Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian

Harga diri rendah adalah perasaaan negatif terhadap diri sendiri, termaksud

hilangnya percaya diri dan harga diri , merasa gagal mencapai suatu keinginaan.

(Keliat B.A, 1999 dalam Nur Fajariah 2012).

Harga diri rendah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak di terima lingkungan

dan gambaran-gambaran negative tentang dirinya (Patricia D. Barry, 2003 dalam

iyus yosep 2013).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau

kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena

tidak mampu memcapai keinginan sesuai ideal diri. (Yosep,2009 dalam Mukhripah

damaiyanti dan iskandar 2014).

Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negative yang berkembang

sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang

sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif. (NANDA, 2015). Berbagai masalah

yang berkaitan tentang aspek seksualitas dapat mempengaruhi gairah hidup,

gambaran diri, dan hubungan dengan orang lain. Berbagai ancaman terhadap masalah

identitas seksual, kurangnya kepedulian dan stabilitas hubungan dengan pasangan,

dan berakhirnya kapasitas reproduksi diimplikasikan sebaia efek negatife yang

langsung berpengaruh terhadap harga diri penderita setelah mengalami kanker dan

terapinya. Selain itu, secara tidak langsung, pengalaman depresi, cemas, marah, dan

kelelahan selama terdiagnosis kanker dan ketika menjalani terapi kanker juga dapat

mempengaruhi kondisi harga diri penderita kanker. (Brotto, et al.,2008).


RENTANG RESPON

Adaptif RENTANG RESPON Maladaptif

Aktualisasi konsep diri harga diri keracunan depersonalisasi

Diri positif rendah identitas

Menurut Stuart dan Sundeen, 1998 dalam Deden Dermawan dan Rusdi 2013,

respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif

dan maladaptive :

1. Aktualisasi adalah pernyataan diri positif tentang katar belakang pengalaman nyata

yang sukses di terima.

2. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi

diri.

3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri

maladaptive.

4. Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial

dan kepribadian dewasa yang harmonis.

5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang

berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya

dengan orang lain.


B. Penyebab

Berbagai faktor penunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang.

Dalam tinjauan life span history, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada

masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu

mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan

tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan atau

pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan

menuntut lebih dari kemampuannya. (Yosep, 2009 dalam Mukhripah Damayanti dan

Iskandar 2014).

Menurut Stuart 2006 dalam Mukhripah Damayanti dan Iskandar 2014,

faktor-faktor yang mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi faktor

predisposisi dan faktor presipitasi sebagai berikut :

1. Faktor predisposisi

a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,

harapan orantg tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang

mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan

ideal diri yang realistis.

b. Faktor yang mempengaruhi perfoma peran adalah stereotype peran gender,

tuntutan peran kerja dan harapan peran budaya.

c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan

orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur social.

2. Faktor presipitasi

Menurut Yosep, 2009 : faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya

kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau

produktifitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri

rendah ini dapat terjadi secara situsional atau kronikj. Secara situsional karena

trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,

perkosaan atau dipenjara, termaksud di rawat di rumah sakit dapat


menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau

pemasangan alat bantu yang membuat klien merasa tidak nyaman. Harga diri

rendah, biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien

sudah memiliki pikiran negative dan meningkat saat di rawat.

C. Tanda dan gejala

Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah (Deden Dermawan dan Rusdi

2013) :

1. Mengkritik diri sendiri

2. Perasaan tidak mampu

3. Pandangan hidup yang pesimis

4. Penurunan produktifitas

5. Penolakan terhadap kemampuan diri

6. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri

7. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah

Adapun menurut Keliat B.A, 1999 dalam Nur Fajariah 2012), sebagai berikut:

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap

penyakit (rambut rontok karena terapi)

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri( memngkritik atau menyalahkan diri sendiri)

3. Gangguan hubungan social (menarik diri)

4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,

mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya)

D. Akibat dari harga diri rendah

Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi social : menarik diri. Menarik diri

merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari

hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993 dalam Nur fajariyah 2012).
Tanda dan gejala :

