebih 1000 orang, dengan
perincian 500 (400 anggota dipilih melalui pemilu, 100 diangkat lewat
provinsi yang dipilih oleh DPRD, saat itu ada 27 provinsi, yang
Golongan sebanyak 340 orang. Dari komposisi ini terlihat bahwa 440
33
susunan kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
34
Dr. BRA. Moeryati Sudibyo, MPR Paska Perubahan UUD NRI Tahun 1945, Jurnal Majelis,
Vol. 1 No.1 Agustus 2009
34
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan
undang-undang).
namun sejajar dengan lembaga negara lainnya. Ini bisa terjadi karena
istilah sidang umum atau sidang tahunan maka sebutan itu sekarang
tidak ada lagi, yang ada dengan istilah Sidang MPR bila itu
Presiden.35
35
Ibid
35
salah satu pasal perubahan dalam UUD NRI TAHUN 1945 yang
undang-undang.
Wakil Presiden.
36
(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan
susunan dan kedudukan MPR secara mendetail. Hal ini terlihat pada
dan Sidang dan Putusan MPR yang termaktub dalam Pasal 7, 8, 9, 10,
37
2.5.4. UU No. 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan
tentang Fraksi dan Kelompok Anggota MPR. Pasal 19, 20, 21, 22
perubahan UUD NRI TAHUN 1945 diatur tersendiri dan detail dalam
Pasal 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, dan 31. Sementara hal yang
Presiden juga dibahas lebih detail lagi pada Pasal 32-53. Pasal 56, 57,
detail lagi dalam Pasal 60, 61, 62, 63, dan 64. Pasal 65 membahas
penyidikan.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
pokok-pokok pikiran dan pendapat lainnya dari pakar sesuai dengan ruang
lingkup yang diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan suatu metode yang
penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan
suatu masalah tertentu untuk mengungkap suatu kebenaran, karena metode pada
objek penelitian. Atau menurut Kartini Kartono metode penelitian adalah cara-
cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan
39
menggunakan metode kualitatif, Soekanto menyatakan (dengan mengutip W.I.
Thomas dan F. Znaniecki) bahwa metode kualitatif adalah suatu cara penelitian
yang menghasilkan data deskriptif analisistis, yaitu apa yang dinyatakan oleh
responden secara tertulis atau lisan, dan juga perilakunya yang nyata, yang diteliti
hukum dan bahan bahan pustaka yang berkaitan dengan pokok permasalahan.
kedudukan dan kewenangan MPR paska perubahan UUD NRI TAHUN 1945
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Tap MPR dan beberapa UU
38
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), hal. 10
39
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta: Raja Grafindo, 2001) hal 13-14
40
3.2 Spesifikasi Penelitian
kedudukan dan kewenangan MPR paska perubahan UUD NRI TAHUN 1945.
teori teori hukum yang ada khususnya, pendapat para sarjana berupa
keadaan yang sebenarnya yaitu keadaan objek penelitian pada saat sekarang.40
Data harus diperoleh dari sumber data yang tepat karena sumber data yang
tidak tepat dapat mengakibatkan data yang terkumpul tidak sesuai dengan
(studi pustaka) yaitu data data yamg diperoleh dari studi kepustakaan dengan
40
Hadari Nawai dan Mini Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta:1994), hal 73
41
1. Bahan Hukum Primer
Yaitu bahan hukum yang mengikat ke dalam. Data primer terdiri dari:
a. Buku-buku (literature)
c. Artikel Seminar
d. Jurnal-Jurnal
f. Dokumen-dokumen resmi
42
Teori-teori dan data yang didapatkan dari sumber tersebut akan
bersifat khusus.
43