Anda di halaman 1dari 80

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab : Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah


dan Kota (Hani Burhanudin., Ir., MT)
Kepala Seksi Laboratorium : Astri Mutia Ekasari, ST., MT
Asisten Laboratorium :
− Reza Sahrizal M. Kisan., ST
− Agi Septiana., ST
− Tengku Gema Ramadhan., ST
− Fhanji Alain Jauzi, S. PWK
− Sabine Fatimah Sayidina, S. PWK
− Satrio Nugraha, S. PWK
− Aziz Ramdani
− Alamsyah Al-Ghani
− M. Dziqry Zulfiqaar
− Deby Shafa Anifa
− Sherly Defannya Serdani

DILARANG
MEMPERBANYAK DAN
MENGCOPY TANPA IZIN!

LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022 M/1443 H

1|
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Praktikum Geospasial Dasar merupakan salah satu praktikum yang


diselenggarakan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota di bawah
pengawasan Laboratorium Perpetaan, yang mana Praktikum Geospasial Dasar ini
dilaksanakan pada semester 2. Praktikum ini ditujukan agar mahasiswa mampu
mempelajari dan memahami model serta dasar pengolahan dan analisis peta
dengan menggunakan software ArcGIS.
Bagi yang tidak lulus praktikum tetapi lulus teori maka, diwajibkan untuk
mengikuti praktikum kembali. Semoga ilmu yang didapatkan mampu
dimaanfaatkan sebaik-baiknya dikemudian hari.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, Januari 2022


Kasie Lab. Perpetaan

Astri Mutia., ST., MT

2|
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I ARCGIS ................................................................................................. 4
1.1. ArcCatalog ............................................................................................... 5
1.1.1. Viewing Data ........................................................................... 5
1.2. ArcMap ..................................................................................................... 7
1.2.1. Registrasi Image.................................................................... 13
BAB II SAS-Planet.......................................................................................... 18
2.1. Download citra pada SASPlanet ............................................................. 19
BAB III Survey-GPS ........................................................................................ 25
3.1. Pengolahan Data Lapangan ................................................................... 26
3.2. Langkah-langkah menggunakan GPS Garmin:....................................... 27
BAB IV Digitasi Peta ....................................................................................... 30
4.1. Latihan : Digitasi Peta............................................................................. 31
4.1.1. Langkah 1 : Membuat shapefile baru ..................................... 31
4.1.2. Add Data ............................................................................... 34
4.1.3. Memulai Digitasi Peta ............................................................ 34
4.1.4. Digitasi Peta .......................................................................... 35
4.1.5. Save Hasil Digitasi................................................................. 35
4.2. Displaying Data ...................................................................................... 35
4.2.1. Menambahkan Layer Objek Polygon, Line, dan Point ........... 36
4.2.2. Penyajian Data (Layout Peta) ................................................ 41
BAB V Drone .................................................................................................. 47
5.1. Pendahuluan .......................................................................................... 49
5.1.1. Sejarah Drone ....................................................................... 50
5.1.2. Kegunaan Drone ................................................................... 52
5.2. Tahap Persiapan .................................................................................... 53
5.2.1. Setting awal drone (DJI Phantom 3) ...................................... 53
5.2.2. Download firmware ................................................................ 56

3|
4|
BAB I
ARCGIS

1.1. ArcCatalog
ArcCatalog adalah sebuah tools mirip windows eksplorer di windows,
yang ada di arcgis yang berguna untuk melihat, mengatur, membagi dan
menyimpan data – data SIG.

Gambar 1. 1
Membuka Aplikasi ArcGIS melalui Start Menu

1.1.1. Viewing Data

Pada contents cari icon untuk melihat tampilan data


dalam bentuk large icon, list, details, dan thumbnails.
Pilih lokasi data SIG tersimpan, dan pada tampilan windows ArcCatalog
terdapat tiga (3) options yaitu Contents, preview dan metadata.

5|
❖ Contents : merupakan petunjuk dan keterangan yang mendeskripsikan
lokasi data SIG yang ingin kita tampilkan.

Gambar 1. 2
Tampilan Viewing Data : Content

Perhatikan setiap data akan ditandai dengan jenis data yang berupa:
− Area (polygon)

− Garis (line/polyline)

− Titik (point)
❖ Preview : kita dapat melihat tampilan data dalam preview

Gambar 1. 3
Tampilan Viewing Data : Preview

6|
Lihat juga pada preview, pada sisi bawah terdapat 2 options pilihan
tampilan, yaitu geography dan table. Cobalah untuk membuka dalam tiga
tampilan tersebut. Apa yang dapat anda amati?

1.2. ArcMap
ArcMap merupakan modul utama yang digunakan dalam ArcGis yang
digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing), memilih
(query), editing, composing dan publishing peta. Untuk menampilkan
Arcmap ada beberapa cara yaitu melalui modul ArcCatalog dengan

memilih button (launch ArcMap). Cara lain langsung menampilkan


ArcMap dari Start > ArcGis > ArcMap. Beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh ArcMap, diantaranya yaitu penjelajahan data (exploring),
analisa SIG (analyzing), presenting result, customizing data, dan
programming. Sekarang kita akan menjelajahi tools yang terdapat pada
ArcMap.
❖ Ada beberapa bagian dari tampilan window ArcMap, yaitu:
Menu File terdiri dari:

Standard toolbars seperti berikut:

Beberapa toolbars, diantaranya adalah:

Deskripsi measure, seperti pada gambar berikut

, yaitu informasi realtime dari posisi kursor


yang menunjukkan posisi koordinat peta.

7|
ArcMap memiliki tampilan desktop berupa Table Of Content. Table of
content memberikan tampilan daftar semua shapefile pada setiap layer-
nya.

Ada beberapa tools yang tersedia dalam table of content dalam


menyusun urutan dari shapefile dan layer.

List by drawing order menampilkan urutan setiap layer (Shapefile).


List by Source menampilkan data berikut dimana data tersebut disimpan
(source).
List by visibility menampilkan data menurut visible dan tidak visible.
List by selection menampilkan data berdasarkan data yang di Select.
OPTION berfungsi untuk mengatur tampilan Listing.
Pada ArcMap terdapat 2 (dua) tampilan; Data View dan Layout View.
Perhatikan ada tools pada bawah tampilan windows ArcMap. Tools Data
View adalah area kita bekerja. Pada Tools Layout View adalah area
untuk melakukan layouting.

8|
Gambar 1. 4
Tampilan Data View pada ArcMap

Gambar 1. 5
Tampilan Layout View pada ArcMap

Measure

9|
Tools ini digunakan untuk melakukan pengukuran jarak pada peta. Untuk
mengubah satuan unit, gunakan menu View > Data Frame Properties
pilih General dan pada kotak pilihan display, pilih meter atau kilometer.

Gambar 1. 6
Kotak Dialog Data Frame Properties > General

Zoom
Ada banyak button dan tools yang dapat digunakan untuk mengaktifkan
zoom. Perintah zoom sangat penting karena berkaitan dengan skala
tampilan peta pada layer window. Berikut beberapa tools yang berkaitan
dengan zoom:

Zoom in: digunakan dengan cara drag pada posisi yang kita ingin
lihat untuk memperjelas tampilan dalam skala yang lebih teliti.

Zoom out: digunakan dengan cara yang sama dengan zoom in


untuk mempelihatkan tampilan peta dalam skala besar.

10 |
Information ( )

Gunakan tools dan letakkan pada obyek peta yang kita inginkan,
maka akan keluar kotak Identify Result yang memberikan hasil dari
kompilasi data yang terdapat pada table data.

Gambar 1. 7
Kotak Dialog Identify Result

Pan ( )
Tools ini digunakan untuk menggeser peta.

Add Data ( )
Tambahkan data baru misalnya dari Folder D:\Bengkulu\Data Spasial
Kota Bengkulu\mapping\admin\batas_desa.shp (perhatikan tampilan
datanya). Untuk membuang (remove) pilih layer yang akan dibuang,
kemudian klik kanan dan pilih Remove.
Layer Properties
Sekarang kita akan mengatur tampilan peta dan memodifikasi tampilan
layer-layer peta yang ada. Pilih properties dengan cara klik kanan pada
layer terpilih. Misal kita akan mengubah tampilan lambang layer “tpt
penting”. Pilih terlebih dahulu menggunakan pointer untuk memilih layer
tersebut, klik kanan dan pilih properties.

11 |
Gambar 1. 8
Membuka Properti Layer

Pada kotak dialog Layer Properties akan muncul sederetan menu


perintah. Pertama kita pilih Symbology yang akan mengubah bentuk
perlambangan data.

Gambar 1. 9
Kotak Dialog Layer Properties > Symbology > Features

12 |
Pilih symbol tekan lambang yang ada, maka keluar kotak dialog Symbol
Selector. Ubah lambang seperti yang anda inginkan.

Gambar 1. 10
Kotak Dialog Symbol Selector

1.2.1. Registrasi Image


Pada Sub bab ini akan mempelajari registrasi image dengan
menggunakan aplikasi Arcgis.
Seperti yang telah kita bahas pada modul sebelumnya, untuk membuat
data SIG salah satunya adalah dengan cara mendigitasi data. Ada
beberapa teknik untuk mendigit data, dan pada umumnya kita bagi atas
dua kelompok, yaitu:
1. Mendigitasi data menggunakan alat yang disebut digitizer
2. Digitasi dengan menggunakan layer komputer dan mouse yang kita
sebut digitasi on screen
Kita akan menggunakan teknik kedua yang lebih cepat, gampang, murah
dengan ketelitian yang tidak terlalu jauh berbeda dengan menggunakan
alat digitizer. Kita cukup menyediakan citra atau gambar hasil scanner,
atau foto udara, citra satelit dan data raster apapun juga, asalkan kita
masih memperoleh data posisi pada data tersebut. Sebelum mendigit
data tersebut kita harus melakukan registrasi raster, yaitu memberikan
data koordinat pada citra atau image sehingga data raster tersebut
memiliki posisi geografis.

13 |
Perhatikan bahwa kita memerlukan minimal empat titik koordinat, dalam
bentuk jalur kurva tertutup, berurutan, dan hirarki. Nilai error rms yang
dikehendaki di bawah 1. Modul yang akan digunakan
adalahGeorefencing.

Untuk latihan kita akan menggunakan hasil scan peta Kota Bengkulu. Peta ini
disimpan dalam bentuk ‘jpeg’.

Gambar 1. 11
Peta Kota Bengkulu

❖ Langkah-langkah Kerja
1. Perhatikan data koordinat yang terdapat pada Peta Jabar tersebut,
ambil titik-titik koordinat yang jelas dan mudah diamati, catat titik
koordinatnya dan masukan kedalam excel 97-2003 Workbook, misal
‘tikon’.
Tabel 1. 1
Data Point untuk Registrasi Image
No Nama_titik Longitude Latitude
1 PTA 102,1833 -3,8
2 PTB 102,35 -3,8

14 |
3 PTC 102,35 -3,8833
4 PTD 102,1833 -3,8833

2. System koordinat yang digunakan adalah longitude latitude WGS


1984. Create data ini menjadi bentuk feature titik, simpan dalam
bentuk shapefile, transform koordinatnya menjadi Projected
Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > WGS 1984 Zone
48S.Prj.

3. Tambahkan data feature tikon dalam format koordinat UTM yang tadi
baru kita transform. Perhatikan bahwa feature yang kita buat berbeda
posisi dengan citra, dan sekarang kita akan meletakan citra di atas
feature. Perhatikan juga bahwa pada tool Georefencing tertulis judul

citra pada layer dan kita kan menggunakan add control points.

Database rms atau kesalahan dapat dilihat dari view link table .

Pertama-tama pilih , dan letakkan kursor di atas titik pertama di


citra.
4. Sebagai bantuan kita dapat menggunakan magnifier melalui
Windows > Magnifier. Letakkan di atas titik yang kita inginkan.

Gambar 1. 12
View Menggunakan Magnifier

15 |
5. Lalu tekan tombol letakkan pada titik pertama tersebut, lalu pilih
layer tikon, klik kanan pilih Zoom to Layer, pilih titik yang sama tekan
di titik tersebut.

Gambar 1. 13
Melakukan Registrasi melalui Window Magnifier

6. Sekarang kembali ke layer Peta Kota Bengkulu, klik kanan pilih


zoom to layer, pilih titik kedua klik lalu kembali ke layer
tikon_koordinat dan klik kanan pilih zoom to layer.
7. Pilih kembali titik kedua dari tikon_utm, dan perhatikan hasilnya.
Perhatikan sekarang antara feature titik_koordinat.shp dan peta
kota bengkulu.jpeg sudah mulai saling overlay. Untuk titik ke tiga
dan ke empat lebih mudah dilakukan apabila titik satu dan ke dua
berhasil di lakukan. Urutan pemilihan titik harus anda perhatikan.
Apabila titik pertama anda mulai dari ujung kiri, ke bawah lalui bawah
kanan dan terakhir atas kanan.
8. Titik ketiga sudah dekat dan anda perhatikan sekali lagi bahwa titik
pertama yang anda klik adalah data titik pada image dan berikutnya
baru pada data feature.

16 |
Gambar 1. 14
Hasil Pengambilan Titik-titik Koordinat

9. Setelah titik ke empat maka anda peroleh hasil registrasi, apakah


secara manual telah tepat di atas data feature?
10. Setelah selesai, pilih georeferencing>Update georeference.

Aktifkan link tabel untuk melihat nilai kesalahan (RMS) yang ada.

Gambar 1. 15
Tabel Data Hasil Pengambilan Titik Koordinat

17 |
18 |
BAB II
SAS-Planet

SASPlanet adalah program untuk menampilkan dan sekaligus bisa dimanfaatkan


untuk melakukan download image resolusi tinggi dari Google Maps, Here dari
Nokia, Yahoo! Maps, Bing Maps, OpenStreetMap, iPhone maps, dan lainnya.
Beberapa format citra yang tersedia antara lain .jpeg, .png, .bmp, .ecw, jpeg 2000,
jpeg 2000 (lossless compression) maupun data .kmz for garmin. Dengan pilihan
citra yang memiliki zoom mulai dari 1 hingga mencapai 24 kali. Ukuran file
download biasanya besar karena resolusi memang tinggi.
Keunggulan SASPlanet diantaranya:
1. Dapat terhubung dengan GPS – receiver.
2. Mendapatkan arah.
3. Mengukur jarak.
4. Menampilkan file KML.
5. Dukungan layanan Panoramio.
6. Kemampuan untuk mengekspor peta dalam format yang didukung oleh peta
iPhone.
7. Kemampuan untuk mengekspor peta dalam format yang didukung oleh
Yandex.
8. Menampilkan objek Wikimapia, dll.