1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

2. Menghindar dari orang lain (menyendiri)

3. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien

lain/perawat

4. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk

5. Berdiam diri di kamar,/klien kurang mobilitas

6. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau

pergi jika diajak bercakap-cakap

7. Tidak/jarang melakukan kegiatan sehari-hari

E. Penatalaksanaan

1. Farmakologi

Neuroleptika dengan dosis tepat dan ekeftif lebih bermanfaat pada penderita

skizofrenia

2. Therapy

a. Therapy elektrokonvulsif (ECT)

Cara kerja yang belum diketahui jelas hanya dikatakan bahwa terapi

konvulsif dapat memperpendek serangan skizofrenia akan tetapi tidak akan

mencegah akan datang.

b. Psikoterapi

Terapi ini di maksudkan untuk meninggalkan atau mengurangi

ketidaknormalan dan memelihara tingkat kesehatan.

c. Therapy lainnya :

1. Terapi psikomotor

Ini adalah suatu bentuk yang mempergunakan gerakan tubuh sebagai

salah satu cara untuk melakukan analisa berbagai gejala yang mendasari

bentuk gangguan jiwa sekaligus sebagai terapi.


2. Terapi rekreasi

Merupakan bentuk yang mempergunakan media rekreasi dengan tujuan

menghilangkan ketergantungan emosional dan memperbaiki perilaku

melalui diskusi tentang kegiatan rekreasi yang telah dilakukan .

3. Terapi tingkah laku

Ialah terapi yang bersumber dari psikologi tingkah laku yang

menggunakan stimulus dan respon sebagai modus operan dengan

pemberian stimulus yang positif, maka akan timbul respon yang positif.

4. Terapi keluarga

Ialah bentuk terapi yang mengguanakn keluarga sebagai titik tolak

terapi, karena keluarga selain sumber terjadinya gangguan tingkah laku,

juga sebagai sarana terapi yang dapat mengembalikan fungsi psikis dan

social melalui komunikasi timbal-balik.

5. Rehabilitasi

Ialah proses kompleks, meliputi berbagai disiplin dan merupakan

gabungan dari usaha medic social, untuk meningkatkan dan

mempertahankan seseorang agar dapat mencapai kembali taraf

fungsional setinggi mungkin.

F. Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah

I. Pengkajian

A. Identitas diri

Nama : Tn. A

Umur :31 Tahun

Alamat : Benteng

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani
II. Keluhan utama : klien mengatakan di suruh ibu dan istrinya untuk

melanjutkan berobat, sering menyendiri di kamar, bicara sedikit, sulit

komunikasi

III. Alasan masuk rumah sakit : 2 bulan sebelum masuk rumah sakit klien sering

menyendiri, membanting barang, bicara sedikit, sulit komunikasi, bicara

sendiri dan sulit tidur

IV. Faktor predisposisi

1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak 3 tahun yang lalu

2. Control tidak rutin, pengobatan kurang berhasil

3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga

yang mengalami gangguan jiwa

4. Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu

ia jatuh dari sepeda

V. Pemeriksaan fisik

a. Tanda-tanda vital :

 Tekanan darah : 120/80 mmHg

 Nadi : 80x/i

 Pernapasan :18x/i

 Suhu : 36,5⁰c

b. Kondisi fisik : Klien tidak mengeluh sakit apa-apa, tidaka ada kelainan

fisik

VI. Psikososial

a. Konsep diri

 Citra tubuh : klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai

adalah mata karena dapat melihat

 Identitas : klien mengatakan anak ke 5 dari 5 bersaudara

 Peran : klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah sebagai

anak
 Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa

bosan dan ingin bekerja lagi

 Harga diri : klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan

orang lain selain ibu dan adiknya , klien merasa tidak tidak pantas jika

berada diantara orang lain, kurang interaksi social

Masalah keperawatan : harga diri rendah

b. Hubungan social

 Orang yang dejat dengan klien adalah ibu, istri dan kedua anaknya

 Peran serta kelompok/ masyarakat : sebelum klien sakit sering

mengikuti gotong royong di desanya

 Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : selama klien rawat

jalan/ berobat jalan temannya berkurang karena klien malu

berkomunikasi.

