DOSEN
RUDIE Y. LUMANTOUW, S.E, M.M.
DISUSUN OLEH
FARHAN MONOARFA
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat dan izin-nya
yang telah berkat rahmat dan hidayat kepada saya untuk menyusun makalah ini yang berjudul
“Implementasi Kewarganegaraan, esensi dan ugrgensi, identitas nasional, integritas nasional,
nilai dan norma, konstitusional UUD RI 1945” sampai selesai dengan tepat waktu.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah pancasila bapak
Rudie Y. Lumantouw, S.E, M.M. yang telah mempercayai dan memberikan tugas ini kepada
saya.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahawa masih banyak yang harus
diperbaiki atau dikoreksi lagi. Oleh karena itu saya selaku penyusun mohon maaf atas
kekurangan yang ada. Saya sangat mengharapkan koreksi dan kritikan atau saran-saran dari
pembaca guna memperbaiki kulitas penulisan saya di kemudian hari. Saya berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I ………………………………………………………………………………… 3
PENDAHULUAN ………………………………………………………………........ 3
BAB II ………………………………………………………………………………... 5
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………… 5
PENUTUP …………………………………………………………………………….. 12
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………….. 12
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi sangatlah penting dan
merupakan bentuk pendidikan untuk mengembangkan kultur demokratis yang mencakup
kebebasan, persamaan, kemerdekaan, toleransi, dan kemampuan untuk menahan diri di
kalangan mahasiswa. Pendidikan kewarganegaraan (civic education) merupakan konsep
universal yang meletakan dasar-dasar pengetahuan tentang masyarakat politik, tentang
persiapan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam proses politik secara menyeluruh,
dan secara umumnya menjelaskan bagaimana menjadi warga negara yang baik. Menurut
Zamroni (dalam Ubaedillah, A, dkk, 2008: 9), bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis. Melalui aktivitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk
kehidupan yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
Esensi dan urgensi identitas nasional, konsep identitas nasional dibetuk oleh dua
kata dasar, ialah “identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari kata “identity”
(inggris). Kata nasional berasal dari kata “national” (Inggris). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), identitas berarti ciri-ciri atau keadaaan khusus berarti
seseorang atau jati diri.
Integrasi nasional adalah penyatuan atau pembaruan suatu bangsa sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh. Bertegrasi nasional berarti sama dengan konsep
menyatukan bangsa dengan kesederhanaan. Integrasi nasional mempunya dua pengertian
dasar, yakni integrasi dan nasional.
konstitusi adalah suatu kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan
hukum yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi
dan hak-haknya (Lord James Bryce). Konstitusi berfungsi sebagai landasan
konstitusionalisme. Landasan konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi,
berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga
penyelenggaraan pemerintah sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan
tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara
akan lebih terlindungi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan pendidikan kewarganegaraan?
2. Apa esensi dan urgensi identitas nasional?
3. Mengapa diperlukannya identitas nasional?
4. Apa saja jenis Integrasi nasional?
5. Apa saja nilai dan norma konstitusional UUD NKRI 1945?
C. TUJUAN
Selain untuk memnuhi tugas UTS mata kuliah kewarganegaraan makalah ini juga
dibuat untuk bagaimana kita memahami pentingnya pendidikan kewarganegaraan,
mengetahui konsep-konsep di dalamnya, bagaimana kita berbangsa dan bernegara yang
baik dan benar, dan kita juga dapat menambah wawasan dan referensi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Eucation adalah pendidikan yang
bersifat multifaket yang berlandaskan pada teori-teori disiplin ilmu-ilmu sosial, yang
secara struktural bertumpu pada disiplin ilmu politik. Menurut Merpin Panjaitan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui
suatu pendidikan yang dialogal. Sementara menurut Soedijarto, Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta
didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa, dan ikut serta dalam
membangun sistem politik yang demokratis.
Istilah-istilah yang pernah ada dalam sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia,
antara lain adalah Kewarganegaraan (1957), Civics (1961), dan Pendidikan
Kewarganegaraan (1968). Civics kemudian meluas menjadi Civics Education,
menyangkut dan mengambil bahan-bahanya dari cabang ilmu-ilmu sosial, sehingga Civic
Education kadang-kadang sukar dibedakan dari pengertian social studies, yaitu sebagai
istilah program pembelajaran sosial.
Gerakan Community Civics pada tahun 1907 yang dipelopori W. A. Dunn adalah
permulaan dari keinginan lebih fungsionalnya pelajaran bagi siswa dengan
menghadapkan mereka kepada lingkungan atau kehidupan sehari-hari dalam
hubungannya dengan ruang lingkup lokal, nasional maupun internasional. Gerakan
Community Civics ini dimaksudkan pula bahwa Civics membicarakn pula prinsip-prinsip
ekonomi dalam pemerintahan, usaha-usaha swasta, maupun masalah warganegara.
Civic Education dalam konteks Perguruan Tinggi Islam diarahkan pada nation
and character building dengan memiliki 3 materi pokok, yakni demokrasi, hak asasi
manusia dan masyarakat madani. Ketiga core materials tersebut didukung dengan
beberapa 6 pokok bahasan, yakni Identitas Nasional, Negara, Warganegara, Konstitusi,
Otonomi Daerah dan Good Governance.
A. KESIMPULAN
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Eucation adalah pendidikan yang
bersifat multifaket yang berlandaskan pada teori-teori disiplin ilmu-ilmu sosial, yang
secara struktural bertumpu pada disiplin ilmu politik. Menurut Soedijarto, Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta
didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa, dan ikut serta dalam
membangun sistem politik yang demokratis.
Gerakan Community Civics pada tahun 1907 yang dipelopori W. A. Dunn adalah
permulaan dari keinginan lebih fungsionalnya pelajaran bagi siswa dengan
menghadapkan mereka kepada lingkungan atau kehidupan sehari-hari dalam
hubungannya dengan ruang lingkup lokal, nasional maupun internasional. Gerakan
Community Civics ini dimaksudkan pula bahwa Civics membicarakn pula prinsip-prinsip
ekonomi dalam pemerintahan, usaha-usaha swasta, maupun masalah warganegara.
Identitas Nasional
Identitas nasional adalah perwujudan dari nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang di suatu negara dan menjadi ciri khas suatu bangsa sehingga dapat berbeda
dari bangsa lain. Istilah “identitas” dapat dipahami secara harfiah sebagai karakter, tanda
atau indentitas. Kata “ nasional” berarti bangsa “nation” yang dapat diartikan sebagai
negara dalam konteks modern. Karena itu, ruang lingkup identitas nasional adalah negara
dalam konteks modern.
Unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional yang meliputi:
1) Suku Bangsa
2) Agama
3) Kebudayaan
4) Bahasa
Fungsi Identitas Nasional
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
1) Indentitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut
akan kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu
dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa.
3) Identitas Nasional memunkinkan adanya realisaasi dari perasaan, persaudaraan,
terutama melalui simbol-simbol dan upacara.
Integrasi Nasional
Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yaitu Integrasi dan Nasional. Integrasi
berasal dari Bahasa Inggris “Integrate” yang artinya menyatupadukan, mempersatukan
atau menggabungkan. Kata nasional bersal dari bahasa Inggris “Nation” yang artinya
bangsa. Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersati
sebagai suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis
dan antropologis. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai
keompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian
membentuk identitas nasional.
Jenis-jenis Integrasi nasional
1) Integrasi Asimilasi
2) Integrasi Akulturasi
3) Integrasi Normatif
4) Integrasi Instrumental
5) Integrasi Ideologis
6) Integrasi Fungsional
7) Integrasi Koersif
Nilai dan Norma Konstitusional UUD RI 1945
Pengertian konstitusi di zaman Yunani kuno masih bersifat materil arinya
diformalkan sebagaimana konstitusi zaman sekarang ini. Aristoteles misalnya
membedakan antara konstitusi dengan hukum biasa berdasarkan adanya pengertian kata
Politeia dan Nomoi. Politeia dapat diartikan ssebagai konstitusi. Sedangkan Nomoi
diartikan sebagai Undang-Undang biasa
Menurut K. C. Wheare Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan
ssuatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan
mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu negara. Menurut Herman Heller
Konstitusi lebih luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga
sosiologis dan politis.
Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu
1) Konstitusi tertulis
2) Konstitusi tak tertulis
DAFTAR PUSTAKA