2.1. Download citra pada SASPlanet


Langkah-langkah men-download citra resolusi tinggi pada SASPlanet:
• Buka aplikasi SASPlanet.exe seperti gambar dibawah ini (tidak perlu
diinstall, software ini seperti portable)

• Tampilan loading saat membuka software

19 |
• Tampilan awal software

• Untuk mengganti tampilan citra (sesuai dengan kebutuhan) pilih Maps >
Bing > Bing Maps-Satelite (misal untuk menampilkan citra satelit yang
ditampilkan dari Bing)

• Untuk mengecek tingkat resolusi citra, dapat dicek dari tampilan zoom;
misal pada gambar dibawah ini diperbesar hingga zoom 20 (kawasan
perdagangan Jalan Merdeka dapat terlihat). Hal ini dapat dilakukan untuk

20 |
mengecek citra yang akan kita download apakah tersedia hingga zoom
yang kita butuhkan atau tidak; semakin besar “zoom” resolusi semakin
tinggi sehingga objek dapat terlihat lebih jelas dan ukuran file semakin
besar.

• Sebelum mendownload, tentukan Area Of Interest (AOI) atau wilayahnya


dengan pilih “Selection Manager” pada toolbar

• Pilih Area of Interest (AOI) atau wilayah yang akan didownload (Contoh
Jalan Merdeka dengan Zoom 20)

21 |
• Setelah itu akan muncul jendela seperti ini; Pada (Download):
o Map : jenis citra yang akan kita download (pilih sesuai kebutuhan)
o Zoom : pilih perbesaran yang dibutuhkan
o Ceklis pada pilihan Try…. dan Overwrite…. (hal ini sesuai dengan
kebutuhan)
o Kemudian klik Start

• Sedang proses ”downloading”

22 |
• Setelah selesai; klik Quit, kemudian klik kembali tools Selection Manager
dan pilih Last Selection

• Pada (Stitch):
o Output format : pilih ECW (ECW menyimpan informasi koordinat; atau
pilih sesuai kebutuhan)
o Save to : tempat untuk menyimpan data yang akan di-stitch nanti
o Zoom : pilih perbesaran yang dibutuhkan (contoh 20)
o Quality: 100%
o Projection : Pilih Geographic (Latitude/Longitude) / WGS 1984 … (hal
ini sesuai dengan kebutuhan)
o Create georeferencing file : .w
o Start

23 |
• Buka direktori tempat penyimpanan data yang sudah di-Stitch:

• Untuk mengecek data tersebut berhasil atau tidak, buka data tersebut di
software (seperti ArcGIS)

• Untuk mengecek resolusi data tersebut, Zoom data tersebut sampai


terlihat bentuk pixelnya, kemudian pilih tools Measure dan ukur berapa
resolusi (meter/pixel) hasil citra yang di download.

24 |
25 |
BAB III
Survey-GPS

Metode pengukuran suatu objek di lapangan seperti jalan yang kita kategorikan
sebagai garis (line). Biasanya GPS tipe navigasi dilengkapi dengan menu track
dan waypoint yang dapat merekam dan menyimpan data dari lapangan, untuk
melakukan pengukuran suatu garis (line) atau area (polygon) kita dapat
menggunakan menu track dan waypoint pada GPS. Menu track kita gunakan untuk
pengambilan garis (line) dan waypoint kita gunakan untuk pengambilan titik sudut
suatu garis yang nantinya kita akan satukan antara data track dan waypoint untuk
mendapatkan data yang lebih akurat karena ada perbandingan. Untuk
pengambilan titik suatu objek di lapangan, seperti: titik kota, desa, jembatan
ataupun bangunan – bangunan bersejarah dan lain sebaginya kita gunakan juga
menu waypoint.

3.1. Pengolahan Data Lapangan


Setelah selesai pengukuran/pengambilan data di lapangan kita langsung
mengarah kepengolahan (manage) hasil pengukuran untuk pemetaan. Pemetaan
bisa kita lakukan dengan metode manual dan metode komputer (mapping dekstop)
yang memerlukan beberapa software, dimana:
o Metode Manual, yang kita perlukan kertas milimeter dan pensil serta satu
set penggaris. Hasil data yang terekam oleh GPS berupa track dan point
kita catat nilai koordinatnya (X dan Y) seterusnya kita gambarkan di kertas
milimeter.
o Metode Komputer (mapping dekstop), untuk mendukung kerja
pemetaan dengan metode komputer kita butuhkan satu unit komputer,
kabel data dan software GPS serta software pemetaan, seperti: MapInfo,
Arcview, Autocad dan lain sebagainya. Apabila semuanya sudah tersedia
tinggal hubungkan saja GPS ke komputer menggunakan kabel data,
kemudian download data yang terekam di GPS selanjutnya eksport ke
program pemetaan dan dilakukan editing.
Ulasan diatas hanya menggambarkan sedikit tentang bagaimana GPS
diaplikasikan untuk pengukuran dan pemetaan, untuk lebih detailnya bisa baca
buku mengenai tutorial GPS dan Pemetaan serta GIS.

26 |
3.2. Langkah-langkah menggunakan GPS Garmin:
1. Pemasangan Baterai
GPS Garmin dioperasikan dengan 2 baterai jenis AA, yang dipasang
dibagian belakang GPS. Untuk memasang baterai, buka bagian tutup
baterai dengan memutar kunci D pada bagian belakang GPS seperempat
putaran berlawanan arah jarum jam. Masukkan baterai dengan
memperhatikan polaritas yang telah ada. Tutup kembali tutup baterai
dengan memutar kunci D seperempat putaran searah jarum jam.
2. Langkah Pertama
Sebelum anda dapat benar-benar menggunakan GPS Garmin untuk
navigasi, pertama anda harus menentukan posisi pasti anda saat ini.
Untuk melakukan ini, bawalah GPS Garmin anda keluar ke tempat
terbuka yang cukup luas. Tekan dan tahan tombol POWER untuk
menyalakan GPS, anda akan melihat halaman muka selama beberapa
detik sebelum GPS Garmin melakukan pengujian secara otomatis, diikuti
dengan halaman satelit. GPS Garmin memerlukan sekurang-kurangnya
3 sinyal satelit yang kuat untuk mementukan posisi anda.
3. Lampu Layar dan Tingkat Kejelasan Gambar
Untuk menyalakan lampu layar, tekan dan kemudian lepaskan
tombol POWER pada layar. Lampu layar sudah ditentukan untuk
menyala selama 30 detik untuk menghemat tenaga baterai. Untuk
menyesuaikan tingkat kejelasan gambar pada layar, tekan dan kemudian
lepaskan tombol POWER, selanjutnya tekan tombol DOWN untuk
membuat layar lebih gelap, dan tekan tombol UP untuk membuat layar
lebih terang.
4. Memilih Halaman
Semua informasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan GPS Garmin
dapat ditemukan dalam enam halaman utama (layar tampilan). Halaman-
halaman ini antara lain Satelit, Trip Computer, Peta, Compass, Altimeter,
dan Main Menu. Untuk memilih halaman-halaman tersebut tekan tombol
PAGE sampai anda menemukan halaman yang diinginkan.

