Anda di halaman 1dari 22

SOAL MID KOMPETENSI DASAR KEPERAWATAN 1

RISDAL ALAMSYAH ANWAR

SOAL:
1. Tuliskan dan jelaskan jenis – jenis kewenangan keperawatan?
2. Tuliskan UU tentang kewenangan perawat?
3. Tuliskan akuntabilitas perawat sesuai peran fungsi dalam praktik keperawatan?
4. Tuliskan UU perlindungan hukum perawat?
5. Tuliskan Tindakan medis yang dilakukan perawat?
6. Jelaskan jenis mallpraktik dalam keperawatan?
7. Jelaskan dan berikan contoh informed consent dalam praktik keperawatan?
8. Jelaskan dan berikan contoh informed choice dalam praktik keperawatan?
9. Kenapa harus ada hukum dalam profesi keperawatan?
10. Sebutkan apa saja aspek legal dalam keperawatn?
1. Tuliskan dan jelaskan jenis – jenis kewenangan perawat?

Tugas dan wewenang perawat (Peraturan Menteri Kesehatan No 26/2019).


Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan perawat bertugas
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
2. Penyuluh dan konselor bagi klien
3. Pengelola pelayanan keperawatan
4. Peneliti keperawatan
5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatas tertentu.

Pemberi asuhan keperawatan


Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memiliki
kewenangan
1. melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
2. menetapkan diagnosis keperawatan
3. merencanakan tindakan keperwatan
4. melaksanakan tindakan keperawatan
5. mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
6. melakukan rujukan
7. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensinya
8. memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter
9. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
10. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep
tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa, kewenangan no 1-8 bisa dilakukan oleh perawat
profesi (Ners & Ners Spesialis), sementara untuk perawat vokasi memiliki kewenangan
pada no 1, 4, 5, 7, dan 9 (kecuali konseling).

Penyuluh dan konselor keperawatan


Perawat berwenang
1. melakukan pengkajian keperawatan secara holistik pada individu, keluarga dan
masyarakat
2. melakukan pemberdayaan masyarakat
3. melaksanakan advokasi dalam perwatan kesehatan masyarakat
4. menjalin kemitraan dalam perwatan kesehatan masyarakat
5. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
Perawat profesi memiliki wewenang dari no 1-5, sementara perawat vokasi hanya
memiliki kewenangan pada no 1 (terbatas pada tingkat individu), no 4, dan no 5 (kecuali
konseling).
Pengelola pelayanan keperawatan
Wewenang ini dikhususkan hanya pada perawat profesi
1. melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
2. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan
3. mengelola kasus.

Peneliti keperawatan
Perawat memiliki wewenang:
1. melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika
2. menggunakan sumber daya pada fasilitas pelayanan kesehatan atas izin
pimpinan
3. menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Kewenangan diatas hanya dapat dilakukan oleh perawat profesi, sementara perawat
vokasi memiliki wewenang membantu peneliti keperawatan sebagai anggota tim
penelitian.

Pelimpahan wewenang
Perawat memiliki kewenangan
1. pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis dari dokter dan evaluasi
pelaksanaannya
2. dalam rangka pelaksanaan program pemerintah

Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatas tertentu


Penugasan pemerintah yang dilaksanakn pada keadaan tidak adanya tenaga medis
dan atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat perawat bertugas dengan
memperhatikan kompetensi perawat dan telah mengikuti orientasi/pelatihan.

Dalam keadaan keterbatasan tertentu perawat memiliki kewenangan


1. melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalm hal tidak terdapat tenaga
medis
2. merujuk klien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan
3. melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat
tenaga kefarmasian
2. Tuliskan UU tentang kewenangan perawat?

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam UUD tentang praktik keperawatan dimaksud dengan :
1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat
2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus Pendidikan tinggi keperawatan baik
di dalam maupun diluar negeri yang di akui oleh pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan.
3. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarrakat, baik sehatn maupun sakit.
4. Praktik keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat
dalam bentuk asuhan keperawatan.
5. Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
klien dalam merawat dirinya.

Pasal 2
Praktik keperawatan berdasarkan:
a. Perkerimanusiaan;
b. Nilai ilmiah
c. Etika dan profesionalitas
d. Manfaat
e. Perlindungan
f. Kesehatan dan Keselamatan Klien
Pasal 3
Pengaturan keperawatan bertujuan:
a. Meninglatkan mutu perawat
b. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
c. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada perawat dan klien
d. Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat.
BAB II
JENIS PERAWAT

Pasal 4
1) Jenis Perawat terdiri atas:
a. Perawat Profesi
b. Perawat vokasi
2) Perawat Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Ners
b. Ners spesialis
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis perawat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan Menteri

BAB III
PENDIDIKAN DAN KEPERAWATAN

Pasal 5
Pendidikan tinggi keperawatan terdiri atas:
a. Pendidikan vokasi
b. Pendidikan akademik
c. Pendidikan profesi

Pasal 6
1) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a merupakan
program diploma keperawatan
2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a paling rendah
adalah program diploma tiga keperawatan.
Pasal 7
Pendidikan akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a terdiri atas:
a. Program sarjana keperawatan
b. Program magister keperawatan
c. Program doctor keperawatan.

Pasal 8
Pendidikan akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c terdiri atas:
a. Program profesi keperawatan
b. Program doctor keperawatan
Pasal 9
1) Pendidikan tinggi keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
doselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki penyelenggaraan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2) Perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk
universitas, institute, sekolah tinggi, politeknik, atau akademi.
3) Perguruan tinggi dalam menyelenggarakan Pendidikan tinggi keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyediakan fasilitas pelayanan
Kesehatan sebagai wahana Pendidikan serta berkoordinasi dengan
organisasi profesi perawat.
4) Penyediaan fasilitas pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat dilakukan melalui:
a. Kepemilikan
b. Kerja sama

BAB IV
REGERISTRASI, IZIN PRAKTEK, DAN REGERISTRASI ULANG

Pasal 10
Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan Kesehatan dan
meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh perawat, Menteri dan konsil
keperawatan bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan mutu perawat
sesuai dengan kewenangan masing – masing

Bagian kesatu
Umum

Pasal 11
1) Perawat yang menjalankan praktik keperawatan wajib memiliki STR.
2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh konsil keperawatan
setelah memenuhi persyaratan.
3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi
a. Memiliki ijazah Pendidikan tinggi keperawatan
b. Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi
c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
d. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi
e. Membuat pernytaan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
4) STR berlaku selama 5 ( lima ) tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5 ( lima )
tahun.
BAB V
PRAKTIK KEPERAWATAN
Bagian kesatu
Umum
Pasal 12
1) Praktik keperawatan dilaksanakan di fasilitas pelayanan Kesehatan dan tempat
lainnya sesuai dengan klien sasarannya
2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Praktik keperawatan mandiri
b. Praktik keperawatan di fasilitas pelayanan Kesehatan
3) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan
pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi, dan stanndar prosedur
operasional.
4) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada
prinsip kebutuhan pelayanan Kesehatan dan/atau keperawatan masyarakat
dalam suatu wilayah.
Bagian kedua
Tugas dan Wewenang

Pasal 13
1. Dalam menyelenggarakan Prakrik keperawatan, perawat bertugas sebagai
a. Pemberi asuhan keperawtan
b. Penyuluh dan konselor bagi klien
c. Pengola pelayanan keperawatan
d. Peneliti keperawatan
e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
f. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2. Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara
bersama ataupun sendiri – sendiri
3. Pelaksanaan tugas perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilaksanakan secara bertanggung jawab dan holistic.

Pasal 14
1. Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang
upaya Kesehatan perorangan, perawat berwenang:
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistic
b. Menetapkan diagnosis keperawatan
c. Merencanakan Tindakan keperawatan
d. Melaksanakan Tindakan keperawatan
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian kesatu
Umum

Pasal 15
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur, operasional, dan
ketentuan peraturan perundang – undangan
b. Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari klien dan/atau
keluarganya
c. Menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang telah diberikan
d. Menolak keinginan klien atau pihak yang tertentangan dengan kode etik, standar
pelayanan, standar profrsi, standar prosedur. Operasional, atau ketentuan
peraturan perundang – undangan
e. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.

Pasal 16
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawat berkewajiban:
a. Melengkapi suasana dan prasaran pelayanan keperawatan sesuai dengan
standar pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan perundang –
undangan
b. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar
pelayanan keperawatan, syandar profesi, standar prosedur, operasional, dan
ketentuan peraturan perundang – undangan
c. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau tenaga Kesehatan
lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya
d. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
e. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas dan mudah dimngerti
mengenai Tindakan keperawatan kepada klien dan/atau keluarganya sesuai
dengan batas kewenangan.
f. Melaksanakan Tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga Kesehatan lain yang
sesuai dengan kompetensti perawat
g. Melaksanakan penguasaan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Tuliskan akuntabilitas perawat sesuai peran fungsi dalam praktik
keperawatan?

