Anda di halaman 1dari 32

30

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian

1) Letak Geografis

Lokasi penelitian ini bertempat di dusun Planggaran timur Desa Lepelle

Kecamatan Robatal Kabupaten sampang. Batas-batas Wilayah Dusun Planggaran

timur Sebelah timur Planggaran barat, Sebelah selatan Dusun bunglampok, Dusun

Trebung barat, Trebung Timur Dan propungan. Dusun Planggaran timur

Merupakan salah satu Dusun dari 8 Dusun yang ada di Desa lepelle Kecamatan

Robatal Kabupaten Sampang yang berjarak Sekitar 27 km Dari Ibu kota

Kabupaten sampang, dengan luas dusun ± 10,92 hektar. Dusun Planggaran timur

di huni oleh oleh ± 1139 jiwa dengan beragam macam pekerjaan di antaranya,

petani, pegawai negeri, wiraswasta, TNI/Polri dan lain sebagainya. Fasilitas

kesehatan yang ada di Dusun planggaran timur yaitu 1 unit polindes

2) Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini dilakukan pada pasien yang mengalami gout atritis

sebanyak 2 orang di Dusun Planggaran timur Desa Lepelle Kabupaten Sampang.

4.1.2. Pengkajian

Fokus pada pengkajian ini adalah: Identitas klien, hasil pemeriksaan fisik,

keluhan utama dan riwayat penyakit (sekarang, dahulu dan keluarga) seperti yang

di bawah ini:
31

1) Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitas Klien Ny “M” dan NY “Z” yang mengalami Gout atritis
dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2


Nama Ny “M” Ny “Z”
Umur 50 Tahun 65 Tahun
Agama Islam Islam
Alamat Planggaran timur Planggaran timur
Pendidikan tamat SD Tidak tamat SD
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Petani
Status Perkawinan Kawin Kawin
Tanggal pengkajian 19 Agustus 2021 19 Agustus 2021
Nomer Rekam Medis 014650 014649
Diagnosa Medis Gout atritis Gout atritis
Sumber: Data Primer 2021.

2) Identitas Penanggung Jawab

Tabel 4.2 Identitas Penanggung Jawab Klien Ny “M” dan Ny “Z” yang
mengalami Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran
timur desa Lepelle Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

IDENTITAS PENANGGUNG
KELUARGA 1 KELUARGA 2
JAWAB
Nama Ny “P” Tn “M”
Umur 36 Tahun 25 Tahun
Agama Islam Islam
Alamat Planggaran timur Planggaran timur
Pendidikan Tamat SMP Tamat MA
Pekerjaan Ibu rumah tangga pelajar
Hubungan Dengan Klien Anak Menantu
Sumber : Data Primer 2021 .
32

3) Riwayat Penyakit

Tabel 4.3 Riwayat Penyakit Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout
atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

RIWAYAT
KLIEN 1 KLIEN 2
PENYAKIT

Keluhan Utama Klien mengatakan nyeri pada Klien mengatakan nyeri pada
lutut lutut

Riwayat Penyakit Pada tanggal 19 agustus 2021 Pada tanggal 20 agustus 2021
Sekarang pukul 11.20 WIB klien datang pukul 11.20 WIB klien datang ke
ke PUSKESMAS Robatal PUSKESMAS Robatal kecamatan
kecamatan Robatal Kabupaten Robatal Kabupaten Sampang
Sampang dengan keluhan nyeri dengan keluhan nyeri pada lutut ±
pada lutut ± 3 bulan, nyeri pada 3 bulan, nyeri pada lutut . Setelah
lutut. Setelah diberikan diberikan perawatan di BP,
perawatan di BP, kemudian kemudian pasien mendapatkan
pasien mendapatkan perawatan perawatan yang intensif.
yang intensif.
-Pada saat pengkajian tanggal -Pada saat pengkajian tanggal 20
19 Agustus 2021 hari kamis Agustus 2021 hari kamis tanggal
tanggal 19 Agustus pukul 12.00 19 Agustus pukul 12.00 WIB
WIB pasien mengatakan masih pasien mengatakan masih nyeri
nyeri lutut seperti ditusuk-tusuk lutut dan nyri pada kaki seperti
dengan skala nyeri 5. ditusuk-tusuk dengan skala nyeri
5.

Riwayat Penyakit Klien mengatakan nyeri selama Klien mengatakan nyeri selama
Dahulu kurang lebih 3 bulan yang lalu kurang lebih 3 bulan yang lalu
tetapi dibiarkan, belum pernah tetapi dibiarkan, belum pernah
berobat sebelumnya. berobat sebelumnya.

Riwayat Keluaraga Keluarga klien mengatakan Keluarga klien mengatakan


didalam keluarga tidak ada yang didalam keluarga tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit menderita penyakit yang diderita
yang diderita klien saat ini, bahkan tidak
mempunyai penyakit keturunan.

Riwayat Psikologis Klien terlihat tampak meringis, Klien terlihat tampak meringis,
gelisah, dan sulit tidur karena gelisah, dan sulit tidur karena
sebelumnya tidak pernah sebelumnya tidak pernah
mengalami sakit yang seperti mengalami sakit yang seperti ini,
ini, selalu bertanya pada petugas selalu bertanya pada petugas
tentang penyakitnya dan kapan tentang penyakitnya dan kapan
sembuhnya. sembuhnya.

Riawayat Sosial Klien mengatakan hubungan Klien mengatakan hubungan


dengan keluarga dan lingkungan dengan keluarga dan lingkungan
sekitar sangat baik, selalu sekitar sangat baik, selalu
berkumpul dan bersosialisasi berkumpul dan bersosialisasi saat
saat ada waktu. ada waktu.
33

Riwayat Spritual - Sebelum sakit : Klien - Sebelum sakit : Klien


mengatakan ibadah shalat 5 mengatakan ibadah shalat 5
waktunya terjaga waktunya terjaga
- Saat sakit : Klien hanya - Saat sakit : Klien hanya duduk
duduk diatas kursi dan shalat diatas ranjang dan shalat
duduk, klien mengatakan duduk, klien mengatakan
menerima sakitnya karena menerima sakitnya karena
semua penyakit itu adalah semua penyakit itu adalah
pemberian dari Allah SWT, pemberian dari Allah SWT,
klien mengatakan hanya klien mengatakan hanya
berusaha dan berdoa agar berusaha dan berdoa agar
segera sembuh. segera sembuh.
Sumber Data: Data Primer 2021.

4) Perubahan Pola Kesehatan

Tabel 4.4 Perubahan Pola Kesehatan Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami
Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa
Lepelle Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

POLA
KLIEN 1 KLIEN2
KESEHATAN
Pola Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:
Menejemen Klien selalu menjaga pola makannya, Klien mengatakan jika hanya sakit
Kesehatan bila sakit pasien hanya minum obat yang biasa cukup minum obat yang beli di
beli di toko. toko terdekat, dan jika tidak sembuh
klien langsung ke pelayanan
kesehatan terdekat.

Saat Sakit: Saat Sakit:


Klien sering bertanya tentang penyakit Klien sering bertanya tentang
nya pada dokter dan perawat. penyakit nya dan hanya duduk di
Rumah dan dirawat oleh dokter dan
perawat.

Pola Nutrisi Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:


Nasi, ikan, sayur jarang- jarang dengan Nasi, ikan, sayur jarang-jarang
porsi 1 piring 3x dalam sehari, minum ± dengan porsi 1 piring 3x dalam
6-8 gelas perhari sehari, minum ± 6-8 gelas sehari.

Saat Sakit: Saat Sakit:


klien mengatakan saat makan kacang- klien mengatakan saat makan
kacangan dan sejenisnya lututnya sakit kacang-kacangan dan sejenisnya
lututnya semakin sakit

Pola Eliminasi Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:


BAB 1x dengan konsistensi lembek BAB lx dengan konsistensi lembek
warna kuning. BAK kuning jernih warna kuning. BAK kuning jernih
dengan frekuensi 7x perhari ± dengan frekuensi 6x perhari ±
1.500cc/24jam. 1.200cc/24jam.

Saat Sakit: Saat Sakit:


BAB 1x konsistensi lembek warna BAB 2x sehari konsistensi lembek
kuning. BAK kuning kuning jernih warna kuning BAK 4x sehari , warna
dengan frekuensi 7x perhari ± kuning jernih ± 500cc/24 jam
34

1.500cc/24jam.

Pola Istirahat Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:


Tidur Klien mengatakan bisa beraktifitas dan Klien mengatakan sebelum sakit
tidur ± 6-7 jam, I jam siang hari dan 7 klien bisa tidur ± 8 jam, 1 jam siang
jam malam hari. hari dan 7 jam malam hari.

Saat Sakit: Saat Sakit:


Klien Hanya tidur ± 5 jam dalam 24 jam. Klien Hanya tidur ±4-5 jam dalam 24
Dan sering terbangun. jam dan sering terbangun.

Pola Aktivitas Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:


Saat dirumah keluarga klien mengatakan Saat dirumah keluarga klien
klien bekerja seperti biasanya, tidak ada mengatakan klien bekerja seperti
hambatan saat bekerja. biasanya tidak ada hambatan pada
lutut saat bekerja.

Saat Sakit: Saat Sakit:


Klien tidak bisa beraktivitas hanya Klien tidak bisa beraktivitas hanya
tiduran saja di tempat tidur. duduk saja di tempat duduk.

Pola Hubungan Sebelum sakit: Sebelum Sakit:


dan Peran Klien adalah seorang ibu hubungan klien Klien adalah seorang ibu hubungan
dengan keluarga sangat baik dan tidak klien dengan keluarga sangat baik,
ada masalah dengan keluarga, klein klien bekerja sebagai petani
sebagai ibu rumah tangga.

Saat Sakit: Saat Sakit:


Klien hanya bisa komunikasi dengan Klien hanya bisa berkomunikasi
keluarga. klien sebagai pasien dengan keluarga. klien sebagai
pasien dan peran klien sebagai tulang
punggung keluarga.

Pola Persepsi Sebelum sakit: Sebelum Sakit:


dan Konsep Klien mengatakan puas dengan kondisi Klien mengatakan puas dengan
Diri tubuhnya yang sekarang dan klien tidak kondisi tubuhnya yang sekarang dan
merasa malu dengan keadaannya. klien tidak merasa malu dengan
keadaannya.

Saat Sakit: Saat Sakit:


Klien mengatakan minder dengan Klien mengatakan malu dengan
kondisi tubuhnya karena klien saat ini kondisi tubuhnya karena klien saat
dalam keadaan sakit. ini dalam keadaan sakit.

Pola Reproduksi Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:


dan seksual Klien adalah seorang ibu dan sudah Klien adalah seorang ibu dan
mempunyai anak 4 mempunyai anak 5. dan klien sudah
manopous.

Saat Sakit: Saat Sakit:


Klien adalah seorang ibu dan sudah Klien adalah seorang ibu dan
mempunyai anak dan suami mempunyai anak 5.

Pola Sebelum sakit: Sebelum sakit:


35

Penanggulangan Klien saat di rumah jika mengalami Klien saat di rumah jika mengalami
Stress Klien stress klien langsung mendiskusikan stress klien langsung mediskusikan
dengan anggota keluarga. dengan anaknya.

Saat sakit: Saat sakit:


Klien mengatakan hanya bisa duduk saja Klien mengatakan hanya bisa tiduran
saat stress klien membaca surah pendek saja saat stress klien beristigfar atau
atau membaca sholawat. membaca sholawat.

Pola Tata Nilai Sebelum sakit: Sebelum sakit:


Kepercayaan Klien beragama islam dan percaya akan Klien beragama islam dan percaya
adanya Tuhan Yang Maha Esa akan adanya Tuhan Yang Maha Esa

Saat sakit: Saat sakit:


Klien percaya bahwa semua dengan Klien percaya bahwa semua dengan
keadaannya yang di alami saat ini adalah keadaannya yang di alami saat ini
ujian dari yang maha kuasa kepadanya. adalah ujian dari yang maha kuasa
kepadanya.
Sumber Data : Data Primer 2021.

5) Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout
atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

OBSERVASI KLIEN 1 KLIEN 2


Tekanan Darah 120/90 Mmhg 130/70 Mmhg
Nadi 90 x/m 87 x/m
Suhu 36,5 °C 37,2 °C
Respirastion Rate 20 x/m 23 x/m

Glasgow coma scale 4: Dapat membuka mata secara 4: Dapat membuka mata secara
spontan sepontan
5: Dapat menjawab pertanyaan 5: Dapat menjawab pertanyaan
dengan baik dengan baik
6 : Dapat mengikuti perintah 6: Dapat mengikuti perintah
secara spontan secara spontan
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan
Integument
1) Inspeksi Warna kulit sawo matang, tidak Warna kulit sawo matang, tidak
ada lesi di sekitar wajah, bersih, ada lesi, bersih, tidak odem
tidak odem

2) Palpasi Tidak ada lesi, tidak ada nyeri Tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada oedema, kulit tekan, tidak ada oedema, kulit
elastic. CRT  2 detik elastic, CRT  2 detik

2. Pemeriksaan
kepala dan leher
1) Inspeksi Warna rambut putih, sedikit Wama rambut hitam terdapat
kotor, ada ketombe, kepala uban, bersih, tidak ada ketombe,
simetris di bagian leher tidak ada kepala simetris di bagian leher
36

lesi. tidak ada lesi.

2) Palpasi Kepala tidak ada benjolan, tidak Kepala tidak ada benjolan, tidak
ada lesi, tidak ada nyeri tekan, ada lesi, ada nyeri tekan, tidak ada
tidak ada pembesaran Vena pembesaranvena jugularis, tidak
jugularis, tidak ada pembesaran ada pembesaran trakea, tidak ada
trakea, tidak ada pembesaran pembesaran kelenjar thyroid,
kelenjar thyroid, tidak ada nyeri tidak ada nveri tekan.
tekan.

3. Pemeriksaan mata
dan penglihatan
1) Inspeksi Bulu mata tebal, kelopak mata Bulu mata tipis, kelopak mata
tidak odem, conjungtiva tidak tidak odem, conjungtiva tidak
anemis, skelera putih, penglihatan anemis, skelera putih ,penglihatan
klien normal, pupil isokor. klien normal, pupil isokor

2) Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
lesi di bagian kelopak mata lesi di bagian lopak mata

4. Pemeriksaan
telinga dan
pendengaran
1) Inspeksi Tidak ada lesi, tidak odem, daun Tidak ada lesi, tidak odem, daun
telinga bersih, gendang telinga telinga sedikt kotor. gendang
bersih pendengaran normal (tidak telinga bersih pendengaran
terjadi penurunan fungsi normal (terjadi penurunan fungsi
pendengaran). pendengaran).

2) Palpasi Tidak ada nyeri tekan di daun Tidak ada nyeri tekan di daun
telinga dan dibelakang daun telinga dan dibelakang daun
telinga, tidak odem tidak ada lesi. telinga, tidak odem. tidak ada lesi.

5. Pemeriksaan
hidung dan sinus
1) Inspeksi Lubang hidung simetris, mukosa Lubang hidung simetris, mukosa
lembab, septum normal di tengah- lembab, septum normal di tengah-
tengah, tidak ada penyumbatan tengah tidak ada penyumbatan
saat bemafas, tidak ada pemafasan saat bernafas, tidak ada
cuping hidung. pernafasan cuping hidung.

