Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

DAKWAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI

DISUSUN OLEH :
1.ANNIDA DWI VERONIKA

2.DEDEK AGUSTIN

3.TURIMA SAHADA

4.JULIANA

5.ZAKIY NABIL SADEWA

6. RIZKY RAMDANI

7.KGS. ILHAM HERLAMBANG

MADRASAH ALIYAH NEGRI 2 LUBUK LINGGAU


2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, ruang
lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan

A. LATAR BELAKANG

Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada


jalanbenar
sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka dunia dan akhirat. dakwah juga dapat dikatakan suatu sistem
kegiatan dari seseorang, sekelompok, segolongan umat Islam sebagai
aktualisasi imaniah yang memanifestasikannya kepada seseorang,
sekelompok massa dan masyarakat supaya dapat, memengaruhi tingkah
lakunya untuk mencapai tujuan tersebut merupakan kenyataan bahwa
Islam adalah agama yang paling banyak mempengaruhi hati dan pikiran
berbagai ras, bangsa dan suku dengan kawasan yang luas, yang didalamnya
terdapat kemajemukan rasial dan budaya.Islam adalah agama yang
universal, yaitu agama yang pemberlakuannya tidak dibatasi oleh tempat
dan waktu tertentu. Ia sesuai dengan semua golongan manusia. Islam juga
tidak pernah membedakan warna kulit, Bahasa, bangsa, pangkat, derajat,
dengan ini lah Islam mudah mempengaruhi
hati dan fikiran manusia tanpa membeda-bedakan. Dakwah merupakan
segala aktifitas dan kegiatan yang mengajak orang untuk berubah dari satu
situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan Islami kepada nilai
kehidupan yang Islami.
BAB 2
ISI
Langkah awal yang diambil oleh Rasulullah saw untuk menyebarkan agama
Islam adalah dengan jalan sembunyi-sembunyi. Artinya, beliau
menyebarkan ajaran Islam dengan tanpa diketahui publik terlebih dulu.
Dakwah sembunyi-sembunyi ini bukan tanpa sebab. Tapi ada banyak
hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil
Setidaknya, dalam tahap ini, ada dua golongan yang menjadi target dakwah
beliau, yaitu; Pertama, orang-orang terdekat yang meliputi orang yang
masih memiliki hubungan kerabat, keluarga dan para sahabat. Kedua,
setiap orang yang memiliki sifat baik dari mereka dan juga kenal baik
dengan Rasulullah saw. Paling tidak, mereka yang sudah kenal baik dengan
beliau, tahu bahwa Rasulullah adalah sosok yang menjunjung tinggi nilai
kejujuran dan keshalihan. Dakwah dengan cara demikian pada fase awal
penyebaran Islam terbukti efektif dan membuahkan hasil. Banyak orang-
orang yang menyatakan masuk Islam. Dalam sejarah, kemudian mereka
disebut sebagai as-sabiquna al-awwalun (orang-orang yang paling dahulu
dan pertama masuk Islam). Golongan as-sabiquna al-awwalun ini adalah
sebagai berikut:
1) Siti Khadijah, istri pertama Nabi Muhammad saw. Khadijah merupakan
perempuan pertama yang masuk Islam, bahkan orang pertama. Khadijah
juga orang pertama yang mendengar wahyu ilahi dari penuturan Rasuullah
langsung, orang yang pertama kali membaca al-Quran setelah
mendengarnya dari Nabi, orang yang pertama kali belajar al-Qur’an dari
Nabi, dan orang yang rumahnya merupakan rumah yang pertama kali
wahyu turun.
2) Ali bin Abi Thalib, beliau merupakan orang yang pertama kali masuk
Islam dari kalangan anak-anak. Karena saat itu usianya masih sepuluh
tahun. Saat masih dalam asuhan Nabi saw
Tokoh-tokoh as-sabiquna al-awwalun lainnya adalah Bilal bin Rabbah al-
Habsyi, Abu Ubaidillah, Abu Salamah bin Abdul Asad, al-Arqam bin Arqam,
Utsman bin Mazh’um, Ubaidillah bin al-Harits, Fatimah binti al-Khattab al-
Adawiyah (saudara perempuan Umar), Khabbab bin al-Arat, Abdullah bin
Mas’ud az-Zuhaili, dan lain-lain. Mereka semua terdiri dari 40 orang,
bahkan menurut Ibnu Hisyam lebih dari 40
