Anda di halaman 1dari 5

Sekilas Perjalanan Didactical Design Researh (DDR)

Didi Suryadi Lahir di Tasikmalaya tahun 1958. Menyelesaikan Sekolah


Dasar sampai SMA di Tasikmalaya. Pendidikan S1 di IKIP Bandung, S2 di
Latrobe University Australia, dan S3 di Universitas Pendidikan Indonesia.
Menjadi Dosen Pendidikan Matematika sejak tahun 1984 dan memperoleh
Jabatan Profesor bidang Pendidikan Matematika tahun 2007. Pernah
menjabat Sekretaris Jurusan; Ketua Jurusan; Wakil Dekan Akademik;
Wakil Direktur SPs bidang akademik; Direktur SPs; dan Ketua Senat
Akademik UPI sampai sekarang. Saat ini Didi Suryadi dikenal karena
Didactical Design Research atau DDR. Awal bulan Oktober tahun ini
(2019) DDR memperoleh pengakuan secara formal dari Kemenristekdikti
melalui Anugrah Academic Leader Award 2019 dalam Bidang
Kependidikan. Berikut adalah perjalanan singkat DDR sampai saat ini.

Didactical Design Researh (DDR) lahir dari suatu proses panjang (sejak
tahun 2000) yakni diawali pengkajian pemikiran Brouseau dari Prancis
tentang Teori Situasi Didaktis serta pemikiran Kansanen dari Finlandia
tentang Teori Didactical Triangle. Kedua teori tersebut secara bertahap
dikaji dan dipahami dalam konteks pembelajaran di Jepang dan
Indonesia melalui kegiatan Lesson Study. Dari studi yang dilakukan
secara terus menerus dalam konteks Lesson Study dan diskusi intensif
dengan para ahli pendidikan Jepang, pada tahun 2007 mulai bisa
dirumuskan sebuah teori baru yang disebut Metapedadidaktik yaitu
suatu teori yang menjelaskan hubungan tripartit Guru-Siswa-
Matematika dalam konteks pembelajaran. Teori ini dijelaskan pertama
kali kepada khalayak melalui pidato pengukuhan guru besar pada tahun
2009 di UPI.
Sejak dirumuskannya teori metapedadidaktik (sekitar tahun 2007 oleh
Didi Suryadi) pengkajian dan penelitian terus berlanjut sampai akhirnya,
yaitu pada tahun 2010, berhasil dirumuskan sebuah metodologi
penelitian baru yang kemudian disebut Penelitian Desain Didaktis atau
Didactical Design Research (DDR). Gagasan ini pertamakali disampaikan
dalam sebuah seminar nasional di Universitas Negeri Malang pada tahun
2010. Dalam seminar tersebut, DDR berhasil menarik perhatian banyak
orang termasuk seorang mahasiswa S3 Pendidikan Biologi UM yang
disertasinya menggunakan DDR-Suryadi sebagai pendekatan untuk
pengembangan model bahan ajar biologi. Sejak peluncuran pertama kali
di UM, banyak pihak yang meminta penjelasan mengenai DDR melalui
berbagai seminar atau konferensi antara lain dalam Konferensi Nasional
Matematika di UNIMA Manado (2011), Konferensi Nasional Matematika
di UNPAD (2012), dan Konferensi Nasional Pendidikan Matematika di
UM pada tahun 2013. Sosialisasi DDR juga dilakukan melalui seminar
nasional di berbagai universitas nasional seperti di UNSRI, UNESA, UIN
Pekanbaru, Universitas Negeri Gorontalo, UNY, UNNES, dan di UPI
sendiri. Di tingkat internasional DDR telah disampaikan di Malayasia,
Jepang, dan Jerman. Pada akhir tahun 2013 DDR diminta untuk disajikan
dalam sebuah konferensi CRME di Ho Chi Minh University, Vietnam
(Desember 2013). Sayang, pada saat itu ada kegiatan lain yang tidak
memungkinkan penulis pergi ke sana. Bulan November 2014, DDR
disajikan sebagai salah satu makalah kunci dalam WALS (World
Association of Lesson Study), dimana UPI bertindak sebagai tuan rumah.
