Anda di halaman 1dari 15

EEAJ 4 (3) (2015)

Economic Education Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN


SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI
ADMINISTRASI PERKANTORAN MAPEL ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN DI SMK N 1 SLAWI

Elisa Permatasari , Palupiningdyah

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel:
Diterima Oktober 2015 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh keterampilan mengajar guru dan
Disetujui Oktober 2015 lingkungan sekolah terhadap minat belajar siswa secara simultan maupun parsial. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI Administrasi Perkantoran yang berjumlah 126 siswa. Sampel yang digunakan dalam
Dipublikasikan
penelitian ini berjumlah 95 siswa. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu keterampilan mengajar guru,
November 2015
lingkungan sekolah dan minat belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuisioner dan
________________ dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari
Keywords: analisis regresi linier berganda pada penelitian ini menunjukkan bahwa Y = 2,574 + 0,333X1 + 0,513 + e. Ada
Teacher’s Teaching Skill; pengaruh secara simultan sebesar 37,1%, serta pengaruh secara parsial keterampilan mengajar guru sebesar
School Environment; 27,2% dan lingkungan sekolah sebesar 5,5%.
Interest Students.
___________________ Abstract
___________________________________________________________________

This purpose of this study was to determine whether there is influence teacher’s teaching skill and school environment to
student interest simultaneously or partially. The population in this research is student of office administration in SMK N 1
Slawi. The variables in this research are teacher’s teaching skill, school environment, and interest students. The data was
collected using questioner and documentations. The data analysis technique used in this research was descriptive analysis and
multiple regression analysis. The result of the multiple regression analysis is Y = 2,574 + 0,333 + 0,513 + e. There is a
simultaneous influence as much as 37,1% along with partially the influences of teacher’s teaching skill as much as 27,2% and
school environment as much as 5,5%.
© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6544
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: elisa_permatasari@yahoo.co.id

649
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

PENDAHULUAN seksama dalam meningkatkan kesempatan


Pendidikan nasional diharapkan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas
mampu mewujudkan manusia-manusia mengajarnya. Menurut Rachmawati dan
pembangunan yang dapat membangun dirinya Daryanto (2013:14) begitu pentingnya peranan
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab guru dalam keberhasilan peserta didik maka
atas pembangunan bangsa. Posisi pendidikan hendaknya guru mampu beradaptasi dengan
yang strategis ini hanya mengandung arti dan berbagai perkembangan yang ada dan
dapat mencapai tujuannya yaitu peningkatan meningkatkan kompetensinya sebab guru pada
kualitas sumber daya manusia apabila saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi juga
pendidikan tersebut memiliki sistem yang sebagai pengelola proses belajar mengajar.
relevan dengan pembangunan dan mempunyai Selaras dengan hal tersebut Usman (2009:21)
kualitas yang tinggi baik dari segi proses mengemukakan “guru dituntut mampu
maupun hasilnya. Hal ini sebagaimana yang mengelola proses belajar mengajar yang
diamanatkan dalam UU Sistem Pendidikan memberikan rangsangan kepada siswa sehingga
Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 ia mau belajar karena memang siswalah subjek
menyatakan bahwa “pendidikan nasional adalah utama dalam belajar”.
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Menurut Sardiman (2011:163) guru
Undang-Undang Dasar Negara Republik sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan,
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai- disamping memahami hal-hal yang bersifat
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui
tanggap terhadap perubahan zaman“. dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis.
Salah satu faktor yang menentukan Hal-hal yang bersifat teknis ini terutama
kualitas pendidikan adalah proses belajar kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi
mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat belajar mengajar. Di dalam kegiatan mengelola
Usman (2009:4) “dalam proses belajar mengajar interaksi belajar mengajar, guru paling tidak
tersirat adanya kesatuan kegiatan yang tidak harus memiliki dua modal dasar, yaitu
terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru kemampuan mendesain program dan
yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini keterampilan mengomunikasikan program itu
terjalin interaksi yang saling menunjang”. kepada anak didik. Menurut Hasibuan (2009:43)
Pendapat ini diperkuat oleh Syah (2012:59) “untuk mencapai tingkat efektifitas mengajar
“perubahan dan kemampuan untuk berubah yang tinggi guru harus menguasai perbuatan
merupakan batasan dan makna yang terkandung mengajar kompleks dan perbuatan yang
dalam belajar”. Menurut Slameto (2010:1) kompleks tidak dapat dikuasai secara langsung”.
menyatakan bahwa ”berhasil tidaknya Menurut Rachmawati dan Daryanto (2013:29)
pencapaian tujuan pendidikan banyak kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan
bergantung kepada bagaimana proses belajar tuntutan standar tugas yang diemban
yang dialami oleh siswa sebagai anak didik”. memberikan efek positif bagi hasil yang ingin
Menurut Rachmawati dan Daryanto dicapai seperti perubahan hasil akademik, sikap
(2013:14) mengemukakan “dalam keseluruhan peserta didik, keterampilan peserta didik, dan
proses pendidikan, guru merupakan faktor perubahan pola kerja guru yang makin
utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru meningkat. Untuk itu kemampuan mengajar
bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar guru menjadi sangat penting dan menjadi
anak melalui interaksi belajar mengajar”. keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam
Menurut Usman (2009:21) guru memiliki peran menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa
yang sangat penting dalam menentukan kemampuan mengajar baik sangat tidak
kuantitas dan kualitas pengajaran yang mungkin guru mampu melakukan inovasi atau
dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum
memikirkan dan membuat perencanaan secara pada gilirannya memberikan rasa bosan bagi

