PENGINDERAAN JAUH
PERCOBAAN IV
INDEKS VEGETASI (TRANSFORMASI NDVI) DAN INDEKS
KEBAKARAN (TRANSFORMASI NBR)
OLEH:
NAMA : SITI BULKIS
NIM : 1811014320003
ASISTEN : MUHAMMAD RIDHO S.Si.
81
(Muhammad Ridho, S.Si.)
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Menganalisa vegetasi.
2. Menganalisa lahan terbuka hijau.
3. Menganalisa lahan bekas terbakar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
NBR : Normalized Burn Ratio
NIR : Nilai spektral saluran Near InfraRed
SWIR : Nilai spektral saluran Short Wavelenght InfraRed
Tabel 2. Tingkat keparahan berdasarkan nilai NBR
NBR Keparahan Kebakaran
< 0,25 Pertumbuhan kembali pasca kebakaran yang tinggi
-0,25 sampai -0,1 Pertumbuhan kembali pasca kebakaran yang rendah
-0,1 sampai 0,1 Tidak terbakar
0,1 sampai 0,27 Rendah - keparahan kebakaran
0,27 sampai 0,44 Sedang - rendah keparahan kebakaran
0,44 sampai 0,66 Sedang - tinggi keparahan kebakaran
>0,66 Tinggi - keparahan kebakaran
Program Landsat adalah proyek untuk mengakuisisi citra satelit bumi terpanjang.
Pada tanggal 23 Juli 1972 Satelit Earth Resources Technology diluncurkan. Satelit
tersebut akhirnya berganti nama menjadi Landsat. Landsat 8 adalah sebuah satelit
observasi bumi Amerika yang diluncurkan pada tanggal 11 Februari 2013 di
Pangkalan Angkatan Udara Vandeberg, California, U.S. Satelit ini adalah satelit
ke delapan dalam program Landsat; ke tujuh untuk berhasil mencapai orbit.
Landsat 8 awalnya disebut Landsat Data Continuity Mission (LDCM) adalah
sebuah kolaborasi antara NASA dan U.S. Geological Survey (USGS). Sensor
pencitra OLI pada LDCM (Landsat-8) yang mempunyai 1 kanal inframerah dekat
dan 7 kanal tampak reflektif, akan meliput panjang-gelombang panjang-
gelombang elektromagnetik yang direfleksikan oleh objek pada permukaan bumi,
dengan resolusi spasial 30 meter. Sensor pencitra OLI mempunyai kemampuan
resolusi spasial dan resolusi spektral yang menyerupai sensor ETM+ (Enhanced
Thermal Mapper plus) dari Landsat-7. Berikut adalah tabel kegunaan masing-
masing band pada Citra Landsat 8.
Tabel 3. Kegunaan masing-masing band pada Citra Landsat 8
Band Spektral Panjang Gelombang Kegunaan dalam Pemetaan
band 1 – Coastal
0,43 – 0,45 Penelitian Coastal dan Aerosol
Aerosol
Pemetaan batimetri, membedakan
Band 2 – Blue 0,45 – 0,51 tanah dari vegetasi dan gugur dari
vegetasi jenis konifera
Menekankan puncak vegetasi yang
Band 3 – Green 0,53 – 059 berguna untuk menilai kekuatan
tanaman
band 4 – Red 0,64 – 0,67 Membedakan lereng vegetasi
Band 5 – Near Menekankan konten biomassa dan
0,85 – 0,88
Infrared (NIR) garis pantai
Band 6 – Short Diskriminasi kadar air tanah dan
Wave Infrared 1,57 – 1,65 tumbuh-tumbuhan, menembus
(SWIR)1 awan tipis
Band 7 – Short Peningkatan kadar air tanah dan
Wave Infrared 2,11 – 2,29 vegetasi dan penetrasi awan tipis
(SWIR) 2
Band 8 - 0,50 – 0,68 Resolusi 15 meter, definisi gambar
Panchromatic lebih tajam
Peningkatan deteksi kontaminasi
Band 9 -Cirrus 1,36 – 1,38
awan cirrus
Resolusi 100 meter, pemetaan
Band 10 – TIRS 1 10,60 – 11,19 termal dan perkiraan kelembapan
tanah
Resolusi 100 meter, pemetaan
Band 11 – TIRS 2 11,5 – 12,51 termal yang lebih baik dan
perkiraan kelembapan tanah
(Que, 2019)
BAB III
METODE PERCOBAAN
untuk menyoroti area yang terbakar dan untuk pengindeksan keparahan area yang
terbakar, dihitung menggunakan perhitungan nilai reflektansi pada saluran near
infrared dan mid infrared yang dikalikan dengan 1000 untuk mengubah skalanya.
Differenced Normalized burn Ratio (DNBR) dihitung dengan mengurangkan NBR
sesudah kebakaran dan NBR sebelum kebakaran adalah 𝐵𝑅 = 𝑁𝐵𝑅𝑝𝑟𝑒 −
𝑁𝐵𝑅𝑝𝑜𝑠𝑡 . Dapat dilihat pada peta, Kabupaten Hulu Sungai Selatan sudah sangat
banyak wilayah yang terbakar yang ditunjukkan dengan warna merah. Untuk
wilayah yang berwarna hijau menunjukkan wilayah tersebut tidak terbakar.
Klasifikasi yang dimasukkan dalam peta NBR ini sebanyak 5 kelas diantaranya
unburned, Low Severity, Moderate-Low Severity, Moderate-High Severity, dan
High Severity. Unburned untuk wilayah yang tidak terbakar dengan wara hijau
pada peta, sedangkan High Severity menandakan bahwa wilayah tersebut terbakar
tingkat tinggi dengan warna merah pada peta.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Vegetasi yang dianalisa menghasilkan permbandingan warna hijau pada
citra yang diklasifikasikan sebanyak 3 kelas yaitu jarang, sedang dan rapat
pada NDVI dan 5 klasifiskasi pada dNBR.
2. Analisa vegetasi lahan terbuka hijau dibagi menjadi 3 kelas yaitu Jarang,
Sedang dan Rapat. Warna hijau tua menunjukkan bahwa wilayah tersebut
vegetasinya rapat, sedangkan warna hijau muda menunjukkan bahwa
vegetasinya jarang.
3. Analisis vegetasi setelah kebakaran yang dianalisa menghasilkan
perbandingan warna hijau pada citra dimana terdapat “unburned” atau
berwarna hijau terang atau hijau sangat muda yang merata pada wilayah
kabupaten Hulu Sungai Selatan.
5.2 Saran
Praktikum online sedikit membuat susah dan membingungkan jika tidak
benar-benar berkomunikasi dengan baik antar praktikan dan asisten praktikum.
Video tutorial dan modul praktikum sangat membantu.
DAFTAR PUSTAKA
Febrianti, N dan Parwati Sofan. 2014. Ruang Terbuka Hijau di DKI Jakarta
Berdasarkan Analisis Spasial dan Spektral Data Landsat 8. Bidang
Lingkungan dan Mitigasi Bencana. Pustfatja: LAPAN.
Lillesand, Thomas M. and Ralph W. Kiefer. 1994. Remote Sensing and Image
Interpretation. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc New York.
Martín MP et al. 2002. Burned Land Mapping using NOAA-AVHRR and TERRA-
MODIS. Forest Fire Research & Wildland Fire Safety, Rotterdam.
Que, V. K. S., Prasetyo, S. Y. J., & Fibriani, C. 2019. Analisis Perbedaan Indeks
Vegetasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan
Normalized Burn Ratio (NBR) Kabupaten Pelalawan Menggunakan Citra
Satelit Landsat 8. Indonesian Journal of Computing and Modeling, 2(1): 1
– 7.