Anda di halaman 1dari 3

Perubahan Kebutuhan Manusia terhadap Hasil Energi Terbarukan

Putri Nidya Ratih


Universitas Bengkulu

Energi terbarukan ini merupakan sumber energi yang berasal dari alam yang mampu dibuat
kembali secara bebas, serta mampu diperbarui terus-menerus dan tak terbatas. Energi
terbarukan mampu diciptakan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin
canggih, sehingga mampu menjadi sumber energi alternatif. Penggunaan sumber energi yang
semakin meningkat membuat manusia untuk menemukan opsi lainnya dari sumber energi yang
ada sekarang ini.

Biasanya, energi terbarukan tak lepas dari perencanaan pengembangan listrik atau
memperbanyak sumber-sumber dari alam untuk menghasilkan listrik. Sehingga, bagaimana
jikalau suatu saat listrik tidak lagi diperlukan, karena terjadinya situasi dimana listrik tidak
dapat digunakan? Diketahui, banyak sekali tragedi aneh dan mengerikan yang tak terduga di
dunia. Seperti peristiwa tunguska, hujan hewan, segitiga bermuda dan lingkaran peri namibia,
dimana semua kehidupan rumput dan tanaman apapun menolak untuk hidup. Sudah lama
terdapat sebuah penemuan yang berawal dari Uni Soviet bernama Woodpecker yang
merupakan salah satu rancangan alat untuk memanuplasi senjata. Setelahnya, amerika
menghadirkan HAARP yang awalnya adalah untuk mempelajari ionisasi atmosfer dan
sekarang HAARP menunjukan eksistensinya untuk memanipulasi cuaca dengan menghasilkan
daya pancar yang besar pada per anteranya, yaitu satu buah antena jika dinyalakan akan
menghasilkan daya pancar 10 ribu watt. Sekarang terdapat 360 antena yang cukup umtuk
memanipulasi cuaca sebuah negara.

HAARP adalah teknologi yang dalam hukum belum diatur mengenai bentuk teknologi serta
pengoperasiannya. Sehingga studi kasus HAARP merupakan kekosongan hukum. Karena
berpotensi besar dijadikan sebagai senjata rahasia sebagai upaya pertahanan negara dan
perlawanan, HAARP perlu diawasi kegiatannya, karena terbukti pada beberapa kasus
percobaan yang mengakibatkan timbulnya bencana di negara lain, salah satu contohnya
Venezuela. Fasilitas HAARP dianggap sebagai bagian dari upaya manipulasi dan penguasaan
fenomena alam yang sulit ditangani seperti gempa bumi, tsunami, badai/topan, banjir dan
kelaparan. Aktivitas HAARP bahkan dituding sebagai penyebab jatuhnya pesawat komersial
tertentu, pemadaman listrik, penyakit fisik dan mental pada manusia seperti sindrom kelelahan
kronis dan sindrom Perang Teluk serta mengontrol perasaan (mood) manusia. Anggapan
semacam itu bukan hanya beredar kalangan publik biasa, karena tokoh sekaliber presiden Hugo
Chavez (Venezuela) pun meyakininya. Bahkan Chavez menganggap HAARP bertanggung
jawab atas Gempa Haiti 2010, gempa paling mematikan di benua Amerika sepanjang sejarah
dengan lebih dari 80.000 nyawa terenggut. Terakhir, HAARP juga dituding berada di balik
munculnya badai Sandy yang merenggut lebih dari 160 nyawa sembari memporak-porandakan
kawasan Karibia dan pantai timur AS termasuk metropolitan New York, dengan total kerugian
sedikitnya mencapai US $ 20 milyar (Rp 180 trilyun, berdasarkan kurs US $ 1 = Rp 9.000).

Kerusakan yang timbulkan seperti eksistensinya tentu tidak bisa dibiarkan. Apabila lebih dari
10 negera memiliki sistem memanipulasi cuaca atau sebagainya. Maka, tidak akan diprediksi
seperti apa akan teejadi dunia apabila terjadi peperangan. Sehingga, pada saat itu, apakah
energi listrik akan di perlukan? Pasti akan diperlukan. Tapi bagaimana jika tidak? Saat sumber-
sumber alam dirusak oleh manusia maka akan sangat berpengaruh pada energi terbarukan.
Tapi, mampukah energi terbarukan akan hadir pada saat itu, dikala energi terbarukan
memerlukan teknologi canggih yang membutuhkan listrik. Bukan hanya, itu jika terdapat
beberapa senyawa yang bisa mengecohkan kerja listrik atau menonaktifkan listrik. Manusia
dapat hidup tanpa listrik. Sehingga, manusia akan kembali ke zaman purbakala atau bisa lebih
buruk dari itu.

Manusia membutuhkan alternatif lain, dimana energi alam tak hanya bisa menjadi energi
terbarukan yang hanya menghasilkan listrik. Manusia membutuhkan energi terbarukan dengan
hasil listrik hanya menjadi salah satu opsi. Manusia harus mulai mencari kemungkinan dari
banyaknya efek penemuan yang berdampak merusak atmosfer, perut bumi dsbg. Kesimpulan
dari essai saya menyatakan pendapat saya bahwa Manusia harus mulai terbiasa dengan
kehidupan sedia kala dan tidak ketergantungan pada listrik karena peritiswa luar angkasa dan
peristiwa penemuan teknologi canggih berdampak bagi isi bumi. Karena, manusia butuh
meneliti alam dan sekitarnya untuk bertahan hidup secara lebih natural untuk mempersiapkan
diri dalam hal-hal yang tak terduga yang akan diperlihatkan semesta kedepannya
SUMBER

http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/3843

https://langitselatan.com/2012/11/19/kisah-haarp-gempa-dan-badai-sandy/

https://sulsel-idntimes-
com.cdn.ampproject.org/v/s/sulsel.idntimes.com/science/discovery/amp/abraham-
herdyanto/hal-paling-misterius-di-bumi-regional-
sulsel?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=1
6294711727139&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%2
4s&ampshare=https%3A%2F%2Fsulsel.idntimes.com%2Fscience%2Fdiscovery%2Fabraha
m-herdyanto%2Fhal-paling-misterius-di-bumi-regional-sulsel

https://www.grid.id/read/04203581/haarp-usaha-amerika-serikat-untuk-memanipulasi-cuaca-
sebagai-senjata-mematikan?page=all

Anda mungkin juga menyukai