Akontabilitas
• adalah mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan, dimana “tindakan” yang
dilakukan merupakan satu aturan profesional.
• Pertanggungjawaban atas hasil asuhan keperawatan mengarah langsung
kepada praktisi itu sendiri.
• Pada tingkat pelaksana sebagai perawat harus memiliki kewenangan dan
otonomi (kemandirian) dalam pengambilan keputusan untuk tindakan yang akan
mereka lakukan.

Tata Hukum di Indonesia


• UUD ,45: Indonesia adalah negara yang berdasarkan Hukum (Rechstaat) dan
tidak berdasarkan pada kekuasaan belaka (Machstaat)
• Sumber Hukum: UUD 45, Tap MPR, UU/Peraturan pengganti UU, PP, Kepres,
Permenkes/kepmenkes, peraturan lainnya

Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat


• Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang
sesuai den gan hukum
• Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
• Membantu menentukan batas-batas kewena ngan tindakan keperawatan mandiri
• Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi p erawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

Tanggung Jawab Hukum dalam Praktik


• Melaksanakan keperawatan mandiri atau yang didelegasi
4. Tuliskan UU perlindungan hukum perawat?

Perlindungan Hukum
Fungsi Hukum dalam keperawatan: Hukum memberikan kerangka kerja untuk
menetapkan jenis tindakan keperawatan yang sah dalam asuhan klien,
membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga professional kesehatan lain,
serta membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri.
1. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat
kesehatan.
2. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan mulai dari
pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil
dan perbatasan.
3. Perawat juga memiliki kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional,
semangat pengabdian yang tinggi

Peran Perawat Berdasarkan Hukum


Berdasarkan hukum, perawat memiliki tiga peran berbeda yang saling bergantung,
masing-masing dengan hak dan kewajiban yang terkait, yaitu sebagai penyedia
layanan, pegawai atau penerima kontrak sebagai penyedia layanan, dan warga
negara.

Penyedia Layanan
Perawat diharapkan memberikan perawatan yang aman dan kompeten. Tersirat
dalam peran ini adalah beberapa konsep hukum, yakni tanggung wajib, standar
asuhan, dan kewajiban kontrak.
1. Tanggung jawab adalah keadaan atau kondisi untuk bertanggung jawab sesuai
hukum terhadap kewajiban dan tindakan seseorang dan pemberian ganti rugi
secara finansial atas tindak pelanggaran. Perawat, contohnya memiliki kewajiban
untuk berpraktik dan mengarahkan praktik yang dilakukan orang lain di bawah
pengawasan perawat tersebut sehingga bahaya atau cedera pada klien dapat
dicegah dan standar asuhan dapat terjaga.
2. Standar asuhan yang dilakukan atau tidak dilakukan perawat secara hukum
dibatasi oloeh undang-undang praktik perawat dan oleh peraturan tindakan yang
rasional dan bijaksana, yaitu tindakan yang dilakukan oleh tenaga profesional
yang rasional dan bijaksana, dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman
yang sama pada situasi yang sama.
3. Kewajiban kontrak adalah tugas perawat yang harus dilakukan perawat, yaitu
tugas untuk memberikan asuhan, yang ditetapkan berdasarkan kontrak tersurat
dan tersirat.
Pegawai atau Penerima Kontrak Sebagai Penyedia Layanan
Perawat yang diperkerjakan oleh suatu lembaga bekerja sebagai perwakilan
lembaga tersebut dan kontrak perawat dengan klien merupakan bentuk kontrak
tersirat. Namun perawat yang diperkerjakan secara langsung oleh klien, contohnya
perawat pribadi, mungkin memiliki kontrak tertulis dengan klien tersebut berisi
persetujuan perawat untuk memberikan layanan profesional dengan biaya imbalan
tertentu. Perawat dapat tidak memenuhi ketentuan dalam kontrak bila ia sakit atau
meninggal dunia. Namun kendala dan masalah pribadi, seperti mobil perawat
mogok, bukan alasan yang diterima untuk melanggar kontrak.

Warga Negara
Hak dan kewajiban perawat sebagai warga negara sama dengan setiap individu
yang berada di bawah sistem hukum. Hak-hak kewarganegaran melindungi klien
dari bahaya dan menjamin pemberian hak atas harta pribadi mereka, hak atas
privasi, kerahasian, dan hak-hak lain. Hak ini juga berlaku bagi perawat.

Perlindungan Hukum
• Hukum dibuat oleh negara sebagai undang2 atau ketentuan pemerintah. Bila
terjadi pelanggaran terdapat sangsi sebagai tuntutan hukum (pd pelanggararan
pidana)
• Dalam rangka menjamin perlindungan terhadap masyarakat dan profesi
keperawatan.

Perlindungan Hukum
Perlindungan Hukum Sumber hukum: Pedoman legal yang dianut perawat berasal
dari hukum perundang-undangan, hukum peraturan dan hukum umum.
• Perundang undangan (Hukum dikeluarkan oleh badan legislative.
Menggambarkan dan menjelaskan batasan praktik keperawatan)
• Peraturan atau administrative (Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
badan administrative)
• Hukum Umum (Berasal dari keputusan pengadilan yang dibuat di ruang
pengadilan saat kasus hukum individu diputuskan)

Perlindungan Hukum
1. Di Indonesia, dengan telah terbitnya UU kesehatan No.23 tahun 1992
memberikan suatu jalan untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah termasuk
disini UU yang mengatur praktik keperawatan dan perlindungan dari tuntunan
malpraktik.
2. Undang-Undang Keperawatan: UU Nomor 38 Tahun 2014
3. Permenkes Nomor 148Tahun 2010
5. Tuliskan Tindakan medis yang dilakukan perawat?

1. Menjaga dan merawat pasien


Seorang perawat bertugas menjaga pasien seperti merawat kebersihan tubuh
pasien dan memastikan kondisinya baik. Tak jarang juga perawat bertugas
memasang popok pasien. Selain itu, perawat juga membantu pasien agar dapat
makan secara normal serta mengenakan baju. Dalam merawat pasien, para
perawat bekerjasama dengan dokter dan asisten perawat.

2. Memberikan obat sesuai waktu dan takaran


Perawat juga bertugas memberikan obat kepada pasien sesuai dengan kadar dan
dosisnya. Terkadang, pasien bandel atau lupa mengonsumsi obat pada waktu yang
telah ditentukan. Oleh sebab itu, salah satu tanggung jawab perawat adalah
memastikan pasien makan obat tepat pada waktunya.

3. Menjaga kesehatan pasien


Tugas perawat lainnya adalah menjaga kesehatan pasien sesuai dengan tahapan
proses keperawatan, seperti memeriksa tanda vital (tensi, suhu tubuh, tekanan
darah), mengecek gula darah dan memasang selang oksigen atau infus. Selain itu,
Nursing Times menjelaskan bahwa perawat juga harus selalu memantau dan
memberi penilaian atas kondisi pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Sehingga,
bersama dokter ia dapat membantu mengembangkan rencana perawatan yang
sedang berjalan.

4. Memberikan motivasi dan perhatian


Seorang perawat juga harus bisa memberikan motivasi untuk pasien. Hal ini
dilakukan dengan memberikan semangat untuk kesembuhan pasien dan juga
menghibur pasien untuk mengurangi rasa sakit.

Perawat bertugas menangani sejumlah besar pasien dengan berbagai kondisi,


sehingga dibutuhkan kesabaran ekstra untuk menjadi seorang perawat. Apalagi
untuk menghadapi pasien yang menderita demensia, perawat memerlukan
keterampilan komunikasi yang baik.
Melihat dari berbagai tugas perawat yang begitu mulia, tak heran bila perawat
menjadi profesi yang paling dicintai masyarakat. Di akhir 2017, lembaga survei kelas
dunia asal Inggris bernama Ipsos Mori merilis peringkat kepercayaan publik
terhadap beberapa profesi di dunia.
Hasil survei yang dikeluarkan pada November 2017 tersebut menyebutkan bahwa
profesi perawat menduduki ranking satu yang mendapatkan kepercayaan publik,
dengan presentasi sebesar 94 persen.
6. Jelaskan jenis – jenis malpraktik dalam keperawatan?

