Tantangan Indonesia Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk Untuk Meningkatkan Standar Kehidupan Bangsa
Tantangan Indonesia Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk Untuk Meningkatkan Standar Kehidupan Bangsa
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan I
Penulis :
2
BAB I
PENDAHULUAN
Data yang diambil dari perhitungan jumlah penduduk pada tahun 2000 menunjukkan
bahwa kepadatan penduduk Indonesia adalah sejumlah 107 orang/km2. Selanjutnya angka tersebut
naik menjadi 124 orang/km2 pada tahun 2010 dan terus naik hingga mencapai 134 orang/km2 pada
tahun 2015. Ini berarti kepadatan penduduk pada tahun 2015 berjumlah dua kali lipat angka
kepadatan penduduk pada 5 dekade yang lalu, dan kemungkinan juga telah meningkat di tahun ini.
Tingkat kelahiran dan kematian adalah penentu laju pertumbuhan penduduk. Menurut
Prawiroharjo (2012) penyebab utama ledakan penduduk adalah tingkat kematian yang rendah
karena adanya perbaikan pelayanan kesehatan yang tidak diiringi dengan menurunnya laju tingkat
kelahiran. WHO melakukan penelitian di seluruh dunia yang membuktikan bahwa terdapat
sejumlah kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa/tahun dan kematian ibu sebesar 500.000
jiwa/tahun. Penelitian tersebut menguak fakta bahwa 99% kematian bayi dan ibu hamil tersebut
nyatanya terjadi di negara berkembang (Manuaba, 2012).
Fakta memprihatinkan yang juga dialami Indonesia adalah fakta bahwa Indonesia masuk
ke dalam kategori negara dengan angka kematian ibu tertinggi di Kawasan Asia Tenggara. Fakta
ini diperoleh berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) yang dilaksanakan
pada tahun 2012. Tercatat bahwa kematian ibu di Indonesia mencapai angka 359 dari 100 ribu
orang ibu yang hamil atau melahirkan. Dengan angka tersebut dapat diartikan bahwa ada sebanyak
14 ribu ibu hamil yang meninggal setiap tahun saat atau setelah melalui proses persalinan
(BKKBN, 2013).
3
Selain itu, dalam model Malthusian disebutkan bahwa angka fertilitas yang tinggi pada
negara berkembang disebabkan oleh anggapan pada masyarakat di negara berkembang bahwa
anak adalah sumber daya manusia sekaligus tenaga kerja gratis yang dapat membantu mereka
untuk mengembangkan usaha. Anak juga dianggap sebagai investasi, yaitu menjadi tempat
bergantung di masa tua mereka. Para orang tua beranggapan bahwa semakin banyak anak, semakin
terjamin masa tuanya.
Besarnya penduduk yang ada di negara indonesia memiliki sisi positif dan negatifnya
masing-masing. Di satu sisi, indonesia dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah negara
yang kaya akan budaya. Suku bangsa yang berjumlah 1.340 dengan adat istiadat dan kekhasannya,
membawa banyak ketertarikan bagi turis dari berbagai mancanegara untuk berkunjung ke
indonesia. Hal tersebut tentunya menguntungkan perekonomian negara. Pada tahun 2018, sebesar
5,25% PDB (Pendapatan Domestik Bruto) dihasilkan dari sektor pariwisata.
Jadi sebenarnya, banyak penduduk tidak melulu tentang akibat buruknya. Tentunya banyak
pro dan kontra tentang persoalan penduduk yang menjadi perdebatan berbagai pihak, apalagi fakta
yang menunjukkan bahwa banyaknya penduduk bepengaruh pada banyaknya masalah yang harus
dihadapi, namun sisi baiknya juga tidak boleh diabaikan begitu saja.
4
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah tertera, dapat dikatakan bahwa Indonesia
membutuhkan kebijakan yang baik dan tepat untuk mengatasi masalah kependudukan yang terjadi.
Laju pertumbuhan yang terus meningkat, kepadatan penduduk yang terus naik setiap tahunnya,
serta tingginya angka kematian ibu hamil dan bayi merupakan masalah yang harus di hadapi
Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan dan standar kehidupan masyarakat.
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah tertera, maka tujuan pembuatan tulisan adalah untuk
mengetahui berbagai macam tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam menekan laju
pertumbuhan penduduk dan juga usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasinya guna
meningkatkan standar kehidupan agar tercapainya kesejahteraan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Angka tingkat kelahiran dapat dihitung secara matematis dengan rumus CBR =
b/((n)(1000)); dengan b adalah jumlah kelahiran yang ada pada tahun yang ingin dihitung dan n
adalah jumlah populasi saat penghitungan dilakukan. Penggabungan antara hasil perhitungan
tersebut dengan angka tingkat kematian adalah angka tingkat pertumbuhan alami. Maksud dari
alami adalah perhitungan tersebut tidak melibatkan angka jumlah orang yang bermigrasi
(penduduk yang melakukan perpindahan).
Pengurangan antara tingkat kehamilan total dengan jumlah rata-rata anak yang berhasil
lahir bagi setiap perempuan selama hidupnya digunakan untuk mengukur tingkat kelahiran.
Normalnya, karena distribusi usia tidak mempengaruhi tingkat kehamilan total, maka tingkat
kehamilan total merupakan indicator yang lebih baik daripada Crude Birth Rate untuk menghitung
Angka tingkat kelahiran.
6
2.3 Program Keluarga Berencana
Istilah KB pasti sudah tidak asing lagi. Keluarga Berencana atau biasa disebut KB ini
merupakan program pemerintah yang dilaksanakan dengan skala nasional untuk menekan angka
kelahiran dalam pengendalian pertambahan penduduk di suatu negara. Planned Parenthood adalah
istilah bagi negara Amerika Serikat dalam menyebut program KB.
Program Keluarga Berencana disusun secara khusus dengan tujuan menciptakan kemajuan
social serta spiritual, kestabilan ekonomi, dan tentunya kesejahteraan social setiap penduduknya.
Dalam UU No. 10 tahun 1992, Program KB telah diatur, diawasi, dan dijalankan oleh BKKBN
(Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Pemakaian alat kontrasepsi adalah
salah satu bentuk wujud dari Program KB yang cara kerjanya adalah dengan mencegah atau
menunda kehamilan.
2.4 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu cara atau bisa disebut juga sebagai proses yang ditempuh melalui
pelatihan dan pengajaran dengan hasil akhir berupa perubahan pada sikap, pola pikir, dan juga
perilaku seseorang menjadi lebih dewasa.
Budi pekerti yang baik, sifat mandiri dan bertanggung jawab, berilmu pengetahuan, serta kreatif
dan inovatif adalah beberapa tujuan dari pelaksanaan pendidikan. Pendidikan, khususnya di Indonesia
terbagi menjadi tiga, yaitu formal, non-formal, dan informal.
Pendidikan yang dilalui dengan tahapan berjenjang, yang dimulai dari sekolah dasar sampai tingkat
universitas termasuk pada bentuk pendidikan formal. Sedangkan pendidikan non-formal merupakan bagian
dari pendidikan formal yang dilakukan diluar ‘sekolah’, yaitu seperti sangar, bimbingan belajar, dan
kelompok diskusiYang ketiga adalah pendidikan informal, yaitu pendidikan agama, adat istiadat, moral dan
etika, serta sopan santun yang dapat dipelajari secara mandiri dan juga melalui lingkungan, contohnya
lingkungan keluarga.
7
2.5 Persebaran Penduduk
Penyebaran penduduk pada suatu wilayah, baik itu merata atau tidak merata disebut dengan
Persebaran Penduduk. Perhitungan persebaran penduduk bisa diperoleh dari data kepadatan
penduduk yang berupa angka jumlah rata-rata penduduk/km2 di suatu wilayah negara. Faktor
Fisiografis, Faktor Biologis, serta Faktor Kebudayaan dan Teknologi adalah tiga faktor umum
yang menyebabkan persebaran penduduk dan kepadatan penduduk di setiap daerah.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Pernikahan dini umumnya banyak terjadi pada kalangan orang yang tidak mampu atau
orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Realita yang terjadi adalah seorang anak rela
menuruti kemauan orang tuanya untuk dinikahkan dengan orang yang dianggap mampu secara
finansial sebagai bentuk usaha untuk membantu meringankan beban orang tuanya.