650
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

guru maupun peserta didik untuk menjalankan diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
tugas dan fungsi masing-masing. Menurut Rifa’i diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian
dan Anni (2009:193) mengemukakan bahwa besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar
pembelajaran berorientasi pada bagaimana siswa menerima, menguasai, dan
peserta didik berperilaku, memberikan makna mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah
bahwa pembelajaran merupakan suatu bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar
kumpulan proses yang bersifat individual, yang siswa. Proses belajar mengajar terjadi antara
merubah stimuli dari lingkungan seseorang guru dengan siswa. Proses tersebut juga
kedalam sejumlah informasi yang selanjutnya dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses
dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga
bentuk ingatan jangka panjang. dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
Menurut Sukmadinata (2011:73) Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah
“perilaku atau kegiatan individu selalu terjadi perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang
dalam interaksi dengan lingkungan”. Menurut positif terhadap belajar siswa. Kedisiplinan
Uno (2014:33) “pada umumnya, motif dasar sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
yang bersifat pribadi timbul dalam tindakan siswa dalam sekolah dan juga belajar.
individu setelah dibentuk oleh pengaruh Kedisiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan
lingkungan”. Menurut Syah (2012:154) guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata
lingkungan sosial sekolah juga mempengaruhi tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam
semangat belajar seorang siswa. Para guru yang pekerjaan administrasi dan
selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah,
simpatik dan memperlihatkan suri tauladan halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala
yang baik dan rajin khususnya dalam hal sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta
belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam
dapat menjadi daya tarik dorong yang positif pelayanannya kepada siswa. Alat pelajaran erat
bagi kegiatan belajar siswa. Lingkungan sosial hubungannya dengan cara belajar siswa, karena
yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan alat pelajaran dipakai oleh guru pada waktu
belajar yaitu orang tua dan keluarga siswa itu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk
sendiri. Menurut Slameto (2010:62) “relasi anak menerima bahan yang diajarkan itu. Alat
dengan saudaranya atau dengan anggota pelajaran yang lengkap dan tepat akan
keluarga yang lain pun turut mempengaruhi memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
belajar anak. Oleh karena itu perlu diusahakan diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah
relasi yang baik di dalam keluarga anak tesebut menerima pelajaran dan menguasainya, maka
demi kelancaran belajar serta keberhasilan belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih
anak”. maju. Waktu sekolah ialah waktu terjadinya
Menurut Slameto (2010:64-69) faktor proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu
sekolah yang mempengaruhi belajar dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu
mencangkup metode mengajar, kurikulum, sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Guru
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan berpendirian untuk mempertahankan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, ukuran standar. Guru dalam menuntut
metode belajar dan tugas rumah. Berikut ini penguasaan materi harus sesuai dengan
dibahas faktor-faktor tersebut antara lain: kemampuan siswa masing-masing. Yang
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan penting tujuan yang telah dirumuskan dapat
yang harus dilalui di dalam mengajar. Agar tercapai.
siswa dapat belajar dengan baik, maka metode Menurut Usman (2009:27) “kondisi
mengajar harus diusahakan yang setepat, belajar mengajar yang efektif adalah adanya
seefisien dan efektif mungkin. Kurikulum minat dan perhatian siswa dalam belajar”.

651
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

Sesuai dengan pendapat Slameto (2010:180) dengan minat”. Menurut Reber dalam Syah
suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu (2012:152) “minat tidak termasuk istilah popular
pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa dalam psikologi karena ketergantungannya yang
lebih menyukai suatu hal daripada lainnya, banyak pada faktor-faktor internal lainnya
dapat pula di manifestasikan melalui partisipasi seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan,
dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki motivasi dan kebutuhan”.
minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk Menurut Sardiman (2011:94)
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap mengemukakan bahwa “motivasi sangat erat
subyek tertentu. Hal ini selaras dengan pendapat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi
Lai dalam Lee, Chao, dan Chen (2011:142) muncul karena ada kebutuhan, begitu juga
yang menyatakan: dengan minat sehingga tepatlah kalau minat
“Interest in learning as personal preferences merupakan alat motivasi yang pokok. Proses
with regard to learning, which sometimes means what belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai
an individual chooses one thing rather than other dengan minat”. Menurut Rifa’i dan Anni
things and sometimes a positive psychological state (2009:160) bahwa “individu mungkin memiliki
occurs during his/her interaction with the minat yang cukup dan mantap dalam
circumstances that engenders further learning berpartisipasi pada berbagai kegiatan seperti
motives”. akademik, olahraga, dan aktivitas sosial”.
“minat belajar sebagai pilihan pribadi Menurut Reber dalam Syah (2012:152) “minat
seseorang yang berkaitan dengan pembelajaran, tidak termasuk istilah popular dalam psikologi
itu berarti terkadang seseorang memilih suatu karena ketergantungannya yang banyak pada
hal dibanding hal lainnya dan terkadang pula faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan
kondisi psikologis positif terjadi selama perhatian, keingintahuan, motivasi dan
interaksinya dengan keadaan yang kebutuhan”. Mengingat pentingnya minat
menimbulkan motivasi belajar lebih lanjut”. dalam belajar, seorang tokoh pendidikan dari
Menurut Syah (2012:152) ”guru dalam belgia Ovide Decroly dalam Usman (2009:27)
kaitan ini seyogyanya berusaha membangkitkan mendasarkan sistem pendidikannya pada pusat
minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang minat yang pada umumnya dimiliki oleh setiap
terkandung dalam bidang studinya dengan cara orang, yaitu minat terhadap makanan,
yang kurang lebih sama dengan kiat perlindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian
membangun sikap positif”. Menurut William dan rumah), mempertahankan diri terhadap
James dalam Usman (2009:27) “melihat bahwa macam-macam bahaya dan musuh, bekerja
minat merupakan faktor utama yang sama dalam olahraga.
menentukan derajat keaktifan siswa. Jadi, efektif Menurut Usman (2009:28) “perhatian
merupakan faktor yang menentukan keterlibatan bersifat lebih sementara dan ada hubungannya
siswa secara aktif dalam belajar”. dengan minat. Perbedaannya ialah minat
Menurut Usman (2009:27) “keterlibatan sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya
siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat- sementara, adakalanya menghilang”. Dalam
sifat murid, baik yang bersifat kognitif seperti kegiatan belajar mengajar akan didapat dua
kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat macam tipe perhatian yaitu: 1) Perhatian
afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan terpusat hanya tertuju pada satu objek saja.
minatnya”. Menurut Sardiman (2011:94) Misalnya seseorang anak sedang belajar. Ia tidak
mengemukakan bahwa “motivasi sangat erat memperhatikan adiknya yang menangis.
hubungannya dengan unsur minat. Motivasi Perhatiannya hanya tertuju pada pelajaran.
muncul karena ada kebutuhan, begitu juga Apapun yang terjadi di sekitar itu, tidak
dengan minat sehingga tepatlah kalau minat diperhatikannya dan ia terus belajar. Dalam
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses kegiatan belajar di kelas, seorang siswa
belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai hendaknya menggunakan perhatian terpusat