Jenis-Jenis Malpraktek:
a. CRIMINAL MALPRACTICE
b. CIVIL MALPRACTICE
c. ADMINISTRATIVE MALPRACTICE

a. Criminal Malpractice
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpractice
manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana, yakni:
• Perbuatan tersebut (positive/negative act) merupakan perbuatan tercela
• Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea) yang berupa kesengajaan
(intensional), kecerobohan (recklessness) atau kealpaan (negligence)
• Intensional: melakukan euthanasia (pasal 344 KUHP), membuka rahasia
jabatan (pasal 332 KUHP), membuat surat keterangan palsu (pasal 263
KUHP), melakukan aborsi tanpa indikasi medis (pasal 299 KUHP)
• Recklessness: melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien informed
Consent
• Negligence: kurang hati-hati mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya
pasien, ketinggalan klem dalam perut pasien saat melakukan operasi
Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat
individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau
kepada rumah sakit / sarana kesehatan.

b. Civil Malpractice
Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak
melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah
disepakati (ingkar janji). Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan civil
malpractice antara lain:
• Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan
• Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat
melakukannya
Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak
sempurna
• Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan
Pertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan
dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicarius liability. Dengan
prinsip ini maka RS / sarana kesehatan dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang
dilakukan karyawannya (tenaga kesehatan) tersebut dalam rangka melaksanakan
tugas kewajibannya.

c. Administrative Malpractice
Tenaga perawatan dikatakan telah melakukan administrative malpractice manakala
tenaga tenaga perawatan tersebut telah melanggar hukum administrasi. Perlu
diketahui bahwa melakukan police power, pemerintah mempunyai kewenangan
menertibkan berbagai ketentuan di bidang kesehatan, misalnya tentang persyaratan
bagi tenaga perawatan untuk menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja, Surat Ijin
Praktek), batas kewenangan serta kewajiban tenaga perawatan. Apabila aturan
tersebut dilanggar maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan
melanggar hukum administrasi.
Kelalaian dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu malfeasance, misfeasance dan
nonfeasance:
• Malfeasance berarti melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat /
layak (unlawful atau improper), misalnya melakukan tindakan medis tanpa indikasi
yang memadai.
• Misfeasance berarti melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi
dilaksanakan
dengan tidak tepat (improper performance), yaitu misalnya melakukan tindakan
medisdengan menyalahi prosedur
• Nonfeasance adalah
tidak melakukan tindakan medis yang merupakan kewajiban baginya.
7. Jelaskan dan berikan contoh informes consent dalam praktik
keperawatan?
Informed consent adalah penyampaian informasi dari dokter atau perawat kepada
pasien sebelum suatu tindakan medis dilakukan. Hal ini penting dilakukan karena
setiap pasien berhak mengetahui risiko dan manfaat dari tindakan medis yang
akan dijalaninya.

Hampir semua orang pernah sakit dan membutuhkan tindakan medis atau pengobatan
tertentu, misalnya pembedahan atau operasi. Namun, sebelum tindakan medis
dilakukan, dokter akan menjelaskan terlebih dahulu seputar langkah-langkah, manfaat,
dan risiko dari tindakan medis tersebut.

Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter dan memahaminya, pasien dapat


memutuskan untuk menyetujui tindakan medis yang direkomendasikan atau
menolaknya. Hal inilah yang disebut dengan informed consent. Di beberapa
negara, informed consent juga berperan penting dalam prosedur euthanasia.

Mengapa Informed Consent Penting?


Dengan adanya informed consent yang jelas dan baik, pasien akan memahami segala
manfaat dan risiko serta tujuan pengobatan yang akan diberikan dokter, termasuk
tingkat keberhasilan tindakan atau terapi.
Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman pasien yang sering kali
menganggap suatu tindakan sebagai malpraktik jika hasilnya tidak sesuai harapan.

Di klinik, puskesmas, atau rumah sakit, informed consent biasanya akan diminta dalam
suatu formulir atau lembar surat tertulis yang mencakup:
Identitas pasien dan dokter
Nama penyakit atau informasi mengenai diagnosis atau kondisi medis pasien

Jenis prosedur pemeriksaan atau pengobatan yang direkomendasikan atau akan


dilakukan oleh dokter
Risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan dilakukan
Risiko dan manfaat alternatif tindakan, termasuk jika tidak memilih prosedur tersebut
Perkiraan biaya tindakan medis dan pengobatan
Harapan kesembuhan atau tingkat keberhasilan tindakan atau terapi
Setelah pasien membaca dan menyetujui informed consent, artinya pasien tersebut:
Menerima semua informasi tentang pilihan prosedur dan pengobatan yang akan
diberikan oleh dokter
Memahami informasi yang diberikan dan memiliki kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan
Memutuskan apakah akan menjalani langkah penanganan yang direkomendasikan atau
menolak tindakan tersebut
Jika pasien setuju untuk menjalani tindakan medis dari dokter, baik untuk tujuan
pemeriksaan atau pengobatan, dokter atau perawat akan meminta pasien untuk
menandatangani surat informed consent yang menyatakan persetujuan tersebut.
Namun, apabila pasien menolak, dokter atau perawat juga dapat meminta pasien untuk
menandatangani surat informed consent yang menyatakan bahwa pasien tidak setuju
untuk menjalani tindakan medis dan memahami konsekuensi atas pilihannya tersebut.

