Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur
Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan (Undang – Undang Republik
Indonesia No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara).
Tata perilaku ASN diatur dengan detail dalam Undang – Undang
ASN No 5 tahun 2014 pasal 3 yaitu bertingkah laku sesuai nilai dasar,
berkode etik, memiliki komitmen, berintegritas, tanggung jawab pada
pelayan publik bagi masyarakat, berkompeten, profesional dalam
bertugas, dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila serta UUD 1945. ASN memiliki
peranan yang penting menentukan dalam mengelola kekayaan alam yang
melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan
demokrasi yang stabil secara efektif dan efisien. Sejumlah keputusan
strategis mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi
kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS
(Undang – Undang Republik Indonesia No 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara).
Sebagai upaya untuk membentuk sosok ASN yang mampu
mengerti tugas pokok dan fungsi yang sesuai kode etik, nilai dasar, dan
kode perilaku ASN maka CASN harus mengikuti pendidikan dan pelatihan
dasar yang telah diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 25 tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Pelatihan dasar

1
ini bertujuan untuk membentuk karakter serta nilai – nilai dasar profesi
ASN. Pelatihan dasar calon Pegawai Negeri Sipil ini memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal. Pembelajaran klasikal berfungsi
untuk memperkuat nilai-nilai dasar ASN, yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Lima nilai dasar ini dikenal
dengan ANEKA. Sedangkan untuk pembelajaran non klasikal dapat
dilaksanakan di tempat pelatihan maupun di tempat kerja sehingga
memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan atau habituasi (Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
III).
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik Indonesia
nomor 66 tahun 2016 tentang keselamatan dan kesehatan kerja rumah
sakit, bahwa rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki resiko
tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah
sakit, pasien pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah
sakit. Salah satu sasaran program pencegahan infeksi di rumah sakit
adalah petugas kesehatan, pengunjung atau keluarga pasien serta
lingkungan rumah sakit. Petugas kesehatan menjadi salah satu sasaran
program, karena terbukti bahwa infeksi nosokomial terjadi karena
beberapa faktor yang sedang mempengaruhi yaitu peralatan, prosedur,
kondisi pasien serta peranan petugas kesehatan. Petugas kesehatan
memegang peranan penting dalam risiko terjadinya infeksi, keselamatan
dan keamanan. Petugas kesehatan juga menjadi tujuan utama program
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Sebagaimana
tercantum dalam Kewaspadaan Standar (Standard Precaution), salah satu
upaya menjamin putusnya rantai penularan infeksi oleh petugas
kesehatan, serta upaya perlindungan terhadap petugas kesehatan dalam
melakukan pelayanan kesehatan adalah penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD). Penggunaan alat pelindung diri secara tepat dan benar akan
sangat membantu keberhasilan pencegahan infeksi dan keselamatan

2
kerja petugas kesehatan, sebaliknya penggunaan APD yang keliru, tidak
saja berisiko terjadi infeksi pada pasien, namun juga berisiko
menyebabkan penambahan biaya operasional di rumah sakit. Oleh sebab
itu perlu disusun panduan penggunaan APD yang benar, agar dapat
dijadikan acuan bagi setiap petugas kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya. Dengan demikian, tujuan pencegahan infeksi dan tujuan
keselamatan petugas dapat tercapai.
Alat pelindung diri (APD) adalah pakaian khusus atau perlengkapan
khusus yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk melindungi dirinya
dari bahan-bahan infeksius didalam lingkungan rumah sakit. APD didesain
untuk memberikan perlindungan terhadap kulit dan selaput lender mata,
hidung dan mulut dari kemungkinan terpapar oleh darah atau cairan tubuh
yang bersifat infeksius, contohnya seperti, sarung tangan, gaun atau skort,
masker wajah, masker respiratoir, google dan pelindung wajah. Pemilihan
APD dilakukan berdasarkan interaksi alamiah yang terjadi antara petugas
dengan pasien dan kemungkinan terjadi paparan atau kontak dengan
darah atau cairan tubuh lainnya.
Penggunanaan APD bagi petugas kesehatan sangat penting
terutama petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang sangat besar
terpapar agen infeksius, hal ini dikarenakan pasien yang datang ke IGD
masih belum terskrining penyakit yang dapat menular sehingga sangat
perlunya penggunaan APD. Penggunaan APD dapat mengurangi
kontaminasi penyakit yang terjadi karena adanya transmisi
mikroorganisme yang dapat melalui darah, udara baik droplet maupun
airbone, dan juga kontak langsung. Infeksi dapat terjadi antar pasien, dari
pasien ke petugas kesehatan, dari antar sesama petugas kesehatan, dan
dari petugas kesehatan ke pasien. Kontaminasi penyakit ini dapat terjadi
pada seorang perawat maupun dokter apabila selama melakukan interaksi
dengan pasien tidak memperhatikan tindakan pencegahan (universal
precaution) dengan cara menggunakan alat pelindung diri (APD).
Universal precaution merupakan upaya pencegahan penularan penyakit