Tingkat Pendidikan yang rendah, dan juga minimnya tingkat pengetahuan anak dan juga
orang tua akan mengakibatkan adanya kecenderungan para orang tua untuk menikahkan anak
mereka yang masih dibawah umur dengan kondisi anak yang tidak bisa menolak (Syarifatunisa,
2017). Ini berarti Faktor Pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam pola pikir
masyarakat tentang pernikahan.
Pendidikan menjadi faktor yang sangat penting bagi setiap orang di seluruh lapisan
masyarakat, oleh karena itu program wajib sekolah 9 tahun dirancang oleh pemerintah Indonesia.
Tetapi lagi-lagi karena adanya keterbatasan ekonomi, sekedar membeli peralatan sekolah pun
banyak yang kesusahan, sehingga sering kali pendidikan tersebut menjadi terabaikan.
Seringkali para orang tua bersikap pasrah bahkan tidak acuh dan membiarkan anaknya
putus sekolah karena kurangnya pengetahuan mereka akan pentingnya Pendidikan. Padahal
Pendidikan adalah faktor utama yang paling krusial yang akan membentuk kerangka pola pikir
seseorang akan keputusan-keputusan hidupnya dan juga berubungan dengan penundaan
pernikahan (Jejeebhoy, 1995)
9
3.2 Faktor yang Memengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk
Memiliki berbagai masalah kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi
dialami berbagai negara berkembang tidak terkecuali Indonesia. Indonesia harus bergerak cepat
agar tidak terjadi ledakan penduduk. Faktor-faktor penyebab terjadinya ledakan penduduk antara
lain adalah : 1) cepatnya laju pertumbuhan penduduk; 2) banyaknya jumlah penduduk; 3) banyak
terjadinya pernikahan dibawah umur; 4) sulitnya pelaksanaan program KB; 5) ketidakmerataan
penduduk; 6) urbanisasi dan transmigrasi yang tidak sesuai; 7) adanya iptek membuat angka
kematian semakin menurun (Suartha, 2016).
Karena itu, butuh upaya yang sungguh-sungguh untuk mengatasi masalah kependudukan.
Jumlah penduduk yang begitu besar, dengan kualitas penduduk rendah, itu berbahaya (Sudibyo
Alimoeso, 2011). Berdasar pada IPM (Indeks Pembangunan Manusia) atau dalam ranah
internasional dikenal dengan HDI (Human Development Index) yang diukur dari tingkat
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, kualitas penduduk Indonesia berada pada urutan 111 dari
189 negara di dunia pada tahun 2020. Ini memperjelas bahwa tingkat 10endidikan, kesehatan, dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia masih buruk.
10
Oleh karena itu, akan menjadi kebutuhan sekaligus tanggung jawab seluruh komponen
bangsa, baik masyarakat, organisasi masyarakat, pihak swasta, Lembaga negara, dan pastinya
pemerintah untuk melaksanakan pengendalian pertumbuhan dan kuantitas penduduk.
Sumber Daya Manusia (SDM) dengan jumlah yang berlimpah seharusnya mampu
membuat proses pembangunan lebih cepat bila kualitasnya tinggi. Hal lainnya adalah SDM yang
banyak ini mampu menimbulkan jiwa kompetisi yang tinggi yang nantinya akan berdampak positif
apabila bisa bersaing di ranah internasional.
Selain itu, populasi yang besar juga berarti bahwa indonesia seharusnya bisa menjadi pasar
yang potensial dalam bidang perdagangan. Banyak penduduk berarti banyak pembeli, itu juga
yang sebenarnya dilihat oleh negara-negara lain yang mengambil kesempatan untuk mengekspor
produk-produk negara mereka agar masuk ke indonesia.
Selanjutnya, ada juga beberapa pihak yang bersikap pesimis terhadap banyaknya penduduk
di suatu negara. Mereka ragu apakah SDM yang melimpah dapat menjadi bagian yang mendukung
kemajuan pembangunan. Pihak yang kontra ini beranggapan bahwa jumlah penduduk yang banyak
akan menjadi hambatan pembangunan suatu negara. Argumennya adalah jumlah penduduk yang
begitu besar akan berdampak pada banyak hal.
11
Seperti kecukupan pangan, sempitnya lingkungan untuk hidup, ketidakmerataan
penduduk, kesenjangan sosial, semakin banyak SDM yang harus ditingkatkan kualitasnya, serta
modal dan teknologi indonesia yang masih jauh dari kata cukup. Ditambah argumen ini diperkuat
oleh teori Thomas Robert Malthus (1798) yang membuat pernyataan bahwa meningkatnya
produksi pangan akan jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk.
Pada intinya, pandangan negatif terhadap tingginya jumlah penduduk adalah bila hal
tersebut tidak segera ditangani denganbaik, maka negara dengan angka penduduk yang tinggi akan
jauh dari kata sejahtera dan berujung pada kata melarat. (Rochaida, 2016)
Jika disimak lebih jauh sebenarnya program keluarga berencana memiliki banyak tujuan
pencegahan, diantaranya adalah membantu mencegah HIV/AIDS, mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan yang akan berdampak pada pengurangan risiko aborsi, menurunkan angka
kematian ibu hamil sekaligus menurunkan angka kematian anak/bayi. Jadi sebenarnya dapat
ditarik kesimpulan bahwa KB memiliki tujuan yang baik dan positif untuk mengontrol angka
kelahiran anak dan juga berperan dalam usaha peningkatan kesejahteraan ibu.
12
3.6 Tantangan Penerapan Program KB
Penerapan atau Implementasi Program keluarga berencana (KB) tidak semudah
menjentikkan jari tangan. Realita yang terjadi pada pelaksanaannya adalah ada banyak sekali
rintangan yang dihadapi. Sebagian kecilnya adalah kendala pemasangannya, nyatanya bentuk KB
yang dipasangkan pada pasien banyak yang salah sasaran. Hal ini bahkan diakui oleh Deputi dari
Lembaga yang berwenang untuk menjalankan dan juga mengawasi program KB, BKKBN.
Yuliasri (2010) mengatakan bahwa salah satu penyebab tingginya angka kelahiran
diakibatkan oleh tingkat pengetahuan masyarakat yang kurang baik tentang Keluarga Berencana
khususnya tentang penggunaan alat kontrasepsi sehingga hal tersebut menjadi hambatan dalam
menekan laju angka kelahiran.
Pengetahuan yang rendah tentang Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi adalah akibat
dari minimnya kesadaran masyarakat untuk ikut dalam program Keluarga Berencana, sehingga
sosialisasi yang dilakukan kurang mendapat perhatian dari masyarakat, akses ke beberapa desa di
Indonesia juga sulit sehingga menghambat sosialisasi dan pelayanan KB. Selain itu mayoritas
masyarakat di desa juga memiliki latar belakang 13ea rah13an terakhir adalah SMP/Sederajat,
(Siregar & Siregar, 2018)
Begitu banyak bentuk kendala yang dihadapi Indonesia untuk menerapkan program KB
dalam rangka mengurangi angka kelahiran. Namun fakta menunjukkan bahwa pada tahum 2015,
Total Fertility Rate dan lajut pertumbuhan penduduk sebagai indikator keberhasilan program KB
terus menurun, sehingga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menyatakan program Keluarga Berencana (KB) berhasil dan sukses diterapkan.
13
Hal tersebut dapat terjadi dan juga dipertahankan melalui pemberian perhatian khusus,
misalnya peningkatan edukasi tentang program KB, pendekatan melalui komunikasi, serta
penyebaran informasi yang mudah diakses oleh masyarakat supaya masyarakat lebih sadar lagi
tentang Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Untuk dapat mengatasi permasalahan pelayanan, perlu adanya kualitas yang merata serta
peningkatan akses agar masyarakat tidak enggan untuk menjalankan program. Selain itu,
pembinaan tentang ketahanan dan kesejahteraan keuarga yang diukur dengan peningkatan fungsi
dan pemahaman keluarga dalam rangka penguatan pembangunan keluarga juga perlu diterapkan.
14
Semakin baik kualitas pendidikan di indonesia, semakin baik pula outcome yang akan
dihasilkan. Tentunya ini berpengaruh langsung terhadap pembangunan, karena dengan itu jumlah
penduduk yang banyak benar-benar memiiki makna banyaknya potensi yang bisa digunakan untuk
menyokong pembangunan.
Selain transmigrasi, pemerintah juga menempuh cara lain untuk memperbaiki persebaran
penduduk yang kurang merata, yaitu adalah melaksanakan pembangunan yang merata untuk setiap
daerah bahkan pedesaan agar penduduknya tidak perlu pindah ke kota dan bisa mensejahterakan
daerah mereka masing-masing.
Berbagai usaha dilakukan, dari mulai peningkatan gizi, peningkatan pendidikan, dan juga
perluasan kesempatan berusaha. Hal tersebut terus menerus dilaksanakan dan ditingkatkan sebagai
bentuk dari usaha untuk memperbaiki kualitas penduduk, baik secara fisik maupun non fisik.
Dengan itu, diharapkan bahwa hal tersebut dapat membawa dampak positif terhadap keberlanjutan
pembangunan Indonesia.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan tulisan, dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk,
mutu Pendidikan, dan tingkat kesadaran masyarakat sangat mempengaruhi usaha-usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan standar hidup suatu bangsa. Peran pemerintah sangat diperlukan,
namun berbagai tantangan seperti persebaran penduduk yang tidak merata, kurangnya
pengetahuan serta mutu Pendidikan, dan sikap masyarakat yang masih apatis juga menjadi
hambatan dalam pelaksanaan program yang telah dirancang. Pada akhirnya, Masih banyak hal
yang harus Indonesia tempuh agar bisa meningkatkan standar kehidupan agar mampu bersaing
dengan negara lain.
4.2 Saran
Data yang diperoleh penulis masih terbilang belum cukup dan masih sangat terbatas. Selain itu,
wawasan dan juga analisis yang dilakukan masih sebatas dari penelitian beberapa tahun yang lalu
yang akan berubah seiring bertambahnya waktu. Jadi, tentunya diperlukan banyak literatur yang
lebih relevan dan juga analisis dengan data yang akurat untuk membuat tulisan ini menjadi lebih
baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Syarifatunisa, I. (2017). Faktor faktor penyebab pernikahan dini di kelurahan tunon kecamatan
tegal selatan kota tegal. In SKRIPSI Universitas Negeri Semarang.
https://lib.unnes.ac.id/29655/1/1201412005.pdf
Embun Bening Diniari. (2018, Januari 9). Mengenal Dampak Ledakan Penduduk. Retrieved from
blog.ruangguru.com: https://blog.ruangguru.com/mengenal-dampak-ledakan-penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk. (n.d.). Retrieved from sirusa.bps.go.id:
https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/86#:~:text=Angka%20yang%20menunj
ukan%20tingkat%20pertambahan,sebagai%20persentase%20dari%20penduduk%20dasar
.
Menghitung Kontribusi Sektor Pariwisata Bagi Ekonomi RI. (2020, Februari 26). Retrieved from
cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200226121314-532-
478265/menghitung-kontribusi-sektor-pariwisata-bagi-ekonomi-ri
Penduduk Indonesia. (n.d.). Retrieved from indonesia-investments.com: https://www.indonesia-
investments.com/id/budaya/penduduk/item67?
Pengertian Persebaran Penduduk dan Jenisnya. (2020, Januari 7). Retrieved from kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/07/150000269/pengertian-persebaran-
penduduk-dan-
jenisnya?page=all#:~:text=Persebaran%20penduduk%20merupakan%20bentuk%20dari,
kilometer%20persegi%20suatu%20wilayah%20negara.
17
Program KB Mampu Tekan Laju Penduduk. (2015, Maret 30). Retrieved from cpps.ugm.ac.id:
https://cpps.ugm.ac.id/program-kb-mampu-tekan-laju-penduduk/
Tingkat kelahiran. (2019, Juli 30). Retrieved from id.wikipedia.org:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tingkat_kelahiran
Tirta Citradi. (17 Februari 2020). IPM RI Naik, Tapi Masih Kalah Sama Tetangga. Jakarta: CNBC
Indonesia.
Wahhab. (2020, Oktober 12). Program Keluarga Berencana (KB) Itu Apa Sih? Retrieved from
dppkbpmd.bantulkab.go.id: https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/program-keluarga-
berencana-kb-itu-apa-sih/
18