Tahun 2013, WALS diselenggarakan di Swedia dan tahun 2015
diselenggarakan di Thailand. Pada tanggal 27 Desember 2015, DDR juga
disajikan sebagai makalah kunci pada seminar nasional yang
diselenggarkan oleh Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta.
Perjalanan DDR sampai saat ini semakin menumbuhkan rasa optimis
untuk terus berkembang. Hal ini antara lain ditandai banyaknya yang
tertarik untuk mempelajari DDR lebih dalam. Contoh untuk ini antara
lain adanya kunjungan seorang dosen muda dari Tokyo University untuk
diskusi langsung tentang DDR yang sudah dilakukan dua kali dan
dilanjutkan dengan penelitian bersama mengacu pada pandangan DDR.
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar GagasCeria Bandung.
Penerapan prinsip-prinsip DDR dalam pembelajaran secara bertahap
telah diperkenalkan kepada para guru di sekolah tersebut sebagai bagian
dari proses professional development. Hasil dari kegiatan tersebut telah
disampaikan dalam sebuah konferensi internasional WALS di Swedia
tahun 2013 oleh empat orang guru, dan berhasil menarik perhatian ahli-
ahli dari Eropa dan Amerika termasuk Catrine Louise, seorang ahli
Lesson Study Amerika Serikat. Tahun 2014 yang bersangkutan pada saat
itu berniat untuk mengunjungi sekolah tersebut. Dua orang dosen MIPA
dari Universitas Negeri Gorontalo juga telah datang untuk magang dan
belajar lebih dalam tentang DDR ke UPI pada tahun 2012. DDR juga telah
banyak digunakan oleh mahasiswa baik S1, S2, maupun S3 di lingkungan
Departemen Pendidikan Matematika UPI. Pada bulan September 2013,
delapan orang mahasiswa Pascasarjana dan dua orang Profesor dari
Gunma University Jepang, telah berkunjung ke UPI. Salah satu
kegiatannya adalah memperoleh kuliah tentang DDR, dan diskusi
pembelajaran dalam konteks langsung melalui pembelajaran
matematika di SD GagasCeria. Tahun 2014, Dinas Pendidikan Kota
Bandung meminta untuk menyebarkan DDR ke seluruh SD di lingkungan
Kota Bandung. Untuk tahap awal telah dilaksanakan workshop tiga hari
(22, 27 Februari dan 4 Maret 2014), bagi guru dan Kepala Sekolah dari
21 SD. Dinas Kota Bandung juga sudah menyampaikan keinginannya
untuk sosialisasi di tingkat SMP. Pada bulan Maret 2014, seorang peneliti
dari Joitsu University, Jepang sedang melakukan penelitian
membandingkan refleksi guru dalam poses Lesson Study di Jepang dan
Indonesia (SD GagasCeria). Peneliti tersebut sementara menemukan
perbedaan mendasar yang ditengarai dalam refleksi guru-guru SD
GagasCeria, karena Lesson Study di SD tersebut telah diwarnai cara
berpikir DDR. Bagian pengalaman para guru, kepala sekolah, dosen, dan
mahasiswa dalam menerapkan DDR, telah dituangkan dalam sebuah
buku berjudul Kemandirian Pendidik. Buku ini diterbitkan tahun 2014
dalam dua bahasa, dan telah menyebar ke 29 negara, khususnya peserta
konferensi WALS 2014. DDR diterapkan oleh guru-guru SD Kota
Bandung, melalui sebuah riset implementatif dengan dukungan LPDP
RISPRO, Departemen Keuangan RI dan Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Untuk mengantisipasi tuntutan perluasan riset implementatif LPDP,
pada tahun 2015 telah dilakukan sosialisasi DDR bagi beberapa Kampus
UPI di daerah yaitu UPI Kampus Tasikmalaya, Purwakarta, dan Serang.
Sambutan yang sangat positif dari warga kampus, termasuk mahasiswa,
selain membanggakan juga menjadikannya sebagai pertimbangan untuk
melibatkan ketiga kampus ini dalam perluasan implementasi DDR untuk
tiga daerah tersebut. Untuk kasus di kampus Serang, karena perwakilan
pihak Dinas Pendidikan Provinsi Banten ada yang menghadiri acara
sosialisasi tersebut, maka peluang untuk melakukan triple-helix antara
UPI Serang-Sekolah-Dinas Pendidikan sangatlah terbuka. Dosen-dosen
bidang studi lain juga banyak yang tertarik untuk mengenal DDR lebih
lanjut sehingga mereka bisa menggunakannya untuk bidang masing-
masing. Ini sangat menarik, sekaligus memberikan tantangan tersendiri.
Pada bulan februari 2016, dalam kegiatan akhir tahun pertama riset
LPDP telah dilaksanakan sebuah konferensi guru menampilkan self- dan
collective-reflection atas pengalaman implementasi DDR dalam
pembelajaran yang sudah dialami sejumlah guru di Kota Bandung.
Konferensi tersebut diberi nama “MERDEKA CONFERENCE” yang
merefleksikan keinginan kuat para pendidik untuk keluar dari
keterbelengguan pola pikir imitatif dalam belajar dan pembelajaran atau
dalam konteks pendidikan secara umum.
Menjelang akhir tahun 2015, Ketua Dewan Guru Besar UPI melayangkan
sebuah surat, meminta penulis menjadi salah seorang guru besar yang
mengajukan pemikiran tentang pendidikan disiplin ilmu. Dalam tulisan
yang diberi judul “Refleksi Kritis Tradisi Pendidikan Matematika dan
Sebuah Gagasan Alternatif”, penulis mengajukan beberapa pemikiran
kritis seperti makna concurrent dan penyerbukan silang yang dianut
kurikulum UPI serta isu-isu lain yang berkaitan dengan dimensi
matematika, matematika sekolah, matematika pendidikan guru, dan
dimensi pendidikan. Uraian mendasar dalam tulisan tersebut,
sepenuhnya diwarnai pandangan teoretik yang menjadi basis DDR.
Dengan semakin banyaknya peminat untuk menggunakan DDR sebagai
metodologi riset alternatif dalam aktivitas penelitian dosen maupun
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, penulis semakin memperoleh
tantangan untuk menjelaskan pandangan-pandangan yang mendasari
DDR. Diawali dengan melakukan kajian mendalam terkait aspek
ontologis dan epistemologis DDR, serta beberapa pertemuan internal di
lingkungan Departemen Pendidikan Matematika UPI, akhirnya awal
tahun 2019 dapat dikonstruksi bagian-bagian dasar filosofis DDR yang
selanjutnya dituangkan menjadi buku kecil berjudul “Landasan Filosofis
Penelitian Desain Didaktis (DDR)” diterbitkan dalam dua bahasa.
Beberapa gambaran banyaknya peminat terhadap DDR ditunjukkan
dengan adanya pusat kajian DDR di beberapa perguruan tinggi di luar
UPI misalnya, di Universitas PGRI Palembang, Universitas Swadaya
Gunung Jati Cirebon, dan Universitas PGRI Semarang. Selain itu, pada
tahun 2019 beberapa pelatihan inovasi pembelajaran di lingkungan
sekolah dasar yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Bogor dan Kemendikbud juga telah memasukkan DDR sebagai bagian
dari materi pelatihan.
Di lingkungan UPI sendiri beberapa terobosan telah dan sedang
dilakukan melalui aktivitas penelitian berbasis DDR. Misalnya mulai
tahun 2018-2020 dilakukan penelitian penerapan DDR dalam upaya
revitalisasi implementasi kurikulum S1 Pendidikan Matematika atas
dukungan pendanaan dari Kemenristekdikti. Selain itu, mulai tahun
2019-2020 dengan dana penelitian UPI, sedang dilakukan penelitian
yang berfokus pada penguatan pendidikan akademik S1 Pendidikan
Matematika sebagai fondasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Matematika.
Dua penelitian ini dapat menjadi contoh bahwa DDR juga bisa digunakan
untuk memahami permasalahan dengan skala lebih besar serta
berdampak pada perubahan kebijakan lebih menyeluruh seperti yang
dilakukan melalui dua penelitian tersebut.
Apabila kedua hasil penelitian ini memberi dampak positif terhadap
peningkatan kualitas penyiapan calon guru matematika, maka
selanjutnya direncanakan untuk menawarkan model implementasi
kurikulum tersebut terhadap perguruan tinggi lain melalui aktivitas
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai