Anda di halaman 1dari 4

Peristiwa sosial kontemporer pada masyarakat di Singkel : Pemekaran Aceh Singkil dari

Kabupaten Aceh Selatan dan Pemekaran kota Subulussalam dari Aceh Singkil.

Oleh : Yohana Rika


Mata Kuliah : Literatur Budaya Singkil
Dosen Pembimbing : Ismail Angkat, MIP

 Pemekaran Aceh singkil dari Kabupaten Aceh Selatan

Kabupaten aceh singkil adalah suatu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten
Aceh Singkil merupakan pemekaran dari kabupaten aceh selatan dan beberapa wilayahnya hadir
di kawasan taman nasional gunung leuser. Kabupaten ini juga terdiri dari dua wilayah, yakni
daratan dan kepulaun. Kepulauan yang menjadi anggota dari kabupaten Aceh Singkil adalah
kepulaun banyak . Ibu kota kabupaten Aceh Singkil terletak di Singkil. Singkil sendiri hadir di
jalur barat sumatera yang menghubungkan banda aceh, area dan, sibolga.

Berdasarkan data badan pusat statistik kabupaten Aceh Singkil tahun 2021, penduduk


Aceh Singkil berjumlah 126.514 jiwa dengan kepadatan 68 jiwa/km2. Penduduk kabupaten Aceh
Singkil berasal dari beragam suku, termasuk Singkil, Aneuk Jamee, Aceh, Batak Pak Pak
melayu dan minang.

Sedangkan penduduk berdasarkan agama yang dianut, BPS dan Kementrian Dalam
Negeri 2020 mencatat, pemeluk agama islam sebanyak 87,95%, kemudian kristen 11,93%
dimana protestan 10,93% dan katolik 0,90%. Sebahagian lagi menganut Kepercayaan yakni
0,20% yang tinggal di kecamatan Suro Makmur dan Danau Paris, kecamatan yang berbatasan
dengan sumatera utara. Dan selebihnya adalah hindu atau buddha 0,01%

Pemekaran Kabupaten Aceh Singkil disebabkan oleh faktor-faktor seperti : pertama,


faktor latar belakang sejarah, dimana Kota Singkil sejak Tahun 400 sebelum masehi telah
menjadi pusat pelabuhan perdagangan didaerah pesisir pantai barat Sumatera. Pada zaman
Belanda (VOC) Kota Singkil mengalami puncak kejayaasn sebagai Kota perdagangan yang
banyak disinggahi pihak asing, termasuk Amerika Serikat dan Inggris untuk memperoleh
rempahrempah dari Kota Singkil. Perjalanan sejarah ini, menyebabkan Singkil pada awal
kemerdekaan dijadikan sebagai sebuah Kewedanaan Singkil yang tunduk dibawah Resident
(Bupati) Aceh Barat.

Pemekaran Kabupaten Aceh Singkil, selain faktor sejarah juga erat kaitannya dengan
adanya faktor etnisitas yang secara tidak Iangsung sangat berpengaruh terhadap eksistensi warga
wilayah kewedaaan Singkil dengan warga dari Kabuten induk (Kabupaten Aceh Selatan).
Dimana masyarakaat eks Kewedanaan Singkil (dianggap masyarakat pendatang dari Suku Batak
- Fak-fak dan Minang/Barus dari Sumatera Barat), kenyataan ini membuat warga Singkil
dijadikan warga kelas dua dari Kabupaten induk (Kabupaten Aceh Selatan). Luasnya wilayah
Kabupaten induk (Kabupaten Aceh Selatan) juga menjadi pertimbangan tersendiri, karena
lamanya jarak tempuh antara Singkil dengan Kabupaten induk menyebabkan kurang
terpenuhinya pelayanan publik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Faktor terjadinya
pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan dengan pemekaran Kabupaten Aceh Singkil juga
telah menyebabkan cepatnya terjadi proses pemerataan pendapatan secara baik. Dengan
penduduk sedikit, luas wilayah dan potensi pertumbuhan ekonomi yang sangat menggembirakan,
upaya untuk mensejahterakan masyarakat melalui berbagai peluang pemberdayaan juga semakin
banyak bisa dilakukan oleh Pemerintah daerah dan masyarakat.

