Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENTINGNYA PEDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,


ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL,
INTEGRASI NASIONAL, DAN NORMA
KONSTITUSIONAL UUD RI 1945

DOSEN
RUDIE Y. LUMANTOUW, S.E, M.M.
DISUSUN OLEH
FARHAN MONOARFA

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat dan izin-nya
yang telah berkat rahmat dan hidayat kepada saya untuk menyusun makalah ini yang berjudul
“Implementasi Kewarganegaraan, esensi dan ugrgensi, identitas nasional, integritas nasional,
nilai dan norma, konstitusional UUD RI 1945” sampai selesai dengan tepat waktu.

Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah pancasila bapak
Rudie Y. Lumantouw, S.E, M.M. yang telah mempercayai dan memberikan tugas ini kepada
saya.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahawa masih banyak yang harus
diperbaiki atau dikoreksi lagi. Oleh karena itu saya selaku penyusun mohon maaf atas
kekurangan yang ada. Saya sangat mengharapkan koreksi dan kritikan atau saran-saran dari
pembaca guna memperbaiki kulitas penulisan saya di kemudian hari. Saya berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca.

Manado, 29 September 2021


Farhan Monoarfa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..……………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI …....…………………………………………………………………… 2

BAB I ………………………………………………………………………………… 3

PENDAHULUAN ………………………………………………………………........ 3

A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………….. 3


B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………….. 4
C. TUJUAN ……………………………………………………………………... 4

BAB II ………………………………………………………………………………... 5

PEMBAHASAN ……………………………………………………………………… 5

A. Pendidikan Kewarganegaraan ………………………….……………………... 5


B. Esensi dan Urgensi Identitas Nasional ….……………………..…………….... 6
C. Integrasi Nasional ……………………...……………………………………… 8
D. Nilai dan Norma Konstitusional UUD RI 1945 ..……………………………... 9

BAB III ………………………………………………………………………………... 12

PENUTUP …………………………………………………………………………….. 12

A. KESIMPULAN ……………………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 11


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi sangatlah penting dan
merupakan bentuk pendidikan untuk mengembangkan kultur demokratis yang mencakup
kebebasan, persamaan, kemerdekaan, toleransi, dan kemampuan untuk menahan diri di
kalangan mahasiswa. Pendidikan kewarganegaraan (civic education) merupakan konsep
universal yang meletakan dasar-dasar pengetahuan tentang masyarakat politik, tentang
persiapan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam proses politik secara menyeluruh,
dan secara umumnya menjelaskan bagaimana menjadi warga negara yang baik. Menurut
Zamroni (dalam Ubaedillah, A, dkk, 2008: 9), bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis. Melalui aktivitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk
kehidupan yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
Esensi dan urgensi identitas nasional, konsep identitas nasional dibetuk oleh dua
kata dasar, ialah “identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari kata “identity”
(inggris). Kata nasional berasal dari kata “national” (Inggris). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), identitas berarti ciri-ciri atau keadaaan khusus berarti
seseorang atau jati diri.
Integrasi nasional adalah penyatuan atau pembaruan suatu bangsa sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh. Bertegrasi nasional berarti sama dengan konsep
menyatukan bangsa dengan kesederhanaan. Integrasi nasional mempunya dua pengertian
dasar, yakni integrasi dan nasional.
konstitusi adalah suatu kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan
hukum yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi
dan hak-haknya (Lord James Bryce). Konstitusi berfungsi sebagai landasan
konstitusionalisme. Landasan konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi,
berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga
penyelenggaraan pemerintah sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan
tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara
akan lebih terlindungi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan pendidikan kewarganegaraan?
2. Apa esensi dan urgensi identitas nasional?
3. Mengapa diperlukannya identitas nasional?
4. Apa saja jenis Integrasi nasional?
5. Apa saja nilai dan norma konstitusional UUD NKRI 1945?