Masalah keperawatan : menarik diri

c. Spiritual

Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien berdoa

agara cepat sembuh

VII. Status mental

 Penampilan : penampilan klien kurang rapi, klien menggunakan baju yang

telah disediakan di RSJ

 Pembicaraan : klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat

dipahami

 Aktivitas motoric : klien lebih banyak menunduk, aktifitas klien

menyesuaikan

 Alam perasaan : klien mengatakan bosan di RSJ dan ingin cepat sembuh

dan pulang

 Afek : klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara lambat


 Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang karena menunduk,

sesekali klien mengadah, selalu menjawab jika di Tanya

 Persepsi : halusinasi saat pengkajian tidak di temukan

 Pola fikir : tidak ada waham

 Memori : daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya

 Kemampuan penilaian : klien mampu menilai antara masuk kamar setelah

makan atau membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih membereskan

kursi

 Daya titik diri : klien tau dan sadar bahwa dirinya berada dalam lingkup

RS

VIII. Mekanisme koping

a. Klien mampu berbicara dengan orang lain, terlihat malu

b. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri

c. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain, lebih

suka diam.

Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif

IX. Masalah psikososial dan lingkungan

a. Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien menarik diri dari

lingkungan

b. Masalah kesehatan (-)

c. Masalah dengan perumahan : klien tinggal denga ibunya beserta istri dan

anaknya

d. Masalah ekonomi : kebutuhan klien di penuhi oleh ibunya

X. Masalah keperawatan

a. Harga diri rendah

b. Menarik diri

c. Koping individu tidak efektif


XI. Pohon masalah

Effect : isolasi social

Core problem : harga diri rendah

Causa :

