Bab 4 Rofiqi Siap 2baru
Bab 4 Rofiqi Siap 2baru
BAB 4
4.1. Hasil
1) Letak Geografis
timur Sebelah timur Planggaran barat, Sebelah selatan Dusun bunglampok, Dusun
Merupakan salah satu Dusun dari 8 Dusun yang ada di Desa lepelle Kecamatan
Kabupaten sampang, dengan luas dusun ± 10,92 hektar. Dusun Planggaran timur
di huni oleh oleh ± 1139 jiwa dengan beragam macam pekerjaan di antaranya,
2) Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini dilakukan pada pasien yang mengalami gout atritis
4.1.2. Pengkajian
Fokus pada pengkajian ini adalah: Identitas klien, hasil pemeriksaan fisik,
keluhan utama dan riwayat penyakit (sekarang, dahulu dan keluarga) seperti yang
di bawah ini:
31
1) Identitas Klien
Tabel 4.1 Identitas Klien Ny “M” dan NY “Z” yang mengalami Gout atritis
dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
Tabel 4.2 Identitas Penanggung Jawab Klien Ny “M” dan Ny “Z” yang
mengalami Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran
timur desa Lepelle Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
IDENTITAS PENANGGUNG
KELUARGA 1 KELUARGA 2
JAWAB
Nama Ny “P” Tn “M”
Umur 36 Tahun 25 Tahun
Agama Islam Islam
Alamat Planggaran timur Planggaran timur
Pendidikan Tamat SMP Tamat MA
Pekerjaan Ibu rumah tangga pelajar
Hubungan Dengan Klien Anak Menantu
Sumber : Data Primer 2021 .
32
3) Riwayat Penyakit
Tabel 4.3 Riwayat Penyakit Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout
atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
RIWAYAT
KLIEN 1 KLIEN 2
PENYAKIT
Keluhan Utama Klien mengatakan nyeri pada Klien mengatakan nyeri pada
lutut lutut
Riwayat Penyakit Pada tanggal 19 agustus 2021 Pada tanggal 20 agustus 2021
Sekarang pukul 11.20 WIB klien datang pukul 11.20 WIB klien datang ke
ke PUSKESMAS Robatal PUSKESMAS Robatal kecamatan
kecamatan Robatal Kabupaten Robatal Kabupaten Sampang
Sampang dengan keluhan nyeri dengan keluhan nyeri pada lutut ±
pada lutut ± 3 bulan, nyeri pada 3 bulan, nyeri pada lutut . Setelah
lutut. Setelah diberikan diberikan perawatan di BP,
perawatan di BP, kemudian kemudian pasien mendapatkan
pasien mendapatkan perawatan perawatan yang intensif.
yang intensif.
-Pada saat pengkajian tanggal -Pada saat pengkajian tanggal 20
19 Agustus 2021 hari kamis Agustus 2021 hari kamis tanggal
tanggal 19 Agustus pukul 12.00 19 Agustus pukul 12.00 WIB
WIB pasien mengatakan masih pasien mengatakan masih nyeri
nyeri lutut seperti ditusuk-tusuk lutut dan nyri pada kaki seperti
dengan skala nyeri 5. ditusuk-tusuk dengan skala nyeri
5.
Riwayat Penyakit Klien mengatakan nyeri selama Klien mengatakan nyeri selama
Dahulu kurang lebih 3 bulan yang lalu kurang lebih 3 bulan yang lalu
tetapi dibiarkan, belum pernah tetapi dibiarkan, belum pernah
berobat sebelumnya. berobat sebelumnya.
Riwayat Psikologis Klien terlihat tampak meringis, Klien terlihat tampak meringis,
gelisah, dan sulit tidur karena gelisah, dan sulit tidur karena
sebelumnya tidak pernah sebelumnya tidak pernah
mengalami sakit yang seperti mengalami sakit yang seperti ini,
ini, selalu bertanya pada petugas selalu bertanya pada petugas
tentang penyakitnya dan kapan tentang penyakitnya dan kapan
sembuhnya. sembuhnya.