Hikmah dan Pelajaran
1) Mendahulukan keselamatan nyawa Islam hadir di tengah kota Mekah.
Sebuah kota yang menjadi pusat agama bagi orang-orang Arab. Di sana
terdapat para pengabdi Ka’bah, pemuja berhala dan patung-patung
yang mereka kultuskan (dianggap suci). Islam sebagai agama baru, tentu
terlalu beresiko jika didakwahkan secara terang-terangan di Mekah saat
itu. Nyawa adalah taruhannya. Oleh karena itu, dalam kondisi seperti ini
Nabi lebih mendahulukan keselamatan nyawa. Mendahulukan prinsip
‘menjaga keselamatan jiwa’ (hifzh an-nafs) daripada prinsip ‘menjaga
agama’ (hifzh ad-din). Syeikh Izzuddin ibn Abdussalam menjelaskan,
dalam kondisi lemah seperti itu, umat Islam diharamkan bertindak
ceroboh dan berjihad. Menurutnya, jika kemenangan tak tergapai,
pasukan Muslim wajib menyerah demi menyelamatkan nyawa mereka
dan menenangkan hati musuh. Dalam kondisi demikian, perlawanan
hanya akan menimbulkan kerusakan, bukan kemaslahatan. ( Qawaid al-
Ahkam, juz 1, hal 95) Sa’id Ramadhan al-Buthi mempertegas,
mengutamakan kemaslahatan jiwa di sini terlihat dari sisi lahirnya saja,
karena pada dasarnya tindakan menyelamatkan diri itu hakikatnya salah
satu bentuk menjaga agama (hifz ad-din). Dalam kondisi demikian,
menjaga keselamatan agama hanya bisa dilakukan dengan menjaga
keselamatan jiwa. Jika orang muslim ceroboh langsung dakwah secara
terbuka, bisa jadi banyak korban berjatuhan dari orang Muslim, dan
tentunya akan menghambat penyebaran Islam pada masa awal-awal.
2) Islam menolak penindasan Orang-orang yang pertama masuk Islam
adalah dari kalangan orang-orang lemah, baik dari fakir miskin ataupun
para hamba saya. Bahkan, dalam setiap dakwah nabi sebelum Nabi
Muhammad, juga demikian. Seperti Nabi Nuh saat mendakwahi
kaumnya, Bani Rasib yang berasal dari kalangan bawah (QS. Hud [11]:
27) dan Nabi Shaleh saat mendakwahi kaum Tsamud yang pengikutnya
adalah kalangan akar rumput (QS. Al-A’raf [7]: 75-76) .Hikmah dibalik
semua ini adalah, agama Allah yang dibawa para nabi dan rasul adalah
untuk membebaskan manusia dari penindasan yang dilakukan sesama.
Selain itu juga untuk mengalihkan mereka dari tunduk terhadap
kekuasaan manusia, beralih tunduk kepada kekuasaan Allah swt.
Namun, bukan berarti masuk islamnya orang-orang lemah bukan karena
keimanan, hanya untuk kebebasan dari penindasan semata, tidak.
Mereka masuk Islam tetap atas dasar keimanan yang tertanam dalam
hati. Kepercayaan terhadap agama Rasulullah saw sudah diyakini oleh
orang-orang Mekah, baik dari kalangan lemah maupun elit. Hanya saja,
mereka yang elit kadang lebih sulit. Kekusaan dan kedudukan yang
mereka miliki membuat enggan memeluk agama Islam. Contoh saja Abu
Thalib, paman Nabi yang memiliki peran penting dalam mensukseskan
dakwah keponakannya itu. Abu Thalib merupakan salah satu elit Mekah
yang belum masuk Islam sampai akhir hayatnya. Pada orang-orang yang
masuk Islam, tidak ada tujuan duniawi sedikitpun. Tapi karena keimanan
yang telah Allah berikan kepada hati-hati mereka dan pertolongan
nabinya. Ini berlaku umum, entah itu budak atau yang merdeka, orang
miskin atau kaya. Lihat saja, Abu Bakar dari kalangan orang merdeka,
Bilal dari kalangan budak, Utsman dari kalangan orang kaya (elit) dan
Shuhaib dari kalangan tidak mampu.
3) Metode baku dalam berdakwah Dakwah Rasulullah saw secara
sembunyi-sembunyi bukan karena takut terhadap orang Quraisy. beliau
punya Allah dan bisa sekali meminta perlindungan agar terhindar dari
penindasan orang Quraisy. Nabi dakwah secara sembunyi-sembunyi
pada fase awal berdasarkan wahyu ilahi. Juga sebagai metode baku bagi
para dai-dai setelah beliau; jika belum punya kekuatan masa, berdakwah
dengan sembunyi-sembunyi terlebih dahulu adalah jalan aman.

Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi


hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari
kalangan sahabat.
Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara
sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak
disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar
sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera terlintas dalam benak
adalah bahwa alasan utama Nabi Saw melakukan dakwah sembunyi-
sembunyi ini karena adanya rasa takut terhadap perlawanan sengit
kaum musyrik dan bahaya yang akan mengancam dakwah Islam yang
baru saja dimulai.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Nabi Muhammad Saw melakukan dakwah sembunyi-sembunyi ini
selama tiga tahun karena situasi dan kondisi kota Mekah belum kondusif
untuk memulai dakwah secara terang-terangan. Beliau dalam tiga tahun
ini melakukan dakwah sembunyi-sembunyi kepada orang-orang yang
dinilai memiliki kesiapan untuk menerima. Rasulullah Saw mengajak
mereka kepada tauhid dan penyembahan kepada-Nya serta
kenabiannya. Dalam masa ini, Quraisy mengetahui klaim yang
disampaikan oleh Nabi Saw dan tatkala mereka melihatnya di suatu
tempat, mereka berkata, "Pemuda Bani Abdul Muthhalib berbicara
sesuatu dari langit."[2] Lantaran ia tidak menyampaikan klaimnya itu di
hadapan khalayak ramai, mereka tidak mengetahui kandungan dakwah
Nabi Saw karena itu mereka tidak menunjukkan reaksi apa pun.
Dakwah sembunyi-sembunyi ini dilakukan dengan tujuan fondasi-
fondasi awal bangunan agung Islam dapat dipancangkan dan berdiri
tegak; karena benih-benih pertama tanaman ini harus disemai secara
diam-diam dan penyemaian benih-benih pertama seperti ini di hadapan
umum sebelum ia memiliki akar yang kokoh dan dalam serta ranting
yang kuat maka ia akan berada dalam ancaman kehancuran dan
kebinasaan.
Setiap benih pemikiran baru mau tak mau harus pada langkah-langkah
awal disebarkan pada hati-hati yang beriman kepadanya dan kemudian
berbicara secara terang-terangan tentangnya. Demikian juga harus
terbentuk sebuah kelompok yang menjadi pioner dan pembuka jalan
dakwah; karena setiap pemikiran baru laksana sebuah janin dalam rahim
ibu tidak menjejakkan kakinya pada tataran eksistensi utuh sehingga
harus dibantu dan harus berjibaku melawan segala faktor
penghancurnya. Dalam masa perkembangannya, ia akan memanfaatkan
segala unsur untuk tetap eksis dan melengkapi dirinya dengan segala
media kekuatan. Atas dasar itu, ajakan dan seruan kepada pemikiran
baru menuntut dilakukannya ajakan secara diam-diam untuk
menyebarkan pemikiran ini dan kemudian secara perlahan setelah
segala sesuatunya telah siap dinyatakan dengan terbuka. Atas dasar itu,
tingkatan pertama dakwah dilakukan dengan cara seperti ini dan
kemudian tingkatan-tingkatan selanjutnya setelahnya.

KESIMPULAN
Dakwah Nabi Muhammad SAW di masa awal kenabiannya dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah secara
sembunyi-sembunyi setelah menerima wahyu pertama. Dakwah yang
berlangsung selama tiga tahun secara sembunyi-sembunyi ini beliau lakukan
terhadap keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Keberhasilan dakwah secara
sembunyi-sembunyi dikarenakan faktor hubungan personal yang baik.

Anda mungkin juga menyukai