27 |
Gambar 3. 1
Halaman utama pada GPS Garmin

5. Menentukan Waypoint
Waypoint adalah lokasi dimana anda dapat mengeplot (menyimpan
dalam memori) sebagai arah untuk navigasi nantinya. Untuk menentukan
waypoint adalah dengan cara:
• Tekan tombol ENTER sampai halaman mark waypoint muncul.

Gambar 3. 2
Mark WayPoint

• Gantilah waypoint name dan waypoint symbol sesuai keinginan anda,


dengan cara menekan enter pada waypoint name dan symbol,
kemudian gantilah waypoint name dan symbol sesuai keinginan anda.
• Setelah semua selesai pilih OK lalu tekan ENTER.
6. Cara membuat Track

28 |
Untuk membuat track adalah dengan cara sebagai berikut:
o Tekan tombol MENU dua kali > pilih Track
o Pilih clear (apabila percentage of memory in use belum 0%) > tekan
ENTER. Kemudian akan muncul konfirmasi dan pilih OK.
o Setelah track menjadi 0%, maka track baru siap digunakan.
o Untuk membuat track baru adalah dengan memilih ON >
tekan ENTER.
o Setelah track selesai, simpanlah dengan cara memilih SAVE >
kemudian tekan ENTER.

Gambar 3. 3
Halaman Track

29 |
30 |
BAB IV
Digitasi Peta

Pemabahasan
1. Pembuatan SHP
Pengenalan pembuatan data GIS di ArcGIS
2. Pendigitasian Peta
Menjelaskan cara pendigitasian peta untuk mendapatkan data vektor.

4.1. Latihan : Digitasi Peta


4.1.1. Langkah 1 : Membuat shapefile baru
Shapefile baru dapat dibuat di ArcCatalog, yang akan digunakan untuk
membuat features classes (yang dapat dibuat pada ArcMap) dan harus
mendefinisikan type features tersebut (Point, Line, atau Polygon).
❖ Langkah-langkah membuat shapefile baru :
1. Pilih shortcut program ArcCatalog, atau klik Start > Programs >
ArcCatalog.
2. Untuk membuat folder baru dari ArcCatalog, klik kanan location folder
3. Pilih New  Folder
4. Ganti nama New Folder, misal pada Location D:\SIP 2013–
2014\Latihan\Geodatabase

31 |
5. Klik kanan dari folder D:\SIP 2013-
2014\Latihan\Geodatabase\shapefile, dan pilih New > Shapefile…

6. Maka akan tampil form Create New Shapefile, ketik Name shapefile
dan pada dropdown panah pilih feature type
7. Klik tombol Edit, untuk mendefinisikan sistem koordinatnya

8. Maka akan tampil form Spatial Reference Properties, pilih tombol


Select dan pilih sistem koordinat yang telah diketahui. Atau klik Import
dan pilih sumber data yang akan dicopikan, atau klik New dan
definisikan sistem koordinat yang baru

32 |
9. Pada kotak dialog Browse for dataset akan muncul pilihan system
koordinat.

Pilih Geographic
Coordinate System

Pilih Word
WGS
1984.prj

Klik Add
Klik Add

10. Pilih Coordinate System dan klik tombol Add


11. Dari form Spatial Reference Properties, Klik tombol Apply atau OK
12. Maka Description pada form Create New Shapefile akan
menampilkan sistem koordinat yang dipilih.

33 |
▪ Coordinates will contain M value. Used to store route data, jika
shapefile akan disimpan dalam bentuk polyline yang
mempresentasikan rute, cek koordinat akan berisi nilai M.
▪ Coordinates will contain Z value. Used to store 3D data, jika
shapefile akan disimpan pada feature tiga dimensi, sebelumnya cek
koordinat akan berisi nilai Z.
13. Pilih tombol OK.

4.1.2. Add Data

Dari ArcCatalog drag layer yang akan didigitasi ke ArcMap (ArcGIS),

4.1.3. Memulai Digitasi Peta

Setelah layer yang akan didigitasi tampil, klik tool editor kemudian pilih
start editing untuk memulai digitasi.

34 |
4.1.4. Digitasi Peta

Digitasi peta dimulai dengan melakukan “tracking” setiap objek yang ada
pada peta yang akan dilakukan pendigitasian, baik objek itu jalan, sungai,
landuse ataupun tematik lainnya.

4.1.5. Save Hasil Digitasi


Setelah digitasi selesai dilakukan, jangan lupa hasil dari digitasi tersebut
disimpan dengan cara mengklik Editor > Save Edits.

4.2. Displaying Data


Pada Sesi Ini:
1. Menambahkan layer Poligon, line dan point
2. Membuat layout menggunakan view layout.
Sekarang kita akan menambahkan data spasial sebagai layer kedalam
map display di ArcMap. Berbagai macam format data yang dapat
dimasukan sebagai layer, diantaranya: format geodatabase, ArcInfo
coverage, ArcView shapefile, CAD, dan juga data raster. Dalam latihan
ini kita akan memasukan data spasial format shapefile.

35 |
ArcCatalog berfungsi sebagai aplikasi untuk meng-explore berbagai
macam sumber data yang berbeda. Sedangkan ArcMap berfungsi
sebagai aplikasi untuk menyajikan peta, editing, dan melakukan analisis.
Lakukan drag and drop data dengan menggunakan mouse dari
ArcCatalog ke ArcMap.
❖ Pada ArcCatalog, pilih folder Latihan
❖ Klik jalan.shp.
❖ Drag and drop jalan.shp dari ArcCatalog ke ArcMap.

4.2.1. Menambahkan Layer Objek Polygon, Line, dan Point


− Menambahkan layer objek polygon
Kita akan menambahkan layer berikutnya untuk tipe objek yang berbeda,
berupa polygon, dengan cara yang lain sebagai berikut:
❖ Pada toolbar ArcMap, klik tombol Add Data
❖ Di dalam kotak dialog Add Data, arahkan ke folder Latihan
❖ Klik landuse.shp
❖ Klik tombol Add
Objek polygon ditambahkan ke dalam Tables of Contents sebagai layer.

36 |
− Menambahkan layer objek point
Sekarang kita akan menambahkan layer berikutnya dengan tipe objek
point dengan menggunakan cara ketiga sebagai berikut:
❖ Pada Table of Contents, klik kanan frame data, kemudian pilih tombol
Add Data
❖ Gunakan kotak dialog Add Data, arahkan ke folder Latihan
❖ Klik toponim.shp
❖ Klik tombol Add

37 |
Kita telah melakukan latihan bagaimana cara manambahkan data
menggunakan berbagai macam cara. Peta akan ditampilkan secara
keseluruhan seperti gambar berikut ini:

− Klasifikasi dan simbolisasi data spasial


Layer landuse nampak menggunakan symbol warna tunggal secara
default. Kita ingin menyajikan data landuse dengan menggunakan symbol
banyak warna.
Kita akan mengganti symbol warna untuk data landuse dan
mengklasifikasikan data berdasarkan informasi jenis landuse.
❖ Pada Table of Contents, klik double pada layer landuse untuk
membuka kotak dialog Layer Properties.
❖ Klik tab Symbology.
❖ Pada panel sebelah kiri, klik Categories. Kemudian pilih Unique Value.
❖ Seting Field Value, pilih jenis landuse.
❖ Klik tombol Apply.
❖ Kotak dialog Layer Properties jangan ditutup dulu, kita akan
menggunakannya untuk latihan menambahkan label pada langkah
selanjutnya.

38 |
− Menggunakan label feature
Penyajian peta belum komplit tanpa menambahkan label didalamnya.
Kita akan menggunakan label jenis landuse untuk setiap objek polygon
pada layer landuse.
❖ Pada kotak dialog Layer Properties, klik tab Labels.
❖ Check kotak pilihan Label Features in this layer.
❖ Setting pada Label Field, pilih Code.
❖ Klik tombol Apply.

39 |
− Pembuatan Style Pewarnaan ArcGIS
❖ Pada bagian “table of contents” pilih layers pewarnaan.

❖ Setelah klik pewarnaan pada “table of contents”, maka akan muncul


tampilan windows “symbol selector”, setelah itu pilih “style references”.
❖ Setelah klik “style references”, maka akan muncul tampilan windows
“style reference”, setelah itu pilih “create new style” untuk membuat
style pewarnaan baru.
❖ Setelah klik “create new style”, maka akan muncul tampilan windows
untuk membuat style baru. Beri nama pada file name dengan judul
“Pewarnaan Style”, pilih “Save”, dan pilih ok.

40 |
❖ Lalu untuk membuat style, tentukan pewarnaan yang sesuai, pilih
“save as” kemudian beri nama “permukiman”, dan pilih save as pada
pewarnaan style, pilih “open”, lalu pilih “finish”

4.2.2. Penyajian Data (Layout Peta)


Sebagai contoh untuk keperluan latihan, misalnya: Pemerintah Kota
Bengkulu membutuhkan Layout Peta Penggunaan Lahan Kota Bengkulu.
Kita akan membuat sebuah layout peta dan sekaligus sebagai laporan
kita.

− Start ArcMap dan buka peta existing


Pertama-tama jalankan aplikasi ArcMap
❖ Start ArcMap
❖ File Open “map latihan. mxd”
ArcMap akan menampilkan file “map latihan.mxd”, yang kita simpan
ketika mengerjakan latihan di sesi sebelumnya.

41 |
Pada saat kita menyelesaikan pekerjaan kita di sesi sebelumnya, kita
telah mempunyai sebuah layout peta format landscape, tetapi belum
dilengkapi elemen-elemen peta yang lainya. Dalam latihan ini kita akan
menambahkan elemen-elemen peta ke dalam layout kita. Elemen-elemen
peta tersebut, diantaranya: legenda, simbol arah utara peta (a north
arrow), title peta, skala bar, dan lain-lain.

Tools untuk membuat elemen-elemen layout peta dalam aplikasi ArcMap


ialah sebagai berikut:
❖ Pilih Menu > Insert.

− Menambahkan Legenda
Sebelum menambahkan legenda, kita harus melakukan beberapa
perubahan untuk text pada Table of Contents.
❖ Pada Table of Contents,
klik pada nama layer
jalan.
❖ Ganti text jalan menjadi
Jalan, atau landuse
menjadi Guna Lahan,
kemudian ENTER.

42 |
Setelah itu, kita akan menambahkan legenda ke dalam Layout
❖ Dalam aplikasi ArcMap, klik menu Insert > Legend
❖ Kita terima defaults, klik tombol Next sampai selesai
❖ Klik tombol Finish.

Pada kondisi defaults, setiap elemen–elemen layout yang ditambahkan


ke dalam layout posisinya berada disekitar peta. Kita pindahkan/geser ke
posisi yang kita inginkan.
❖ Drag and drop legenda yang akan kita tempatkan.
❖ Perbesar/Zoom in legenda.

43 |
Legenda masih dalam keadaan defaults. Kita akan menghapus beberapa
teks pada legenda, misalnya kita akan menghapus teks pada bagian atas
(heading) dari layer guna lahan.
❖ Klik 2 kali element legend atau Klik kanan, pilih properties.
❖ Pada Legend Properties Window, pilih tab Items.
❖ Pada tabel legenda Items klik “Guna Lahan”.
❖ Klik “Style”
❖ Klik “Properties”
❖ Pilih “Tab General”
❖ Uncheck kotak “Show
Heading”
❖ Klik tombol Apply.

Heading pada layer “Guna Lahan” akan di-remove, ketika kita menekan
tombol Apply. Legenda akan nampak berubah dan hanya menampilkan
informasi yang dibutuhkan.

− Menambahkan Skala Bar


Jika kita bermaksud membuat peta untuk keperluan pengukuran atau
analisis jarak, maka skala bar ini penting untuk ditambahkan sebagai
element layout peta.
❖ Perkecil / Zoom Out tampilan layout, untuk melihat tampilan layout
secara keseluruhan.

44 |
❖ Klik Insert>Scale Bar.
❖ Pada window Scale Bar Selector, pilih dan klik Scale Line 1.
❖ Klik OK.

Pada kondisi defaults, setiap element–element layout yang


ditambahkan kedalam layout posisinya berada disekitar peta. Kita
pindahkan/ geser ke posisi yang kita inginkan.
❖ Drag and drop skala bar yang akan kita tempatkan.

❖ Klik kanan element Skala Bar dan klik properties.


❖ Pada window Scale Bar Properties, pilih tab Scale and Units.
❖ Seting properties skala,
❖ Untuk Division value, missal Auto.
❖ Untuk Number of divisions, missal 2.
❖ Untuk Number of subdivisions, missal 4.
❖ Check kotak Show one division before zero.
❖ Klik tombol Apply.
❖ Klik OK untuk menutup kotak dialog Scale Bar Properties.

45 |
− Menambahkan symbol Arah Utara Peta / North Arrow
North Arrow memberitahukan kepada pembaca/pengguna peta
mengenai orientasi dari peta.
Kita akan menambahkan symbol north arrow kedalam layout peta.
❖ Klik Insert > North Arrow.
❖ Pilih ESRI North 6.
❖ Klik OK.

o Klik kanan North Arrow, dan klik properties.

46 |
o Pada kotak dialog North Arrow Properties, klik tab North Arrow.
o Untuk Size, misal masukan 50
o Klik tombol Apply.
o Klik OK.

− Menambahkan Title dan text tambahan lain


Kita akan menambahkan judul peta/title kedalam layout peta.
❖ Pada toolbar Draw, pada bagian bawah ArcMap, setting ukuran font
dan jenisnya. Misalkan untuk font pilih 36, dan untuk type pilih Arial.
❖ Klik tombol New Text.

− Menyimpan dokumen peta dan keluar dari ArcMap.


Simpan/Save dokumen peta yang baru kita kerjakan.
o Klik menu File > Save.

47 |
Jika kita tidak akan melanjutkan pekerjaan kita menggunakan ArcMap,
keluar dari ArcMap:
❖ Klik Menu File > Exit.

48 |
49 |
BAB V
Drone
5.1. Pendahuluan
5.1.1. Sejarah Drone
Unmanned Aerial Vehicle
(UAV) atau Pesawat tanpa awak
atau lebih dikenal dengan sebutan
Drone adalah sebuah mesin
terbang yang berfungsi dengan
kendali jarak jauh oleh pilot atau
mampu mengendalikan dirinya
sendiri, menggunakan hukum
aerodinamika untuk mengangkat
dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata
maupun muatan lainnya. Penggunaan terbesar dari pesawat tanpa awak ini adalah
dibidang militer.
Menurut Wikipedia, drone sebenarnya ide yang berkembang sejak awal
abad 19, sebelum Perang Dunia I. Wikipedia yang merujuk makalah dari Centre
for Telecommunications and Information Engineering (CTIE) Monash University
menyebut bahkan konsep pesawat tanpa awak ini pertama kali digunakan 22
Agustus 1849.
Saat itu, Austria yang menguasai mayoritas wilayah Italia meluncurkan
sekitar 200 balon udara tanpa awak ke Venesia. Balon-balon itu memuat bom yang
dilengkapi dengan sumbu waktu. Ada pula informasi bahwa balon itu juga
memakai sekering listrik yang diaktifkan dengan sinyal melalui kabel-kabel
tembaga yang dipasang di sekitar balon.
Tetapi istilah "Drone" justru untuk pertama kalinya digunakan pada tahun
1935 oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Setelah Perang Dunia Ke I sebelum
Perang Dunia Ke II inggris berhasil mengembangkan pesawat tanpa awak. Salah
satunya Laring yang diuji oleh Royal Navy pada tahun 1927-1929, dan pada tahun
1931 berhasil membangun "Fairey Queen". Sementara pada tahun 1935
munculah pesawat nirawak "DH.282 Queen Bee" (Ratu Lebah), tetapi kemudian
Angkatan Laut memanggilnya "Drone" untuk pesawat tersebut yang sebetulnya
istilah tersebut adalah untuk lebah jantan.

50 |
Abraham Karem, insinyur Israel yang kemudian bermigrasi ke AS ini
awalnya membuat pesawat nirawak dari garasi rumahnya di Irvine, California yang
dinamakan Albatros. Prototipe pesawat nirawak buatan Karem berhasil dilirik
Badan Proyek Riset Pertahanan AS (Defense Advanced Research Projects
Agency/DARPA) yang kemudian mendanai penelitian lanjutan dari prototipe yang
dikembangkan Karem. Mulai saat itu, riset drone di AS berkembang hingga
terciptalah drone bernama Predator yang fenomenal itu
Badan Intelijen AS (CIA) juga mengembangkan drone ini secara rahasia
hingga tahun 4 Februari 2002, CIA menggunakan drone Predator itu untuk
melakukan serangan di dekat Kota Khost, Afghanistan.
Sasarannya, Osama Bin Laden yang
telah menjadi tertuduh pasca peristiwa 9/11
dan di bawah pemerintahan Presiden AS
Barack Obama, aksi penyerangan AS yang
dilakukan drone sudah menewaskan
setidaknya lebih dari 3 ribu orang, 500 di
antaranya warga sipil. Fakta ini membuat drone dipandang sebagai robot
pembunuh.
Pada mulanya drone dijadikan pesawat sasaran tembak yang sederhana
yang dipergunakan bagi kepentingan militer, tapi saat ini fungsi drone berubah
yang mulanya dengan model sederhana menjadi pesawat terbang tanpa awak
yang kompleks dan rumit yang dibekali dengan bebagai perlengkapan canggih.
Pada saat ini pesawat nirawak (drone) mampu melakukan pengintaian dan
penyerangan. Sementara itu di Indonesia penggunaan Drone untuk keperluan sipil
diatur oleh pemerintah melalui Kementrian Perhubungan, Peraturan Menteri
Nomor 90 Tahun 2015 yang mengatur mengenai persyaratan, batasan dan
perizinan bagi pengoprasian pesawat tanpa awak. Dari ketentuan tersebut perihal
penerbangan drone antara lain:
1. Drone tidak boleh diterbangkan dikawasan udara terlarang (prohibited
area) yaitu kawasan udara yang dibatasi secaran permanen dan
menyeluruh bagi semua pesawat.
2. Drone dilarang untuk diterbangkan dikawasan udara terbatas
(restricted area) yakni ruang udara yang dibatasi secara tidak tetap
dan hanya dioprasikan untuk penerbangan negara.

51 |
3. Drone dilarang diterbangkan dikawasan keselamatan operasi
penerbangan (KKOP) suatu bandara.
4. Drone dilarang dioperasikan diruang udara yang diatur oleh Air Traffic
Control (ATC)
5. Drone dilarang dikawasan ruang udara yang tidak mendapatkan
pelayanan ATC pada ketinggian 150 meter.

5.1.2. Kegunaan Drone


Beberapa kegunaan UAV (Unmaned Aerial Vehicle) atau pesawat tanpa
awak antara lain:
A. Bidang Militer
Dalam bidang militer UAV atau pesawat tanpa awak memiliki kegunaan,
diatantaranya:
• Pesawat penyerang kamp-kamp musuh
• Pesawat pengintai atau mata-mata
• Pesawat kamikaze (untuk ditabrakkan ke musuh)
• Pesawat patroli perbatasan

B. Bidang Sipil
Dalam bidang sipil biasanya pesawat tanpa awak ini digunakan untuk:
• Melihat Luas lahan dan kontur yang ada sehingga memudahkan dalam
perencanaan pembangunan lahan tersebut.
• Membantu pemerintah dalam membuat tata kota yang lebih teratur.
• Mengetahui luas lahan yang terbakar dalam kebakaran hutan
• Menciptakan peta tambang 3 dimensi yang telah digarap dalam bidang
pertambangan

52 |
• SAR Kegunaan-kegunaan tersebut tak terlepas dari pemanfaatan UAV
yang lebih ekonomis dan dapat dibekali dengan kamera-kamera yang
dapat memberikan gambaran secara realtime terhadap suatu area.
Bahkan data dari kamera tersebut bisa langsung ditransfer
kepengguna baik melalui video maupun gambar-gambar foto.

C. Bidang Ilmu Pengetahuan


Dalam bidang ilmu pengetahuan, UAV atau pesawat tanpa awak ini dapat
digunakan untuk:
• Media untuk mempelajari aerodinamika dan penerapannya
• Untuk pemetaan
• Penelitian Atmosfir
• Penyebaran benih
• pengamatan vitigasi daerah kritis yang sulit
• Pengawasan Bencana
• Membuat hujan buatan

5.2. Tahap Persiapan


5.2.1. Setting awal drone (DJI Phantom 3)
Sebelum mengroperasikan drone, perlu dicermati bagian-bagian umum
dari drone itu sendiri (contoh gambar adalah DJI Phantom 3), seperti terlihat pada
gambar dibawah ini:
A. Bagian Pesawat

53 |
B. Bagian Remote Control

Sebelum melakukan penerbangan, ada beberapa prosedur operasi


standar yang harus dilakukan, yaitu :
• Melakukan pengecekan drone dan alat pendukungnya dalam keadaan
aman.
• Mengecek lingkungan, mencari sumber potensi gangguan seperti
keramaian atau non fisik (gelombang radio atau elektromagnetik).

54 |
• Menentukan wilayah operasi penerbangan dengan Matbar
(pengamatan dan penggambaran) lintasan terbang drone.
• Meminta ijin otoritas berkepentingan jika menerbangkan drone di
tempat umum yang berpotensi dapat membayakan dan mengganggu
keselamatan.
• Bila menerbangkan dengan mode GPS, satellite lock sebelum
tinggal landas adalah 9 satelit.
• Bila menerbangkan dalam mode fully autonomous, lakukan simulai
terlebih dulu antara flight path dengan kondisi lingkungan sekitar.
• Kalibrasi kompas dan sensor lainnya sesuai petunjuk manual drone.
• Lepas landas di tempat yang aman.
Untuk prosedur pertama dalam mengoperasikan drone, Pertama
nyalakan remote (tekan sekali, tekan lagi dan tahan 2 detik), turn on DJI Phantom
pada bagian belakang baterai (tekan sekali, tekan lagi dan tahan 2 detik). Lakukan
pairing antara handphone dengan dji phantome. Pastikan drone telah home lock /
home position sehingga DJI Phantom akan tau dimana dia harus mendarat apabila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ini dapat terlihat dari lampu LED pada DJI
Phantom yang menunjukan warna hijau. Pastikan drone menghadap pada arah
yang tepat. Kemudian lakukan Hovering, atau menyalakan baling-baling dengan
cara mengarakan remote control ke tengah bagian bawah.

Gambar 5. 1 Teknik melayakan baterai, yaitu dengan menekan tombol power dari
remote control sebanyak dua kali (yang pertama dengan cepat, dan yang kedua
ditahan) kemudian menekan tombol power dari drone sebanyak dua kali (yang
pertama dengan cepat, dan yang kedua ditahan).

55 |
5.2.2. Download firmware
Agar drone yang akan diterbangkan berfungsi dengan baik, maka perlu
dilakukan peng-update-tan software dari drone tersebut, ada dua cara yang dapat
dilakukan,yang pertama adalah dengan mendownload updatetan software-nya
dari web DJI Phantom ataupun jika terkoneksi dengan wifi, bisa dilakukan
langsung melalui apps yang ada.

Gambar 5. 2 Contoh Notifikasi Firmware yang Disarankan untuk Diupdate

A. Kalibrasi Kompas
Agar drone dapat dikendalikan dengan baik, maka sangat perlu
diperhatikan mengenai keakurasian kompas yang ada pada drone, sebelum
menerbangkan drone baiknya dilakukan pengkalibrian kompas pada drone
(dilakukan ketika pertama kali menggunakan drone ataupun ketika berpindah
tempat ke lokasi yang cukup jauh dari penerbangan drone yang sebelumnya). Saat
pertama kali menyalakan aplikasi DJI GO pada mobile device (bisa handphone)
biasanya selalu diminta untuk mengkalibrasi kompas. Bila tidak tekan tombol
kalibrasi.
Langkah-langkah untuk mengkalibarasi kompas drone adalah seperti
dibawah ini :
1. Masuk kepada menu “Aircraft Status Bar” pada aplikasi dan pilih menu
“Calibrate”, kemudian ikuti instruksi yang tertera pada monitor
2. Pegang drone secara horizontal dan putar sebesar 360 derajat sampai
lampu dari drone menyala dan berwarna hijau.

56 |
Gambar 5. 3 Drone diputar horizontal sebesar 360 derajat

3. Pegang Drone secara vertical, dan arakan ke bawah selanjutnya putar


drone tersebut sebanyak 360 derajat sampai lampu indicator pada
drone berwarna merah.

Gambar 5. 4 Drone diputar vertical sebesar 360 derajar

B. Control
− Remote Control
Pada remote, stick sebelah kiri mengontrol ketinggian dan menyimpang
(putar kanan dan kiri). Stick bagian kanan digunakan untuk mengontrol gerakan
maju kedepan, belakang, samping kanan, dan samping kiri. Untuk terbang ke atas,
gunakan stick sebelah kiri dan arahkan ke atas. Untuk mendarat ke bawah,
gunakann stick sebelah kiri dan arahkan ke bawah. Untuk memutar ke kiri,
gunakan stik sebelah kiri dan arahkan ke kiri. Untuk memutar ke kanan, gunakan
stick sebelah kiri dan arahkan ke kanan. Untuk mengarahkan drone maju ke
depan, gunakan stick sebelah kanan dan arahkan ke atas. Untuk mengarahkan
drone mundur ke belakang, gunakan stick sebelah kanan dan arahkan ke bawah.

57 |
Untuk menggerakkan drone jalan kesamping kanan, gunakan stick sebelah kanan
dan arahkan ke kanan. Sedangkan untuk menggerakkan drone jalan ke samping
kiri, gunakan stick sebelah kanan dan arahkan ke kiri. Tetaplah berfikir,
menerbangkan drone secara pelan adalah ide yang baik. Karena akan
menghasilkan gambar yang halus juga.

Gambar 5. 5 Penggunaan Stick pada Remote Control

− Takeoff and Landing

Gambar 5. 6 Penggunaan Take-Off Otomatis

58 |
Gambar 5. 7 Penggunaan Return-To-Home (Landing) Otomatis

Gambar 5. 8 Penggunaan Pendaratan Manual

Untuk landing, atau menurunkan drone, gunakan stick sebelah kiri dan
arahkan ke bawah secara perlahan. Untuk mematikan, gunakan stick sebelah kiri,
dan arahkan ke bawah selama kurang lebih 3 detik dan mesin akan mati. Demikian
cara mengoperasikan Drone Phantom 3 untuk pemula. Berlatihlah secara continue
agar anda dapat mengontrol drone dengan mudah.

− Mode Return to Home (RTH)

59 |
Dalam pengoperasian drone, salah satu tindakan preventif agar drone
yang digunakan tidak hilang ketika digunakan adalah dengan mengaktifkan mode
Return to Home, yaitu sebuah mode yang akan secara otomatis membuat drone
yang digunakan kembali ke tempat asal drone diterbangkan, hal ini sangat
berguna ketika drone yang dioperasikan hilang dari penglihatan ataupun baterai
yang digunakan akan segera habis.
Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk mengaktifkan mode
RTH, yaitu:
a) Metode Manual
Untuk mengaktifkan mode RTH secara manual yaitu dengan cara
menekan dan menahan tombol RTH yang ada pada Remote Kontrol, maka lampu
pada sekitar tombol RTH akan berkedip berwarna putih, hal ini menandakan
bahwa drone telah berada pada mode RTH. Drone akan kembali kepada lokasi
terakhir ketika home point direkam.

Gambar 5. 9 Tombol Return-To-Home (Landing) Otomatis

b) Metode menggunakan aplikasi

Gambar 5. 10 Tampilan Pengaturan (Setting)

60 |
- Mode P-F-A
a. P-mode
P-mode adalah suatu mode dimana kondisi sinyal GPS sangat kuat. Ada
3 versi P-mode yang akan secara automatis akan terpilih oleh DJI Phantom 3
professional tergantung dari kekuatan sinyal GPS dan sensor positioning vision,
yaitu:
1. P-GPS : GPS dan Vision dua duanya aktif, drone menggunakan GPS
untuk berdiam diri pada suatu titik
2. P-OPTI : Vision position tersedia namun signal GPS tidak aktif. Drone
hanya menggunakan Vision Postioning untuk berdiam diri di suatu titik

61 |
3. P-ATTI : GPS dan Vision Postioning tidak aktif, drone hanya
menggunakan barometer untuk berdiam diri disuatu titik, maka
daripada itu hanya ketinggiannya saja yang konstan

b. A-mode (altitude)
GPS dan system vision positioning tidak digunakan untuk stabilisasi
drone. Drone hanya menggunakan barometer untuk menstabilkan ketinggian.
Drone dapat secara automatis kembali ke titik awal jika terjadi hilang sinyal dari
remote dan titik awal telah di rekam secara sukses
c. F-mde (Function)
Fungsi Intelligent Orientation Control (IOC) pada mode ini diaktifkan.
Secara default, mode terbang terkunci pada posisi P-Mode. Untuk membuka
mode terbang lainnya, buka aplikasi dJI Pilot, kemudian masuk ke menu
“Camera”, dan klik “Mode”, dan aktifkan “Multiple Flight Mode”
d. APPS

