Anda di halaman 1dari 60

Apoteker dalam praktek compounding

• Fungsi compounding adalah untuk mengindividualisasi terapi pasien


• Keahlian apoteker digunakan untuk menyesuaikan besaran dosis, frekuensi
pembmerian, dan bahkan bentuk sediaan untuk meningkatkan kepatuhan pasien
• Apoteker harus paham akan pilihan-pilihan terapi obat yang bisa diberikan dengan
praktik compounding

• Obat yang tidak ada/sulit diperoleh dipasaran


• Sediaan farmasi dengan formula khusu s → bentuk sediaan, formulasi atau konsentrasi tertentu
• Obat-obatan yang tidak stabil dalam penyimpanan
• Sediaan farmasi dengan harga murah → kualitas terjamin
• Sediaan farmasi untuk penelitian
• Sediaan nutrisi parenteral
• Rekonstitusi sitostatika (obat kanker)
Campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian
oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV)

Mengapa racikan puyer


1) Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan anak secara lebih tepat
2) Biayanya bisa ditekan menjadi lebih murah
3) Obat yang diserahkan kepada pasien hanya satu macam, walaupun
mengandung banyak komponen
Keuntungan sediaan serbuk
a) Dokter lebih leluasa memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
si penderita
b) Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air
c) Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna dibanding sediaan
padat lainnya
d) Cocok digunakan untuk anak-anak dan dewasa yang sukar
menelan tablet atau kapsul
e) Pemebrian dosisi yang sangat tepat sesuai dengan permintaan
dokter
Kekurangan
• Kurang baik untuk bentuk obat yang tidak tahan lembab, kontak dengan udara.
• Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah.
• Perlu waktu peracikan yang cukup lama

Syarat
• Homogen → tiap bagian
mengandung bahan yang sama dalam perban
dingan yang sama • Pada umumnya serbuk terbagi
• Kering : tidak boleh menggumpal atau dibungkus dengan kertas
mengandung air perkamen.
• Derajat Kehalusan tertentu, ukuran partikel • Walaupun begitu apoteker dapat
serbuk halus, maka : lebih melindungi serbuk dari
- Serbuk lebih homogen· pengaruh lingkungan dengan
melapisi tiap bungkus dengan
- disolusi makin cepat sehingga kadar obat kertas selofan atau sampul
dalam darah yang tinggi cepat dicapai. polietilena.
- dengan permukaan yang luas memberikan
daya adsorbsi yang besar. (penting untuk
serbuk antasida, anti diare dan antidotum)
Derajat halus serbuk dan pengayak
Ukuran rata-rata lubang pengayak
Masalah yang mungkin muncul

1) Kemungkinan kesalahan dalam pembuatan obat racik puyer → misalnya kesalahan


menimbang obat, atau membagi puyer dalam porsi yang tidak sama besar. Kontrol
kualitas sulit sekali dapat dilaksanakan untuk membuat obat racikan ini.
2) Stabilitas obat tertentu dapat menurun bila bentuk aslinya digerus, misalnya bentuk
tablet salut selaput (film coated), tablet salut enterik (enteric coated), atau obat yang
tidak stabil (misalnya asam klavulanat) dan obat yang higroskopis (misalnya preparat
yang mengandung enzim pencernaan)
3) Toksisitas obat dapat meningkat, misalnya preparat lepas lambat bila digerus akan
kehilangan sifat lepas lambatnya.
4) Waktu penyediaan obat lebih lama. Rata2 diperlukan waktu 10 menit untuk membuat
satu resep racikan puyer, 20 menit untuk racikan kapsul, sedangkan untuk mengambil
obat jadi diperlukan waktu hanya kurang dari 1 menit. Kelambatan ini berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
Lanjutan …
• Efektivitas obat dapat berkurang karena sebagian obat akan menempel pada
blender/mortir dan kertas pembungkus. Hal ini terutama terjadi pada obat-obat yang
dibutuhkan dalam jumlah kecil, misalnya puyer yang mengandung klorpromazin
• Pembuatan obat puyer menyebabkan pencemaran lingkungan yang kronis di bagian
farmasi akibat bubuk obat yang beterbangan ke sekitarnya. Hal ini dapat merusak
kesehatan petugas setempat
• Obat racikan puyer tidak dapat dibuat dengan tingkat higienis yang tinggi
sebagaimana halnya obat yang dibuat pabrik karena kontaminasi yang tak
terhindarkan pada waktu pembuatannya
• Pembuatan obat racikan puyer membutuhkan biaya lebih mahal karena
menggunakan jam kerja tenaga di bagian farmasi sehingga asumsi bahwa harganya
akan lebih murah belum tentu tercapai
• Dokter yang menulis resep sering kurang mengetahui adanya obat sulit dibuat puyer
(difficult-to compound drugs) misalnya preparat enzim
• Peresepan obat racik puyer meningkatkan kecenderungan penggunaan obat irasional
karena penggunaan obat polifarmasi tidak mudah diketahui oleh pasien.
serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan
dimasukan dalam wadah yang bagian atasnya
Pulvis berlubang halus untuk memudahkan penggunaan
Adspersorius pada kulit.