3
dari tenaga kesehatan dan sebaliknya, hal ini didasari penyebaran
penyakit infeksius melalui medium cairan tubuh dan darah.

Tabel 1.1 Macam-macam APD


Jenis jenis APD yang dapat digunakan di Rumah Sakit
Sarung Sarung tangan dapat melindungi tangan
Tangan/Handscoon dari bahan infeksius dan melindungi pasien
dari mikroorganisme pada tangan perawat.
Sarung tangan merupakan APD terpenting
dalam mencegah terjadinya penyebaran
infeksi. Penggunaan sarung tangan
haruslah diganti dengan setiap kontak pada
satu pasien ke pasien lainnya dalam
mencegah terjadinya infeksi silang.
Masker Masker merupakan APD yang digunakan
untuk menahan cipratan yang keluar
sewaktu perawat berbicara, mengurangi
masuknya air borne yang masuk ke saluran
pernapasan perawat, ketika batuk dan
bersin, dan juga menahan cipratan darah
atau cairan tubuh yang terkontaminasi
masuk ke saluran pernapasan. Pada
penggunaanya, masker digunakan untuk
menutupi hidung sampai dengan dagu.
Respirator Respirator merupakan masker jenis khusus
yang digunakan untuk menyaring udara
( seperti pada pasien TB paru).
Pelindung Mata (Googles) Googles merupakan pelindung berupa
pengaman mata terbuat dari plastik jernih.
Googles digunakan untuk melindungi mata
agar terhindar dari cipratan darah atau
cairan tubuh lainnya yang biasanya

4
digunakan pada tindakan pembedahan.
Cap Cap digunakan untuk menutupi rambut dan
kepala agar guguran kulit dan rambut tidak
masuk ke dalam luka operasai sewaktu
pembedahan. Cap harus menutupi seluruh
rambut yang dapat member sedikit
perlindungan kepada pasien
Aphron Aphron terbuat dari bahan karet atau plastik
sebagai pelindung tahan air di bagian
depan tubuh perawat. Aphron digunakan
ketika perawa melakukan tindakan dimana
pasiennya dapat mengeluarkan cairan
tubuh dan darahnya sehingga mengenai
perawat. Penggunaan aphron dapat
membuat cairan yang terkontaminasi tidak
mengenai baju perawat.
Pelindung kaki  Melindungi kaki dari cedera akibat benda
tajam atau benda berat yang mungkin
jatuh secara tidak sengaja ke atastubuh.
 Hindari menggunakan sandal jepit atau
sepatu yang terbuat dari bahan
lunak(kain) tidak boleh dikenakan.

Kepatuhan dalam penggunaan APD di rumah sakit dipengaruhi


oleh beberapa faktor antara lain, komunikasi, keterbatasan alat,
pengawasan, kesadaran dan sikap dari petugas itu sendiri. Namun, fakta
yang sering terjadi yaitu kurangnya kesadaran dari petugas dalam
menggunakan APD yang biasanya disebabkan karena dirinya merasa
sudah ahli, sehingga sudah dalam pengawasan sekalipun, petugas
terkadang merendahkan hal yang sekecil mungkin.
Hal yang terjadi pada petugas IGD RSUD Moh. Zyn adalah
mulainya menyepelakan dalam hal penggunaan APD, meskipun setiap

5
tahunnya sudah dilakukan sosialisasi tentang penggunaan APD tiap
tahunnya. Bagi petugas yang baru juga belum ada sosialisasi tentang
penggunaan APD secara benar meskipun memiliki kemampuan dalam hal
penggunaanya. Berikut grafik kepatuhan penggunaan APD para petugas
RSUD Moh. Zyn Sampang 2019.

Grafik 1.1 Kepatuhan Penggunaan APD


Sumber Tim PPI RSUD Moh Zyn Th 2019
Dari data diatas menunjukkan bahwa sebanyak 77% petugas patuh
menggunakan APD, dengan target pencapaian penggunaan APD >80%.
Maka dari itu, diperlukan tindakan yang tegas dari pihak Rumah Sakit
dalam menyadarkan petugas dalam menggunakan APD. Pelaksanaan
APD itu sendiri merupakan hal wajib yang harus dilakukan petugas, guna
mencegah terjadinya kecelakaan kerja maupun mencegah pasien tertular
penyakit dari satu pasien lainnya, yang mana dapat meningkatkan masa
rawat pasien tersebut. Saling keterkaitan ini harus lebih diperhatikan lagi
bagi para pembuat kebijakan, keselamatan masyarakat yang
dikedepankan, tak terlepas dari keselamatan tenaga medis itu sendiri.
Kurangnya kesadaran ini, juga disebabkan karena kurangnya
edukasi dalam menggunakan APD di setiap tindakan. Sehingga, perlu
adanya edukasi bagi petugas dalam menggunakan APD dan perlu
mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan pihak
rumah sakit. Hal ini dilakukan agar petugas mengetahui pada tindakan

6
apa saja petugas perlu menggunakan APD sesuai dengan tindakan dan
jenis APD yang digunakan, oleh sebab itu saya membuat rancangan
aktualisasi dengan judul “UPAYA PENINGKATAN KEPATUHAN
PETUGAS KESEHATAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG
DIRI (APD) DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT dr.
MOHAMMAD ZYN MELALUI PROTEKSI PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI”.
Sebagai Dokter di RSUD Moh Zyn Sampang, diharapkan mampu
mengaktualisasikan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen mutu, Anti Korupsi), nilai-nilai dasar ASN dapat terinternalisasi
dalam tindakan dan pekerjaan sehari-hari, dan mampu mempengaruhi
seluruh ASN di Lingkungan kerja RSUD Moh ZYN ke arah yang positif,
dan mampu mempertanggungjawabkan pekerjaan susai tugas pokok dan
fungsinya. Dimana mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
serta mewujudkan visi misi RSUD Moh ZYN.
1.2. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
1.2.1 Tujuan
Tujuan umum
Terhabituasinya nilai-nilai ANEKA sebagai Calon ASN yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi pelayanan dokter umum di instalasi gawat darurat
RSUD dr. Moh. Zyn.
Tujuan Khusus
1. Terproteksinya petugas kesehatan IGD RSUD Moh. Zyn
melalui penggunaan APD.
2. Meningkatnya kepatuhan petugas kesehatan dalam
penggunaan APD.

1.2.2 Manfaat Aktualisasi


Manfaat kegiatan yang didapatkan dalam aktualisasi ini yaitu :
1. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan di IGD
RSUD Moh. Zyn Sampang

7
2. Meningkatkan profesionalisme ASN di RSUD Moh Zyn.
3. Menambah pengetahuan bagi petugas kesehatan lainnya
tentang penggunaan APD.
1.3. Ruang Lingkup Aktualisasi
Adapun ruang lingkup atau batasan kegiatan aktualisasi ini meliputi:
1. Mendata jumlah APD yang tersedia di IGD RSUD Moh. Zyn
2. Menempatkan APD yang mudah di jangkau oleh petugas.
3. Sosialisai tentang SOP APD terhadap petugas kesehatan IGD
RSUD Moh. Zyn.
4. Implementasi penggunaan APD
5. Membuat banner tentang APD
6. Membuat hasil kepatuhan tentang penggunaan APD untuk
dilakukan monitoring dan evaluasi
7. Memberikan kempensasi bagi petugas yang patuh dan tidak
menggunakan APD.

8
BAB II
GAMBARAN LEMBAGA/INSTITUSI
2.1 Deskripsi Organisasi
2.1.1 Profil Rumah Sakit
Nama Rumah Sakit : RSUD dr. MOHAMMAD ZYN
Alamat : Jl. Rajawali No.10,Bledanah ,Karang
Dalem, Sampang.Jawa Timur
Kecamatan : Sampang
Nomor Telepon : (0323) 323956
Email : rsud@sampangkab.go.id

2.1.2 Deskripsi Organisasi RSUD Moh Zyn


RSUD dr Mohammad Zyn adalah Rumah Sakit Tipe C Non
Pendidikan milik Pemerintah Kabupaten Sampang, merupakan unsur
penunjang Pemerintah Kabupaten Sampang, setingkat dengan Unit
Pelaksana Teknis (UPT), yang menyelenggarakan sebagian urusan
dibidang pelayanan kesehatan. RSUD dr Mohammad
Zynberkedudukan di Kota Sampang, RSUD dr Mohammad
Zynterletak di jalan Rajawali nomor 10 sampang dan menempati lahan
seluas +14.680 m2 dengan luas bangunan + 4.079m2, teras
bangunan +1.242m2, selasar / koridor penghubung / doorlop + 435 m2,
pengerasan (areal parkir, jalan lingkungan) + 2.062,5 m2
dan halaman kosong serta tata hijau + 6.861m2 yang berlokasi di
Jalan Rajawali No.10 Sampang.
Kabupaten Sampang sendiri terletak di pertengahan pulau
madura dengan luas wilayah 1.2333,33 km 2 dan terbagi dalam 14
wilayah kerja kecamatan, 6 wilayah kerja kelurahan, dan 180 desa.
Secara geografis berada pada posisi 06°05' sampai 07°13' Lintang
Selatan dan 113°08' sampai 113°39' Bujur Timur, berbatasan
dengan laut jawa (sebelah utara), Kabupaten Pamekasan (sebelah
timur), selat madura (sebelah selatan) dan Kabupaten Bangkalan

9
(sebelah barat) serta berada di ketinggian 118 m dari permukaan
laut.

Tabel 2.1 Kapasitas Tempat Tidur


KATAGORI JUMLAH KETERANGAN
KELAS
Kelas VVIP 20 INSTALASI RAWAT INAP
Kelas VIP 18 Ruang Anggrek ( Pentakit dalam 1)
Kelas I 29 Ruang Dahlia ( Penyakit dalam 2 )
Kelas II 34 Ruang Melati ( Bedah )
Kelas III 134 Ruang Cempaka ( Anak )
Lain-lain Ruang Mawar ( Bersalain & Ginek )
TOTAL 235
Sumber Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Th. 2019

Tabel 2.2 SDM yang di miliki RSUD Moh Zyn


JENIS SDM YANG ADA JUMLAH
1 Dokter Umum 12
2 Dokter Gigi 4
3 Dokter Spesialis Bedah 2
4 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1
5 Dokter Spesialis Anak 1
6 Dokter Spesialis Obstetri dan Genekologi 4
7 Dokter Spesialis Patologi Klinik 1
8 Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1
9 Dokter Spesialis Radiologi 2
10 Dokter Spesialis Anastesi 1
11 Dokter Spesialis Mata 2
12 Dokter Spesialis Paru 1
13 Dokter Spesialis Syaraf 1
14 Dokter Spesialis Orthopedi 1
15 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 1