Gambar 5. 11 Tampilan Camera

62 |
63 |
64 |
Gambar 5. 12 Tampilan Siap Take-Off

Gambar 5. 13 Tampilan Pengaturan Perekaman Video

65 |
Gambar 5. 14 Tampilan Pengaturan Perekaman Gambar Camera

Gambar 5. 15 Tampilan Jarak Terbang dengan Posisi Awal Take-Off

66 |
Gambar 5. 16 Tampilan Pengaturan Flight Mode

Gambar 5. 17 Tampilan Pengaturan Ketinggian Posisi Terbang Return-To Home

67 |
Gambar 5. 18 Tampilan Pengaturan Ketinggian Maksimum Terbang dan Jarak
Terbang

Gambar 5. 19 Tampilan Pengaturan Kecepatan Sensitifitas Gimbal

68 |
Gambar 5. 20 Tampilan Pengaturan Stick Mode pada Control

Gambar 5. 21 Tampilan Pengaturan Transmisi Gambar

69 |
Gambar 5. 22 Tampilan Informasi Kondisi Baterai

Gambar 5. 23 Tampilan Pengaturan Gimbal

70 |
Gambar 5. 24 tampilan hasil pengambilan gambar

Multiple flight

Gambar 5. 25 Tampilan Pengaturan Tipe Advance

Gambar 5. 26 Tampilan Terbang Tanpa Koneksi dengan Satelit (Non-GPS)

Salah satu keunggulan dari DJI Phantom ialah drone ini memiliki
beberapa fitur yang cukup canggih yang dapat digunakan dalam berbagai
keperluan. Terdapat 5 fitur multiple flight yang dapat digunakan dalam DJI
Phamtom 3, yaitu:
a) Waypoints
b) Point Of Interest

71 |
c) Follow Me
d) Course Lock: activating this mode will make all flight controls relative
to the drone's current heading, regardless of the direction the camera
is pointing.
e) Home Lock: similar to course lock, but makes the flight controls always
relative to the pilot.

1. Phantom 4 Waypoints
Dengan menggunakan DJI phantom, kita dapat menset banyak
titik GPS ataupun waypoint. Hal pertama yang dilakukan adalah
menerbangkan drone, kemudian mengatur setiap waypoint
dengan ketinggian dan kecepatannya menggunakan aplikasi DJI Go. Ketika
waypoint pertama berhasil di konfigurasi dan di save, drone akan terbang secara
automatis ke setiap waypoint. Hal ini akan memudahkan kita untuk memfokuskan
diri menggerakan kamera dan memfoto selama drone tersebut terbang. Pada
mode ini dapat merekam sebuah rute terbang yang cukup kompleks dan drone
akan secara otomatis mengikuti rute terbang yang telah diatur.

Gambar 5. 27 Tampilan Pengaturan Terbang dengan Waypoint

2. Points of Interest

Ketika Point of Intereset (POI) telah disetting, maka drone akan


secara outomatis terbang di atas sebuah POI secara berkesinambungan,
hal ini akan memudahkan kita untuk mengatur posisi kamera saat merekam
POI tersebut

72 |
Gambar 5. 28 Tampilan Pengaturan Terbang Tipe Point of Interest

73 |
Gambar 5. 29 Tampilan Terbang Kembali Ke Posisi Awal

3. Follow Me Intelligent Mode


Dengan menggunakan mode Follow me, drone akan secara
automatis mengikuti kita dan merekam setiap pergerakan
kita dari sebuah sudut presektif yang unik. Performansi mode Follow me
tergantung dari akurasi dari handphone yang kita miliki.
4. Course Lock
Ketika mode Course Lock di aktifkan, hal ini akan mengunci
arah dari drone yang kita kendalikan. Drone akan bergerak
dengan arah yang sama ketika dilakukan pensetting
meskipun telah diputar putar arah dronenya.
5. Home Lock

74 |
Membetulkan fungsi control seperti pada setting awal home
point. Home point adalah tempat yang pertama disetting
untuk drone pulang ke tempat awal kita secara mudah dapat
menarik kebelakang untuk membawa pesawat kembali ke tempat awal atau
mendorong ke depan menjauhi lokasi awal, tidak perduli drone tersebut mengarah
kemana.
6. Beginner Mode
Dalam Beginer mode, drone hanya bisa terbang pada ketinggian 30 meter
dan diatas homepoint terekam. Hal ini mencegah kamera menjadi miring untuk
membiasakan pilot pilot baru lebih membiasakan diri sebelum terbang lebih jauh
dan mengkontrol kamera
Ketika Beginer mode di matikan, drone akan secara automatis akan
terbang dengan ketinggian maksimum 120 meter dari tempat awal terbang, namun
dapat di setting sampai ketinggian maksimum sebesar 500 meter.
7. Flight Simulator
Untuk mengurangi resiko kerusakan drone bagi para pemula, maka DJI
Phantom menyediakan sebuah fitur “Flight Simulator” yaitu sebuah menu dimana
para pemula dapat melakukan latihan dengan drone simulator. Pada menu ini
pemula dapat mengoperasikan mulai dari terbang, mendarat ataupun intelegent
flight mode.

Gambar 5. 30 DJI Phantom 3 Pro full set

75 |
❖ Tips Bagi Pengguna
Hal-hal yang harus diperhatikan bagi pengguna / pemilik benda
terbang ini adalah:
a) Penggunaan baterai
Hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan baterai, karena
harganya bisa berjuta-juta rupiah. Penggunaan drone tidak boleh melebihi batas
yang sudah ditentukan karena baterai akan gampang mengembang jadi harus
disisakan beberapa volt.
• Jika lama tidak digunakan, sisakan kapasitas baterai kira-kira 50%.
• Jika sering digunakan, sisakan baterai sekitar 30%.

b) Aspek fisik
• Baling-baling perlu diperiksa apakah ada yang sudah retak.
• Frame harus diperiksa apakah ada yang patah atau bengkok, jika ada
maka harus segera diperbaiki.
• Motor pesawat jangan sampai kotor agar baling-baling dapat berputar
dengan baik.
c) Aspek keamanan

76 |
• Jangan sampai baling-balingnya mengenai tangan karena dapat
mengoyak kulit dengan luka yang cukup dalam.
• Perhatikan tempat untuk menerbangkannya, jangan sampai mencelakai
orang lain.
• Jangan sampai drone menimpa orang yang berada di bawahnya, karena
beratnya sekitar 2-8kg.
d) Aspek angin
Pemilik/pengguna harus mampu membaca arah dan kecepatan angin,
karena angin dapat mempengaruhi jelajah. Kecepatan angin jangan sampai
melebihi kekuatan daya tahan drone, karena bisa mengakibatkan hilangnya
kendali dan jatuh.
e) Faktor operator
Tentu saja yang tidak kalah penting adalah operator (pilot) harus sudah
terlatih minimal memiliki kemampuan dasar aeromodelling, harus mengerti
prosedur agar tidak jatuh dan rusak.

77 |
* SELAMAT MENCOBA DAN SERINGLAH BERLATIH *

“ PEDANG MENJADI TUMPUL BILA TIDAK PERNAH


DIPAKAI DAN DIASAH “

78 |
79 |

Anda mungkin juga menyukai