NIM : 210741600375
Sosiologi Pembangunan
Korea Selatan merupakan negara yang terletak di Semenanjung Korea yang merdeka
hanya selisih dua hari dengan proklamasi Indonesia yaitu tanggal 15 Agustus 1945.
Berdasarkan teori tersebut, negara Korea Selatan memiliki sumber daya manusia yang
memang semenjak dini telah di didik untuk memiliki prestasi. Pelajar disana mayoritas
berambisi tinggi dan haus akan prestasi. Hal tersebut dikarenakan adanya keinginan untuk
Achievement baik berupa lolos ke dalam sekolah atau pun universitas yang elit, favorit dan
terkenal untuk kalangan orang pintar seperti Seoul National University, Korean University
dan Yonsei University. Selain itu, ambisi lolos seleksi perusahaan bergengsi sepersi Hyundai,
Samsung, LG dan lainnya.
Ambisi untuk berprestasi ini dapat dibilang segalanya untuk pelajar di negeri
gingseng ini. Adanya dorongan untuk berprestasi ini selain didasari oleh budaya kebiasaan
serta keinginan pribadi, masyarakat Korea Selatan menyadari bahwa negara mereka tidak
bisa menggantungkan diri pada kekayaan alam maupun sumber daya yang ada sehingga terus
menerus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan teknologi yang ada. Hal tersebut
cocok dengan prespektif Hoselitz bahwa pertumbuhan dan perkembangan negara dapat
dilakukan dari sisi non-ekonomi berupa peningkatan SDM dan teknologi. Need for
Achievement ini membuat pelajar mati-matian belajar. Karena bagi mereka, pendidikan
adalah satu-satunya jalan untuk mengubah nasib menjadi lebih baik dan hal tersebut di
dukung oleh keluarga terutama orang tua para pelajar tersebut. Bagaimana agar anaknya
berprestasi, agar memiliki kepintaran lebih dari pada lainnya, orang tua akan rela membiayai
bimbingan belajar untuk anaknya.
Referensi:
Rompas, Welson. (2009). Analisis tentang Teori Modernisasi. Manado: Universitas Sam
Ratulangi