10
16 Dokter Gigi Spesialis Prostodontis 1
17 Apoteker 6
18 Perawat S1 69
19 Perawat D3 39
21 Bidan 20
20 Perawat lain 2
22 Tehnisi Radiografer 3
23 Analisis Laboratorium 8
24 Asisten Apoteker 5
25 Fisioterapi 2
26 Kesehatan Lingkungan 3
27 Staf Tehnis / Elektromedik 1
28 Nutrionis 8
29 Rekam Medis 3
30 SKM 3
31 Staf Administrasi 66
32 Staf Keuangan 11
Jumlah 281 orang
Sumber Sub. Bagian Kepegawaian Tahun 2019
VISI
“Menjadi Rumah Sakit Modern dan Profesional Berstandart Nasional”
MISI
RSUD dr Mohammad Zyn memiliki misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif yang
paripurna, sesuai standart pelayanan rumah sakit
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan
3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan

11
MOTTO
Rumah Sakit Umum Daerah Sampang memiliki Motto :
“ Melayani Sepenuh Hati “
TUJUAN
Tujuan Rumah Sakit adalah untuk memberikan pelayanan
yang memuaskan kepada semua lapisan masyarakat dengan hasil
yang akurat dan tepat waktu.

Nilai-nilai yang dijunjung oleh RSUD Kabupaten Sampang


a. Komitmen seluruh staf dan pimpinan Rumah Sakit
Umum daerah Kabupaten sampang bertekad
mengutamakan kesembuhan, keselamatan, dan
kepuasan pelanggan melalui upaya-upaya pelayanan
kesehatan yang maksimal.
b. Komperehensif Paripurna dalam memberikan
pelayanan One Stop Service yaitu pelayanan yang
bersifat komperehensif (menyeluruh) dan Paripurna
(tuntas).
c. Professional dalam pelayanan berdasarkan Standar
Prosedur Operasional (SPO), Standar Pelayanan
Minimal (SPM), dan standar pelayanan public yang
sudah dilakukan dan dievaluasi secara berkala.
d. Peduli dalam pelayanan dengan mengutamakan unsur-
unsur kemanusiaan dan nilai-nilai sosial
e. Inovatif dengan selalu mengembangkan pelayanan
melalui upaya-upaya peningkatan kualitas dan
kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM), manajemen
serta sarana dan prasaranan pendukung.

2.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Unit Kerja


2.2.1 Organisasi Struktural

12
a. Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RSUD dr.
Mohammad Zyn kabupaten Sampang yang diangkat oleh Bupati
kepala daerah kabupaten Sampang.
b. Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
c. Tata Usaha mempunyai tugas merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan serta
melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan pengelolaan
administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan,
evaluasi dan pelaporan serta menyiapkan bahan koordinasi
pengawasan, memberikan pelayanan administratif dan
fungsional kepada semua unsur di lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah.
d. Sub BagianUmum mempunyai tugas :melaksanakan
penyusunan rencana kebutuhan dan pelaksanaan kegiatan
Ketatausahaan; melaksanakan urusan surat menyurat,
pengetikan, pengadaan, tata kearsipan dan administrasi umum;
melaksanakan urusan kepegawaian dan perjalanan
dinas;menghimpun dan menyusun pedoman
pengawasan;melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya.
e. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :menghimpun data
guna penyusunan rencana anggaranrutin;melaksanakan
penyusunan anggaran, pembukuan pertanggung jawaban serta
laporan keuangan dan tata administrasi keuangan; menyusun
dan menyiapkan bahan penyusunan laporan
keuangan;melaksanakan dan menghimpun Laporan Hasil
Pemeriksaan; menyusun laporan pertanggung jawaban
pengelolaan keuangan;melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang
tugasnya.

13
f. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai
tugas :menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Publik
(LAKIP);menyusun dan menghimpun bahan laporan;mengolah
dan menganalisis data kegiatan; menyelenggarakan rekam
medik;menyelenggarakan Billing System; melaksanakan tugas-
tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai
dengan bidang tugasnya.
g. Bidang Pelayanan mempunyai tugas merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan dan melakukan
pengendalian serta pengawasan kegiatan pelayanan medik dan
keperawatan.
h. Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas :menyiapkan bahan-
bahan dan melaksanakan penyusunan program kerja dibidang
pelayanan medik;melakukan inventarisasi permasalahan di
bidang pelayanan medik dan kebutuhan pelayanan
medik;menyusun standart operasional;mengkoordinasikan
kegiatan dan kebutuhan pelayanan medik ;melaksanakan
pengawasan dan pengendalian kegiatan serta kebutuhan
pelayanan medik; melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Bidang Pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya.
i. Seksi Keperawatan mempunyai tugas :mengumpulkan bahan
penyusunan rencana dan melaksanakan penyusunan program
kerja dibidang pelayanan keperawatan; melaksanakan
koordinasi perencanaan, kebutuhan tenaga, perlengkapan dan
fasilitas serta kegiatan asuhan keperawatan;mengadakan
monitoring dan evaluasi kegiatan asuhan keperawatan dan
keperawatan jenazah;menyusun kegiatan dan mekanisme
keperawatan dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan
masing-masing instalasi;mengadakan pembinaan dalam rangka
pengembangan tenaga keperawatan;melaksanakan tugas-tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan sesuai
dengan bidang tugasnya.

14
j. Bidang Perencanaan dan Pengembangan mempunyai tugas
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan,
mengendalikan dan melakukan pengawasan terhadap semua
aktivitas perencanaan dan pengembangan di Rumah Sakit
Umum Daerah.
k. Seksi Program dan Kegiatan mempunyai tugas :merencanakan
dan mengkoordinir kegiatan pengadaan sarana dan prasarana
kebutuhan pelayanan kesehatan;menyusun Rancangan Prioritas
dan Plafon Angaran Semesteran (PPAS);menyusun Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA); menyusun Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA);melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan sesuai
dengan bidang tugasnya.
l. Seksi Informasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
mempunyai tugas :mengkoordinasikan kegiatan protokoler,
dokumentasi, pemasaran, hubungan masyarakat, perpustakaan,
publikasi hukum dan peraturan perundang-
undangan;merencanakan kegiatan peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia; mengkoordianasikan kegiatan penyelenggaraan
peningkatan Sumber Daya Manusia;melaksanakan tugas-tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan dan
Pengembangan sesuai dengan bidang tugasnya.
m.Bidang Penunjang mempunyai tugas merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan dan melakukan
pengendalian serta pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
pelayanan penunjang.
n. Seksi Penunjang Medis mempunyai tugas :menghimpun bahan-
bahan perencanaan dan melaksanakan penyusunan rencana
kegiatan dan kebutuhan dibidang pelayanan penunjang
medik;mengkoordinasikan kegiatan dan kebutuhan pelayanan
penunjang medik; melaksanakan kegiatan dan kebutuhan
pelayanan penunjang medik; melaksanakan pengawasan dan

15
pengendalian kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang
medik; melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang Penunjang sesuai dengan bidang tugasnya.
o. Seksi Penunjang Non Medis mempunyai tugas :menghimpun
bahan-bahan penyusunan rencana dan melaksanakan
penyusunan rencana kegiatan dan kebutuhan pelayanan
penunjang non medik;mengkoordinasikan kegiatan dan
kebutuhan pelayanan penunjang non medik; melaksanakan
kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang non
medik;melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan
dan kebutuhan pelayanan penunjang non medik; melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang
sesuai dengan bidang tugasnya.
p. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Rumah Sakit Umum Daerah sesuai dengan
bidang keahliannya.
1) Kepala Instalasi adalah pejabat yang membantu Kepala
Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik, yang terdiri
dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik
berfungsi pelayanan maupun pendukung operasional rumah
sakit.
2) Kepala Ruangan adalah pejabat yang membantu Kepala
Bidang Keperawatan, yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan
maupun pendukung operasional rumah sakit.
3) Berikut ini adalah nama-nama Instalasi, Ruangan, dan unit
yang ada di RSUD dr Mohammad Zyn kabupaten Sampang :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap

16
• Ruang Melati
• Ruang Mawar
• Ruang Anggrek
• Ruang Cempaka
• Ruang Dahlia
• Ruang Kenanga
• Ruang Boegenvil
• Ruang Tulip
• Ruang Graha Utama
• Ruang ICU
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Instalasi Farmasi
6. Instalasi Laboratorium
7. Instalasi Radiologi
8. Instalasi Gizi
9. Unit Hemodialisa
10. Intalasi CSSD(Central supply steril Departemen)
11. Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
12. Intalasi Ambulance