Serbuk gigi , biasanya menggunakan carmin


Jenis Pulvis Dentifricius sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dulu
Serbuk dalam chloroform / etanol 90 %
serbuk bersin yang penggunaannya dihisap
Pulvis melalui hidung, sehingga serbuk tersebut harus
Sternutatorius
halus sekali.

serbuk biasa yang sebelum ditelan, dilarutkan


Pulvis Effervescent terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat
→ mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk
larutan yang pada umumnya jernih.
Berdasarkan bentuk terbagi atau tidak terbagi

a) Serbuk ruahan/tidak terbagi (bulk powders


untuk pemakaian luar (dusting powders)/
pulvis
b) Serbuk ruahan oral
c) Serbuk per unit dosis/terbagi (individually
unit dose)/pulveres
Metode umum pencampuran serbuk yaitu teknik
Serbuk Tabur standar “doubling-up”

Kelebihan :
1. Timbang serbuk yang memiliki bobot
1. Mudah dan nyaman dipakai
paling kecil (serbuk A), masukkan dalam
2. Menyerap kelembapan kulit mortir, gerus
3. Aksi pengeringannya memberikan 2. Timbang serbuk berikutnya (serbuk B),
efek dingin simpan pada kertas timbangan berlabel
3. Tambahkan serbuk B, kurang lebih
Kekurangan : sebanyak serbuk A dalam mortir, aduk
1. Dapat menutupi pori kulit → iritasi homogen
2. Memungkinkan kontaminasi 4. Lanjutkan penambahan serbuk B,
3. Serbuk halus ringan dapat kurang lebih sebanyak yang terdapat
terhisap oleh bayi → kesulitan dalam mortir, aduk homogen
bernapas 5. Apabila serbuk akan ditambahkan lagi ,
4. Tidak cocok digunakan pada kulit tingkatkan bobot seperti poin 3 dan 4
yang rusak
Kemasan untuk serbuk tak terbagi
• Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah kaleng
yang berlubang-lubang untuk memudahkan penggunaan pada kkulit, misalnya
bedak tabur.
• Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam
botol bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui mu
lut botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativ.
• wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat
higroskopis ) mudah mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah
menguap
• untuk serbuk yang komponennya sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah
gelas berwarna hijau atau amber
R/ zink oksida 25 g
starch 25 g
talk 50 g
m.f pulv
Sue

1. Timbang semua bahan sesuai ➢ Peringatan : hanya untuk pemakaian


kebutuhan luar
2. Masukkan starch kedalam mortir ➢ Peringatan : simpan pada tempat
porselen, tambahkan zinc lalu campur kering
homogen ➢ Petunjuk penggunaan
3. Tambahkan talk, lanjutkan pencampuran ➢ BUD : 3 bulan
hingga homogen
4. Masukkan serbuk kedalam wadah
serbuk tabur botol bedak dan beri etiket
R/ magnesium trisilikat 25 g
Serbuk magnesium karbonat 25 g
natrium bikarbonat 25 g
Ruahan Oral m.f pulv
S 3 dd 1 C
Kelebihan :
1. Kemungkinan lebih stabil 1. Timbang semua bahan sesuai
dari sediaan cairan kebutuhan
2. Absorpsi lebih cepat dari 2. Campur seluruh serbuk dalam mortir
tablet dan kapsul porselen agar menjadi massa serbuk
Kekurangan : obat
1. Akurasi dosis bervariasi 3. Masukkan kedalam pot gelas amber
2. Ukuran besar dan tidak
nyaman untuk dibawa
3. Sulit untuk menutupi rasa
tidak enak
Serbuk Terbagi/ serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang
sama,dibungkus dengan kertas perkamen atau
pulveres bahan pengemas lain yang cocok

