LANDASAN TEORI
Principal atau pemegang saham diasumsikan hanya tertarik kepada laba yang
dihasilkan oleh perusahaan atau dari investasi yang telah mereka tanamkan di
yang berbeda antara prinsipal dan agen, maka muncullah konflik kepentingan.
asumsi sifat manusia, yaitu manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri
(self interest), manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
pribadinya.
pemilik dan manajemen perusahaan atau disebut agency conflict. Konflik itu
12
13
bertambah dan agent yang tertarik untuk menerima kepuasan berupa kompensasi
keuangan.
dengan agen (agent). Sebagai hasilnya akan timbul apa yang dinamakan biaya
keagenan (agency cost) yang meliputi monitoring costs, bonding costs, dan
residual losses. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh
principal untuk memonitor perilaku agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan
mengontrol perilaku agen. Contoh biaya ini adalah biaya audit dan biaya untuk
aturan operasi. Sementara bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh agen
untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen yang
Pemegang saham hanya akan mengijinkan bonding cost terjadi jika biaya tersebut
dapat mengurangi monitoring cost. Sedangkan residual loss timbul dari kenyataan
(Nabila dan Daljono, 2013). Menurut Meutia (2004) dalam Soraya dan Harto
laporan keuangan dengan sengaja dalam batasan yang diperbolehkan oleh prinsip-
menggunakan basis akrual (accrual bassis). Konsep model akrual terdiri dari dua
1985). Discretionary accrual adalah komponen akrual yang dapat diatur sesuai
accrual adalah komponen akrual yang tidak dapat diatur sesuai dengan diskresi
20
2.3 Leverage
perusahaan dalam hal menginvestasikan dana atau memperoleh sumber dana yang
(Irawati, 2006). Leverage dapat menanggung sejumlah beban atau biaya, baik
biaya tetap operasi maupun biaya finansial. Biaya tetap operasi merupakan beban
atau biaya tetap yang harus diperhitungkan sebagai akibat dari fungsi pelaksanaan
investasi, sedangkan biaya finansial adalah beban atau biaya yang harus
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang
sendiri.
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang
jumlah aktiva ditambah tangible dan hutang lancar dibagi dengan hutang
jangka panjang
2.4 Profitabilitas
sumber daya yang dimilikinya, baik dari kegiatan penjualan, penggunaan aset,
atau penggunaan modal (Hery, 2017). Perubahan tingkat profitabilitas yang tinggi
sebagai alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja
secara efektif atau tidak. Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai
mengalami kegagalan.
Margin atas laba penjualan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
margin atas laba penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah membandingkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Untuk
mengukur rasio ini adalah dengan cara membandingkan antara laba bersih
c. Return on Equity
Return on Equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kuat pula posisi sebuah
perusahaan.
Rasio Laba per Lembar Saham atau Earning Per Share adalah rasio yang
pula sebaliknya.
e. Rasio Pertumbuhan
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari
Biaya keagenan dapat timbul saat kepentingan yang dimiliki agen tidak selaras
aturan operasi. Selain itu, monitoring cost dapat berupa kompensasi manajemen
seorang agen atau manajer yang baik dan bertindak untuk kepentingan prinsipal
atau shareholders, maka biaya monitoring yang dikeluarkan akan lebih kecil
namun agen akan memperoleh gaji lebih besar dan begitu juga sebaliknya. Audit
juga dapat menurunkan konflik antara prinsipal dan agen. Dewan direksi yang
monitoring terhadap manajemen (agen) karena hal itu juga merupakan bagian dari
monitoring cost.
20
(lanjutan...)
Peneliti Variabel Penelitian
No Hasil Penelitian
(Tahun) dan Metode Analisis
4 Norhayati Variabel Penelitian: Leverage berpengaruh
Zamri, Y = Manajemen Laba Riil negatif terhadap manajemen
Rahayu X1 = Leverage laba.
Abdul
Rahman, Metode Analisis :
Noor Statistik deskriptif
Saatila
Mohd Isa
(2013)
5 Pipit W. Variabel Penelitian: 1. Profitabilitas tidak
(2017) Y = Manajemen Laba berpengaruh terhadap
X1 = Profitabilitas manajemen laba
X2 = Ukuran Perusahaan 2. Ukuran perusahaan
X3 = Leverage berpengaruh terhadap
X4 = Kualitas Audit manajemen laba
3. Leverage tidak
Metode Analisis : berpengaruh terhadap
diproksikan menggunakan manajemen laba
abnormal discretionary 4. Kualitas audit tidak
expenses (Abn DISC), berpengaruh terhadap
Regresi Linear Berganda manajemen laba
6 Katarina Variabel Penelitian: Profitabilitas berpengaruh
Rere W, Y = Manajemen Laba terhadap manajemen laba,
Ida X1 = Profitabilitas Leverage dan Ukuran
Herlina, X2 = Leverage Perusahaan tidak
Deyson X3 = Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap
Shandi, & manajemen laba.