2) Palpasi Tidak ada lesi, tidak ada nyeri Tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada odem tekan, tidak ada odem

6. Pemeriksaan mlut
1) Inspeksi Bibir lembab, warna pucat, lidah Bibir kering, warna pucat, lidah
sedikit kotor, tenggorokan tidak bersih, tenggorokan tidak odem,
odem, gigi kuning, tidak ada gigi kuning, tidak ada kries, tidak
kries, tidak ada pendarahan gusi. ada pendarahan gusi.

2) Palpasi Tidak ada lesi, tidak odem, tidak Tidak ada lesi, tidak odem, tidak
ada nyeri tekan. ada nyeri tekan.

7. Pemeriksaan
37

Thorax dan Paru


1) Inspeksi Tidak Sesak, Tidak Sesak,
Bentuk dada normal, payudara Bentuk dada normal, payudara
simetris, warna areola coklat, ada simetris, warna areola coklat,
penarikan intercoste, tidak tidak ada penarikan intercoste,
terpasang oksigen ( O2 ) tidak terpasang oksigen ( O2 )

2) Palpasi Vocal fremitus teraba antara Vocal fremitus teraba antara


depan dan belakang sama , tidak depan dan belakang sama , tidak
ada lesi, tidak odem, pergerakan ada lesi, tidak odem, pergerakan
simetris. simetris.

3) Perkusi Redup Redup

4) Auskultasi Suara nafas vececuler kanan-kiri Suara nafas vececuler kanan

8. Pemeriksaan
jantung
1) Inspeksi Iktuscordis kuat dangkal di Iktuscordis kuat dangkal di
intercoste 4-5 MCLS intercoste 4-5 MCLS
(micklavikula line sinistra) (micklavikula line sinistra)

2) Palpasi Iktuscordis teraba di intercoste 4- Iktuscordis teraba di intercoste 4-


5 MCLS (midklavikula line 5 MCLS (midklavikula line
sinistra) sinistra)

3) Perkusi Redup Redup

4) Auskultasi S1 dan S2 tunggal S1 dan S2 tunggal

9. Pemeriksaa
Abdomen

1) Inspeksi Bentuk simetris ,tidak ada bekas Bentuk simetris ,tidak ada bekas
luka. luka.

2) Auskultasi Peristaltik usus 5-7 x/menit Peristaltik usus 5-7 x/menit

3) Perkusi Timpani Timpani

4) Palpasi Tidak ada nyeri tekan abdomen. Tidak ada nyeri tekan abdomen.

10. Pemeriksaan
rectum dan anus Tidak terkaji Tidak terkaji

11. Pemeriksaan Satu Kaki sebelah kanan tidak Kaki sebelah kanan dan tangan
muskuluskeletal bisa di gerakkan, dan kedua sebelah kanan sulit untuk di
tangan mengalami kelemahan gerakkan karena mengalami
untuk di gerakkan, kelemahan,
Kekuatan otot Kekuatan otot

5 5 5 5

4 5 4 5
38

12. Pemeriksaan Composmentis Composmentis


neurologi
6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan Diagnostik Ny “M” dan Ny “Z” yang


mengalami Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran
timur desa Lepelle Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

NILAI
PEMERIKSAAN KLIEN 1 KLIEN 2
NORMAL
Pemeriksaan 7,6 mg/dl 10,0 mg/dl 3,4 – 7,0 mg/dl
(asam urat)

Sumber Data : Data Sekunder Hasil Laboratorium 2021.

1) Terapi obat

Tabel 4.7 Terapi obat Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout atritis
dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

KLIEN 1 KLIEN 2
Renadinac 3x1 Renadinac 3x1
Wiros 3x1 Wiros 3x1
Sumber Data: Data Sekunder 2021
39

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.8 Analisa Data Diagnostik Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami
Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa
Lepelle Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH


KLIEN 1
Data Subjektif: Adanya gangguan Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada metabolisme purin
lutut
Data Objektif:
-Pasien tampak meringis
TTV : Akumulasi asam urat yang
Tekanan darah : 120/80 Mmhg ber;lebih dalam darah
Nadi : 90x/m
Suhu : 36,5 °C
Respiration rate : 20x/m.
Skala nyeri 4 Keristal asam urat
Asam urat 7,6 mg/dl menumpuk dalam tubuh

Gout

Menimbulkan iritasi lokal


pada sendi

Menimbulkan respon
inflamasi

Nyeri akut
40

Data Subjektif: Moltifaktor yang Gangguan mobilitas fisik


Klien mengatakan nyeri pada menyebabkan terjadinya
kaki saat berjalan penimbunan kristal urat
Data Objektif:
- Kekuatan otot menurun

TTV: Gout atritis


Tekanan darah : 120/80 Mmhg
Nadi : 90 x/m
Suhu : 36,5 °C Respon lokal
Respiratori rate : 20 x/m
Skala nyeri 4
Asam urat 7,6 mg/dl

Penimbunan kristal pada


sinovia dan tulang

Erosi tulang rawan,


proliferasi sinovia,
pembentukan panas

Degenerasi kartilago

Hambatan mobilitas fisik

KLIEN 2

Data Subjektif: Adanya gangguan Nyeri akut


Klien mengatakan nyeri pada metabolisme purin
lutut
Data Objektif:
-Pasien tampak meringis
TTV : Akumulasi asam urat yang
Tekanan darah : 130/80 Mmhg ber;lebih dalam darah
Nadi : 87x/m
Suhu : 37,2 °C
Respiration rate : 23x/m.
Skala nyeri 4 Keristal asam urat
Asam urat 10,0 mg/dl menumpuk dalam tubuh

Gout

Menimbulkan iritasi lokal


pada sendi
41

Menimbulkan respon
inflamasi

Nyeri akut

Data Subjektif: Moltifaktor yang Gangguan mobilitas fisik


Klien mengatakan nyeri pada menyebabkan terjadinya
kaki saat berjalan penimbunan kristal urat
Data Objektif:
- Kekuatan otot menurun

TTV: Gout atritis


Tekanan darah : 120/80 Mmhg
Nadi : 90 x/m
Suhu : 36,5 °C Respon lokal
Respiratori rate : 23 x/m
Skala nyeri 4
Asam urat 10,0 mg/dl
Penimbunan kristal pada
sinovia dan tulang

Erosi tulang rawan,


proliferasi sinovia,
pembentukan panas

Degenerasi kartilago

Gangguan mobilitas fisik

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.9 Diagnosa Keperawatan Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout
atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

Klien 1 Klien 2

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis 3. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
d.d pasien gelisah,tampak meringis dan d.d pasien gelisah,tampak meringis dan
42

sulit tidur (D.0077) sulit tidur (D.0077)


2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan 1. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan
kendali otot d.d kekuatan otot menurun kendali otot d.d kekuatan otot menurun
(D.0054) (D.0054)
42

4.1.5 Intervensi

Tabel 4.10 Intervensi Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
KLIEN 1
1. Nyeri akut b.d agen pencedera Intervensi utama : 1. Untuk mengetahui keadaan umum
fisiologis d.d pasien gelisah,tampak 1. Manajemen nyeri pasien
meringis dan sulit tidur a. Observasi TTV 2. Untuk mengurangi nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, 3. Membantu menurunkan nyeri
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan intensitas nyeri
persendian.
selama 1 jam, maka nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal 4. Memudahkan untuk ikut serta
Kriteria Hasil:
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri dalam terapi dan mengurangi
a) Keluhan nyeri menurun
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri tegangan otot / spasme.
b) Meringis menurun
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri 5. Membantu proses penyembuhan
c) Gelisah menurun
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup penyakit yang diderita klien
d) Kesulitan tidur menurun
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di berikan
- Monitor efeksamping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengorangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhuruangan, pencahayaan kebisingan )
- Pasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
43

meredakan nyeri
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Gangguan mobilitas fisik b.d 2. Dukungan Ambulasi


penurunan kendali otot d.d kekuatan a. Observasi
otot menurun - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
b. Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat,
kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi tisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi
c. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan
dan tempat tiduk kekursi roda, berjalan dari tempat tidur kekamar
mandi, berjalan sesuai toleransi )
44

KLIEN 2
1. Nyeri akut b.d agen pencedera Intervensi utama : 1. Untuk mengetahui keadaan umum
fisiologis d.d pasien gelisah,tampak 1. Manajemen nyeri pasien
meringis dan sulit tidur a. Observasi TTV 2. Untuk mengurangi nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, 3. Membantu menurunkan nyeri
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan intensitas nyeri
persendian.
selama 1 jam, maka nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal 4. Memudahkan untuk ikut serta
Kriteria Hasil:
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri dalam terapi dan mengurangi
e) Keluhan nyeri menurun
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri tegangan otot / spasme.
f) Meringis menurun
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri 5. Membantu proses penyembuhan
g) Gelisah menurun
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup penyakit yang diderita klien
h) Kesulitan tidur menurun
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di berikan
- Monitor efeksamping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengorangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhuruangan, pencahayaan kebisingan )
- Pasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
45

- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Dukungan Ambulasi
d. Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
e. Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat,
kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi tisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi
f. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan
dan tempat tiduk kekursi roda, berjalan dari tempat tidur kekamar
mandi, berjalan sesuai toleransi )
-
46

4.1.6. Implementasi

Tabel 4.11 Implementasi pada Klien yang mengalami Gout atritis dengan Nyeri akut di dusun Planggaran timur desa Lepelle
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.
Diagnosa HariTgl HariTgl
Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
keperawatan & jam & jam SOAP

Nyeri akut b.d agen23 agustus 1. Manajemen nyeri 23 agustus S : Ny. M mengatakan nyeri lutut mulai berkurang
pencedera fisiologis d.d a. Observasi TTV saat beraktivitas
2021 b. Memberikan teknik non farmakologis 2021 O:
pasien gelisah,tampak
meringis dan sulit tidur Jam untuk mengorangi rasa nyeri (mis. jam TD = 120/90 Mmhg
TENS, hipnosis, akupresur, terapi Nadi = 90 x/m
09.00 music, biofeedback, terapi pijat, 16.30 wib Suhu = 36,5 °C
wib aroma terapi, teknik imajinasi RR = 20 x/m
terbimbing, kompres hangat/dingin, Skala nyeri 3
terapi bermain) A: Masalah belum tratasi
c. Menganjurkan teknik non P: Intervensi dilanjutkan
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
d. Berkolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

2. Dukungan Ambulasi
a. Mengidentifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya S : Ny.M mengatakan pergerakan ekstremitas
b. Memfasilitasi aktivitas ambulasi kekuatan otot meningkat
O:
47

dengan alat bantu (mis. Tongkat, TD = 120/90 Mmhg


kruk) Nadi = 90 x/m
c. Melibatkan keluarga untuk membantu Suhu = 36,5 °C
pasien dalam meningkatkan ambulasi RR = 20 x/m
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur Skala nyeri 0
ambulasi A: Masalah tratasi
P: Intervensi dihentikan
Klien 2

23 agustus 1. Manajemen nyeri 23 agustus S : Ny. M mengatakan nyeri lutut mulai berkurang
a. Observasi TTV saat beraktivitas
2021 b. Memberikan teknik non 2021 O:
Jam farmakologis untuk mengorangi rasa jam TD = 120/90 Mmhg
nyeri (mis. TENS, hipnosis, Nadi = 90 x/m
09.00 akupresur, terapi music, biofeedback,
16.30 wib
Suhu = 36,5 °C
wib terapi pijat, aroma terapi, teknik RR = 23 x/m
imajinasi terbimbing, kompres Skala nyeri 3
hangat/dingin, terapi bermain) A: Masalah belum tratasi
c. Menganjurkan teknik non P: Intervensi dilanjutkan
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
d. Berkolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. Dukungan Ambulasi
a. Mengidentifikasi adanya nyeri atau S : Ny.M mengatakan pergerakan ekstremitas
keluhan fisik lainnya kekuatan otot meningkat
b. Memfasilitasi aktivitas ambulasi O: Ny.M tampak rilek
dengan alat bantu (mis. Tongkat, TD = 120/90 Mmhg
kruk) Nadi = 90 x/m
c. Melibatkan keluarga untuk membantu Suhu = 36,5 °C
pasien dalam meningkatkan ambulasi RR = 23 x/m
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur Skala nyeri 0
ambulasi A: Masalah tratasi
48

P: Intervensi dihentikan

69
48

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout artritis dengan
nyeri Akut di Dusun Planggaran Timur Desa Lepelle Kecamatan
Robatal Kabupaten Sampang.

Tanggal 19 Agustus 2021 pemilihan klien sesuai dengan kriteria

disertai dengan bina hubungan saling percaya dengan klien serta kontrak

kegiatan yang akan dilakukan. Pengkajian pada Ny. M dan Tn. Z

dilaksanakan pada tanggal 19 agustus dan 20 agustus yaitu dengan teknik

auto anamnesa atau wawancara secara langsung dan menggunakan kuisioner

di lanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada klien. Dari hasil pengkajian

yang dilakukan, penulis mendapatkan data fokus sebagai berikut: saat

pengkajian didapatkan hasil bahwa Ny. M mengeluh pasien mengatakan

nyeri pada lutut . Dan data objektif: P : Adanya tekanan saat beraktifitas,

Q : Seperti ditusuk dan ditekan, R :Lutut bagian kanan, S : 3 (nyeri ringan)

T : Hilang timbul Klien tampak meringis dan klien tampak gelisah.

Kemudian Pada Ny. Z didapatkan hasil data fokus sebagai berikut: Ny. Z

mengatakan Klien nyeri lutut, kaki. Dan data objektif: P : Adanya tekanan

saat bekerja, Q : Seperti ditusuk dan ditekan, R :Lutut bagian kanan, S : 3

(nyeri ringan) T : Hilang timbul Klien tampak meringis dan klien tampak

gelisah.

Menurut Siti Aisyah, (2017), nyeri lutut yang dirasakan oleh

responden, merupakan salah satu tanda dan gejala dari Asam urat. Seorang

penderita Asam urat esensial akan mengalami peningkatan Asam urat, salah

satunya peningkatan tekanan dinding pembuluh darah di daerah leher

sehingga terjadi peningkatan tekanan vaskuler ke otak yangmengakibatkan


49

terjadinya penekanan pada serabut saraf otot sehingga penderita merasakan

nyeri. Menurut peneliti ada beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri yang

dirasakan oleh responden seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan. Penerapan

yang dilakukan sesuai dengan jurnal Fanada, Mery. (2016). yang digunakan

ialah kompres air hangat Daun kelor dan direbus 3 menit setelah itu

dikompres pada daerah yang nyeri selama 5 menit dan dilakukan selama 2

minggu. Klien Ny. M mengatakan nyeri yang dialami Pertama kali klien

tampak menahan nyeri dan memegangi Lutut bagian kanan Hal ini sesuai

dengan teori factor-faktor yang mempengaruhi penderita Asam urat ensial

yang mengalami nyeri lutut dengan Asam urat dengan nilai tinggi (7.5),

Usia <50 tahun. Kompres hangat daun kelor dapat menurunkan skala nyeri

lutut pada penderita Asam urat esensial karena kompres hangat daun kelor

dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu, karena panas yang

dihasilkan mampu mendilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah dan

suplai oksigen akan lancar, sehingga meredakan ketegangan otot akibatnya

nyeri dapat berkurang (Redho dkk, 2019).

Pada dasarnya terapi ini adalah didasari oleh sel saraf rusak akibat

trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin,

serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan

merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan

dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks

nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain

dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap

reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga


50

menyebabkan atau mengalami nyeri, sehingga peneliti memberikan terapi

kompres hangat daun kelor untuk mengurangi nyeri pada pasien asam urat

di Dusun Planggaran Timur, Desa Lepelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten,

Sampang.

4.2.2 Diagnosa Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout artritis dengan

nyeri Akut di Dusun Planggaran Timur Desa Lepelle Kecamatan

Robatal Kabupaten Sampang.

Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai

respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis

keperawatan bertujuan untuk mengedentifikasi respons klien

individu,keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan

kesehatan.

a. Diagnosis yang muncul pada Ny M sebagai berikut :

1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien gelisah,tampak

meringis dan sulit tidur diagnosa tersebut muncul ditunjang dengan

data : Ny. M mengatakan belum mengatahui tentang penyakitnya.

2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kendali otot d.d kekuatan

otot menurun, diagnosa tersebut muncul di tunjang dengan data : Ny

M mengatakan mempunyai keluhan nyeri pada lutut. Kekakuan

sendi saat habis bekerja. begitu pula dengan Ny Z yang sering kali

merasakan nyeri sendi di bagian lutut dan persendian pada saat

bekerja mencari rumput.

b. Diagnosis yang muncul pada Ny Z sebagai berikut :


51

1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien gelisah,tampak

meringis dan sulit tidur diagnosa tersebut muncul ditunjang dengan

data : Ny. Z mengatakan nyeri saat beraktifitas.

2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kendali otot d.d kekuatan

otot menurun, diagnosa tersebut muncul di tunjang dengan data : Ny

Z yang sering kali merasakan nyeri sendi di bagian lutut dan

persendian pada saat bekerja mencari rumput.

4.2.3 Intervensi Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout artritis dengan

nyeri akut di Dusun Planggaran Timur Desa Lepelle Kecamatan

Robatal Kabupaten Sampang.

Intervensi yang dibuat berdasarkan sifat masalah dan sumber-sumber

yang ada dalam keluarga. Peneliti menentukan rencana Ny. M dan Ny.Z

sesuai dengan diagnosa yang telah ditemukan.

1. Manajemen nyeri

a. Observasi TTV

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri

- Identifikasi skala nyeri

- Identifikasi respons nyeri non verbal

- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup


52

- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di

berikan

- Monitor efeksamping penggunaan analgetik

b. Terapeutik

- Berikan teknik non farmakologis untuk mengorangi rasa nyeri

(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,

terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres

hangat/dingin, terapi bermain)

- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.

Suhuruangan, pencahayaan kebisingan )

- Pasilitasi istirahat dan tidur

- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri

c. Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

- Jelaskan strategi meredakan nyeri

- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

- Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

d. Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Dukungan Ambulasi

a. Observasi

- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya


53

- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi

- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai

ambulasi

- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi

b. Terapeutik

- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat,

kruk)

- Fasilitasi melakukan mobilisasi tisik, jika perlu

- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan

ambulasi

c. Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi

- Anjurkan melakukan ambulasi dini

- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis.

Berjalan dan tempat tiduk kekursi roda, berjalan dari tempat

tidur kekamar mandi, berjalan sesuai toleransi )

4.2.4 Implementasi Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout artritis

dengan nyeri Akut di Dusun Planggaran Timur Desa Lepelle

Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang.

4.2.5 Implementasi yang dilakukan pada hari senin, tanggal 23

Agustus 2021 pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan

berdasarkan perencanaan yang telah disepakati. Pada tahap ini penulis tidak

mengalami hambatan saat pelaksanaan, keluarga dapat mengerti maksud

dan tujuan. Peneliti melakukan tindakan keperawatan antara lain :


54

1. Manajemen nyeri

a. Observasi TTV

b. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengorangi rasa nyeri

(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi

pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres

hangat/dingin, terapi bermain)

c. Menganjurkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa

nyeri

d. Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Dukungan Ambulasi

a. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

b. Memfasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat,

kruk)

c. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan

ambulasi

d. Menjelaskan tujuan dan prosedur ambulasi

4.2.6 Evaluasi Ny “M” dan Ny “Z” yang mengalami Gout artritis dengan

nyeri Akut di Dusun Planggaran Timur Desa Lepelle Kecamatan

Robatal Kabupaten Sampang.

Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara

membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan

tujuan dan kriteria hasil yang sudah dibuat pada tahap perencanaan

(Kemenkes, 2019). Setelah dilakukan tindakan keperawatan, penulisan


55

mengetahui keberhasilan dengan menggunakan SOAP dari hasil evaluasi

di dapatkan:

1. Evaluasi yang didapatkan pada Ny M adalah sebagai berikut:

S : Ny. M mengatakan nyeri lutut mulai berkurang saat beraktivitas

O:

TD = 120/90 Mmhg

Nadi = 90 x/m

Suhu = 36,5 °C

RR = 23 x/m

Skala nyeri 3

A: Masalah belum tratasi

P: Intervensi dilanjutkan

2. S : Ny. M mengatakan pergerakan ekstremitas kekuatan otot

meningkat

O: Ny. M tampak rilek

TD = 120/90 Mmhg

Nadi = 90 x/m

Suhu = 36,5 °C

RR = 23 x/m

Skala nyeri 0

A: Masalah tratasi

P: Intervensi dihentikan
56

BAB 5

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan

peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian yang di dapatkan oleh peneliti adalah pada : Ny. M

mengatakan nyeri lutut mulai berkurang saat beraktivitas. Data Objektif:

TTV :Tekanan darah : 120/80 Mmhg, Nadi : 90x/m, Suhu : 36,5 °C

Respiration Rate : 30x/m.

Pada Ny. “Z”, Data Subjektif: klien mengatakan nyeri lutut dan

kaki. Data Objektif: Klien tampak memegangi kakinya. TTV: Tekanan

Darah : 130/70 mmhg, Nadi: 87 x/m Suhu: 37,5°C Respiration Rate:

23x/m.

2. Diagnosa yang muncul pada Ny “M” dan Ny “Z” adalah Nyeri akut b.d

agen pencedera fisiologis d.d pasien gelisah,tampak meringis dan sulit

tidur

3. Intervensi yang dapat dilakukan pada Ny. “M” dan Ny “Z” yang

mengalami Gout arthiritis dengan nyeri b.d ketidak mampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit di dusun Planggaran timur Desa

Lepelle Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang yaitu dapat di lakukan

dengan memberikan terapi kompres hangat daun kelor.

4. Implementasi yang dilakukan pada Ny “M” dan Ny “Z” adalah

mengobservasi TTV, mengkaji sekala nyeri, memberikan terapi kompres


57

hangat daun kelor, dan berkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi yang

diberikan.

5. Hasil evaluasi Minggu ke dua setelah dilakukan tindakan terapi kompres

hangat daun kelor, dengan masalah nyeri b.d ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit pada klien Ny. “M” dan Ny “Z”,

masalah belum teratasi.

Klien 1 Klien 2

Pengakuan langsung dari Ny. M Pengakuan langsung dari Ny. Z

yang akhir akhir ini rasa nyerinya yang akhir akhir ini rasa nyerinya

cukup membaik, selain itu membaik, selain itu dibuktikan dari

dibuktikan dari hasil sekala nyeri hasil sekala nyeri berubah dari 3

berubah dari 3 (nyeri (nyeri ringan) ,menjadi 0. Sehingga

ringan) ,menjadi 0. Sehingga dengan penerapan terapi kompres

dengan penerapan terapi kompres daun kelor bisa mengurangi nyeri

daun kelor bisa mengurangi nyeri pada pasien asam urat.

pada pasien asam urat.

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Klien

Perlu diberikan pengetahuan tentang cara terapi kompreshangat daun

kelor untuk mengurangi nyeri. Tiap keluarga yang memiliki anggota

keluarga yang mengalami Gout atritis dapat memberikan motivasi kepada

keluarga untuk memberika dorongan penggunaan terapi kompres hangat

daun kelor yang benar.


58

5.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan acuan bagi pengembangan penelitian selanjutnya, dan diharapkan

dapat menambah variabel lain yang berhubungan dengan kepatuhan minum

obat nyeri pada pasien Gout atritis dengan metode dan desain penelitian

yang lebih baik serta sampel yang lebih banyak.

5.2.3. Bagi Institusi

Diharapkan untuk menyusun artikel ilmiah tentang pemberian terapi

kompres hangat daun kelor untuk mengurangi nyeri dan diadakanya praktik

teknik pemberian terapi kompes hangat daun kelor dengan benar sehingga

tercipta perawat professional, inovatif, terampil dan bermutu dalam

pemberian asuhan keperawatan secara komperensif berdasarkan ilmu dan

kode etik keperawatan.

5.2.4. Bagi Kepala Desa

Diharapkan dapat memberikan informasi lebih lanjut dalam

menerapkan pemberian terapi kompres hangat daun kelor untuk mengurangi

nyeri, sehinga para penduduk yang terkena Gout atritis dapat ditangani

dengan baik dan dapat memberikan kenyamanan kepada penduduk.


59

DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti, 2017.Efektivitas Kompres Hangat daun kelor Dalam Menurunkan
Nilai Asam Urat Dan Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di
Kelurahan Tamalanrea Makassa .Skripsi. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanudin.
Windianto Aris, 2020. Efektifitas kompres hangat daun kelor terhadap nyeri asam
urat pada lansia di desa kenteng, nogosari, boyolali. E-
JurnalKeperawatan.

Mohan N., Guleca VS.,Aurangbadkar V.M., Balaraman R., Austin A. &


Thirugananasampatan S. (2012). Analgesic and antyinflamatory
activity of a polyherbal formulation (PHF-AROGH). Oriental
pharmacy and experimental medicine. 9 (3). 232-237

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(I). Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Indah, Nurhayati & Setiyajati. (2013). Terapi kompres Hangat daunkelor Gout
arthritis di panti wreda st.Theresia dharma bhakti kasih Surakarta.
34-36
Thomas. 2007. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta. Kanisius. 123 halaman

Utami, P., & Puspaningtyas, D. E. (2013). The Miracle of Herbs. Jakarta: PT


AgroMedia Pustaka.
Annasahmad. “Daun kelor Obat Asam urat”. Home page on-line. Available
from:http://daunsirsakobatkanker.com/; Internet; accessed 7
September 2011.

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.2004. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Fanada, Mery. (2016). Pengaruh Kompres Hangat Dalam Menurunkan Skala


Nyeri Pada lansia Yang Mengalami Nyeri Asam urat Di Panti Sosial
Tresna Werdha. Badan Diklat Sumatera Selatan. Palembang.

Aisyah, siti. 2017. Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non
Farmakologi, Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (1)

Anda mungkin juga menyukai