0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis biaya ekonomi seperti explicit cost, implicit cost, fixed cost, variable cost, average cost, marginal cost, average fixed cost, dan average variable cost. Dijelaskan definisi dan contoh untuk masing-masing jenis biaya tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis biaya ekonomi seperti explicit cost, implicit cost, fixed cost, variable cost, average cost, marginal cost, average fixed cost, dan average variable cost. Dijelaskan definisi dan contoh untuk masing-masing jenis biaya tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis biaya ekonomi seperti explicit cost, implicit cost, fixed cost, variable cost, average cost, marginal cost, average fixed cost, dan average variable cost. Dijelaskan definisi dan contoh untuk masing-masing jenis biaya tersebut.
NIM : 210611020503 Kelas : 1B8 Tugas 1. Jelaskan Explicit Cost dan Implicit Cost serta berikan contoh konkretnya! 2. Jelasnkan Fixed Cost dan Variable Cost! 3. Jelaskan AC, MC, AFC, AVC, dan berikan contoh konkretnya! Jawaban 1. Explicit Cost dan Implicit Cost a) Explicit Cost Explicit cost atau biaya eksplisit adalah jumlah biaya yang dihabiskan untuk mendapatkan atau menghasilkan sesuatu. Biaya yang umumnya bersifat kontraktual atau pasti, termasuk pengeluaran untuk barang-barang seperti upah, biaya bahan baku, tagihan telepon, tagihan lampu, dan persediaan. Biaya-biaya tersebut secara eksplisit dibawa pada catatan akuntansi sebagai biaya dan dibebankan terhadap operasi bisnis karena mereka jelas dan jumlahnya pasti. Disebut juga dengan biaya aktual atau biaya akuntansi. Pada prinsipnya, explicit cost diartikan sebagai biaya yang benar-benar terjadi dan ditandai dengan keluarnya sejumlah uang. Sebagai contoh seorang mahasiswa harus mengeluarkan uang untuk biaya kuliah, membeli buku, bayar sewa kamar kos, serta untuk keperluan lain, dari awal kuliah hingga lulus menjadi sarjana. b) Implicit Cost Implicit Cost adalah suatu jenis biaya peluang yang hadir saat suatu perusahaan memanfaatkan sumber daya internal guna proyek tertentu tanpa adanya kompensasi eksplisit guna pemanfaatan sumber daya tersebut. Hal ini juga biasanya terjadi saat suatu perusahaan memilih antara berbagai alternatif pilihan atas penggunaan berbagai aset tertentu. Biaya implisit bisa diukur secara akurat untuk tujuan akuntansi perusahaan. Biaya ini juga bisa membantu setiap manajer dalam membuat keputusan yang efektif untuk perusahaannya. Jadi implicit cost dimaknai sebagai nilai atau manfaat yang hilang ketika suatu tindakan tidak dilakukan, adapun nilai atau manfaat tersebut diukur dengan satuan moneter (uang). Contohnya katakan biaya kuliah selama 4 tahun sebesar IDR 100 juta, biaya buku IDR 20 juta, biaya sewa kamar kos IDR 30 juta, biaya lain-lain IDR 10 juta, sehingga total biaya eksplisit adalah IDR 160 juta. Namun demikian, mahasiswa tersebut sebenarnya memiliki pilihan lain, selain kuliah. Misalkan ia memilih untuk bekerja sebagai seorang entrepreneur daripada kuliah, maka dalam 4 tahun ia diproyeksikan memperoleh penghasilan bersih sebesar IDR 200 juta. Nilai IDR 200 juta inilah yang disebut sebagai implicit cost.
2. Fixed Cost dan Variable Cost
a) Fixed Cost Biaya tetap adalah biaya atau pengeluaran bisnis yang tidak tergantung pada perubahan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan maka tidak akan berubah meskipun terjadi perubahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam kisaran tertentu. Biaya tetap tidak terpengaruh sama sekali atau terlepas dari perubahan-perubahan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Biaya tetap dalam akuntansi pada dasarnya adalah jenis biaya yang tidak berubah atau statis, dan akan tetap dikeluarkan baik ketika tidak ada kegiatan atau proses produksi yang dilakukan maupun saat melakukan banyak kegiatan sekali pun. Biaya tetap contohnya saja seperti gaji karyawan. sewa gedung, hingga biaya cukai. Biaya-biaya tersebut harus selalu dibayarkan meskipun perusahaan tidak menghasilkan output barang atau jasa apa pun. Pada penyusunan laporan, biaya tetap dialokasikan atau dicatat di bagian pengeluaran tidak langsung pada laporan laba rugi yang berkaitan dengan laba operasi. Jenis-jenis Biaya Tetap 1. Committed Fixed Cost Committed Fixed Cost atau yang juga disebut dengan biaya tetap yang telah ditentukan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga eksistensi perusahaan. Biaya tetap yang telah ditentukan berkaitan dengan investasi fasilitas dan struktur organisasi perusahaan. Misalnya seperti gaji karyawan, biaya asuransi, biaya pajak bangunan, dan sebagainya. Biaya jenis ini bersifat jangka panjang dan tidak semena-mena diubah begitu saja. Oleh karena itu, menentukan biaya tetap harus dilakukan secara seksama dengan perhitungan yang benar. 2. Discretionary Fixed Cost Discretionary Fixed Cost atau yang juga disebut dengan biaya tetap kebijakan adalah.biaya.yang.dikeluarkan.tergantung.dari.kebijakan manajemen perusahaan. Biaya tetap kebijakan bersifat jangka pendek dan dapat diubah sewaktu-waktu bila terjadi perubahan biaya diluar perkiraan manajemen. Contoh biaya tetap jenis ini adalah biaya pemasangan iklan, riset, pelatihan karyawan, hubungan masyarakat, dan sebagainya. Contoh Biaya Tetap Penyusutan – Penyusutan adalah pembebanan bertahap dan sistematis terhadap biaya aset berwujud. Asuransi – Biaya berkala yang perlu dibayarkan terkait kontrak asuransi. Beban Bunga – Biaya dana yang dipinjamkan ke perusahaan oleh pemberi pinjaman. Pajak Properti – Pajak yang dibebankan ke perusahaan berdasarkan aset yang dimiliki. Biaya Sewa – Biaya berkala terkait penggunaan real estat (kantor, gudang, pabrik, toko) yang dimiliki orang lain dan digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan operasional. Gaji – Pembayaran perusahaan terhadap karyawannya secara berkala (biasanya bulanan). Utilitas – Tagihan listrik, telepon, dan sebagainya. Meskipun elemennya termasuk variabel, namun utilitas termasuk dalam biaya tetap. Perhitungan Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang berkaitan dengan volume atau kapasitas. Karakteristik utama yang dimiliki biaya tetap adalah biayanya yang bersifat tetap/tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh oleh periode maupun aktivitas tertentu, serta biaya per unit berbanding terbalik dengan perubahan volumenya. Jika kapasitas atau volumenya tinggi, maka biaya tetap per unitnya akan rendah, begitu pula sebaliknya. Sementara dalam analisis biaya produksi, cara menghitung biaya tetap total dapat dilakukan dengan menggunakan rumus penambahan biaya tetap dengan biaya variabel. Perbedaan Dasar Biaya Tetap dan Biaya Variabel Berikut beberapa poin yang dapat digunakan sebagai panduan untuk membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel. Fokus Penilaian, biaya tetap dalam penilaiannya lebih ditentukan berdasarkan waktu, sementara biaya variabel berdasarkan jumlah produksi. Kedua penelitian ini yang akan menentukan total biaya yang harus dilakukan ketika melakukan produksi barang atau jasa. Biaya Satuan, semakin meningkatnya produksi per unitnya, maka semakin rendah biaya tetap yang harus dikeluarkan, begitu juga sebaliknya. Hal ini tentu berbeda dengan biaya variabel yang berbanding lurus dengan jumlah satuan atau unit yang diproduksi. Waktu Pengeluaran, biaya tetap akan selalu dikeluarkan pelaku usaha selama periode tertentu, baik saat ada atau tidaknya produksi yang tengah dilakukan. Sementara biaya variabel hanya dikeluarkan pada saat proses produksi berjalan dan tidak perlu dikeluarkan ketika tidak ada kegiatan produksi. Kuantitas Unit Produksi, biaya tetap jumlahnya tidak akan mengalami perubahan meskipun kuantitas unitnya berubah. Berbeda dengan biaya variabel yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan jumlah produksi unit. Komposisi biaya, biaya tetap atau biaya inti terdiri dari biaya overhead produksi, biaya penjualan, administrasi, dan biaya distribusi. Sementara biaya variabel merupakan gabungan dari biaya bahan produksi, beban produksi, biaya material yang digunakan, tenaga kerja, serta biaya penjualan dan distribusi yang tidak tetap. b) Variable Cost Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang bisa berubah secara proporsional tergantung produksi yang dikeluarkan. Biaya variabel bisa naik atau turun tergantung pada volume produksi perusahaan. Biaya variabel akan naik saat produksi meningkat dan turun saat produksi juga menurun, tidak seperti biaya tetap yang sifatnya tidak tergantung dengan proses produksi. Biaya variabel ini dapat dihitung sebagai jumlah biaya marginal (marginal cost) dari semua unit yang diproduksi atau biaya yang berkaitan langsung dengan produksi suatu barang. Biaya variabel juga terkadang disebut sebagai biaya unit-level atau biaya tingkat level karena biaya- biaya variabel tersebut bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. Contoh Biaya Variabel Bahan Langsung – Bahan yang berhubungan dengan proses produksi langsung atau yang biasa disebut sebagai bahan baku. Bahan langsung bisa berubah sesuai dengan jumlah produk yang telah diproduksi. Tenaga Kerja Langsung – Tenaga kerja yang langsung berperan dalam produksi sebuah barang. Tenaga kerja akan dibayar saat sudah menghasilkan suatu produk. Hanya tenaga kerja sementara saja yang upahnya masuk ke dalam biaya variabel. Pemenuhan Kebutuhan Alat Produksi – Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk berjalannya alat proses produksi. Seperti oli untuk mesin produksi, atau listrik untuk mesin. Upah Lembur Tenaga Kerja – Jumlah jam yang dihabiskan oleh tenaga kerja untuk lembur saat bekerja akan dihitung sebagai biaya variabel. Komisi – Komisi dihitung setiap keberhasilan penjualan produk dengan jumlah tertentu, karena berubah berdasarkan jumlah produksi dan penjualan. 3. AC, MC, AFC, dan AVC a) Average Cost Biaya rata-rata didefinisikan sebagai biaya total dibagi dengan kuantitas output (jumlah unit yang diproduksi). Ini adalah faktor penting ketika Anda membuat keputusan produksi. Jenis biaya ini akan memberikan tentang biaya produksi per unit yang dihasilkan. Dalam contoh kita di atas, biaya total rata-rata menghasilkan burger yang Anda jual adalah 20 ribu rupiah (4.000.000 / 200). Sementara itu, biaya tetap rata-rata adalah 15 ribu rupiah per burger dan biaya variabel rata-rata adalah 5 ribu rupiah per burger. b) Marginal Cost Biaya marginal didefinisikan sebagai biaya untuk memproduksi 1 unit output tambahan. Artinya, jenis biaya ini memberi tahu kita berapa total peningkatan biaya jika unit tambahan diproduksi. Biaya marginal merupakan faktor penting untuk pengambilan keputusan dalam konteks proses produksi, karena dapat digunakan untuk menghitung tingkat output yang optimal. Misalnya, mari kita asumsikan bahwa alih-alih Anda menjual 200 burger, Anda malah menjual 201 burger. Sekarang, total biaya adalah 4.005.000, yang setara dengan peningkatan 5000 rupiah. Jadi, biaya marjinal menghasilkan burger 201 adalah 5000 rupiah (5000 rupiah per 1 burger). c) Average Fixed Cost Average fixed costs (AFC) berarti biaya tetap rata-rata. Biaya tetap rata-rata adalah biaya total untuk memproduksi sebuah unit. Menghitung rata-rata biaya tetap adalah dengan mencari tahu terlebih dahulu berapa biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dan tidak tergantung pada berapa banyak produk atau jasa yang diproduksi oleh sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan biasanya akan menghitung kembali biaya tetap secara berkala, dengan tujuan untuk memastikan bahwa perusahaan bisa terus menghasilkan untung dari produk dan jasa yang dihasilkan. Contoh biaya tetap adalah harga sewa, biaya mesin, gaji karyawan, dan langganan tahunan untun keperluan bisnis. AFC didapat dari hasil bagi antara jumlah total biaya tetap (Total Fixed Costs atau TFC) yang dikeluarkan dalam produksi barang atau jasa dengan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan (Quantity atau Q). Jadi, jika dirumuskan adalah sebagai berikut: TFC AFC= Q d) Average Variable Cost AVC berarti biaya variabel rata-rata, merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan yang jumlahnya sesuai dengan volume kegiatan perusahaan. Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah sejalan dengan aktivitas bisnis yang dilakukan pad periode tertentu. Biaya variabel juga dapat disebut biaya normal, yaitu biaya marjinal terhadap semua unit yang diproduksi. Besarnya biaya variabel bisa naik ataupun turun, tergantung pada volume produksi perusahaan. Biaya variabel pada umumnya akan naik saat produksi barang atau jasa meningkat. Begitu pula sebaliknya. Biaya variabel akan turun di saat produksi mengalami penurunan. Jadi, biaya variabel jumlahnya sangat tergantung dengan proses produksi. Biaya variabel dapat dihitung dari biaya yang berkaitan langsung dengan produksi suatu barang. Formula untuk menghitung biaya variabel rata-rata ada 2 cara, yaitu: VC AVC= atau AVC= ATC− AFC Q Contoh pengeluaran biaya variabel seperti bahan baku produksi, tenaga kerja langsung, upah lembur tenaga kerja, kebutuan alat produksi, dan lain-lain.