652
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

pada pelajaran sehingga pelajaran yang individu. Proses ini berarti menunjukkan pada
diterimanya dapat dipahami dengan baik. Oleh siswa bagaimana pengetahuan dan kecakapan
karena itu, guru berusaha untuk memusatkan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani
perhatian siswa terhadap apa yang tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-
disampaikannya. Hal ini dapat dilakukannya kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa
dengan menggunakan berbagai alat peraga belajar merupakan suatu alat untuk mencapai
pengajaran dalam penyajian materi pelajaran beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan
kepada anak didiknya. 2) Perhatian tertuju bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
kepada berbagai hal atau objek secara sekaligus. belajarnya akan membawa kemajuan pada
Misalnya seorang guru yang sedang mengajar dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat
memperhatikan bahan pelajarannya, (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya
memperhatikan setiap murid yang dihadapinya, (Slameto, 2010:180).
dan juga memperhatikan apa yang sedang Bersumber pada hasil observasi awal yang
diucapkannya. Dengan demikian, guru tidak dilakukan pada tanggal 8 Februari 2015
hanya memperhatikan pelajarannya, tetapi juga menunjukkan bahwa minat belajar siswa kelas
harus memperhatikan segala sesuatu yang XI AP SMK Negeri 1 Slawi dalam mengikuti
terjadi sekitarnya. mata pelajaran administrasi kepegawaian) masih
Menurut Sardiman (2011:95) “proses rendah. Pengambilan data observasi dilakukan
belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan menyebar angket awal observasi kepada
dengan minat”. Mengembangkan minat siswa dengan menggunakan responden
terhadap sesuatu pada dasarnya adalah berjumlah 8 siswa setiap kelasnya secara acak
membantu siswa melihat bagaimana hubungan sehingga jumlah responden secara keseluruhan
antara materi yang diharapkan untuk adalah 32 siswa. Rendahnya minat belajar siswa
dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1 Data Observasi


Setuju Tidak Setuju
No Keterangan Jml Frekuensi Jml Frekuensi
(%) (%)
1. Pelajaran produktif merupakan pelajaran 18 56,25% 14 43,75%
yang menyenangkan.
2. Pada saat pelajaran berlangsung selalu 22 68,75% 10 31,25%
memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru dengan baik.
3. Pada saat guru memberikan kesempatan 5 15,62% 27 84,38%
untuk bertanya, selalu aktif bertanya dan
mengutarakan pendapatnya.
4. Selalu senang dengan tugas-tugas yang 17 53,12% 15 37,5%
diberikan guru.
5. Tidak merasa bosan/ngantuk dalam belajar 8 25% 24 75%
di sekolah.
6. Sadar secara aktif dalam diskusi 11 34,37% 21 65,63%
kelompok.
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan belajar siswa adalah kurangnya keterlibatan
bahwa salah satu cerminan rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran. Siswa hanya