Tabel 4.4 Perubahan Pola Kesehatan Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami
Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa
Lepelle Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
POLA
KLIEN 1 KLIEN2
KESEHATAN
Pola Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:
Menejemen Klien selalu menjaga pola makannya, Klien mengatakan jika hanya sakit
Kesehatan bila sakit pasien hanya minum obat yang biasa cukup minum obat yang beli di
beli di toko. toko terdekat, dan jika tidak sembuh
klien langsung ke pelayanan
kesehatan terdekat.
1.500cc/24jam.
Penanggulangan Klien saat di rumah jika mengalami Klien saat di rumah jika mengalami
Stress Klien stress klien langsung mendiskusikan stress klien langsung mediskusikan
dengan anggota keluarga. dengan anaknya.
5) Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout
atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
Glasgow coma scale 4: Dapat membuka mata secara 4: Dapat membuka mata secara
spontan sepontan
5: Dapat menjawab pertanyaan 5: Dapat menjawab pertanyaan
dengan baik dengan baik
6 : Dapat mengikuti perintah 6: Dapat mengikuti perintah
secara spontan secara spontan
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan
Integument
1) Inspeksi Warna kulit sawo matang, tidak Warna kulit sawo matang, tidak
ada lesi di sekitar wajah, bersih, ada lesi, bersih, tidak odem
tidak odem
2) Palpasi Tidak ada lesi, tidak ada nyeri Tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada oedema, kulit tekan, tidak ada oedema, kulit
elastic. CRT 2 detik elastic, CRT 2 detik
2. Pemeriksaan
kepala dan leher
1) Inspeksi Warna rambut putih, sedikit Wama rambut hitam terdapat
kotor, ada ketombe, kepala uban, bersih, tidak ada ketombe,
simetris di bagian leher tidak ada kepala simetris di bagian leher
36
2) Palpasi Kepala tidak ada benjolan, tidak Kepala tidak ada benjolan, tidak
ada lesi, tidak ada nyeri tekan, ada lesi, ada nyeri tekan, tidak ada
tidak ada pembesaran Vena pembesaranvena jugularis, tidak
jugularis, tidak ada pembesaran ada pembesaran trakea, tidak ada
trakea, tidak ada pembesaran pembesaran kelenjar thyroid,
kelenjar thyroid, tidak ada nyeri tidak ada nveri tekan.
tekan.
3. Pemeriksaan mata
dan penglihatan
1) Inspeksi Bulu mata tebal, kelopak mata Bulu mata tipis, kelopak mata
tidak odem, conjungtiva tidak tidak odem, conjungtiva tidak
anemis, skelera putih, penglihatan anemis, skelera putih ,penglihatan
klien normal, pupil isokor. klien normal, pupil isokor
2) Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
lesi di bagian kelopak mata lesi di bagian lopak mata
4. Pemeriksaan
telinga dan
pendengaran
1) Inspeksi Tidak ada lesi, tidak odem, daun Tidak ada lesi, tidak odem, daun
telinga bersih, gendang telinga telinga sedikt kotor. gendang
bersih pendengaran normal (tidak telinga bersih pendengaran
terjadi penurunan fungsi normal (terjadi penurunan fungsi
pendengaran). pendengaran).
2) Palpasi Tidak ada nyeri tekan di daun Tidak ada nyeri tekan di daun
telinga dan dibelakang daun telinga dan dibelakang daun
telinga, tidak odem tidak ada lesi. telinga, tidak odem. tidak ada lesi.
5. Pemeriksaan
hidung dan sinus
1) Inspeksi Lubang hidung simetris, mukosa Lubang hidung simetris, mukosa
lembab, septum normal di tengah- lembab, septum normal di tengah-
tengah, tidak ada penyumbatan tengah tidak ada penyumbatan
saat bemafas, tidak ada pemafasan saat bernafas, tidak ada
cuping hidung. pernafasan cuping hidung.
2) Palpasi Tidak ada lesi, tidak ada nyeri Tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada odem tekan, tidak ada odem
6. Pemeriksaan mlut
1) Inspeksi Bibir lembab, warna pucat, lidah Bibir kering, warna pucat, lidah
sedikit kotor, tenggorokan tidak bersih, tenggorokan tidak odem,
odem, gigi kuning, tidak ada gigi kuning, tidak ada kries, tidak
kries, tidak ada pendarahan gusi. ada pendarahan gusi.