M. Rizky Metode Analisis :
B. (2020) Analisis regresi dengan data
cross-sectional
7 Luh Variabel Penelitian: Asimetri Informasi tidak
Komang Y = Income Smoothing berpengaruh terhadap income
Y.E & I X1 = Asimetri Informasi smoothing, Agency Cost tidak
Wayan X2 = Agency Cost berpengaruh terhadap income
Suartana X3 = Kepemilikan Institusional
smoothing, dan Kepemilikan
(2018) Institusional berpengaruh
Metode Analisis : negatif terhadap income
Uji Statistik Deskriptif, smoothing.
Relative Bid-Ask Spread
(dilanjutkan di halaman berikutnya...
22
(lanjutan...)
No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) dan Metode Analisis
8. Rina Dwiarti, Variabel Penelitian: Profitabilitas tidak
Anna Nubua Y = Manajemen Laba berpengaruh signifikan
Hasibuan X1 = Profitabilitas terhadap manajemen laba,
(2019) X2 = Resiko Keuangan Resiko keuangan tidak
X3 = Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap
manajemen laba, dan
Metode Analisis : Pertumbuhan perusahaan
Uji Statistik Deskriptif, tidak berpengaruh terhadap
Analisis Regresi Linier manajemen laba.
Berganda
9 Rahyuningsih Variabel Penelitian: Leverage berpengaruh
& Sri Ayem Y = Manajemen Laba negatif terhadap agency cost,
(2020) X1 = Leverage Kepemilikan manajerial
X2 = Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap
Z = Agency Cost agency cost, Leverage tidak
Metode Analisis : berpengaruh terhadap
Menggunakan cara manajemen laba,
Modified Jones Model, Path Kepemilikan manajerial
analysis (Analisis Jalur), tidak berpengaruh terhadap
Analisis Statistik Deskriptif manajemen laba, Agency
cost berpengaruh positif
terhadap manajemen laba
dengan proksi SG&A.
10 Nanda Variabel Penelitian: Corporate Governance dan
Sadewa & Y = Agency Cost Leverage berpengaruh
Gerianta X1 = Corporate Governance positif signifikan terhadap
Wirawan Y X2 = Leverage biaya keagenan.
(2016)
Metode Analisis :
Regresi Linier Berganda
11 Hsihui Variabel Penelitian: Ditemukan bahwa adanya
Chang, L.C. X1 =Income Smoothing hubungan negatif antara
Jennifer Ho, X2 = Audit Fees tingkat income smoothing
Zenghui Liu, dengan audit fees
& Bo
Ouyang
(2021)
Sumber : Data diolah, 2022
37
manajemen laba sampai saat ini masih seringkali dilakukan oleh manajer demi
meningkatkan kekayaan pribadi (bonus). Oleh sebab itu, berdasar isu tersebut,
fokus kajian kali ini adalah menjelaskan perilaku atau tindakan manajer baik
dalam operasinya maupun dalam pelaporan akuntansi pada suatu periode tertentu,
praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan
(Sawir, 2004). Jika tingkat leverage lebih tinggi, maka kemungkinan untuk
manajemen laba. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat leverage, maka praktik
manajemen laba akan semakin tinggi pada suatu perusahaan. Jika perusahaan
tidak dapat menggunakan dana yang dimiliki secara efisien, maka akan
Hal ini sejalan dengan penelitian Putri dan Titian (2014) yang menyatakan
bahwa leverage mempunyai arah koefisien positif terhadap manajemen laba, yang
berarti semakin besar leverage maka akan meningkatkan praktik manajemen laba
yang semakin oportunis. Robert (2011) menyatakan bahwa leverage tidak akan
leverage tinggi akibat total utang terhadap total aset akan menghadapi risiko tidak
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
37
rasio tersebut menghitung tingkat pengembalian total aset setelah bunga dan pajak
(Brigham dan Joel, 2010). Pada umumnya nilai profitabilitas suatu perusahaan
perusahaan dalam menghasilkan laba juga tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wibisana et al., (2014) yang menyatakan bahwa tingkat
perusahaan, dimana tindakan perataan laba merupakan salah satu metode yang
mengabaikan profitabilitas.
finansialnya baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang atau mengukur
sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang (Wiagustini, 2010). Struktur utang
dapat berperan sebagai alat untuk memonitor biaya agensi dalam suatu perusahaan
(Linda, 2012). Nilai rasio leverage yang tinggi akan dianggap mempunyai banyak
pelanggaran perjanjian utang (Purnama, 2017). Hal ini terjadi akibat dari
Jensen dan Meckling (1976), konflik kepentingan antara manajemen (agen) dan
manajemen laba.
37
efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal itu tampak dari laba yang dihasilkan
manajemen laba adalah ketika profitabilitas yang diperoleh perusahaan kecil pada
periode. Nilai rasio profitabilitas yang rendah akan dianggap bahwa manajemen
mempertahankan investor (Purnama, 2017). Hal ini terjadi akibat dari kurangnya
diajukan adalah:
manajemen laba.
37
di mana seluruh proyek penelitian didasarkan. Rerangka teoritis yang baik akan
Desain pada penelitian ini didapat dari lima variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu manajemen laba sebagai variabel dependen (Y),