653
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

mencatat materi dan mendengarkan penjelasan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
dari guru mengenai materi yang disampaikan. kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini
Disisi lain guru sudah memberikan kesempatan adalah siswa kelas XI AP SMK N 1 Slawi yang
siswa untuk bertanya tetapi hanya sedikit siswa berjumlah 126 siswa. Teknik pengambilan
yang mengutarakan pendapatnya. Itu pun sampel yang digunakan dalam penelitian ini
karena guru yang menunjuk siswa tersebut menggunakan teknik simple random sampling.
untuk bertanya. Namun, siswa masih ragu-ragu Dikatakan simple random sampling karena
dan malu untuk mengungkapkan gagasannya pengambilan anggota sampel dari populasi
dan menjawab pertanyaan dari guru secara dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
lisan. strata yang ada dalam populasi itu.
Berdasarkan hasil pengamatan di Menurut Menurut Roscoe (1975) dalam
lapangan diperoleh bahwa guru sudah Ferdinand (2011:217) mengemukakan bahwa
mempunyai pengalaman mengajar diatas “ukuran sampel yang lebih besar dari 30 dan
sepuluh tahun serta penempatan guru yang kurang dari 500 sudah memadai bagi
sudah sesuai dengan keahlian dan kebanyakan penelitian”. Keseluruhan sampel
kompetensinya juga menunjang keterampilan yang digunakan yaitu dengan pengambilan
guru pada saat pembelajaran. Hal ini juga yang sampel ujicoba instrumen penelitian sejumlah 20
terlihat di SMK Negeri 1 Slawi yang sudah siswa dan pengambilan sampel penelitian
menempatkan guru sesuai dengan program sejumlah 95 siswa serta sisanya sejumlah 11
keahlian guru tersebut. siswa tidak dijadikan responden penelitian
Berkaitan dengan lingkungan yang dikarenakan 9 siswa tersebut mengikuti kegiatan
tercipta di sekolah terlihat dari interaksi yang praktek perkantoran dan 2 siswa yang lain tidak
terjadi antara kepala sekolah, guru, pegawai tata masuk karena sakit. Sampel di dalam penelitian
usaha, penjaga sekolah, siswa dan warga ini dianggap telah mampu mewakili sifat
sekolah lainnya seperti kebiasaan yang setiap populasi yang ada, karena populasi mempunyai
hari dilakukan disekolah yaitu senyum, sapa dan sifat homogen, yakni diajar oleh guru yang
salam (3S). Kebiasaan tersebut tidak hanya sama, jumlah jam pelajaran yang sama, dan
dilakukan oleh siswa dengan siswa, tetapi menggunakan sarana dan fasilitas yang sama
mencangkup seluruh warga sekolah. Suasana disekolah.
sekolah yang nyaman didukung dengan fasilitas Variabel bebas yang akan diukur dalam
yang ada di sekolah mulai dari gedung, ruangan penelitian ini adalah keterampilan mengajar
kantor guru umum, ruangan kantor jurusan guru (X1) dengan indikator keterampilan
yang tertata rapi dan bersih. Fasilitas lain seperti bertanya, keterampilan memberikan penguatan,
laboratorium, ruang kelas yang dilengkapi LCD, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
white board, dan aula kegiatan juga tersedia menjelaskan, keterampilan membuka dan
untuk pembelajaran. menutup pelajaran, keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola
METODE PENELITIAN kelas, keterampilan pembelajaran perseorangan.
Variabel lingkungan sekolah (X2) dengan
Jenis penelitian ini merupakan penelitian indikator lingkungan sosial dan lingkungan
kuantitatif. Desain penelitian ini adalah regresi nonsosial. Variabel terikat (Y) yaitu minat
linier berganda. Hal ini dikarekan untuk menguji belajar dengan indikator perasaan senang,
dan menjelaskan pengaruh langsung variabel perhatian, konsentrasi, dan kesadaran.
independen terhadap variabel dependen. Metode pengumpulan data yang
Menurut Sugiyono (2010:117) “populasi adalah digunakan adalah angket dan dokumentasi.
wilayah generalisasi yang terdiri atas: Observasi dilakukan dengan 2 cara yaitu
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan observasi non sistematis dan observasi
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh sistematis. Observasi non sistematis, peneliti

654
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

langsung mengamati keadaan sebenarnya di dihilangkan. Hasil perhitungan uji validitas


SMK N 1 Slawi dan observasi sistematis variabel minat belajar siswa item soal nomor 31
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan sampai 45 pada taraf signifikansi 5% dan N = 20
pedoman sebagai instrumen pengamatan. menunjukkan 5 item soal nomor 34, 35, 37, 43,
Instrumen tersebut berisi sederetan indikator- 44 tidak valid sehingga dihilangkan dan
indikator dari variabel keterampilan mengajar keseluruhan soal yang valid dapat digunakan
guru, lingkungan sekolah dan minat belajar. dalam penelitian. Menurut Suharsimi (2010:221)
Angket yang disusun adalah jenis angket “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
tertutup untuk mengungkap data mengenai bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
variabel keterampilan mengajar guru, untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
lingkungan sekolah, dan minat belajar dengan karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel
alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”.
setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju Adapun hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai
(STS). Dokumentasi digunakan untuk Cronbach’s Alpha sebesar 0,893 (89,3%) untuk
mengambil data tentang siswa kelas XI variabel keterampilan mengajar guru, 0,760
Administrasi Perkantoran SMK N 1 Slawi. (76%) untuk variabel lingkungan sekolah, dan
Analisis data soal uji coba dilakukan 0,792 (79,2%) untuk variabel minat belajar
dengan uji validitas dan reliabilitas guna siswa. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
mengetahui layak tidaknya instrument. Menurut disimpulkan bahwa instrument penelitian
Suharsimi (2010:211) “validitas adalah suatu reliable dan dapat dipergunakan untuk
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan penelitian.
suatu instrument”. Pengukuran validitas Metode analisis data dalam penelitian
instrumen penelitian ini menggunakan validitas ini adalah analisis regresi berganda, uji hipotesis,
isi atau content validity. Cara menentukan valid uji asumsi klasik dan analisis deskriptif
tidaknya instrument adalah dengan persentase. Analisis regresi digunakan untuk
mengkonsultasikan hasil perhitungan korelasi mengetahui ada tidaknya pengaruh
dengan tabel nilai koefisien korelasi pada taraf keterampilan mengajar guru dan lingkungan
kesalahan 5% atau taraf signifikansi 95% sebesar sekolah terhadap minat belajar siswa kelas XI
0,444. Apabila r hitung > r tabel dengan taraf Administrasi Perkantoran mata pelajaran
signifikansi 5% maka soal dinyatakan valid. administrasi kepegawaian di SMK N 1 Slawi.
Menurut Muhidin dan Abdurrahman (2007:31) Uji hipotesis yang digunakan dalam
“banyaknya responden untuk uji coba penelitian ini adalah uji simultan (uji F), uji
instrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang parsial (uji t), koefisien determinasi simultan
mensyaratkannya, namun demikian disarankan (R2), koefisien determinasi parsial (r2). Uji F
sekitar 20-30 orang responden”. Berdasarkan berfungsi untuk mengetahui apakah semua
perhitungan hasil uji validitas angket penelitian variabel bebas memiliki pengaruh secara
yang terdiri dari 45 soal kepada 20 responden. bersama-sama atau simultan terhadap variabel
Program SPSS for windows release 16 terikat, uji t digunakan untuk menguji pengaruh
menunjukkan bahwa hasil perhitungan validitas, variabel bebas secara sendiri-sendiri atau parsial
uji coba angket untuk variabel keterampilan terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi
mengajar guru item soal nomor 1 sampai 24 simultan (R2) digunakan untuk mengetahui
pada taraf signifikansi 5% dan N = 20 seberapa besar persentase pengaruh
menunjukkan 4 item soal nomor 5, 11, 13, 23 keterampilan mengajar guru (X1) dan
tidak valid sehingga dihilangkan. Hasil lingkungan sekolah (X2) terhadap minat belajar
perhitungan uji validitas variabel lingkungan siswa (Y) secara simultan, uji koefisien
sekolah item soal nomor 25 sampai 30 pada determinasi parsial (r2) digunakan untuk
taraf signifikansi 5% dan N = 20 menunjukkan 1 mengetahui seberapa besar persentase pengaruh
item soal nomor 28 tidak valid sehingga variabel keterampilan mengajar guru (X 1) dan

655
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

lingkungan sekolah (X2) terhadap minat belajar meliputi uji normalitas data, uji linieritas, uji
siswa (Y) secara parsial. multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
Uji asumsi klasik digunakan untuk Analisis deskriptif persentase digunakan untuk
mengetahui apakah model regresi berganda menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
yang digunakan untuk menganalisis dalam atau menggambarkan data yang telah
penelitian ini memenuhi asumsi klasik atau terkumpul.
tidak. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN sekolah terhadap minat belajar siswa kelas XI


Analisis regresi berganda digunakan AP mata pelajaran Administrasi Kepegawaian
untuk mengetahui bentuk pengaruh antara di SMK N 1 Slawi baik secara simultan maupun
keterampilan mengajar guru dan lingkungan secara parsial.

Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2.574 3.789 .679 .499
KMG .333 .057 .516 5.870 .000
LS .513 .221 .204 2.322 .022
a. Dependent Variable: MBS
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel analisis regresi linier variabel keterampilan mengajar guru (𝑋1 )
berganda diperoleh persamaan regresi berganda dianggap tetap, maka akan menyebabkan
yaitu Y = 2,574 + 0,333𝑋1 + 0,513𝑋2 + e . kenaikan minat belajar siswa sebesar 0,513.
Persamaan regresi linier berganda diatas
mempunyai makna sebagai berikut: Pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu
Konstanta 2,574 uji simultan (uji F), uji parsial (uji t), koefisien
Jika variabel keterampilan mengajar guru determinasi simultan (R2), dan koefisien
dan lingkungan sekolah bernilai 0, maka determinasi parsial (r2). Uji F dilakukan untuk
variabel minat belajar siswa bernilai 2,574. menunjukkan apakah semua variabel
Koefisien 𝑋1 = 0,333 independen atau bebas yang dimasukkan dalam
Setiap variabel keterampilan mengajar model mempunyai pengaruh secara bersama-
guru (𝑋1 ) mengalami kenaikan sebesar satu poin sama terhadap variabel dependen/terikat
dan lingkungan sekolah (𝑋2 ) dianggap tetap, (Ghozali 2011:98). Dengan melihat nilai
maka akan menyebabkan kenaikan minat signifikansi, apabila nilai signifikansi Fhitung <
belajar siswa sebesar 0,333. 0,05 maka Ha diterima, dan apabila nilai
Koefisien 𝑋2 = 0,513 signifikansi Fhitung > 0,05 maka Ha ditolak.
Setiap variabel lingkungan sekolah Berikut hasil uji simultan mengggunakan
(𝑋2 ) mengalami kenaikan sebesar satu poin dan bantuan program SPSS for windows release 16 :

656
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

Tabel 3 Hasil Uji Simultan (Uji F)


ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


1 Regression 373.521 2 186.761 28.728 .000a
Residual 598.100 92 6.501
Total 971.621 94
a. Predictors: (Constant), LS, KMG
b. Dependent Variable: MBS
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015

Berdasarkan uji ANOVA didapat nilai F penjelas/independen secara individual dalam


hitung sebesar 28,728 dengan nilai probabilitas menerangkan variasi variabel independen
0.000. Karena probabilitas < 0,05 maka Ho (Ghozali, 2011:98). Dengan melihat nilai
ditolak dan menerima Ha, sehingga H1 yang signifikansi, apabila nilai signifikansi thitung <
menyatakan bahwa ada pengaruh positif 0,05 maka Ha diterima, dan apabila nilai
keterampilan mengajar guru dan lingkungan signifikansi thitung > 0,05 maka Ha ditolak.
sekolah secara bersama-sama terhadap minat Adapun hasil uji t dapat dilihat pada tabel
belajar siswa diterima. berikut:
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel

Table 4 Hasil Uji Signifikansi-t (Uji Parsial)


Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2.574 3.789 .679 .499
KMG .333 .057 .516 5.870 .000
LS .513 .221 .204 2.322 .022
a. Dependent Variable: MBS
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel Coefficient menunjukkan diterima. Hasil uji parsial juga menunjukkan
bahwa hasil uji t diperoleh nilai t hitung =5,870 tabel Coefficient menunjukkan bahwa hasil uji t
dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti diperoleh nilai t hitung = 2,322 dengan
Ho ditolak dan Ha diterima sehingga H2 yang signifikansi 0,022 < 0,05. Hal ini berarti Ho
menyatakan ada pengaruh positif keterampilan ditolak dan Ha diterima sehingga H3 yang
mengajar guru terhadap minat belajar siswa

657
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

menyatakan ada pengaruh positif lingkungan terhada variabel terikat dengan adanya regresi
sekolah terhadap minat belajar siswa diterima. linier berganda. Hasil uji koefisien determinasi
Koefisien determinasi simultan (R2) simultan (R2) dilihat dari besarnya nilai adjusted
digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh R2 Square 𝑅2 pada tabel berikut
atau sejauh mana sumbangan variabel bebas

Tabel 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi Simultan

Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .620a .384 .371 2.550
a. Predictors: (Constant), LS, KMG
b. Dependent Variable: MBS
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015

Dari tampilan tabel model summary diatas, Koefisien determinasi parsial (r2)
besarnya adjusted R Square 𝑅2 adalah 0,371. Hal digunakana untuk mengetahui masing-masing
ini berarti 37,1% variasi minat belajar siswa variabel bebas jika variabel lainnya konstan
dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi
independen keterampilan mengajar guru dan parsial masing-masing variabel digunakan untuk
lingkungan sekolah, sedangkan sisanya 62,9% mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar variabel tersebut. Hasil uji koefisien determinasi
model. parsial (r2) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Parsial


Coefficientsa

Correlations Collinearity Statistics


Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)
KMG .590 .522 .480 .867 1.154
LS .392 .235 .190 .867 1.154

658
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

Coefficientsa

Correlations Collinearity Statistics


Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)
KMG .590 .522 .480 .867 1.154
LS .392 .235 .190 .867 1.154
a. Dependent Variable: MBS
Sumber : Olah data, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan di atas Uji linieritas digunakan untuk melihat


menunjukkan bahwa koefisien determinasi (𝑟 2 ) apakah apakah dua variabel mempunyai hubungan
parsial untuk variabel keterampilan mengajar yang linier atau tidak secara signifikan. Hasil uji
guru dapat diperoleh dari (0,5222 ) sebesar 0,272 linieritas diketahui bahwa nilai signifikansi pada
dan lingkungan sekolah dapat diperoleh dari kolom Linearity dari variabel keterampilan
(0,2352 ) sebesar 0,055. Arti dari hasil tabel mengajar guru dengan minat belajar siswa, variabel
tersebut adalah sumbangan parsial masing- lingkungan sekolah dengan minat belajar siswa,
masing variabel terhadap minat belajar siswa sebesar 0,000. Nilai signifikansi untuk setiap
adalah sebesar 27,2% untuk variabel variabel adalah kurang dari 0,05 maka dapat
keterampilan mengajar guru dan 5,5% untuk disimpulkan bahwa antar variabel mempunyai
variabel lingkungan sekolah, sedangkan sisanya hubungan yang linier.
dipengaruhi faktor lain. Hal ini berarti bahwa Uji multikolinieritas untuk mengetahui
variabel keterampilan mengajar guru apakah antar variabel bebas yang terdapat dalam
memberikan pengaruh paling besar terhadap model memiliki hubungan. Antara variabel
minat belajar siswa dibandingkan variabel bebas dikatakan tidak terjadi multikolinieritas
lingkungan sekolah. apabila nilai toleransi > 0,1 dan nilai VIF < 10
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini (Ghozali, 2011:106). Hasil uji melalui nilai
meliputi uji normalitas data, uji linieritas, uji toleransi > 0,1 yaitu 0,867 untuk variabel
multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji keterampilan mengajar guru dan lingkungan
normalitas bertujuan untuk menguji apakah sekolah. Pengujian diperoleh nilai VIF < 10
dalam model regresi, baik variabel pengganggu yaitu 1,154 untuk variabel keterampilan
ataupun residual telah dapat memiliki distribusi mengajar guru dan lingkungan sekolah. Dengan
normal. Pengujian normalitas menggunakan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam
sample kolmogorov smirnov dan grafik P-Plot. penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
Dasar pengambilan adalah nilai signifikansinya, Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dari residual satu pengamatan ke pengamatan
(Ghozali, 2011:165). Berdasarkan perhitungan yang lain. Hasil uji heteroskedastisitas grafik
nilai kolmogorov smirnov sebesar 0,968 dan scatterplot menunjukkan terlihat residual
signifikansinya 0,306 > 0,05 sehingga data terdistribusi secara acak disekitar titik nol.
dinyatakan berdistribusi normal. Dilihat Heteroskedastisitas juga dapat dilihat
menggunakan grafik P-Plot diketahui titik yang pada uji glesjer. Dilihat dari uji glejser
dihasilkan mendekati garis diagonal, sehingga menunjukkan nilai signifikansi variabel
dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi independen yang lebih dari 0,05. Keterampilan
normal. mengajar guru (X1) sig 0,082 > sig α 0,05, dan
lingkungan sekolah (X2) sig 0,576 > sig α 0,05.