2) Palpasi Tidak ada lesi, tidak odem, tidak Tidak ada lesi, tidak odem, tidak
ada nyeri tekan. ada nyeri tekan.
7. Pemeriksaan
37
8. Pemeriksaan
jantung
1) Inspeksi Iktuscordis kuat dangkal di Iktuscordis kuat dangkal di
intercoste 4-5 MCLS intercoste 4-5 MCLS
(micklavikula line sinistra) (micklavikula line sinistra)
9. Pemeriksaa
Abdomen
1) Inspeksi Bentuk simetris ,tidak ada bekas Bentuk simetris ,tidak ada bekas
luka. luka.
4) Palpasi Tidak ada nyeri tekan abdomen. Tidak ada nyeri tekan abdomen.
10. Pemeriksaan
rectum dan anus Tidak terkaji Tidak terkaji
11. Pemeriksaan Satu Kaki sebelah kanan tidak Kaki sebelah kanan dan tangan
muskuluskeletal bisa di gerakkan, dan kedua sebelah kanan sulit untuk di
tangan mengalami kelemahan gerakkan karena mengalami
untuk di gerakkan, kelemahan,
Kekuatan otot Kekuatan otot
5 5 5 5
4 5 4 5
38
NILAI
PEMERIKSAAN KLIEN 1 KLIEN 2
NORMAL
Pemeriksaan 7,6 mg/dl 10,0 mg/dl 3,4 – 7,0 mg/dl
(asam urat)
1) Terapi obat
Tabel 4.7 Terapi obat Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout atritis
dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
KLIEN 1 KLIEN 2
Renadinac 3x1 Renadinac 3x1
Wiros 3x1 Wiros 3x1
Sumber Data: Data Sekunder 2021
39
Tabel 4.8 Analisa Data Diagnostik Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami
Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa
Lepelle Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
Gout
Menimbulkan respon
inflamasi
Nyeri akut
40
Degenerasi kartilago
KLIEN 2
Gout
Menimbulkan respon
inflamasi
Nyeri akut
Degenerasi kartilago
Tabel 4.9 Diagnosa Keperawatan Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout
atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
Klien 1 Klien 2
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis 3. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
d.d pasien gelisah,tampak meringis dan d.d pasien gelisah,tampak meringis dan
42
4.1.5 Intervensi
Tabel 4.10 Intervensi Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
KLIEN 1
1. Nyeri akut b.d agen pencedera Intervensi utama : 1. Untuk mengetahui keadaan umum
fisiologis d.d pasien gelisah,tampak 1. Manajemen nyeri pasien
meringis dan sulit tidur a. Observasi TTV 2. Untuk mengurangi nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, 3. Membantu menurunkan nyeri
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan intensitas nyeri
persendian.
selama 1 jam, maka nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal 4. Memudahkan untuk ikut serta
Kriteria Hasil:
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri dalam terapi dan mengurangi
a) Keluhan nyeri menurun
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri tegangan otot / spasme.
b) Meringis menurun
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri 5. Membantu proses penyembuhan
c) Gelisah menurun
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup penyakit yang diderita klien
d) Kesulitan tidur menurun
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di berikan
- Monitor efeksamping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengorangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhuruangan, pencahayaan kebisingan )
- Pasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
43
meredakan nyeri
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
KLIEN 2
1. Nyeri akut b.d agen pencedera Intervensi utama : 1. Untuk mengetahui keadaan umum
fisiologis d.d pasien gelisah,tampak 1. Manajemen nyeri pasien
meringis dan sulit tidur a. Observasi TTV 2. Untuk mengurangi nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, 3. Membantu menurunkan nyeri
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan intensitas nyeri
persendian.
selama 1 jam, maka nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal 4. Memudahkan untuk ikut serta
Kriteria Hasil:
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri dalam terapi dan mengurangi
e) Keluhan nyeri menurun
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri tegangan otot / spasme.
f) Meringis menurun
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri 5. Membantu proses penyembuhan
g) Gelisah menurun
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup penyakit yang diderita klien
h) Kesulitan tidur menurun
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di berikan
- Monitor efeksamping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengorangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhuruangan, pencahayaan kebisingan )
- Pasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
45
2. Dukungan Ambulasi
d. Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
e. Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat,
kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi tisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi
f. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan
dan tempat tiduk kekursi roda, berjalan dari tempat tidur kekamar
mandi, berjalan sesuai toleransi )
-
46
4.1.6. Implementasi
Tabel 4.11 Implementasi pada Klien yang mengalami Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
Diagnosa HariTgl HariTgl
Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
keperawatan & jam & jam SOAP
Nyeri akut b.d agen23 agustus 1. Manajemen nyeri 23 agustus S : Ny. M mengatakan nyeri lutut mulai berkurang
pencedera fisiologis d.d a. Observasi TTV saat beraktivitas
2021 b. Memberikan teknik non farmakologis 2021 O:
pasien gelisah,tampak
meringis dan sulit tidur Jam untuk mengorangi rasa nyeri (mis. jam TD = 120/90 Mmhg
TENS, hipnosis, akupresur, terapi Nadi = 90 x/m
09.00 music, biofeedback, terapi pijat, 16.30 wib Suhu = 36,5 °C
wib aroma terapi, teknik imajinasi RR = 20 x/m
terbimbing, kompres hangat/dingin, Skala nyeri 3
terapi bermain) A: Masalah belum tratasi
c. Menganjurkan teknik non P: Intervensi dilanjutkan
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
d. Berkolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. Dukungan Ambulasi
a. Mengidentifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya S : Ny.M mengatakan pergerakan ekstremitas
b. Memfasilitasi aktivitas ambulasi kekuatan otot meningkat
O:
47
23 agustus 1. Manajemen nyeri 23 agustus S : Ny. M mengatakan nyeri lutut mulai berkurang
a. Observasi TTV saat beraktivitas
2021 b. Memberikan teknik non 2021 O:
Jam farmakologis untuk mengorangi rasa jam TD = 120/90 Mmhg
nyeri (mis. TENS, hipnosis, Nadi = 90 x/m
09.00 akupresur, terapi music, biofeedback,
16.30 wib
Suhu = 36,5 °C
wib terapi pijat, aroma terapi, teknik RR = 23 x/m
imajinasi terbimbing, kompres Skala nyeri 3
hangat/dingin, terapi bermain) A: Masalah belum tratasi
c. Menganjurkan teknik non P: Intervensi dilanjutkan
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
d. Berkolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. Dukungan Ambulasi
a. Mengidentifikasi adanya nyeri atau S : Ny.M mengatakan pergerakan ekstremitas
keluhan fisik lainnya kekuatan otot meningkat
b. Memfasilitasi aktivitas ambulasi O: Ny.M tampak rilek
dengan alat bantu (mis. Tongkat, TD = 120/90 Mmhg
kruk) Nadi = 90 x/m
c. Melibatkan keluarga untuk membantu Suhu = 36,5 °C
pasien dalam meningkatkan ambulasi RR = 23 x/m
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur Skala nyeri 0
ambulasi A: Masalah tratasi
48
P: Intervensi dihentikan
69
48
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout artritis dengan
nyeri Akut di Dusun Planggaran Timur Desa Lepelle Kecamatan
Robatal Kabupaten Sampang.
disertai dengan bina hubungan saling percaya dengan klien serta kontrak
nyeri pada lutut . Dan data objektif: P : Adanya tekanan saat beraktifitas,
Kemudian Pada Ny. Z didapatkan hasil data fokus sebagai berikut: Ny. Z
mengatakan Klien nyeri lutut, kaki. Dan data objektif: P : Adanya tekanan
(nyeri ringan) T : Hilang timbul Klien tampak meringis dan klien tampak
gelisah.
responden, merupakan salah satu tanda dan gejala dari Asam urat. Seorang
penderita Asam urat esensial akan mengalami peningkatan Asam urat, salah
nyeri. Menurut peneliti ada beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri yang
yang dilakukan sesuai dengan jurnal Fanada, Mery. (2016). yang digunakan
ialah kompres air hangat Daun kelor dan direbus 3 menit setelah itu
dikompres pada daerah yang nyeri selama 5 menit dan dilakukan selama 2
minggu. Klien Ny. M mengatakan nyeri yang dialami Pertama kali klien
tampak menahan nyeri dan memegangi Lutut bagian kanan Hal ini sesuai
yang mengalami nyeri lutut dengan Asam urat dengan nilai tinggi (7.5),
Usia <50 tahun. Kompres hangat daun kelor dapat menurunkan skala nyeri
lutut pada penderita Asam urat esensial karena kompres hangat daun kelor
dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu, karena panas yang
Pada dasarnya terapi ini adalah didasari oleh sel saraf rusak akibat
kompres hangat daun kelor untuk mengurangi nyeri pada pasien asam urat
Sampang.
4.2.2 Diagnosa Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout artritis dengan
kesehatan.
sendi saat habis bekerja. begitu pula dengan Ny Z yang sering kali
4.2.3 Intervensi Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout artritis dengan
yang ada dalam keluarga. Peneliti menentukan rencana Ny. M dan Ny.Z
1. Manajemen nyeri
a. Observasi TTV
intensitas nyeri
berikan
b. Terapeutik
meredakan nyeri
c. Edukasi
d. Kolaborasi
2. Dukungan Ambulasi
a. Observasi
ambulasi
b. Terapeutik
kruk)
ambulasi
c. Edukasi
berdasarkan perencanaan yang telah disepakati. Pada tahap ini penulis tidak
1. Manajemen nyeri
a. Observasi TTV
nyeri
2. Dukungan Ambulasi
kruk)
ambulasi
4.2.6 Evaluasi Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout artritis dengan
tujuan dan kriteria hasil yang sudah dibuat pada tahap perencanaan
di dapatkan:
O:
TD = 120/90 Mmhg
Nadi = 90 x/m
Suhu = 36,5 °C
RR = 23 x/m
Skala nyeri 3
P: Intervensi dilanjutkan
meningkat
TD = 120/90 Mmhg
Nadi = 90 x/m
Suhu = 36,5 °C
RR = 23 x/m
Skala nyeri 0
A: Masalah tratasi
P: Intervensi dihentikan
56
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Pada Ny. “Z”, Data Subjektif: klien mengatakan nyeri lutut dan
23x/m.
2. Diagnosa yang muncul pada Ny “M” dan Ny “Z” adalah Nyeri akut b.d
tidur
3. Intervensi yang dapat dilakukan pada Ny. “M” dan Ny “Z” yang
hangat daun kelor, dan berkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi yang
diberikan.
merawat anggota keluarga yang sakit pada klien Ny. “M” dan Ny “Z”,
Klien 1 Klien 2
yang akhir akhir ini rasa nyerinya yang akhir akhir ini rasa nyerinya
dibuktikan dari hasil sekala nyeri hasil sekala nyeri berubah dari 3
5.2. Saran
obat nyeri pada pasien Gout atritis dengan metode dan desain penelitian
kompres hangat daun kelor untuk mengurangi nyeri dan diadakanya praktik
teknik pemberian terapi kompes hangat daun kelor dengan benar sehingga
nyeri, sehinga para penduduk yang terkena Gout atritis dapat ditangani
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti, 2017.Efektivitas Kompres Hangat daun kelor Dalam Menurunkan
Nilai Asam Urat Dan Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di
Kelurahan Tamalanrea Makassa .Skripsi. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanudin.
Windianto Aris, 2020. Efektifitas kompres hangat daun kelor terhadap nyeri asam
urat pada lansia di desa kenteng, nogosari, boyolali. E-
JurnalKeperawatan.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(I). Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Indah, Nurhayati & Setiyajati. (2013). Terapi kompres Hangat daunkelor Gout
arthritis di panti wreda st.Theresia dharma bhakti kasih Surakarta.
34-36
Thomas. 2007. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta. Kanisius. 123 halaman
Aisyah, siti. 2017. Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non
Farmakologi, Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (1)