54 - Essay - Ketut Sariasih

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

ESSAY

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP


PENGGUNAAN E-COMMERCE

OLEH:

NAMA : KETUT SARIASIH


NIM : 2117051101

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2021
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia saat ini sedang dihadapkan pada bencana yang sangat merugikan bagi
semua kalangan berupa pandemi covid-19. Penyebaran covid-19 tercatat sangat cepat
dan masif di seluruh belahan dunia, pandemi tersebut juga menyebar di Indonesia
dengan sangat cepat. Pandemi covid-19 ini disinyalir bukan hanya menyerang
kesehatan, namun juga ekonomi secara global, tak terkecuali Indonesia. Menanggapi
hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa covid-19 akan
memperburuk ekonomi Indonesia, bahkan pertumbuhan ekonomi diprediksi bakal
tumbuh hanya sebesar 2,5 persen bahkan bisa mencapai 0 persen diakses melalui
laman (www.merdeka.com). Selain itu, kalangan pengusaha menilai covid-19 telah
membawa dampak negatif besar terhadap perekonomian Indonesia. Pasalnya, covid-
19 telah mengganggu mata rantai produksi industri sehingga perputaran bisnis
menjadi tidak lancar, sementara kewajiban para pengusaha tetap harus berjalan.
Akibatnya banyak karyawan yang terpaksa hilang pekerjaannya karena terkena PHK.
Nilai rupiah terus melemah tajam, sementara pasar bursa pun meradang seiring laju
indeks harga gabungan (IHSG) yang terkoreksi dalam. Hal ini semakin memperkuat
bahwa perekonomian Indonesia akan terus melambat. Beberapa upaya terus
dilakukan oleh pemerintah untuk menangani penyebaran virus covid-19 ini,
diantaranya adalah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara
bertahap di wilayah-wilayah yang terindikasi mempercepat penyebaran virus covid-
19. Penerapan PSBB setidaknya memberikan dampak yang signifikan bagi kegiatan
masyarakat. PSBB terus berjalan, namun kebutuhan hidup selama masa PSBB juga
harus selalu terpenuhi.
Di Indonesia, telah terjadi pergeseran kuat pada perilaku konsumen yang
sebelumnya berbelanja langsung ke toko maupun pasar kini beralih melalui saluran
online. Data menunjukkan hampir 60% konsumen telah mencoba belanja secara
digital. Meskipun masyarakat merasakan dampak yang sedikit lebih kecil pada mata
pencaharian mereka, pemenuhan kebutuhan seperti buah dan sayur tetap menjadi
prioritas. Hal ini dikarenakan dengan mengkonsumsi buah dan sayur dipercaya dapat
menjaga kesehatan saluran pencernaan sehingga daya tahan tubuh juga ikut terjaga
dan terhindar dari infeksi penyakit selama pandemi (McKinsey & Company, 2020).
Pandemi covid-19 membuat aktivitas manusia juga menjadi terbatas. Masyarakat
dituntut untuk lebih banyak melakukan aktivitas sehari-hari dari rumah. Hal ini
dimaksudkan agar menghindari terjadinya kontak fisik antar manusia sehingga
mengurangi resiko penyebaran virus covid-19. Kondisi ini membentuk gaya hidup
baru tinggal di rumah dengan aktivitas working-living-playing karena adanya social
distancing. Kegiatan belanja online pun menjadi kebiasaan baru dalam upaya
memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk membeli buah dan sayur. Kegiatan belanja
online kini bukan lagi menjadi gaya hidup tetapi sudah mulai menjadi kebutuhan baru
bagi masyarakat. Umumnya masyarakat menggunakan e- commerce berupa website
dan aplikasi yang menyediakan lapak jual beli untuk berbelanja.
E-commerce atau perdagangan elektronik merupakan sistem bisnis berbasis
internet yang dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa
yang dibutuhkan. Hal ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat yang memiliki
keterbatasan akses keluar rumah selama pandemi COVID-19. Oleh karena itu,
banyak masyarakat yang akhirnya menggunakan e-commerce untuk berbelanja
berbagai kebutuhan. Penggunaan e-commerce juga sekaligus melaksanakan himbauan
pemerintah agar membatasi penggunaan uang tunai atau kertas. Sejumlah swalayan
atau supermarket juga saat ini sudah banyak yang menyediakan layanan digital.
Selain itu, Bank Indonesia juga telah menutup layanan yang melibatkan interaksi
sosial. Transaksi yang ditutup sementara yaitu, layanan sistem pembayaran tunai,
yang mencakup: layanan kas keliling baik dalam kota maupun daerah pedalaman di
seluruh Indonesia. Bukan hanya pelayanan pemerintah, tetapi para pelaku UMKM
juga berusaha untuk mencegah penyebaran covid-19, salah satunya dengan
menghimbau kepada masyarakat melakukan pembayaran secara online untuk
meminimalisir kontak fisik antara pelanggan dengan petugas. Berdasarkan uraian
latar belakang diatas penulis merumuskan pertanyaan seputar dampak dari pandemi
Covid-19 terhadap e-commerce. Pertanyaan-pertanyaan dasar yang akan dibahas
yaitu Apakah ada perbedaan serta tingkat kesadaran masyarakat dalam pembelian
produk yang ditawarkan melalui e-commerce sebelum dan ketika pandemi COVID-
19 di Indonesia?.
PEMBAHASAN
Perbedaan Tingkat Pembelian Produk Yang Ditawarkan Melalui E-Commerce
Sebelum Dan Ketika Pandemi COVID-19 Di Indonesia?
Jumlah pelanggan E-commerce mengalami peningkatan hingga 38,3 persen
selama masa Pandemi Corona COVID-19 yang dimulai sejak Januari hingga Juli
2020. Perusahaan-perusahaan e-commerce di Indonesia membukukan kenaikan
volume penjualan dengan semakin banyaknya masyarakat yang menerapkan physical
distancing di tengah wabah Covid-19. Pemerintah juga mulai melirik sektor e-
commerce sebagai salah satu solusi untuk mengatasi defisit pajak akibat pelambatan
ekonomi. Dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, pemerintah Indonesia
enggan menerapkan prosedur karantina yang ketat karena khawatir akan dampak
ekonomi dan sosial. Namun, pemerintah memutuskan untuk menerapkan lockdown
secara parsial di Jakarta yang sudah berlangsung selama dua minggu sejak 10 April
dan memerintahkan perkantoran untuk tutup, melarang perkumpulan lebih dari lima
orang, mengurangi jam operasional transportasi umum, dan melarang dine-in di
restoran. Penerapan lockdown bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona
yang sudah menjangkit 5136 orang dan menyebabkan 469 kematian per 15 April di
Indonesia. Jakarta yang padat penduduk dianggap sebagai pusat penyebaran virus
corona di dalam negeri, di mana hampir 50% kasus corona di seluruh Indonesia
berasal dari ibu kota. Sebelum lockdown diterapkan, banyak perusahaan besar di
Jakarta yang mulai memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah yang awalnya
sempat diajukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, sejumlah mal, toko,
dan restoran juga berinisiatif mengurangi jam operasional, beralih ke layanan online,
dan bahkan menghentikan kegiatan usaha secara total. Industri E-commerce terutama
toko-toko yang menjual barang non-pokok ditutup, sudah banyak masyarakat yang
lebih memilih untuk belanja online seiring dengan peningkatan jumlah kasus Covid-
19. Bukalapak salah satu dari lima perusahaan startup unicorn di Indonesia yang
memiliki valuasi mencapai US$1 miliar memperluas pilihan produk sembako selama
beberapa minggu terakhir untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berdiam di
rumah. Shopee Salip Tokopedia secara terpisah, Blibli mengungkapkan bahwa
penjualan produk sembako, pembersih, sanitasi, masker kesehatan, dan vitamin
mengalami peningkatan selama beberapa minggu terakhir. Perusahaan e-commerce
tersebut juga membukukan peningkatan permintaan terhadap peralatan memasak,
video game, dan peralatan olahraga karena masyarakat Indonesia mulai
menyesuaikan diri untuk menghabiskan waktu di rumah. Sebaliknya, permintaan
terhadap produk smartphone, otomotif, sepatu, pakaian formal, dan tiket liburan
semakin turun karena keadaan perekonomian yang tidak menentu serta kekhawatiran
kesehatan sehingga masyarakat mulai mengurangi konsumsi yang tidak terlalu
dibutuhkan. E-commerce sebenarnya sudah mampu menarik banyak konsumen di
Indonesia bahkan sebelum terjadinya wabah Covid-19. E-commerce juga merupakan
salah satu pendorong utama yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan nilai
ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara mencapai $40 miliar pada tahun 2019 dan
dipresiksi meningkat hingga $130 miliar pada tahun 2025. Dengan semakin
banyaknya toko retail dan konsumen yang terpaksa beralih ke e-commerce,
pertumbuhannya dapat ditingkatkan lebih jauh. Adapun sebelum terjadinya pandemi
Covid-19, e-commerce hanyalah sebuah pilihan. Namun untuk sekarang, penting
sekali bagi toko retail dan produsen untuk menjual produk melalui platform e-
commerce agar mampu mempertahankan bisnis mereka. Sementara itu, perubahan
dinamika pasar yang disebabkan oleh pandemi juga menciptakan peluang bagi
layanan pengiriman makanan online. Pemimpin pasar seperti Go-Food dan Grab-
Food yang dapat diakses melalui Go-Jek dan Grab. Pihak tersebut telah menerapkan
mekanisme pengiriman tanpa kontak dan prosedur kebersihan yang ketat untuk terus
melayani konsumen. Pelaku industri mengatakan bahwa pasar pengiriman makanan
di Indonesia berpotensi meningkat dua kali lipat pada tahun 2020 akibat dari wabah
Covid-19.
KESIMPULAN
Pandemi dari Covid-19 telah membawa dampak negatif besar terhadap
perekonomian Indonesia. Beberapa upaya terus dilakukan oleh pemerintah untuk
menangani penyebaran virus covid-19 ini, diantaranya adalah penerapan PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan physical distancing yang membuat orang-
orang tetap di rumah dan tidak pergi keluar untuk melakukan aktivitas biasanya.
Salah satu kegiatan yang menghilang dari rutinitas adalah tidak berbelanja ke luar
rumah melalui UMKM yang ada melainkan diharuskan melaui penggunaan aplikasi
secara online. Sehingga berakibat terhadap perubahan perilaku konsumen dari
pembelian secara fisik menjadi online yang menyebabkan penjualan dibidang online
semakin meningkat. Di bidang ekonomi kebiasaan masyarakat banyak berubah dari
yang biasanya konsumen senang untuk berbelanja secara fisik, mulai berbelanja
secara online. Berdasarkan data dari Analytics Data Advertising (ADA), pada akhir
Februari 2020 hingga minggu ketiga Maret, aktivitas di kawasan pusat bisnis Jakarta
mengalami penurunan sebesar 53%”. Tentu saja hal ini diharapkan bisa lebih banyak
berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia biasa menjadi lebih meningkat
walaupun dihadapkan dengan kondis pandemi dari Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Ritonga, Raju Pratama. 2021. Analisis Kesadaran Konsumen Dalam Membeli Buah
Dan Sayur Melalui E-Commerce Di Masa Pandemi Covid-19 (Kasus: E-
Commerce Buah dan Sayur di Kota Medan). Universitas Sumatera Utara
Medan.
Fatoni, Siti Nur. Cucu Susilawati. Lina Yulianti. Dan Iskandar. 2020. Dampak
Covid-19 Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Penggunaan E-Wallet Di
Indonesia.
Dinisari, Mia Chitra. 2020. E-Commerce Dorong Perekonomian Indonesia Selama
Pandemi Covid-19. Di ambil dari www.ekonomi.bisnis.com. Diakses Pada
Tanggal 13 Agustus 2021.

Merdeka. 2021. Virus Corona Terjadi 6 Bulan Daya Beli Masyarakat Terpukul Paling
Berat. Di ambil dari www.merdeka.com. Diakses Pada Tanggal 13 Agustus
2021.
McKinsey&Company. 2020. How Covid-19 is Changing Consumer Behavior- now
and Forever. USA.

Anda mungkin juga menyukai