659
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

Berarti bisa disimpulkan tidak terjadi kategori terampil. Indikator keterampilan


heteroskedastisitas. menjelaskan dan pembelajaran perseorangan
Analisis deskriptif persentase digunakan memperoleh persentase paling tinggi sebesar
untuk mengetahui secara tepat tingkat 84,2% dan indikator keterampilan bertanya
persentase skor jawaban dan mendeskripsikan memperoleh persentase lebih rendah dari
hasil persentase masing-masing variabel bebas indikator lain sebesar 72,1%. Hasil analisis
yaitu keterampilan mengajar guru dan deskriptif persentase variabel lingkungan sekolah
lingkungan sekolah serta variabel terikat yaitu diperoleh persentase sebesar 72,2% sehingga
minat belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah
deskriptif persentase variabel keterampilan termasuk dalam kategori baik. Indikator
mengajar guru diperoleh persentase sebesar lingkungan sosial memperoleh persentase
77,1% sehingga dapat disimpulkan bahwa sebesar 71,2% dan indikator lingkungan
keterampilan mengajar guru termasuk dalam nonsosial sebesar 73,3%.

PEMBAHASAN mengajar guru yang tinggi dan lingkungan


sekolah yang tercipta dengan baik akan
PENGARUH KETERAMPILAN mendukung peningkatan minat belajar siswa
MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN yang lebih tinggi. Penerapan keterampilan
SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR mengajar yang dilakukan guru berdampak
SISWA langsung terhadap minat belajar siswa di dalam
Berdasarkan hasil penelitian kelas. Didalam kelas sebagian besar kegiatan
menggunakan regresi berganda didapat belajar siswa tercurahkan dan hal ini
pengaruh simultan sebesar F hitung = 28,728 mempengaruhi hasil belajar siswa pada
dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil umumnya. Lingkungan sekolah yang tercipta
seperti itu menunjukkan bahwa secara bersama- disekolah juga berdampak pada minat belajar
sama keterampilan mengajar guru dan siswa. Di lingkungan sekolah yang baik akan
lingkungan sekolah berpengaruh positif dan membuat siswa lebih nyaman dalam belajar.
signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI Kedua komponen tersebut merupakan salah satu
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Slawi. faktor penentu keberhasilan belajar siswa.
Pengaruh positif signifikan menunjukkan
bahwa variabel-variabel bebas (keterampilan
PENGARUH KETERAMPILAN
mengajar guru dan lingkungan sekolah) secara
MENGAJAR GURU TERHADAP MINAT
bersama-sama memiliki pengaruh sangat
BELAJAR SISWA
penting terhadap minat belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian
Besarnya pengaruh keterampilan
menunjukkan bahwa variabel keterampilan
mengajar guru dan lingkungan sekolah terhadap
mengajar guru secara parsial ditunjukkan
minat belajar siswa ditunjukkan dari nilai
dengan nilai t hitung sebesar 5,870 dengan
adjusted R Square sebesar 0,371, artinya bahwa
signifikansi 0,000 < 0,05 artinya bahwa
variabel independen (keterampilan mengajar
keterampilan mengajar guru memiliki pengaruh
guru dan lingkungan sekolah) secara bersama-
yang positif signifikan terhadap minat belajar
sama mempengaruhi variabel dependen sebesar
siswa. Adapun besarnya pengaruh keterampilan
37,1% sedangkan sisanya sebesar 62,9%
mengajar guru terhadap minat belajar siswa
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti
sebesar 0,272 atau dengan kata lain
dalam penelitian ini.
keterampilan mengajar guru mempengaruhi
Hal tersebut menunjukkan bahwa
minat belajar siswa sebesar 27,2%.
keterampilan mengajar guru dan lingkungan
Keterampilan mengajar guru mempunyai
sekolah berpengaruh positif dan signifikan
pengaruh yang cukup besar terhadap minat
terhadap minat belajar siswa. Keterampilan

660
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

belajar siswa. Hasil tersebut sesuai dengan teori 0,022 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel
yang dikemukakan Sukmadinata (2011:261) lingkungan sekolah berpengaruh positif
mengemukakan bahwa penggunaan metode signifikan terhadap minat belajar siswa. Adapun
yang tepat dengan prosedur yang tepat, akan besarnya pengaruh lingkungan sekolah terhadap
mempengaruhi perhatian siswa dan motivasi minat belajar siswa sebesar 0,05 atau dengan
belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh kata lain lingkungan sekolah mempengaruhi
Keke T. Aritonang (2008) yang menyatakan minat belajar siswa sebesar 5,5%. Sehingga
bahwa “terdapat hubungan yang positif dan apabila lingkungan sekolah yang tercipta baik
signifikan antara minat dan motivasi dalam seperti lingkungan kampus, sarana dan
meningkatkan hasil belajar siswa”. prasarana belajar yang ada, sumber-sumber
Berdasarkan hasil deskriptif keterampilan belajar, media belajar, hubungan siswa dengan
mengajar guru secara keseluruhan tergolong teman-temannya, guru-gurunya serta staf
dalam kategori tinggi. Persentase tertinggi sekolah dan lain mendukung maka akan
diperoleh pada indikator keterampilan mendorong peningkatan minat belajar siswa
menjelaskan dan keterampilan pembelajaran yang lebih baik. Hasil penelitian ini didukung
perseorangan. Pada indikator keterampilan oleh teori Sukmadinata (2011:164)
menjelaskan, siswa lebih mudah memahami mengemukakan bahwa “lingkungan sekolah
pelajaran karena guru memberikan contoh juga memegang peranan penting bagi
pelajaran dengan kehidupan nyata serta siswa perkembangan belajar para siswanya”.
mampu mengingat poin-poin penting yang Berdasarkan hasil statistik deskriptif
disampaikan oleh guru. Begitu pula dengan lingkungan sekolah secara keseluruhan tergolong
keterampilan pembelajaran perseorangan, siswa dalam kategori tinggi. Lingkungan sekolah dilihat
sudah disiplin dalam mengumpulkan tugas yang dari setiap indikator terbilang baik karena dalam
diberikan guru dengan tepat waktu. Namun, kategori tinggi. Indikator lingkungan sosial
terdapat kekurangan pada indikator memperoleh persentase yang tinggi. Hal ini
keterampilan bertanya yang dinilai paling disebabkan lingkungan sosial yang tercipta sudah
rendah persentasenya dibandingkan indikator mendukung dalam pembelajaran di sekolah seperti
yang lain di dalam variabel keterampilan kebiasaan yang setiap hari dilakukan antara kepala
mengajar guru dimana sebagian besar siswa sekolah, guru, dan siswa yaitu senyum, sapa dan
masih ragu-ragu dan takut salah dalam salam (3S). Terdapat kekurangan pada indikator
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. lingkungan nonsosial (lingkungan fisik) seperti
Sebenarnya dengan mencoba mengemukakan koleksi buku-buku referensi di perpustakaan yang
pendapat didalam kelas dengan tidak belum lengkap. Walaupun demikian, lingkungan
memikirkan jawaban benar atau salah akan fisik yang lain seperti sirkulasi udara, penerangan
menumbuhkan keaktifan siswa didalam belajar dikelas, dan laboratorium pembelajaran sudah baik.
dan membangun karakter siswa seperti rasa
percaya diri, memiliki rasa keingintahuan yang
SIMPULAN
tinggi yang berawal dari berani bertanya dan
mengemukakan pendapatnya didalam Berdasarkan hasil penelitian dan
pembelajaran sehingga akan meningkatkan pembahasan yang telah dikemukakan Ada
minat belajar siswa secara berkelanjutan. pengaruh positif keterampilan mengajar guru
dan lingkungan sekolah terhadap minat belajar
siswa kelas XI AP di SMK Negeri 1 Slawi
PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH
artinya apabila keterampilan mengajar guru dan
TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA
lingkungan sekolah semakin baik maka minat
belajar siswa akan meningkat. Ada pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian untuk
positif keterampilan mengajar guru terhadap
variabel lingkungan sekolah secara parsial
minat belajar siswa kelas XI AP di SMK Negeri
memiliki nilai t hitung 2,522 dengan signifikansi

661
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

1 Slawi artinya semakin baik keterampilan semakin baik kondisi lingkungan sekolah maka
mengajar guru maka semakin meningkatnya semakin meningkatnya minat belajar siswa.
minat belajar siswa. Ada pengaruh positif
lingkungan sekolah terhadap minat belajar siswa
kelas XI AP di SMK Negeri 1 Slawi artinya
DAFTAR PUSTAKA College Student In Taiwan: Using a
Aritonang, Keke T. 2008. “Minat dan Teacher’s Instructional Attitude as
Motivasi dalam Meningkatkan Hasil The Moderator”.Global Journal of
Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan Engineering Education Vol 13 No.3
Penabur No.10 Hal 11-21. Hal 140-153. Taiwan: WIETE.

Depdiknas. Undang-Undang Republik Muhidin, Sambas Ali dan Maman


Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Abdurrahman. 2007. Analisis
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam
Jakarta. Penelitian. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Ferdinand, Augusty. 2011. Metode
Penelitian Manajemen. Semarang: Mulyana, Aina dkk. 2012. “Hubungan
UNDIP Antara Persepsi, Minat, dan Sikap
Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa
Feriady, Muhammad dkk. 2012. Dalam Pembelajaran PKn”. Jurnal
”Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pendidikan dan Kebudayaan Vol 19
Keterampilan Mengajar Guru dan No.2 Hal 315-329.
Fasilitas Belajar Siswa Terhadap
Minat Belajar IPS Kelas VIII SMP N Rachmawati, Tutik dan Daryanto. 2013.
3 Purbalingga”. Economic Penilaian Kinerja Profesi Guru dan
Education Analysis Journal ISSN Angka Kreditnya. Yogyakarta: Gava
2252-6544. Media.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni.
Multivariate dengan Program IBM 2009. Psikologi Pendidikan.
SPSS 19. Semarang: UNDIP. Semarang: UNNES Press.

Hasibuan dan Moedjiono. 2009. Proses Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan
Belajar Mengajar. Bandung: PT Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Remaja Rosdakarya. Rajawali Press.

Lee, Yu je, Chia Hui Chao, and Ching Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
Yaw Chen. 2011. “The Influences of yang Mempengaruhi. Jakarta:
Interest In Learning & Learning Rineka Cipta.
Hours Outcomes of Vocational

662
Elisa Permatasari /Economic Education Analysis Journal 4 (3) (2015)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Uno, Hamzah B. 2014. Teori Motivasi dan
Kualitatif dan R&D. Bandung: Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi
Alfabeta. Aksara.

Sukmadinata , Nana Syaodih. 2011. Usman, Uzer. 2009. Menjadi Guru


Landasan Psikologi Proses Profesional. Bandung: PT Remaja
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rosdakarya.
Wartini, dkk. 2011. Panduan Praktikum
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Aplikasi Komputer. Semarang:
Jakarta: Rajawali Pers. UNNES.

663

Anda mungkin juga menyukai