 Pemekaran Kota Subulussalam dari Aceh Singkil

Kota subulussalam adalah sebuah kota di provinsi Aceh,Indonesia.  Kota ini dibentuk


berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007. Kota ini
merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil.

ditemukan tiga alasan yang menjadi pendorong masyarakat untuk memekarkan Kota
Subutussalam yaitu Pertama, dimensi politik dalam pemekaran Kota Subulussalam didasarkan
adanya latar belakang berupa kekecewaan masyarakat yang mengalami kekalahan dalam
perebutan ibukota pada awal pembentukan Kabupaten Aceh Singkil dan adanya ketentuan
peraturan perundangan yang membuka peluang untuk memekarkan daerah. Selanjutnya karena
terdapat kesamaan secara sosial budaya di masyarakat dalam wilayah Kota Subulussalam dan
adanya sejarah kejayaan masa lalu yang pemah dialami oleh masyarakat Kota Subulussalam.
Kedua, dimensi administrasilteknis dalam pemekaran Kota Subulussalam yaitu karena luas
wilayah Kabupaten Aceh Singkil yang sangat luas menyebabkan panjangnya rentang kendati
pemerintahan dari Kecamatan-Kecamatan yang berada dalam wilayah Kota Subulussalam ke
pusat Kabupaten sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan, disamping itu
dengan wilayah yang Iuas menyebabkan pembangunan wilayah Kota Subulussalam belum
optimal. Ketiga, dimensi kesenjangan wilayah dalam pemekaran Kota Subulussalam yaitu
adanya potensi wilayah yang berupa letak yang sangat strategis dimana Kota Subulussalam
merupakan pintu masuk yang menghubungkan Sumatera Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, dengan Ietaknya yang strategis ini diharapkan dengan adanya status daerah yang
Iebih tinggi akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibandingkan masih bergabung
dengan Kabupaten Aceh Singkil.

partisipasi masyarakat dalam proses pemekaran Kota Subulussalam melalui kegiatan


masyarakat dalam melakukan komunikasi politik yang menyebarluaskan berita-berita mengenai
peluang untuk memekarkan Kota Subulussalam. Kemudian partisipasi masyarakat selanjutnya
adalah dengan melakukan kegiatan membentuk kesepakatan bersama untuk membentuk
pemekaran Kota Subutussalam melalui musyawarah yang diikuti oleh berbagai komponen
masyarakat. Berikutnya masyarakat berpartisipasi melalui kegiatan membentuk panitia persiapan
pembentukan Kota Subulussalam dimana elemen masyarakat yang terlibat sebagai anggota
dalam kepanitiaan ini melakukan kegiatan pendekatan-pendekatan terhadap para pejabat politik
dan pemerintahan. Bentuk masyarakat berpartisipasi dalam pembentukan Kota Subulussalam
dengan memberikan sumbangan baik berupa uang, tanah, tenaga, jasa dan pemikiran serta
dengan melakukan kegiatan memperindah wajah Kota Subulussalam dengan melakukan
pengecatan dan pemasangan lampu hias di sepanjang jalan menuju Kota Subulussalam.
Kota Subulussalam memiliki 5 kecamatan dan 82 gampong dengan kode pos 24782-
24786 (dari total 243 kecamatan dan 5827 gampong di seluruh Aceh). Per tahun 2010, jumlah
penduduk di wilayah ini adalah 67.316 (dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah
4.486.570) yang terdiri atas 33.956 pria dan 33.360 wanita (rasio 101,79). Dengan luas daerah
117.571 ha (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk di
wilayah ini adalah 48 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017,
jumlah penduduknya sebesar 81.187 jiwa dengan luas wilayahnya 1.391,00 km² dan sebaran
penduduk 58 jiwa/km².

Kota Subulussalam juga memiliki banyak destinasi wisata alam, dan jika anda
berkunjung di akhir tahun, anda bisa menikmati musim buah durian. Bahasa yang digunakan di
Kota subulussalam beraneka ragam mulai dari bahasa Singkil, Batak, Aceh, Karo dan Jawa.

Anda mungkin juga menyukai