LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB II
MINERALOGI
Ilmu geologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu yang berhubungan secara
langsung dengan bumi. Geologi mempelajari segala aspek yang berhubungan
dengan bumi. Mengenal kristal dan mineral merupakan basis untuk memahami lebih
lanjut dalam geologi pemahaman dasar mengenai kristal dan mineral merupakan
dasar yang harus dikuasai sebelum mempelajari cabang ilmu yang lainnya (Noor,
2009).
Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat-sifat
kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos. Logos
yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka arti Mineralogi adalah
Ilmu tentang Mineral.
Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan
kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai
sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara
beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal.
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung
darimana sisi meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di
bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang
terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi
kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula.
Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai
unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur.
Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik.
(Aditya, 2012)
1. Sifat fisik mineral
a. Warna
Warna mineral adalah warna yang ditunjukkan oleh mineral secara fisik,
bersifat tidak tetap, karena dipengaruhi oleh susunan pertumbuhannya, sifat
lingkungan geologi di mana mineral dibentuk, dan kemungkinan pengotoran mineral
yang terjadi selama mineral tersebut berada dalam lingkungan geologi tersebut.
Gambar 2.1
Warna
b. Bentuk kristal
Bentuk kristal ditentukan dari susunan kimia unsur yang menyusun internal
kristal. Bentuk mineral adalah bentuk dasar dari susunan atau bangun mineral.
Bentuk mineral dapat sama dengan bentuk kristal, jika pertumbuhannya sempurna
maka akan memiliki bentuk yang sama dengan bentuk kristalnya, namun jika
pertumbuhan mineral tidak sempurna maka tidak akan memiliki bentuk yang sama
dengan bentuk kristalnya.
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.2
Bentuk kristal
c. Cerat
Cerat adalah warna sebenarnya dalam suatu mineral. Warna cerat kadang-
kadang berbeda dengan warna mineralnya. Contoh grafit berwarna coklat tetapi
warna ceratnya hitam, sulfur berwarna kuning dengan warna cerat putih, pirit
berwarna keemasan dengan warna cerat hitam, dan galena berwarna silver gelap
dengan cerat coklat gelap.
Gambar 2.3
Cerat
d. Kilap
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kilap adalah refleksi mineral dalam menangkap sinar, ada dua jenis kilap
yaitu logam dan non logam. Kilap logam yaitu kilap yang ditunjukkan oleh,
sebagaimana logam (emas, perak, tembaga atau besi) jika dikenai sinar. Kilap non
logam yaitu kilap kaca, kilap tanah, kilap lilin, kilap mutiara, kilap sutra.
Gambar 2.4
Kilap
e. Kekerasan
Sifat kekerasan mineral penting untuk diketahui terkait dengan kegunaan,
resistensi dan mekanisme kristalisasinya. Kekerasan mineral diukur dengan
menggunakan skala Mohs.
Gambar 2.5
Kekerasan
Tabel 2.1
Skala Mohs
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tabel 2.2
Penguji Kekerasan Mohs
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan kaca 5,5 – 6
Pisau baja 5,5 – 6
Kikir 6,5 – 7
*Sumber: Amin, 2022
f. Pecahan
Ketika tekanan dalam bentuk pukulan, tarikan, puntiran, atau gesekan
diberikan terhadap suatu mineral, sedangkan ikatan antar atom di sekitar area yang
dikenai terakan tersebut sama di semua arah dalam mineral tersebut, maka akan
terjadi kerusakan atau pecahan.
Kelompok VI II-7
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.6
Pecahan
g. Belahan
Belahan adalah pecahan mineral yang selalu mengikuti bentuk dan
susunan kristal. Belahan ada yang sempurna searah, dua arah dan tiga arah,
kurang sempurna dan tidak sempurna.
Gambar 2.7
Belahan
h. Kemagnetan (Magnetism)
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Mineral
ferromagnetik adalah mineral yang mudah tertarik gaya magnet, seperti mineral
magnetite dan pyrhotite. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut
mineral diamagnetik, sedangkan mineral yang hanya tertarik oleh gaya kuat dari
elektromagnet disebut sebagai paramagnetik.
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
i. Kelistrikan
Kelistrikan adalah sifat mineral terhadap arus listrik. Sifat listrik mineral
dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu sebagai pengantar arus atau konduktor dan
yang tidak menghantarkan arus listrik atau non konduktor.
j. Berat Jenis
Berat jenis merupakan perbandingan antara berat mineral dengan volume
mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang
mineral tersebut terlebih dahulu misalnya beratnya X gram. Kemudian mineral
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ditimbang lagi dalam keadaan didalam air misalnya beratnya Y gram. Berat
terhitung dalam keadaan didalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat
air yang volume nya sama dengan volume butir mineral tersebut Setiap mineral
memiliki berat jenis tertentu.
2. Sifat kimia mineral
Sifat kimia mineral ditujukan untuk mengetahui komposisi kimia mineral,
meliputi unsur-unsur utama, unsur jejak dan unsur jarang, sebagaimana yang juga
menyusun bumi (dari inti bumi, mantel bumi dan kerak bumi). Komposisi kimia bumi
juga dipengaruhi oleh faktor eksternal bumi, seperti jatuhan meteorit, biokimia dan
hidrokimia permukaan bumi.
Di samping faktor-faktor tersebut, komposisi kimia mineral juga dipengaruhi
oleh adanya perubahan volume, tekanan, energi, panas, daya, entropi dan suhu.
Energi adalah kapasitas dalam menghasilkan suatu perubahan. Sedangkan panas,
atau energi termal, hasil dari pergerakan secara acak dari masing-masing molekul
atau atom-atom dalam suatu sistem, disebut sebagai energi kinetik. Daya dan
panas adalah dua bentuk utama dari energi tersebut.
Sifat kimia mineral dipelajari melalui studi geokimia. Studi ini ditujukan
untuk mengetahui sifat-sifat kimia yaitu komposisi unsur mayor (utama), jejak (trace
elements), unsur jarang (rare earth elements) selama proses kristalisasi,
metamorfisme, ubahan atau alterasi dan pelapukan. Unsur-unsur utama yang
menyusun mineral tersebut, dikenal sebagai oksida mayor. Oksida mayor penyusun
mineral dalam batuan terdiri atas SiO2, Al2O3, Fe₂O₃, Na2O, MgO, TiO2, MnO dan
P2O5.
Karena sifat titik leleh basalt dan gabro (basa) tinggi (900-1200 oC), unsur-
unsur maytor yang terdapat dalam batuan beku tersebut bersifat relatif immobile
(tidak bergerak) pada zona ubahan, sedangkan dalam granit atau riolit karena
memiliki titik leleh rendah (<650oC), maka relatif mudah bergerak (mobile). Unsur
jejak yang terdapat dalam basalt atau gabro cenderung kurang variatif dibandingkan
dalam granit dan riolit. Unsur REE (rare earth elements) dalam basalt teralterasi
cenderung lebih banyak variasinya sejalan dengan meningkatnya derajad alterasi,
sedangkan dalam riolit terjadi peningkatan pengayaan REE dengan anomali positif
terhadap Eu.
(Mulyaningsih, 2018)
2.3.1. Alat
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Kuku jari tangan
Kuku jari tangan digunakan sebagai mengukur kekerasan mineral dengan
derajat kekerasan 2,5 skala mohs. Pengukuran menggunakan kuku jari
dilakukan dengan menggoreskan kuku jari tangan ke mineral yang akan di
deskripsikan.
Gambar 2.10
Kuku jari tangan
b. Magnet
Magnet adalah alat yang memiliki suatu medan magnet yang dapat
menarik benda yang terbentuk dari logam. Dalam mendeskripsikan mineral
magnet digunakan untuk mengetahui bahwa mineral tersebut mengandung unsur
logam atau non logam, sehingga jika diketahui hasilnya maka akan
mempermudah dalam menentukan perawakan mineral.
Gambar 2.11
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Magnet
Gambar 2.12
Magnet
d. Paku besi
Paku besi adalah logam keras yang ujungnya tajam yang digunakan untuk
melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku besi berfungsi untuk
mengukur kekerasan mineral dengan tingkat kekerasan 4 skala mohs.
Gambar 2.13
Paku besi
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pisau baja adalah alat yang digunakan untuk memotong sebuah benda.
terbuat dari benda keras yang umumnya logam. Berfungsi untuk mengukur
kekerasan mineral dengan tingkat kekerasan 7 skala mohs.
f. Kaca
Kaca adalah benda yang terbentuk dari silikon dioksida yang berwarna
bening dan transparan serta mudah pecah. Kaca berfungsi untuk mengukur
kekerasan mineral dengan tingkat kekerasan 5 skala mohs.
Gambar 2.14
Kaca
g. Lup
Lup berfungsi untuk melihat permukaan mineral agar lebih jelas dan
mempermudah pendeskripsian mineral.
Gambar 2.15
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Lup
h. Kikir
Kikir adalah alat yang digunakan untuk mempertajam suatu benda seperti
gergaji atau untuk memperhalus suatu benda kerja. Kikir berfungsi untuk
mengukur kekerasan suatu mineral.
Gambar 2.16
Kikir
i. Amplas
Amplas adalah sejenis kertas yang digunakan untuk membuat permukaan
benda-benda menjadi halus. Saat mendeskripsikan mineral amplas berfungsi
untuk mengukur kekerasan mineral dengan tingkat kekerasan 8 skala Mohs.
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.17
Amplas
j. Porselin
Porselin adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan
lempeng murni yang tahan api. Porselin digunakan sebagai tempat
menggosokkan mineral guna mengetahui ceratnya.
Gambar 2.18
Porselin
k. Lembar deskripsi
Lembar deskripsi merupakan lembar yang berfugsi untuk menggambar
mineral serta menulis deskripsi dari mineral tersebut.
2.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan di dalam melakukan praktikum ini adalah beberapa
contoh mineral yang terdapat di Laboratorium Geologi Teknik Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat.
Kelompok VI
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.4.7. Menentukan Metahanan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada.
b. Berikan efek gaya pada salah satu bagian dari mineral tersebut, seperti:
penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan, atau
penghancuran.
c. Amati bentuk mineral tersebut setelah diberikan efek gaya yang ada.
2.4.8. Menentukan Kemagnetan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada dan ambil juga magnet.
b. Dekatkan mineral tersebut sedikit demi sedikit dengan magnet.
c. Amati reaksi antara magnet dan mineral tersebut, kemudian rasakan pula
kekuatan tarikan antara magnet dan mineral tersebuat.
2.4.9. Menentukan Diaphaneity atau Ketransparanan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada.
b. Dekatkan mineral tersebut dengan sumber cahaya, kemudian atur
sedemikian rupa sehingga antara sumber cahaya, mineral, dan mata
terletak pada satu bidang datar atau dapat ditank satu garis lurus dengan
mineral terletak di tengah-tengah.
c. Amati seberapa banyak cahaya yang dapat terlihat atau cahaya yang dapat
menembus mineral.
2.4.10. Menentukan Perawakan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada.
b. Amati bentuk yang khas dari mineral tersebut, seperti bidang-bidang yang
membangunnya termasuk ukuran dan bentuk yang relatif dari bidang itu.
Kelompok VI
DAFTAR PUSTAKA
Noor Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Ed.I. Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Bogor