C. TUJUAN
Selain untuk memnuhi tugas UTS mata kuliah kewarganegaraan makalah ini juga
dibuat untuk bagaimana kita memahami pentingnya pendidikan kewarganegaraan,
mengetahui konsep-konsep di dalamnya, bagaimana kita berbangsa dan bernegara yang
baik dan benar, dan kita juga dapat menambah wawasan dan referensi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Eucation adalah pendidikan yang
bersifat multifaket yang berlandaskan pada teori-teori disiplin ilmu-ilmu sosial, yang
secara struktural bertumpu pada disiplin ilmu politik. Menurut Merpin Panjaitan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui
suatu pendidikan yang dialogal. Sementara menurut Soedijarto, Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta
didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa, dan ikut serta dalam
membangun sistem politik yang demokratis.
Istilah-istilah yang pernah ada dalam sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia,
antara lain adalah Kewarganegaraan (1957), Civics (1961), dan Pendidikan
Kewarganegaraan (1968). Civics kemudian meluas menjadi Civics Education,
menyangkut dan mengambil bahan-bahanya dari cabang ilmu-ilmu sosial, sehingga Civic
Education kadang-kadang sukar dibedakan dari pengertian social studies, yaitu sebagai
istilah program pembelajaran sosial.
Gerakan Community Civics pada tahun 1907 yang dipelopori W. A. Dunn adalah
permulaan dari keinginan lebih fungsionalnya pelajaran bagi siswa dengan
menghadapkan mereka kepada lingkungan atau kehidupan sehari-hari dalam
hubungannya dengan ruang lingkup lokal, nasional maupun internasional. Gerakan
Community Civics ini dimaksudkan pula bahwa Civics membicarakn pula prinsip-prinsip
ekonomi dalam pemerintahan, usaha-usaha swasta, maupun masalah warganegara.
Civic Education dalam konteks Perguruan Tinggi Islam diarahkan pada nation
and character building dengan memiliki 3 materi pokok, yakni demokrasi, hak asasi
manusia dan masyarakat madani. Ketiga core materials tersebut didukung dengan
beberapa 6 pokok bahasan, yakni Identitas Nasional, Negara, Warganegara, Konstitusi,
Otonomi Daerah dan Good Governance.

B. Esensi dan Urgensi Identitas Nasional


Identitas nasional adalah perwujudan dari nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang di suatu negara dan menjadi ciri khas suatu bangsa sehingga dapat berbeda
dari bangsa lain. Istilah “identitas” dapat dipahami secara harfiah sebagai karakter, tanda
atau indentitas. Kata “ nasional” berarti bangsa “nation” yang dapat diartikan sebagai
negara dalam konteks modern. Karena itu, ruang lingkup identitas nasional adalah negara
dalam konteks modern.
Negara merdeka dan berdaulat sudah pasti berusaha untuk memiliki identitas
nasional sehingga negara tersebut dapat diakui oleh bangsa-bangsa lain dan dibedadakan
dari negara-negara lain. Identitas nasional dapat mempertahankan eksistensi dan
kelangsungan hidup bangsa. Negara atau bangsa memiliki otoritas dan keormatan sebagai
bangsa yang setara dengan bangsa lain dan akan mempersatukan bangsa yang dimaksud.
Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata “Identitas” dan
“nasional. Kata “Identitas” berasal dari kata identity yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda,
atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain. Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompk yang memiliki ciri-
ciri kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, baasa, maupun non-fisik seperti
keinginan, cita-cita, dan tujuan. Jadi “Identitas Nasional” adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
 Unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional yang meliputi:
1) Suku Bangsa
Suku bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.
Golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
khususnya, terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak
kurang tiga ratus dialek bahasa.
2) Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamais (didasarkan pada
nilai agama). Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu
agama Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu.
3) Kebudayaan
Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektik digunakan oleh
pendukung-pendukung untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam
bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang
dihadapi.
4) Bahasa
Dalam hal ini, bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter
dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana
berinteraksi antarmanusia.
 Fungsi Identitas Nasional
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
1) Indentitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut
akan kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu
dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa.
3) Identitas Nasional memunkinkan adanya realisaasi dari perasaan, persaudaraan,
terutama melalui simbol-simbol dan upacara.
 Jenis-jenis Identitas Nasional
1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2) Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih
3) Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4) Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila
5) Semboyan Negara yaitu Binneka Tunggal Ika
6) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945
7) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat
8) Konsepsi Wawasan Nusantara
C. Integrasi Nasional
Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yaitu Integrasi dan Nasional. Integrasi
berasal dari Bahasa Inggris “Integrate” yang artinya menyatupadukan, mempersatukan
atau menggabungkan. Kata nasional bersal dari bahasa Inggris “Nation” yang artinya
bangsa. Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersati
sebagai suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis
dan antropologis. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai
keompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian
membentuk identitas nasional.
 Jenis-jenis Integrasi nasional
1) Integrasi Asimilasi
Integrasi Asimilasi merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang
menghilangkan ciri khas lebudayan aslinya yang diterima oleh masyarakat.
Negara berusaha meleburkan beberapa kebudayaan agar dijadikan menjadi satu
kebudayaan yang sifatnya lebih mudah diterima oleh semua masyarakat. Hal ini
bertujuan untuk mewujudkan integrasi nasional di tengah kberagaman budaya
dan sosial masyarakat. Cara ini cukup efektif untuk mencegah adanya saling
klaim ataupun sifat etrosentrisme
2) Integrasi Akulturasi
Integrasi Akulturasi merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa
menghilangkan ciri khas kebudayaan asli di suatu lingkungan. Pemerintah atau
negara bisa menjadikan cara ini sebagai suatu hal yang cukup inovatif dalam
menciptakan persatuan dan kesatuan masyarakatnya. Meskipun demikian juga
tetap menghargai dan memelihari nilainilai budaya tertentu dengan baik sebagai
bentuk identitas budaya maupun sosial.
3) Integrasi Normatif
Integrasi Normatif terjadi karena keberadaan norma-norma yang berlaku dan
mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah dibentuk. Dengan
berlakunya norma tersebut artinya masyarakat telah bersatu dan sepakat untuk
menjalankan dan menaatinya. Jadi, adanya norma tertentu bisa mempersatukan
masyarakat yang beragam di suatu negara.
4) Integrasi Instrumental
Integrasi Instrumental terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya
keseragaman antar individu dalam lingkungan masyarakat. Hal itu bisa terbentuk
karena adanya kesamaan atau keseragaman antar individu atau kelompok dalam
lingkungan hidup.
5) Integrasi Ideologis
Integrasi Ideologis terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan
spiritual/ ideologis yang kuat tanpa adanya paksaan.
6) Integrasi Fungsional
Integrasi Fungsional terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua
pihak di dalam masyarakat. Mereka yang Pendidikan Kewarganegaraan | 50
merasa mempunyai kesamaan fungsi atau peran cenderung mudah bersatu dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
7) Integrasi Koersif
Integrasi Koersif terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat
paksaan. Jadi, sifatnya tidak secara suka rela ketika bersatu dalam suatu hal.
Integrasi semacam ini pastinya tidak bisa bertahan lama dan kuat karena memang
sifatnya yang terpaksa.

D. Nilai dan Norma Konstitusional UUD RI 1945


Istilah konstitusi dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah constituer, dalam
bahasa Inggris digunakan istilah constitution, constituer (bahasa Prancis) berarti
membentuk, pembentukan yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah membentuk
suatu negara. Konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai siatu
negara.
Pengertian konstitusi di zaman Yunani kuno masih bersifat materil arinya
diformalkan sebagaimana konstitusi zaman sekarang ini. Aristoteles misalnya
membedakan antara konstitusi dengan hukum biasa berdasarkan adanya pengertian kata
Politeia dan Nomoi. Politeia dapat diartikan ssebagai konstitusi. Sedangkan Nomoi
diartikan sebagai Undang-Undang biasa
Menurut K. C. Wheare Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan
ssuatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan
mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu negara. Menurut Herman Heller
Konstitusi lebih luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga
sosiologis dan politis.
 Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu
1) Konstitusi tertulis
2) Konstitusi tak tertulis
Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi atau Undang-Undang Dasar
(UUD) yang pada umumnya mengatur mengenai pembentukan, pembagian wewenang
dan cara bekerja berbagai lambaga kenegaraan serta perlindungan hak asasi manusia.
Negara yang tidak dikategorikan memiliki konstitusi tertulis adalah Inggris dan Kanada.
Di kedua negara ini, aturan dasar tehadap semua lembaga-leb\mbaga kenegaraan dan
semua hak asasi manusia tedapat pada adat kebiasaan dan juga tersebar di berbagai
dokumen, baik dokumen yang relatif baru maupun yang sudah sangat tua seperti Magna
Charta yang berasal dari tahun 1215 yang memuat jaminan hak-hak asasi manusia rakyat
Inggris.
 Perubahan UUD 1945
Terdapat lima kesepakatan pada saat MPR melakukan perubahan UUD 1945.
Pertama, tetap mempertahankan atau tidak melakukan perubahan pada
Pembukaan UUD 1945. hal sebab karena Pembukaan terkait erat dengan Proklamasi
Kemeredekaan dan juga tercantum Pancasila.
Kedua, tetap mempertahankan bentuk NKRI. Tetap dipertahankan rumusan “asli”
Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945: “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik.” Selain itu, pada perubahan ke-4 ditambahkan satu ayat dalam Pasal 37 yang
menyangkut perubahan UUD, yaitu Ayat (5) yang berbunyi, “Khusus tentang bentuk
NKRI tidak dapat dilakukan perubahan.“ (non ammandeable article).
Ketiga, memperkuat sistem pemerintahan presidensiil, dengan ciri-ciri: adanya
jangka waktu masa kerja eksekutif yang pasti (fixed term in office); Presiden adalah
kepala eksekutif; Hubungan antara eksektif dan parlemen yang tidak dapat saling menjatuhkan.
Diatur pada Pasal 6A tentang Pilpres, sehingga tidak bergantung MPR. Pasal 7 tentang
masa jabatan (fixed term in office).
Pasal 7C Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan
Rakyat, sebagaimana dalam sistem parlementer.
Keempat, mengangkat substansi penjelasan dalam pasalpasal UUD. Praktek
ketatanegaraan pada masa sebelum perubahan, sumber konstitusi tidak saja pasal-pasal
atau batang tubuh UUD 1945, tetapi juga Penjelasan UUD 1945 menjadi sumber hukum
konstitusi.
Kedudukan Presiden sebagai mandataris MPR, dinyatakan dalam Penjelasan
UUD, sistem pertanggungjawaban Presiden juga dinyatakan dalam Penjelasan.
MPR memegang kekuasan negara yang tertinggi. Namun peraktiknya, pengaturan
pengisian jabatan diatur UU yang merupakan produk hukum dari Presiden bersama DPR.
Beberapa Pasal UUD yang berasal dari Penjelasan, misalnya Pasal 1 ayat (3), “Negara
Indonesia adalah Negara hukum,“ Pasal 7C yang menyatakan Presiden tidak dapat
membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. Pasal 24 ayat (1) hasil
perubahan yang berbunyi, “Kekuasaan kehakiman merupakankekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan,“ dan Pasal
23A, Pasal 23B, Pasal 23C, Pasal 23D, Pasal 23E, Pasal 23F, dan Pasal 23G adalah
pasal- pasal tambahan yang fungsinya disamping mengangkat hal-hal yang telah ada pada
Penjelasan juga melengkapinya supaya lebih jelas dan tegas pengaturannya demi
kepastian hukum.
Kelima, Perubahan Dilakukan Dengan Cara Adendum.
Cara pengubahan yang dilakukan oleh MPR dalam perubahan pertama sampai
dengan ke empat adalah dengan menyebutkan pasal-pasal atau ayat-ayat yang diubah
atau ditambahkan dan dengan mencantumkan bunyi pasal-pasal hasil perubahan atau
penambahan.
 Hasil Perubahan
Sebelum perubahan, UUD 1945 hanya terdiri dari 16 bab, 37 pasal dan 47 ayat
ditambah 4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan.
Setelah 4 kali perubahan, UUD 1945 menjadi 20 bab, 73 pasal, 171 ayat ditambah 3 pasal
Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Artinya, ada 20 bab, 73 pasal, 171 ayat,
3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan yang harus diterima sebagai bagian
dari payung bangsa ini dalam melakukan setiap tindakannya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Eucation adalah pendidikan yang
bersifat multifaket yang berlandaskan pada teori-teori disiplin ilmu-ilmu sosial, yang
secara struktural bertumpu pada disiplin ilmu politik. Menurut Soedijarto, Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta
didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa, dan ikut serta dalam
membangun sistem politik yang demokratis.
Gerakan Community Civics pada tahun 1907 yang dipelopori W. A. Dunn adalah
permulaan dari keinginan lebih fungsionalnya pelajaran bagi siswa dengan
menghadapkan mereka kepada lingkungan atau kehidupan sehari-hari dalam
hubungannya dengan ruang lingkup lokal, nasional maupun internasional. Gerakan
Community Civics ini dimaksudkan pula bahwa Civics membicarakn pula prinsip-prinsip
ekonomi dalam pemerintahan, usaha-usaha swasta, maupun masalah warganegara.
 Identitas Nasional
Identitas nasional adalah perwujudan dari nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang di suatu negara dan menjadi ciri khas suatu bangsa sehingga dapat berbeda
dari bangsa lain. Istilah “identitas” dapat dipahami secara harfiah sebagai karakter, tanda
atau indentitas. Kata “ nasional” berarti bangsa “nation” yang dapat diartikan sebagai
negara dalam konteks modern. Karena itu, ruang lingkup identitas nasional adalah negara
dalam konteks modern.
Unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional yang meliputi:
1) Suku Bangsa
2) Agama
3) Kebudayaan
4) Bahasa
 Fungsi Identitas Nasional
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
1) Indentitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut
akan kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu
dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa.
3) Identitas Nasional memunkinkan adanya realisaasi dari perasaan, persaudaraan,
terutama melalui simbol-simbol dan upacara.
 Integrasi Nasional
Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yaitu Integrasi dan Nasional. Integrasi
berasal dari Bahasa Inggris “Integrate” yang artinya menyatupadukan, mempersatukan
atau menggabungkan. Kata nasional bersal dari bahasa Inggris “Nation” yang artinya
bangsa. Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersati
sebagai suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis
dan antropologis. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai
keompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian
membentuk identitas nasional.
Jenis-jenis Integrasi nasional
1) Integrasi Asimilasi
2) Integrasi Akulturasi
3) Integrasi Normatif
4) Integrasi Instrumental
5) Integrasi Ideologis
6) Integrasi Fungsional
7) Integrasi Koersif
 Nilai dan Norma Konstitusional UUD RI 1945
Pengertian konstitusi di zaman Yunani kuno masih bersifat materil arinya
diformalkan sebagaimana konstitusi zaman sekarang ini. Aristoteles misalnya
membedakan antara konstitusi dengan hukum biasa berdasarkan adanya pengertian kata
Politeia dan Nomoi. Politeia dapat diartikan ssebagai konstitusi. Sedangkan Nomoi
diartikan sebagai Undang-Undang biasa
Menurut K. C. Wheare Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan
ssuatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan
mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu negara. Menurut Herman Heller
Konstitusi lebih luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga
sosiologis dan politis.
 Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu
1) Konstitusi tertulis
2) Konstitusi tak tertulis
DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Kewarganegaraan dan Pembangunan Kareakter Bangsa, Muhammad


Akbal
Esensi dan Urgensi Identitas Nasional, UNIKOM
Pendidikan Kewarganegaraan Konsep dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
di Indonesi, Dr. Drd. Ismail, M.Si. Dra, Sri Hartati, M.Si.
https://wahdi.lec.uinjkt.ac.id/articles/fooddrive
http://ekonominator.blogspot.com/2016/11/pancasila-identitas-nasional.html
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776
https://pusdik.mkri.id/materi/materi_186_Materi%204%20-%20Ghoffar%20-
%20Konstitusi%20&%20Konstitusionalisme.pdf
http://bkpsdm.pringsewukab.go.id/pages/pengertian-pkn/
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf
https://lektur.id/arti-manifestasi/#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa
%20Indonesia,sebagai%20suatu%20manifestasi%20kemarahan%20hatinya
https://kumparan.com/berita-hari-ini/identitas-nasional-pengertian-fungsi-faktor-
pembentuk-dan-contohnya-1v5kTvUJ2rL#:~:text=Fungsi%20identitas%20nasional
%20adalah%20sebagai,keberagaman%20masyarakat%20tersebut%20menjadi%20satu

Anda mungkin juga menyukai