Kapan Informed Consent Diberikan?


Idealnya, informed consent diberikan sebelum tindakan medis dilakukan, terutama
tindakan yang berisiko tinggi. Beberapa tindakan medis yang umumnya
memerlukan informed consent dari pasien adalah:
Pemberian obat bius atau anestesi
Transfusi darah dan donor darah
Terapi radiasi atau radioterapi dan kemoterapi
Penjahitan luka
Imunisasi
Pemeriksaan medis kejiwaan
Pemeriksaan penunjang tertentu, misalnya biopsi, aspirasi sumsum tulang, lumbal, dan
tes HIV atau VCT
Prosedur donor dan penerimaan organ
Namun, dalam kondisi darurat, informed consent dapat diberikan setelah tindakan
medis dilakukan, misalnya pada kasus emergensi di IGD rumah sakit. Hal ini guna
mencegah keterlambatan penanganan pasien yang dapat menimbulkan kecacatan atau
bahkan kematian.
Di luar tujuan diagnosis atau pengobatan, informed consent juga diminta ketika pasien
hendak mengikuti penelitian klinis tentang efektivitas obat-obatan atau vaksin.

Apakah Informed Consent Dapat Diwakilkan?


Informed consent umumnya diberikan kepada pasien yang sudah dewasa secara
hukum (usia 18 tahun atau lebih), bisa memahami penjelasan dokter dengan baik,
sadar penuh, dan memiliki kondisi kejiwaan yang sehat.
Jika dianggap tidak dapat memutuskan informed consent, pasien bisa diwakili. Berikut
ini adalah beberapa kondisi ketika informed consent dapat diwakilkan:

Pasien di bawah umur


Untuk pasien usia muda, seperti bayi dan anak-anak, atau remaja di bawah usia 18
tahun, persetujuan informed consent dapat diwakilkan oleh orang tua atau walinya.
Kondisi yang tidak memungkinkan
Untuk pasien dengan kondisi kehilangan kesadaran, seperti pingsan atau koma,
sehingga tidak memungkinkan untuk diberikan penjelasan atau diminta pendapatnya,
persetujuan informed consent dapat diwakilkan oleh keluarga atau walinya.
Hal ini juga berlaku pada pasien yang mengalami gangguan berpikir, seperti penyakit
Alzheimer atau gangguan mental.
Saat berkonsultasi ke dokter, ingatlah untuk meminta penjelasan selengkap mungkin
terkait diagnosis penyakit, saran pengobatan atau tindakan medis, serta risiko dan
manfaat dari langkah penanganan yang akan dilakukan.
Sebelum memutuskan untuk menjalani pengobatan, pahami segala risiko dan manfaat
dari tindakan yang hendak dijalani, serta konsekuensinya jika tidak menjalani tindakan
tersebut. Apabila sudah paham dengan penjelasan dokter, Anda dapat menyetujui atau
menolak tindakan tersebut melalui
8. Jelaskan dan berikan contoh informed choice dalam praktik
keperawatan?

Inform choice
a. Pengertian Inform choice yaitu membuat pilihan setelah mendapat penjelasan dalam
pelayanan kebidanan tentang alternatif asuhan yang akan didapatkannya.

b. Peran bidan dalam inform choice Peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam
manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk
memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik
internasional bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan harus
menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita
untuk menerima tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya. Sebagai seorang bidan
dalam memberikan inform choice kepada klien harus:
1. Memperlakukan klien dengan baik
2. Berinteraksi dengan nyaman
3. Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.
4. Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan
kondisinya
5. Mendorong wanita memilih asuhannya
Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses inform choice:
1. Bidan harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
2. Bidan wajib memberikan informasi secara rinci, jujur dan dimengerti klien
3. Bidan harus belajar untuk membantu klien melatih dari dalam menggunakan haknya
dan menerima tanggungjawab untuk keputusan yang mereka ambil.
4. Asuhan berpusat pada klien
5. Tidak perlu takut pada konflik tetapi menggapnya sebagai suatu kesempatan untuk
saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra dengan
klien dan suatu tekanan positif terhadap perubahan.