2.2.2 Organisasi Non-Struktural


a. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli
dan profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan
strategis kepada direktur dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit dari sisi pemberdayaan
staff medis di pelayanan. Pejabat non-struktural dalam
organisasi RSUD dr. Mohammad Zyn kabupaten Sampang
terdiri dari : Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite
PPIRS.
b. Komite Medik adalah adalah perangkat rumah sakit untuk
menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf
medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui

17
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
c. Komite Keperawatan adalah adalah perangkat rumah sakit
untuk menerapkan tata kelola keperawatan agar staf
keperawatan di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi keperawatan.
d. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah adalah
perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
pencegahan dan pengendalian infeksi di RS agar dapat
dilakukan lebih optimal.
e. Tim terpadu adalah perangkat non struktural yang terdiri dari
tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk bertanggungjawab
terhadap bidang tertentu dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit yang bertugas untuk
membantu direktur untuk memberikan masukan, pertimbangan
serta usulan kebijakan tentang berbagai hal terkait pelayanan di
rumah sakit yang terdiri dari ;
 Ponek
 TB DOT’S
 Rekam medik
 Farmasi dan terapi
 Mutu dan Keselamatan Pasien
 Etik dan Medikolegal
 Pangadaan
 PKRS
f. Satuan Pemeriksa Internal adalah perangkat rumah sakit yang
membantu direktur untuk mengawasi arah kebijakan Rumah
Sakit; mengawasi pelaksanaan rencana strategis; mengawasi
pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya.

2.2.3 Uraian Tugas

18
A. Identitas
1. Nama : dr. RICHARDO ARDY PUTRA
2. Unit Kerja : Instalasi Gawat Darurat RSUD Moh. Zyn
Sampang
3. Jabatan : Dokter jaga IGD RSUD Moh. Zyn Sampang
B. Tugas Pokok
Melaksanakan pelayanan medis baik rawat jalan, rawat inap,
kegawadaruratan, menyusun catatan medis pasien, menyusun
draft visum et repertum, melaksanakan tugas jaga sesuai petunjung
kerja dan arahan pimpinan dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada sarana kesehatan kepada masyrakat.
C. Uraian Tugas
1. Melakukan tugas jaga selama 24 jam sehari di IGD sesuai
jadwal shift jaga.
2. Melakukan triase saat pasien pertama kali masuk igd.
3. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang dalam menegakkan diagnosis kerja setiap pasien
baru masuk IGD.
4. Memberikan tindakan dan terapi sesuai diagnosis sementara
yang di tegakkan pada pasien sesuai disiplin ilmu dan
kewenangan klinis yang kemudian didokumentasikan dalam
rekam medis pasien.
5. Melakukan monitoring pasien gawat darurat sampai keadaan
pasien stabil untuk dilkukan transfer ke ruang rawat inap atau
dirujuk.
6. Melakukan konsultasi kepada dokter spesialis/DPJP tentang
keadaan pasien dan tindakan atau terapi selanjutnya kepada
pasien, sesuai disiplin ilmu masing-masing ahli.
7. Menjamin hak pasien dan keluarganya terhadap pelayanan
kesehatan yang akan diberikan kepadanya.
8. Melaporkan setiap perubahan kondisi pasien yang mendapat
observasi khusus di IGD kepada DPJP.

19
9. Memberikan pelayanan kedokteran forensik dengan melakukan
pemeriksaan luar pada setiap pasien dengan permintaan visum
dari kepolisian.
10. Membuat resume medis kepada setiap pasien yang pulang atau
meninggal atau yang harus dirujuk dalam rekam medis pasien.
11. Membuat surat kematian bagi setiap pasien yang meninggal
selama observasi di IGD.
12. Melakukan serah terima dengan dokter jaga IGD selanjutnya,
tentang kondisi pasien yang masih di observasi di IGD.
13. Bekerjasama dengan perawat IGD dalam pemberian pelayanan
kesehatan pada pasien.
14. Menjawab konsulan dari perawat ruangan.

2.3 STRUKTUR/SUSUNAN ORGANISASI


2.3.1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD dr. MOHAMMAD ZYN

DIREKTUR
RSUD KABUPATEN SK Direktur 188/45/434.211/2016
SAMPANG

20

KELOMPOK JABATAN KEPALA TATA


FUNGSIONAL USAHA
KEPALA SUB. KEPALA SUB KEPALA SUB.
BAG. EVALUASI
BAG. UMUM BAG DAN
KEUANGAN PELAPORAN

BIDANG BIDANG BIDANG


PELAYANAN PERENCANAAN & PENUNJANG
PENGEMBANGAN

SIE SIE SIE SIE SIE SIE


KEPERAWATAN PELAYANAN PROGRAM & PENGEMBANGAN PENUNJANG PENUNJANG
MEDIK KEGIATAN SDM MEDIC NON MEDIC

INSTALASI INSTALASI

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Moh. Zyn

21
2.3.2 STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD
dr. MOHAMMAD ZYN

KEPALA INSTALASI
IGD
dr. Manarul Aini

KEPALA IGD
Ach. Syaifudin K,
Skep.,NS

DOKTER JAGA
dr. Yuli Eka
dr. Richardo Ardi Putra
ADMIN
dr. M. Fathan Rasyid
Abd Kadir
dr. Reza Nuril Amifta
Nur Isnaini
dr. Putri Erminingtyas
Ach Satiby
dr. Erick Pradykta
Imam Hambali
dr. Nurun Nabila J

Ka TIM Ka TIM Ka TIM


Salman Farizi, Ka TIM
Arrizal Amin, Makbul Anam,
S.Kep Fajri Ainur R, S.Kep
S.kep.,Ns S.kep.NS

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Hidayatullah, S.Kep.Ns Lukman H, S.Kep.Ns Rahmat H, S.Kep.Ns Ary Mulyadi, Amd,Kep
Rizki R, S.Kep.Ns Syafiuddin, Amd,Kep Hendri, Amd.Kep Rendy S, S.Kep.Ns
Berry M, S.Kep.Ns Moh Atom, S.Kep.Ns Sri Astutik, S.Kep.Ns Syarif H, S.Kep.Ns
Indri Nur W S.Kep,Ns

Keterangan :
PEKARYA
Marzuki : Garis Komando
Ruji
Soleh
: Garis Koordinasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instalasi Gawat Darurat RSUD Moh Zyn

22
Jam pelayanan 24 jam
Waktu tanggap pelayanan dokter ≤ 5 menit
Melayani :
a. Kasus kegawatdaruratan
b. Kasus Ponek
Tenaga :
a. Dokter Spesialis
b. Dokter umum
c. Perawat bersertifikasi PPGD dan GELS =13
d. Perawat bersertifikasi 118 = 1
e. Perawat bersertifikasi Transportasi = 4
f. Petugas Administrasi = 4
g. Petugas Transporter = 3
Fasilitasi :
a. Ruang Triase
b. Ruang Fals Emergency
c. Ruang True Emergency ( medik, non medik, observasi )
d. Ruang Resusitasi
e. Ruang khusus anak
f. Ruang PONEK
Peralatan :
a. Brankart = 15
b. DC Syok life savinng = 4
c. Patien monitor = 4
d. Syringe Pump = 4
e. Iinfus Pump = 2
f. CPAP = 1
g. Infra red = 1
h. Inkubator Transporter = 1
i. Inkubator = 1
j. Infant Warmer = 2

23
2.3.3 ALUR PELAYANAN IGD

24
Gambar 2.3 Alur Pelayanan IGD

2.4 Uraian Tugas Jabatan Peserta (SKP)


1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan rawat jalan spesialisasi tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus dokter umum tingkat sederhana
4. Melakukan tindakan khusus dokter umum tingkat sedang
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan darurat medik/P3K tingkat sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap
9. Membuat catatan medik pasien rawat inap
10. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
11. Melakukan Visum et Repertum tingkat sederhana
12. Melakukan tugas jaga di tempat/RS

25
26

Anda mungkin juga menyukai