Kelebihan : 1) Bobot minimum 200 mg/unit dosis


1. Lebih stabil dibandingkan sediaan → untuk memudahkan
cair 2) Hitung bahan obat dan tentukan
2. Dosis akurat pengenceran
3. Mudah digunakan dan mudah 3) Campur bahan aktif dan pengisi
diterima pasien → doubling-up
4. Obat berukuran partikel kecil 4) Timbang serbuk
5) Bungkus serbuk dengan kertyas
Kekurangan : perkamen, beri etiket
1. Kemungkinan sulit ditelan
2. Sulit untuk menutupi rasanya
yang tidak enak
R/ codein 10 mg
laktosa ad 200 mg
m.f pulv dtd No X
S 1 dd 1

1. Masukkan laktosa dalam mortar, gerus


2. Masukkan tablet codein, gerus homogen
3. Kelurkan dari mortir, bagi kedalam kertas
perkamen sesuai jumlah yang dibutuhkan
4. Bungkus, masukkan ke wadah dan beri
etiket

Catatan :
• Penyimpanan “simpan pada tempat
kering,”
• Aturan pakai
• BUD
Kemasan untuk serbuk terbagi
• Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat
juga dengan kertas selofan atau sampul polietilena untuk melindungi serbuk dari
pengaruh lingkungan.
• Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung /tanpa penimbangan
• sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara seteliti mungkin,
sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama jumlahnya.
• Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap
dosis maksimal kurang dari 80%
• Bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih
besar dari 80% maka serbuk harus dibagi berdasarkan penimbangan satu per satu.
Tahapan pembuatan serbuk

Penggerusan , Penggilingan,
Memperkecil
ukuran partikel
Pulverasi

Spatulasi, Penggerusan ,
Pengayakan, Penggulingan Pencampran

Penimbangan, Blocking and


Membagi serbuk Dividing, Pengukuran

Membungkus
Penggerusan/Trituration Penggilingan/Levigation
✓ Dengan bantuan bahan kedua yang tidak
✓ menggerus bahan dalam mortir menguap dan tidak melarutkan bahan
dengan stamper tersebut
✓ Penekanan → pengecilan ukuran ✓ Digiling dalam mortir hingga konsistensi
kental
partikel
✓ Jarang digunakan dalam pembuatan
✓ Pengadukan → pencampuran agar serbuk
homogen ✓ Misal : ZnO + Gliserin → Gerus kuat

Pulveration by intervention
✓ Proses memperkecil ukuran partikel dengan bantuan bahan
kedua/pelarut yanng mudah dipisahkan setelah proses berakhir
✓ Pelarut : alkohol, eter aseton
✓ Bahan obat : kamfer, mentol, asam salisilat, naftol, asam benzoat
✓ Cara : bahan obat + pelarut → + bahan inert , aduk hingga kering dan
homogen
Spatulasi Pengayakan
• Untuk bahan jumlah kecil dan halus
• Untuk bahan yang ringan dan mudah
• Cara : dicampur diatas kertas
dengan bantuan sudip/spatel mengalir
• Kerugian : homogenitas kurang • Cara : bahan ditaruh diayakan →
terjamin, tidak cocok untuk serbuk diayak
jumlah besar atau BO yang poten

Penggerusan Penggulingan/Tumbling
• Bahan digerus dalam mortir, untuk • Untuk bahan ringan, tidak boleh ditekan,
mendapatkan ukuran partikel kecil, memiliki perbedaan BJ besar
campuran homogen • Cara : diguling-gulingkan dalam wadah
• Cara : campur BO satu persatu, sedikit tertutup
demi sedikit, dimulai dari BO yang • Pencampuran serbuk dengan tekanan
jumlahnya sedikituntuk melihat minimum
homogenitas : tambah zat warna
• Tidak terjadi pengecilan ukuran partikel
Membagi Serbuk
Membungkus serbuk
Kapsul (Capsulae)

Sediaan padat yang terdiri dari


obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut (FI V)
Macam – macam Kapsul
Berdasarkan bentuk : Berdasarkan cara pemakaian :
a. Kapsul keras (capsulae durae, a. Kapsul oral
hard capsul) b. Kapsul rektal
b. Kapsul lunak (capsulae c. Kapsul vaginal
molles, soft capsul). d. Kapsul topikal
Perbedaan kapsul cangkang keras
dan kapsul cangkang lunak

Kapsul Keras Kapsul Lunak


Terdiri atas tubuh dan tutup Satu kesatuan
Tersedia dalam bentuk kosong Selalu sudah terisi
Isi biasanya padat, dapat juga cair Isi biasanya cair, dapat juga padat
Pemakaian untuk oral Pemakaian oral, vaginal, rektal dan topikal
Bentuknya satu macam Bentuknya bermacam-macam
Ukuran dan Kapasitas Kapsul Cangkang Keras
• Bobot atau volume obat yang dapat diisikan kedalam kapsul tergantung dari sifat
bahan obat itu sendiri.
• Pemilihan dapat berdasarkan pengalaman atau pengerjaan secara eksperimental
• Dalam pengerjaan resep untuk sediaan kapsul → catat ukuran kapsul untuk
memudahkan pengerjaan berikutnya
• Jika pasien mendapat 2 macam kapsul sekaligus → berikan dalam warna yang
berbeda → mencegah kesalahan minum obat
No Jika diisi bahan obat serbuk yang berbeda Jika diisi bahan
Ukuran Asetosal (mg) Na bikarbonat Asam askorbat obat cair (volume
(mg) (mg) dalam mililiter)

000 1000 1400 1420 1,7


00 600 900 980 1,2
0 500 700 700 0,85
1 300 500 520 0,62
2 250 400 400 0,52
3 200 300 310 0,36
4 150 250 220 0,27
5 100 120 130 0,19
Tujuan pemberian kapsul (Keuntungan )
1) Bentuk menarik dan praktis
2) Menutupi rasa dan bau bahan obat yang kurang enak
3) Memudahkan penggunaannya dibanding serbuk
4) Mempercepat penyerapannya dibanding pil dan tablet
5) Kapsul gelatin keras cocok untuk peracikan extemporaneous, karena dosis dan
kombinasi obat bisa disesuaikan

Kekurangan Kapsul
1) Tidak sesuai untuk bahan obat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
2) Tidak untuk bahan eflorescen /ada air kristalnya dan delikuesen /menyerap air
sampai menjadi larutan, higroskopis
3) Tidak bisa untuk bahan yang mudah menguap → pori cangkang kapsul tidak bisa
menahan penguapan
4) Dosis pemakaian tidak bisa dibagi (1/2 kapsul)
5) Tidak digunakan untuk bayi/balita
Bahan obat + bahan tambahan → campurkan
Proses pencampurannya seperti pada serbuk
Pencampuran bahan

Pemilihan ukuran kapsul

Pengisian kapsul

Membersihkan kapsul

Wadah dan pemberian etiket


Pemilihan ukuran kapsul
• Kapsul keras → pada umumnya untuk serbuk dengan bobot 65 mg – 1 gram
• Bila bobot kurang → ditambahkan bahan inert hingga ± 75% kapasitas kapsul
• Bila bobotnya >> → buat menjadi 2 kapsul atau lebih → sesuaikan dengan aturan
pakai
• Ukuran kapsul disesuaikan dengan umur pasien

1) Bobot bahan obat per kapsul


2) Ubah bobot bahan obat menjadi satuan grain, Metode Rule of Seven
mis: bobot 230 mg → 230 /65 grain = 3,5 grain
3) Bulatkan hasil perhitungan ke atas → 3,5 ~ 4
4) Angka dikurangi hasil pembulatan → 7 – 4 =
3 → uk cangkang kapsul adalah 3
Cara lain
1) Hitung bobot bahan obat perkapsul, misal x gram
2) Pilih cangkangn kapsul dengan kapasitas ≈ bobot bahan obat (lihat tabel)
3) Tara isi cangkang kapsul dengan bahan inert, misalnya y gram
4) Jika :
a) X = Y → bahan obat langsung masuk kapsul
b) X << Y → bahan obat + pengisi (bahan inert Y)
c) X >> Y → jadikan 2 kapsul
PENGISIAN KAPSUL

- Cara blocking and dividing


Tanpa Alat/
dengan tengan - Metode Punching

Dengan alat
Bentuk Padat bukan mesin
Bahan obat
Dengan alat
Bentuk Cair mesin
Bahan obat bentuk padat

Pengisian Kapsul dengan Tangan


• Merupakan cara pengisian yang paling sederhana tanpa memerlukan bantuan alat.
• Cara ini sering digunakan di apotek untuk melayani resep dokter.
• Saat melakukan pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan
untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap
obat yang digunakan.

BLOCKING AND DIVIDING METODE PUNCHING


Serbuk dibagi terlebih dahulu sesuai Serbuk diatas kertas dibentuk datar
dengan jumlah kapsul yang diminta, lalu dengan tinggi ¼ inci → induk kapsul diisi
setiap bagian serbuk dimasukan ke dalam serbuk dengan menekan ujung yang
badan kapsul dan kemudian ditutup. terbuka berulang-ulang pada serbuk.
Bahan obat bentuk padat

Dengan alat bukan mesin


• Alat ini dioperasikan menggunakan tangan → didapatkan kapsul yang lebih
seragam dan pengerjaan nya lebih cepat karena sekali pengoperasian dapat
dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Cara pengoperasiannya adalah:
1) Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukan ke dalam lubang pada bagian alat
dan diletakkan berjajar
2) Serbuk yang akan diisikan ke dalam kapsul dimasukkan atau ditaburkan pada
permukaan kapsul kemudian diratakan dengan sudip
3) Kapsul ditutup dengan cara menggerakkan bagian yang bergerak, dan semua
kapsul akan tertutup.
Bahan obat bentuk padat

Dengan alat mesin → Industri


• Perlu dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka kapsul, mengisi
obat sampai menutup kapsul.
• Dengan alat ini dapat diproduksi sediaan dengan jumlah besar dan tenaga
manusia yang sedikit serta keseragaman dosis dan kualitasnya lebih terjamin
Bahan obat bentuk Cair

1) induk kapsul kosong ditara


Cara : letakkan bdan kapsul di atas kotak karton yang dilubangi
tengahnya sebagai pijakan (teteskan campuran bahan obat cair
sambil dihitung sesuai bobot yang diminta, → meneteskan dengan
tegak lurus, misalnya diperoleh n tetes)
2) Selanjutnya tinggal meneteskan n tetes pada cangkang yang lain
3) Kapsul ditutup dan oleskan sedikit mucilago gom arab di atas induk
kapsul,lalu tutup → Mucilago : 2 gom arab + 3 air
Cara Penutupan Kapsul
• Penutupan kapsul yang berisi serbuk dapat dilakukan dengan cara yang biasa,
yakni
a. menutupkan bagian penutup kapsul kedalam badan kapsul tanpa penambahan
bahan perekat.
b. pemanasan langsung,
c. menggunakan energi ultrasonik atau
d. pelekatan menggunakan cairan campuran air-alkohol.
• Untuk menutup kapsul yang berisi cairan perlu dilakukan cara khusus. Cara
paling sederhana ialah menambahkn bahan perekat agar isinya tidak keluar, yaitu
dengan mengoleskan sedikit campuran air-alkohol pada tepi luar bagian badan
kapsul, kemudian ditutup sambil diputar.
• Untuk melihat adanya kebocoran kapsul bisa digunakan dengan cara meletakkan
kapsul diatas kertas saring kemudian digerakkan ke depan dan ke belakang
sehingga kapsul menggelilnding sampai beberapa kali. Apabila terdapat kebocoran
maka akan meninggalkan noda pada kertas saring.
Membersihkan kapsul
Tujuan

• Agar penampilan bagus


• Menghilangkan sisa bahan obat di luar dinding kapsul
• Menghilangkan rasa dan bau tidak enak
• Mencegah rusaknya dinding kapsul

• Cara membersihkan :
Bisa dengan menggunakan kain linen ataupun kain wol
atau tissue kering. Kapsul yang telah ditutup diletakkan
diatas kain kemudian digosok-gosok sampai zat sisa dari
pengisian obat tidak menempel pada cangkang kapsul
Wadah dan pemberian etiket

• Wadah: gelas atau plastik


• Penyimpanan :
a) Tempat sejuk
b) Dalam wadah tertutup rapat • Etiket :
c) Tambah zat pengering Putih → obat dalam/oral
d) Terlindung dari cahaya langsung, Biru → obat luar
e) Pada suhu ruang terkendali
f) Dalam wadah tertutup baik
Salep adalah sediaan
setengah padat ditujukan
untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput
lendir.
Basis Salep

1. Dasar salep hidrokarbon → dikenal sebagai dasar • Menurut fornas :


salep berlemak antara lain vaselin putih dan
salep putih. Bersifat emolien, sukar dicuci, tidak a. Dasar salep 1(DS
mengering, tidak tampak berubah dalam waktu hidrokarbon)
lama
b. Dasar salep 2 (DS
2. Dasar salep serap → sebagai emolien,
mengandung air (emulsi a/m), parafin hidrofilik, serap)
lanolin c. Dasar salep 3 (DS yang
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air → dapat dicuci dengan air
lebih disukai dalam kosmetik atau DS emulsi m/a)
4. Dasar salep larut dalam air
d. Dasar salep 4 (DS yang
dapat larut dalam air)
Alat pencampur sediaan semi padat
• Spatula
untuk memindahkan bahan padat seperti serbuk, salep, atau krim
dan untuk mencampur bahan bersama-sama menjadi campuran
homogen → stainless steel, plastik dan hard rubber.
• Mortar dan Stamper
Mortar dan stamper digunakan untuk menggiling partikel ke dalam
bubuk halus (triturasi). Penggabungan cairan (levigasi) dapat
mengurangi ukuran partikel lebih lanjut. Mortar dan stamper
terbuat dari kaca, porselin, wedgwood atau marmer.
• Ointment Slab
Sebagian besar ointment slab berupa plat kaca yang
permukaannya non-absorbable → untuk pencampuran. Untuk
beberapa peracikan, apotek banyak membeli kertas perkamen
Metode umum pembuatan salep, metode fusi
1. Selalu membuat kelebihan bahan → penyusutan pada saat pembuatan
2. Tentukan titik leleh dari basis lemak dan kemudian dicairkan bersama-sama→
dimulai titik leleh tertinggi,
3. Tambahkan bahan-bahan ke wadah di atas penangas air → gunakan termometer
untuk memeriksa suhu secara teratur (menghindari overheating
4. Pada saat basis sudah mulai dingin, tambahkan bahan-bahan lain→ aduk
hingga homogen

Penggabungan Cairan kedalam basis salep


1. Cairan yang dapat bercampur dan tidak mudah menguap : dicampur dengan
lemak cair didalam cawan penguap
2. Cairan yang tidak dapat bercampur atau mudah menguap : digerus dengan salep
diatas alas gelas
Beberapa catatan penting dalam pencampuran
serbuk kedalam salep
1. Padatan terlarut : harus ditambahkan ke basis lemak cair pada suhu terendah
saat pemanasan dan campuran diaduk sampai dingin.
2. Padatan tidak larut : harus dimasukkan dengan menggunakan lempeng kaca
dan spatula. Jika ada lebih dari satu jenis serbuk dalam penambahan,
pencampuran langsung dilakukan dalam mortar
• Serbuk kasar : diletakkan terlebih dahulu diatas lempeng kaca kemudian
ditambahkan sedikit basis salep dan diaduk dengan ditekan sedikit untuk
menghindari produk kasar (levigasi)
• Serbuk halus : bisa langsung dicampurkan dengan basis
Contoh
R/ asam salisilat 3% 1) Timbang bahan
kamfer 3%
sulfur 3% 2) Gerus asam salisilat
fenol 3% 3) Masukkan sulfur, gerus homogen
Parafin lunak putih ad 100%
4) Tambahkan parafin, campur
m.f ung da in 20 g homogenhingga terbentuk
Sue sediaan yang halus
5) Campurkan kamfer dan fenol
dalam mortir terpisah
6) Buat lubang pada massa salep
dan tambahkan campuran no 5,
• Tips :
Proses penimbangan dan pencampuran gerus homogen
kamfer dan fenol dilakukan pada tahap 7) Timbang 20 gram dan masukkan
akhir pembuatan karena keduanya
merupakan bahan yang mudah menguap kedalam wadah, beri etiket
R/ asam salisilat 2% 1) Timbang 1 g asam salisilat, gerus
dalam mortir, pindahkan keatas alas
salep betnovate ad 50 g gelas
m.f ung 2) Timbang 49 g salep betnovate,
pindahkan ke alas gelas
Sue
3) Gerus asam salisilat dan salep
betnovate bersamaan → teknik
doubling up
4) Timbang 50 g salep, masukkan
kedalam wadah dan beri etiket
Prinsip dalam pembuatan krim

1. Tentukan bahan mana yang larut air dan larut lemak


2. Lelehkan basis lemak di atas penangas air pada suhu serendah mungkin,
Mulai dengan TL tertinggi→ didinginkan sampai 60°C
3. Zat yang larut / bercampur dengan fase minyak diaduk hingga lebur
4. Suhu fase air harus disesuaikan sampai 60°C.
5. Tahap penggabungan dua fase pada temperatur yang sama :
• Untuk sediaan tipe m/a → tambahkan minyak ke air.
• Untuk sediaan tipe a/m → tambahkan air ke minyak.
7. Aduk emulsi yang dihasilkan tanpa menggabungkan udara, sampai
produk terbentuk. Jangan mempercepat pendinginan karena akan
menghasilkan produk yang kurang bagus
Beberapa catatan dalam penggabungan
bahan ke dalam krim
Penggabungan padatan dalam basis krim :
1. Padatan terlarut harus ditambahkan kedalam krim cair pada suhu terendah
mungkin → campuran diaduk sampai dingin.
2. Padatan tidak larut harus dimasukkan dengan menggunakan lempeng kaca dan
spatula. Jika ada lebih dari satu jenis serbuk, harus ditriturasi bersama dalam
mortar menggunakan teknik doubling up sebelum memindahkan ke lempeng
kaca
• Serbuk kasar : serbuk ditempatkan diatas lempeng kaca kemudian diaduk
sampai ditekan sedikit untuk menghindari produk berpasir
• Serbuk halus : dapat langsung campur dengan krim
Cairan homogen yang mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut → keseragaman
dosis larutan dapat diperoleh tanpa perlu
mengocok sediaan
Kelebihan
• Obat langsung diabsorpsi
• Dosis mudah diatur
• Dapat dibuat untuk semua rute pemberian
• Tidak perlu mengocok wadah
• Membantu pasien yang memiliki kesulitan dalam menelan

Kekurangan
• Stabilitas obat cenderung menurun
• Sulit untuk menutupi rasa yang tidak enak
• Ukuran besar, susah dibawa, wadah rawan pecah
• Akurasi teknis dibutuhkan untuk mengukur dosis pemberian
• Beberapa bahan obat sukar larut dalam air
• Pemakaian membutuhkan alat ukur
Poin penting
• Tidak lazim melebihkan bahan → karena mudah dipindahkan
• Identifikasi data kelarutan bahan dan jumlah pembawa yang diperlukan untuk
melarutkan semua zat padat
• Jika perlu gerus dulu bahan padat
• Jika lebih dari satu zat padat → larutkan satu persatu mulai dari yang kelarutannya
paling kecil → gunakan beker gelas
• jika semua bahan padat telah terlarut, pindahkan larutan kedalam gelas ukur
kerucut
• Bilas beker dengan sebagian pembawa dan tambahkan bilasan ke gelas kerucut
• Tambahkan sisa bahan cair dan cukupkan volume
• Pindahkan kedalam wadah sediaan dan beri etiket
Formula pembersih luka 1) Timbang 300 mg kalium
permanganat, gerus dalam mortir
R/ Kalium Permanganat 0,2% gelas
m.f sol da in 150 mL 2) Tambahkan air dan gerus hingga
Sue membentuk larutan
3) Pindahkan ke gelas kerucut, bilas
mortir dengan air yang sudah
• Peringatan “hanya untuk didihkan
pemakaian luar” 4) Cukupkan volume, pindahkan ke
• Gunakan wadah botol wadah botol, beri etiket
amber bergalur
• Petunjuk : larutkan SATU Cat.
tutup botol penuh larutan • Pelarutnya menggunakan aquadest
dengan SEMBILAN BELAS yang baru didihkan dan didinginkan,
tutup botol penuh air dan di ad hingga 150 mL
gunakan sebagai • Meninggalkan bercak sehingga
pembersih luka basah penggunaan mortir porselen kurang
selang sehari tepat
• BUD : 2 minggu
Sediaan yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang tersuspensi dalam
pembawa yang sesuai → membutuhkan
pengocokan sebelum obat digunakan

1) Rasa lebih enak dan lebih stabil 1) Memerlukan pengocokan sebelum


2) Serbuk tidak larut yang tersuspensi digunakan
mudah untuk ditelan 2) Akurasi dosis kemungkinan lebih
rendah daripada sediaan larutan
3) Absorpsi lebih cepat daripada
3) Kondisi penyimpanan mempengaruhi
sediaan tablet
sistem dispersi
4) Sediaan losio bentuk suspensi 4) Sediaan besar, sulit dibawa, wadah
meninggalkan rasa dingin dikulit mudah pecah
• Periksa kelarutan semua zat padat dan hitung jumlah pembawa yang
dibutuhkan
• Larutkan/dispersikan semua zat padat satu persatu pada gelas beker
• Campurkan semua serbuk dispersi kedalam mortir porselen dengan teknik
doubling up
• Tambahkan sedikit pembawa kedalam mortir (tidak membuat zat jadi
terlarut), aduk hingga terbentuk massa pasta halus → konsistensi mudah
dituang
• Pindahkan ke gelas kerucut, bilas mortir
• Tambahkan sisa bahan cair, cukupkan volume, aduk perlahan
• Pindahkan ke wadah botol, beri etiket
R/ klobazam 10 mg 1) Siapkan tablet klobazam sebanyak 30 tablet,
pepermint konsentrat 2% v/v masukkan ke dalam mortir , gerus hingga
terbentuk massa serbuk halus
gliserol 6% v/v
2) Tambahkan tragakan , gerus dengan teknik
sirup 25% v/v doubling up
serbuk tragakan 2%w/v 3) Tambahkan gliserol , aduk hingga terbentuk
aquades ad 5 mL massa pasta
m.f susp dtd da in 150 mL 4) Tambahkan sirup, hingga membentuk massa
S 3 dd 1 C pasta yang dapat dituang
5) Pindahkan ke dalam gelas ukur kerucut
• Cantumkan komposisi formula 6) Bilas mortir dan masukkan bilasan kedalam
gelas kerucut
• Peringatan “kocok dahulu” 7) Tambhakan konsentrat pepermin dan
• Gunakan wadah botol amber cukupkan volume dengan aquades, aduk
polos 8) Pindahkan kedalam wadah botol, beri etiket

• Petunjuk : minum SATU


sendok takar (5 mL) TIGA kali
sehari
• BUD : 2 minggu
Suspensi kering (dry powders and granules for
reconstitution) adalah campuran serbuk atau granul yang
akan didispersikan /direkonstitusi dengan air sebelum
digunakan. Bentuk ini digunakan terutama bila stabilitas
Syarat obat dalam air terbatas.

1) Campuran serbuk harus merupakan


campuran yang homogen → dosis
tepat setiap pembmerian
2) Selama rekonstitusi harus mudah 1) Baca petunjuk pada kemasan
didispersikan dan dituang oleh pasien sediaan
3) Produk akhir menunjukan penampilan, 2) Siapkan gelas ukur
rasa dan aroma yanng menarik 3) Masukkan air sesuai jumlah yang
diminta
4) Tambahkan sebagian air
kedalam wadah botol obat,
homogenkan
5) Cukupkan volume

Anda mungkin juga menyukai