c. Prinsip Inform choice Hal yang harus diingat dalam inform choice:
1. Inform choice bukan sekedar mengetahui berbagai pilihan namun mengerti manfaat
dan risiko dari pilihan yang ditawarkan
2. inform choicetidak sama dengan membujuk/memaksa klien mengambil keputusan
yang menurut orang lain baik (“...biasanya saya/rumah sakit ...”)

d. Contoh inform choice dalam pelayanan keperawatan


1. Pemeriksaan laboratorium dan screening antenatal
2. Tempat melahirkan dan kelas perawatan
3. Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan 8
4. Pendamping waktu melahirkan
5. Metoda monitor denyut jantung janin
6. Percepatan persalinan/augmentasi
7. Diet selama proses persalinan
8. Mobilisasi selama proses persalinan
9. Pemakaian obat penghilang sakit
10. Pemecahan ketuban secara rutin
11. Posisi ketika melahirkan
12. Episiotomy
13. Keterlibatan suami waktu bersalin
14. Cara memberikan minum bayi.

9. kenapa harus ada hukum dalam profesi keperawatan?

Dalam dunia pelayanan kesehatan di Indonesia, banyak profesi yang berkontribusi


didalamnya, dimana tujuan akhir yang ingin dicapai adalah Indonesia sehat 2025.
Semua profesi tadi bekerja bersama-sama sesuai dengan keahlian dan kewenangan
masing-masing, termasuk di dalamnya adalah profesi perawat. Perawat memiliki
kontribusi yang cukup besar dalam pemberian jasa pelayanan kesehatan, karena
perawat memiliki waktu yang cukup panjang dalam berinteraksi dengan pasien (selama
24 jam) dan menempati urutan pertama dari segi jumlah tenaga dalam suatu institusi
pelayanan kesehatan. Sudah sewajarnya jika profesi perawat menginginkan sebagai
profesi yang harus diperhatikan keberadaannya dan diperhitungkan jasa yang sudah
mereka lakukan kepada masyarakat, salah satunya adalah dengan dibentuknya
profesional act atau undang-undang keperawatan.

Saat ini profesi perawat Indonesia sedang memperjuangkan disahkannya rancangan


Undang Undang Keperawatan yang sedang dibahas oleh Komisi IX DPR, dimana
undang-undang yang sudah dibuat ini bukan saja untuk melindungi profesi perawat
dalam melakukan tugasnya, akan tetapi juga melindungi klien sebagai konsumen
pelayanan keperawatan.

Banyak kasus yang terjadi di masyarakat terutama didaerah terpencil, bahwa tenaga
kesehatan yang bersedia dan dengan tulus ikhlas membantu masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya adalah perawat. Mereka terjun langsung ke
lapangan dengan ilmu dan ketrampilan yang mereka miliki, tapi belum ada kebijakan
publik yang secara nyata melindungi mereka dalam menjalankan tugasnya. Kebijakan
yang sudah ada baru pada tingkat peraturan menteri yaitu Permenkes RI nomor HK
02.02/MENKES/148/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik keperawatan.
Kebijakan ini belum kuat untuk mengatur profesi perawat, diperlukan peraturan publik
yang lebih tinggi untuk mengaturnya, yaitu Undang-Undang Keperawatan.

Alasan perlunya UU Keperawatan di Indonesia adalah : pertama sebagai suatu profesi


yang mandiri, organisasi keperawatan memiliki kewenangan mengatur kehidupan
profesi sendiri (yaitu di bidang pendidikan, penelitian dan pelayanan keperawatan).
Untuk kuatnya pengaturan yang dimaksud, badan yang bertanggung jawab
menetapkan peraturan profesi harus diatur dalam undang-undang; kedua untuk
mencegah dampak negatif dari perdagangan bebas bidang jasa, karena sekarang ini
perawat dari luar negeri sudah boleh bekerja di Indonesia; ketiga adalah untuk
mengejar ketinggalan dari luar negeri, karena di luar negeri profesi perawat sudah
memiliki UU Keperawatan sendiri; keempat untuk memenuhi amanat peraturan
perundangan; kelima adalah kelangkaan peraturan perundangan terkait dengan profesi
keperawatan itu sendiri dan yang ke enam adalah bahwa jumlah tenaga perawat yang
besar dan peranan perawat penting dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.

