Anda di halaman 1dari 4

4.

Jelaskan klasifikasi kehilangan gigi menurut Kennedy dan Apllegate pada kasus diatas
 Kennedy
- Klas I : Daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada
dan berada pada kedua sisi rahang atau bilateral free end
- Klas II : Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian posterior gigi yg ada, pada
satu sisi rahang atau unilateral free end
- Klas III : Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada di
bagian posterior.
- Klas IV : Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati garis
tengah rahang atau median line

 Applegate-Kennedy dibagi menjadi enam kelas pada yaitu :


- Kelas I : Daerah tak bergigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada dan
berada pada kedua sisi rahang (Bilateral free end )
- Kelas II : Daerah tak bergigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada
dan berada hanya pada satu sisi rahang (Unilateral free end)
- Kelas III : Daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangganya tidak lagi
mampu memberi dukungan kepada protesa secara keseluruhan
- Kelas IV : Daerah tak bergigi yang terletak di anterior gigi-geligi yang masih ada dan
melewati median line.
- Kelas V : Daerah tak bergigi paradental dimana gigi yang tertinggal gigi anterior dan
tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah.
- Kelas VI : Daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga dapat dipakai
sebagai gigi penahan. 4

Berikut ini adalah kondisi gambar gigi pasien


Sesuai pada kasus rahang atas pasien ditemukan gigi 16 radiks dan edentulous gigi 15, 22
sehingga termasuk klasifikasi kennedy klas 3 modifikasi 1( karena gigi 15 dan 16 merupakan
daerah yang tidak bergigi dan terletak di antara gigi yang masih ada di bagian posterior serta
modifikasi 1 karena edentulous pada daerah anterior yaitu gigi 22. Untuk klasifikasi applegates
termasuk kelas 3 modifikasi 1 anterior.

Sedangkan untuk rahang bawah pasien, ditemukan gigi 36 radiks dan gigi 37,38,46,47,48
edentuluous sehingga termasuk klasifikasi kennedy klas 1(karena bilateral free end) dan
klasifikasi applegates klas I.

5. Jelaskan rencana perawatan secara prostodontik untuk kasus tersebut

Tentunya dengan kondisi pasien memiliki gigi edentulous, kemiringan, dan


migrasi, perawatan prostodontik / pembuatan gigi tiruan haruslah dilakukan. Tetapi dalam
melakukan perawatan prosto, yang dimana gigi tiruan merupakan suatu piranti yang rentan
menjadi retensi plak dan sering kali membutuhkan dukungan jaringan, ditambah pasien memiliki
OHIS buruk dan penyakit periodontal, serta mengalami kematian pulpa pada gigi anterior, maka
sebaiknya rencana perawatan difokuskan pada perawatan periodontal terlebih dahulu, setelah
masalah periodontal selesai, baru dilanjutkan dengan perawatan prosto, orto, dan konservasi. 5

Hal ini perlu dilakukan karena apabila ingin membuat gigi tiruan yang berfungsi
dengan baik, juga harus didukung dengan kondisi gigi dan jaringan yang baik pula. Oleh karena
itu perlu dilakukan perawatan multidisiplin. Dimana perawatan multidisiplin merupakan
perawatan yang membutuhkan banyak waktu dan ketaatan pasien. Oleh karena itu sebelum
dimulainya perawatan, penting untuk mengkomunikasikan rencana perawatan terlebih dahulu
kepada pasien.6

Adapun rencana perawatan yang harus dilakukan adalah:

1. Perawatan periodontal dengan pemberian metronidazole dan scaling serta root planning
untuk mengatasi infeksi yang telah menyebar di jaringan periodontal. Selagi dilakukan
perawatan periodontal, boleh sekaligus dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi vitalitas
pulpa gigi 11.
2. Setelah beberapa minggu, dilakukan probing, dan gjngiva sudah tidak lagi berdarah lagi,
maka dilanjutkan dengan pembuatan flap untuk mengangkat dan membuang lesi pada
tulang alveolar.

3. Setelah beberapa bulan didapati bahwa poket telah mengecil menjadi kedalaman < 4 mm,
maka perawatan orthodonti boleh dimulai untuk mengatasi migrasi, kemiringan, dan
elongasi.

4. Setelah didapati bahwa gigi geligi serta jaringan pasien telah menjadi kian sehat, baru
perawatan prosto dan konservasi boleh dilakukan.

Adapun rencana perawatan prosto yang bisa dilakukan: pencetakan rahang untuk mendapatkan
model kerja. Setelah itu, surveying model kerja, pembuatan desain. Kemudian pengiriman ke lab
dan setelah setelai maka kerangka logam dicobakan dalam mulut untuk melihat adaptasi, retensi,
stabilisasi dan hubungan oklusinya. Kemudian, penyusunan gigi dan percobaan gigi tiruan
malam. Setelah sesuai dengan kestetikannya, gigi tiruan dapat diproses. Setelah itu, gigi ituran
sebagian lepas kerangka logam dapat dipasang dan periksa kontak antara basis gigi tiruan dan
mukosa. Kemudian, pasien disarankan untuk melakukan kontrol pertama sesudah menggunakan
gigi tiruan, apakah mengganjal atau tidak, jika pasien mengeluhkan rasa mengganjal maka dicek
kembali artikulasi dan oklusinya.7,8,9

Perawatan kasus dengan GTSL kerangka logam kombinasi bahan fleksibel memiliki keuntungan
yang diperoleh dari bahan fleksibel dimana lengan retentif menutupi resesi gingiva sehingga
estetik tercapai dan kerangka logam menjadikan gigi tiruan lebih kaku, kuat dan stabil.

Anda mungkin juga menyukai