Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Abstrak
asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India
(Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Menurut Sukarno “Ketuhanan” adalah asli
berasal dari Indonesia. menurut Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui
filsuf-filsuf yang disponsori Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti
Indonesia”.Sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung makna
adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan alam semsta beserta
isinya. Diantara makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini ialah
manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasan Tuhan tidaklah terbatas, sedangkan selain-Nya
adalah terbatas.
A. Pendahuluan
Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila halnya
Indonesia akan tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku.
dalam system sistem hukum negara menjadi penting untuk diterapkan. Pancasila yang
diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan suku-suku itu harus tetap mengakui jati
diri dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan suku.
Secara filosofis Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung dalam sila pertama
Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar filsafat negara Indonesia, sehingga sila
pertama tersebut sebagai dasar filosofis bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
Indonesia bukan mengatur ruang akidah umat beragama melainkan mengatur ruang
publik warga negara dalam hubungan antar manusia. Sebagai contoh berbagai produk
Wakaf, UU RI No. 38 tentang Pengelolaan Zakat, ini mengatur tentang wakaf dan zakat
pada domein kemasyarakatan dan kenegaraan. Secara filosofis relasi ideal antara negara
dengan agama, prinsip dasar negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti
setiap warga negara bebas berkeyakinan atau memeluk agama sesuai dengan keyakinan
dan kepercayaannya. Kebebasan dalam pengertian ini berarti bahwa keputusan beragama
dan beribadah diletakkan pada domain privat atau pada tingkat individu. Dapat juga
dikatakan bahwa agama perupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara.
B. Metode penelitian
Dalam penulisan jurnal ini penulis, menggunakam tinjauan pustaka untuk metode
penyelesaian masalah. Dengan mengambil dari berbagai referensi dari beberapa jurnal
terkait tori dan konsep yang sesuai dan mendukung dengan judul yang dibuat oleh
penulis. Semua yang diuraikam oleh penulis dalam jurnal tersebut berasal dari referensi
jurnal, buku yang digunakan sebagai sumber dan acuan dalam menulis jurnal tersebut.
C. Pembahasan
umum, nilai dan norma yang mengatur sikap dan perbuatan manusia dalam
hubungannya dengan dirinya sendiri, sesama manusia dan masyarakat, alam semesta
dan dengan Penciptanya. Pandangan hidup yang telah dimiliki oleh seseorang
merupakan dasar dari setiap tindakan dalam kehidupannya yang menjadi pedoman
Pancasila merupakan suatu pandangan hidup Bangsa Indonesia yang sangat asasi
dapat memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan
negara mengakui adanya Tuhan. Tuhan merupakan pencipta seluruh alam semesta ini.
Yang Maha Esa berarti Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, Esa dalam zat-Nya,
Mengetahui, dan tiada yang sanggup menandingi keagungan-Nya. Tidak ada yang
bisa mengatur-Nya karena Tuhan mengatur segala aturan. Tuhan tidak diciptakan
oleh makhluk lain melainkan Tuhan yang menciptakan segalanya. Bahagia, tertawa,
sedih, tangis, duka, dan gembira juga Tuhan yang menentukan. Ketuhanan Yang
Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Dan diantara
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini ialah manusia.
adalah terbatas.
Sila pertama Pancasila ini juga mengandung arti dan makna perlunya
karena Tuhan Yang Maha Esa itu bersifat Maha Belas Kasih. Sila ini menghendaki
watak berbelaskasih satu sama lain antara semua warga Republik Indonesia secara
seajaran).
lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang
Yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa. Hal tersebut berdasarkan pada hakikat bahwa pendukung pokok negara adalah
manusia, karena negara adalah sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga
kemanusian dan manusia adalah sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
adanya manusia sebagai akibat adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai kuasa prima.
Tuhan adalah sebagai asal mula segala sesuatu, adanya Tuhan adalah mutlak,
sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas serta pula sebagai pengatur tata
tertib alam.
4. Sikap positif yang perlu dilakukan terhadap nilai-nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa”
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing,
kepercayaan masing-masing
d. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-
dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa. Setiap
warga Negara diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan sikap dalam
asas dalam Pancasila menjadi 45 butir pengalaman sebagai pedoman praktis bagi
No.I/MPR/2013.
b. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dimana pemeluk melaksanakan ajaran agama sesuai dengan norma agamanya. Agar
tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya
sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agamma
kepada orang lain. Toleransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu
selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa
Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, tetapi
Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertaqwa dan selalu berbuat baik.
Lingkunagn hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada
rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib
dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan Bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainnya demi
D. Penutupan
1. Kesimpulan
kuno. Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara
hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada
martabat manusia sebagai mahluk Tuhan. Dari butir-butir yang telah disebutkan di
atas, telah di sebutkan bahwa dalam kehidupan beragama itu tidak diperbolehkan
adanya suatu paksaan. Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang
menolong, dan tidak menggunakan standar sebuah agama tertentu untuk dijadikan
2. Saran
Esa. Salah satu caranya adalah dengan saling menghargai antar umat beragama.
b. Untuk menjadi sebuah Negara pancasila yang nyaman bagi rakyatnya diperlukan
adanya jaminan terhadap keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada
beribadah.
Daftar Pustaka
Pressindo.
Wiyono, suko. 2011. Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan