Anda di halaman 1dari 1

SARI

Zain, Aqidatul Izza. 2018. Faktor Pendorong Kemenangan Kader Perempuan


Partai Kebangkitan Bangsa dalam Pemilihan Legislatif Kabupaten Tuban 2014.
Skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Puji Lestari, S.Pd., M.Si dan Pembimbing
II Ruhadi, S.Pd., M.Pd. 129 hal.

Kata Kunci : gender, kader perempuan, kampanye politik, modal, Partai


Kebangkitan Bangsa
Di Indonesia proses mewujudkan demokrasi dilakukan dengan salah satu
cara Pemilihan Umum. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganut
nilai patriarki, sehingga jumlah perempuan dalam kursi legislatif pun masih
terbatas. Menurut hasil Pileg 2014 Kabupaten Tuban, anggota legislatif
perempuan yang berhasil lolos hanya enam orang (12%) dari total anggota DPRD
sebanyak 50 orang. PKB sebagai partai pemenang Pemilu, mampu memperoleh
14 kursi di DPRD, namun hanya mampu menempatkan 1 kursi untuk kader
perempuannya, yaitu Mutafaridah, S.PdI dari Kecamatan Jenu Daerah Pemilihan
V.
Permasalahan yang dikaji dari penelitian ini adalah 1) Apa saja faktor
pendorong kemenangan kader perempuan Partai Kebangkitan Bangsa sebagai
anggota DPRD Kabupaten Tuban tahun 2014, 2) Apa saja kendala yang dihadapi
kader perempuan Partai Kebangkitan Bangsa dalam memenangkan Pemilihan
Legislatif Kabupaten Tuban tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji
validitas data menggunakan teknik trianggulasi sumber. Teknik Analisis data
menggunakan analisis kualitatif Miles dan Huberman yang terdiri dari 1)
pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada beberapa faktor yang
mendorong kemenangan kader perempuan PKB, Mutafaridah dalam Pemilihan
Legislatif Kabupaten Tuban 2014. a) modal sosial meliputi interaksi sosial,
kepercayaan, dan jaringan, b) modal politik meliputi pengalaman politik,
kedudukan di partai dan dukungan elit, c) modal ekonomi bersumber dari dana
pribadi, d) modal budaya sebagai warga nahdliyin. 2) Ada beberapa kendala yang
dihadapi Mutafaridah selama pencalonan. a) kampanye hitam, b) kurangnya
soliditas tim sukses, c) tradisi masyarakat dan patriarki, d) peran ganda
perempuan, e) kebijakan partai yang kurang tepat.
Saran, 1) kepada calon legislatif perempuan harus benar-benar memahami
kepentingan perempuan dan dapat memperjuangkannya. 2) partai politik wajib
memberi kebijakan yang nantinya berujung pada keterwakilan perempuan di
legislatif lebih besar. Jika kuota minimal perempuan dalam pencalonan 30%,
maka partai harus mencalonkan kader perempuannya lebih dari 30%. 3) Untuk
gerakan atau organisasi perempuan diharapkan lebih meningkatkan kembali
kualitas perempuan dan benar-benar memperjuangkan hak-hak perempuan.

Anda mungkin juga menyukai