Dari sisi hukum ketatanegaraan, produk hukum negara berupa peraturan tertinggi
tentang keperawatan baru berada pada level keputusan/peraturan menteri, yaitu
Permenkes RI nomor HK 02.02/Menkes/148/2010. Sementara menurut undang-undang
nomor 10 tahun 2004, peraturan menteri tidak termasuk dalam hirarki hukum yang
berlaku di negara kita. Artinya perawat dalam menjalankan tugas kemanusiaannya tidak
dilindungi oleh aturan/payung hukum yang kuat. Selama ini keperawatan diatur hanya
sebagai aksesori dalam peraturan terkait tenaga kesehatan.

Hal ini tidak bisa dibiarkan berlanjut, perlu diatur secara khusus lewat UU. Keperawatan
disebut sebagai sebuah profesi karena sudah memiliki body of knowledge, standar
praktik, kode etik, dan sistem pendidikan tinggi keperawatan hingga program doktor.
Profesi perawat perlu memiliki UU agar terlindungi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Selain itu juga UU Keperawatan yang ada akan melindungi masyarakat pengguna jasa
pelayanan keperawatan. UU Keperawatan dapat mengatur hal yang mana saja boleh
atau tidak boleh dilakukan oleh seorang perawat, kompetensi apa yang harus dimiliki
oleh perawat yang akan melakukan suatu tindakan tertentu.

Selama tidak ada UU Keperawatan, bagaimana mungkin masyarakat bisa memperoleh


pelayanan keperawatan dengan standar berkualitas kalau para perawat itu sendiri tidak
dikelola oleh negara secara benar dan baik. Oleh karena itu, Undang-Undang
Keperawatan sangat penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Pengelolaan keperawatan melalui UU Keperawatan tersebut tidak hanya pada aspek
praktik, tetapi juga pada aspek lain seperti pendidikan, penelitian, dan pengembangan
keilmuan keperawatan. Jika telah ada UU Keperawatan, masyarakat akan dilayani oleh
perawat yang teruji kompetensinya.

Bisa disimpulkan mengapa UU Keperawatan perlu diperjuangkan dan betapa


pentingnya UU Keperawatan bagi bangsa Indonesia. Selain itu dilihat dari sisi harkat
dan martabat bangsa dalam kancah pergaulan internasional, UU Keperawatan ini
sangat penting karena dilihat dari wilayah Asia Tenggara saja hanya lima negara yang
tidak memiliki UU Keperawatan. Negara tersebut adalah Indonesia, Timor Leste, Laos,
Kamboja dan Vietnam. Bisa diartikan bahwa Negara RI yang sudah merdeka lebih dari
65 tahun, tapi pada kenyataannya tidak lebih maju daripada negara-negara yang baru
merdeka tersebut.

10. sebutkan apa saja aspek legal dalam keperawatan?

ASPEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN


Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak
dan kewajibannya.

ASPEK LEGAL KEPERAWATAN MELIPUTI:


1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
4. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
5. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang. perawat berwenang
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.
6. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang
praktiknya
7. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan
rumah

LARANGAN:
1. Perawat dilarang menjalankan praktik selain yang tercantum dalam izin dan
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar profesi
2. Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat atau
menjalankan tugas didaerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatan lain,
dikecualikan dari larangan ini
3. Kepala dinas atau organisasi profesi dapat memberikan peringatan lisan atau tertulis
kepada perawat yang melakukan pelanggaran
4. Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 kali, apabila tidak diindahkan SIK dan
SIPP dapat dicabut.

ASPEK LEGAL MENURUT: Kepmenkes 1239/2001 Tentang Praktik Keperawatan


• Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi.
• Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter
• Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban:
− Menghormati hak pasien
− Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
− Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
− Memberikan informasi
− Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
− Melakukan catatan perawatan dengan baik

Sanksi pada Aspek Legal Keperawatan:


1. Pelanggaran ringan. pencabutan izin selama-lamanya 3 bulan.
2. Pelanggaran sedang. pencabutan izin selamalamanya 6 bulan.
3. Pelanggaran berat, pencabutan izin selama-lamanya 1 tahun.
4. Penetapan pelanggaran didasarkan pada motif pelanggaran serta situasi setempat.

Anda mungkin juga menyukai