1. Koping individu tidak efektif

2. Berduka disfungsional

XII. Diagnosa keperawatan

1. Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

Diagnosa
Tgl/jam Tujuan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan

10-11- Menarik diri - klien dapat - Wajah klien - beri

2019 berhubungan harga berhungan tampak salam/panggil

diri rendah dengan orang bersahabat nama

09.30 lain secara - Klien - jelaskan BHSP

optimal. menunjukkan dengan

- klien dapat rasa senang komunikasi

membina - Klien mau kontak terapeutik

hubungan saling mata - memperkenalka

percaya - Klien mau n diri dengan

berjabat tangan cara yang sopan

- Klien mau - tanyakan nama


membalas salam lengkap dan

- Klien mau duduk nama panggilan

berdampingan - jujur dan

dengan perawa menepati janji

- Klien mau - tunjukkan sifat

menyebut nama empati dan

dan menerima klien

mengutarakan apa adanya

masalah yang di - lakukan kontak

hadapi singkat tapi

sering

- Klien dapat - klien mampu - diskusikan

mengidentifikasi mengidentifikasi kemampuan dan

kemampuan dan kemampuan yang aspek positif

aspek positif dimiliki yang dimiliki

yang dimiliki - aspek positif - hindarkan

keluarga penilaian yang

- aspek positif negative

lingkungan yang utamakan

dimiliki klien memberikan

pujian yang

realistis

- Klien dapat - klien mampu - diskusikan

menilai menilai kemampuan

kemampuan kemampuan yang yang dapat

yang dimiliki dimiliki selama digunakan

sakit selama sakit


- diskusikan

kemampuan

yang dapat

ditunjukkan

penggunaanya

- Klien dapat - klien dapat - rencanakan

menetapkan membuat rencana bersama klien

perencanaan kegiatan harian aktifitas yang

kegiatan sesuai dapat dilakukan

dengan setiap hari

kemampuannya - beri contoh

cara pelaksanaan

kegiatan yang

boleh klien

lakukan

- Klien dapat - klien melakukan - beri kesempatan

melakukan kegiatan yang klien untuk

kegiatan sesuai sesuai dengan mencoba kegiatan

kondisi sakit dan kondisi sakit dan yang telah di

kemampuannya kemampuannya rencanakan

- beri pujian atas

keberhasilan klien

-diskusikan

kemungkinan

melaksanakan di

rumah

Klien dapat - Klien dapat - Beri

memanfaatkan menggunaka pendidikan


sistem pendukung n system kesehatan

yang ada pendukung cara

dikeluarga perawatan

secara klien dengan

optimal harga diri

- Klien dapat - Bantu

memanfaatka keluarga

n sistem menyiapkan

pendukung di lingkungadir

lingkunganny umah

Harga diri rendah - Klien dapat - Klien mampu - Lakukan

berhubungan dengan melakukan duduk pendekatan

koping tidak efektif keputusan berdampinga dengan baik,

yang efektif n dengan menerima

untuk perawat klien apa

mengendali - Klien mampu adanya dan

kan situasi berbincang- bersikap

kehidupan bincang empati

yang dengan - Cepat

demikian perawat mengendalik

menurunka - Klien mampu an perasaan

n perasaan merespon dan reaksi

rendah diri tindakan perawatan

- Klien dapat perawat diri sendiri

membina misalnya

hubungan rasa marah,

terapeutik
dengan empati.

perawat. - Sediakan

waktu untuk

berdiskusi

dan bina

hubungan

saling

percaya

- Berikan

kesempatan

kepada klien

untuk

merespon.

Klien dapat - Klien dapat - Tunjukkan

menegenali dan mengunkapkan emosional yang

mengekspresikan perasaannya sesuai

emosinya - Klien mampu - Gunakan teknik

mengenali emosinya komunikasi

dan dapat terapeutik terbuka

mengekspresikannya - Bantu klien

mengekspresikan

perasaannya

- Bantu klien

mengidentifikasika

n kehidupan yang

tidak berada dalam

kemampuan dan
mengontrolnya

- Dorong untuk

menyatakan secara

verbal perasaan

yang berhubungan

dengan ketidak

mampuannya

Klien dapat - Klien dapat - Diskusikan masalah

memodifikasi pola mengidentifikasi yang dihadapi klien

kognitif yang pemikiran yang dengan

negative negative memintanya untuk

- Klien dapat menyimpulkannya

menurunkan - Identifikasi

penilaian yang pemikiran negatife

negatife pada dirinya klien dan bantu

untuk menurunkan

melalui interupsi

dan subsitusi

- Evaluasi ketetapan

Klien dapat persepsi logika dan


- Klien dapat
berpartisipasi dalam kesimpulan yang di
menentukan
mengambil buat klien
kebutuhan untuk
keputusan yang - Libatkan klien
perawatan dirinya
berkenan dengan dalam menetapkan
- Klien dapat
perawatan dirinya tujuan yang ingin di
berpartisipasi dalam
capai
pengambilan
- Motivasi klien
keputusan untuk membuat

jadwal aktifitasi

perawatan dirinya

- Berikan privasi

sesuai kenbutuhan

yang di tentukan

- Berikan

reinsforcement

positif tentang

percapaian kegiatan

yang sesuai dengan

keputusan yang di

tentukan.

XIII. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Tgl/ N Implementasi Evaluasi

jam o

11-11- 1 1. Bina hubungan saling percaya S :klien menjawab

2019/ dengan : salam dan

09.00  Menyapa klien dengan mengatakan


ramah selamat pagi,

 Memperkenalkan diri menyebutkan nama

dengan sopan dan alamat

 Menanyakan nama O:

lengkap serta alamat  Klien mau

klien berjabat tangan

 Menunjukkan sikap  Klien mau

empati, jujur dan duduk

menenpati janji berdampingan

 Menanyakan masalah dengan

yang dihadapi perawat

 Klien mau

mengutarakan

masalahnya

A. SP 1 tercapai

P. lanjutkan SP 2 dan

adakan kontrak

waktu

berikutnya

09.30 2. Bina hubungan terapeutik S: klien mau duduk

dengan perawat dengan cara : berdampingan

 Pendekatan dengan baik, dengan perawat

menerima klien apa O:

adanya  klien mampu

 Mengidentifikasi berbincang-

perasaan dan reaksi bincang

perawatan diri sendiri dengan

 Menyediakan waktu perawat


untuk bina hubungan  klien mampu

yang sopan merespon

 Memberikan kesempatan tindakan

untuk merespon perawat

A. SP 2 tercapai

P. lanjutkan SP 3 dan

adakan kontrak

waktu

3. Mengidentifikasi kemampuan S : klien mengatakan

dan aspek positif yang dimiliki cara penilaian

dengan: positif tidak boleh

 Membantu berfikir jelek

mengidentifikasi dengan terhadap orang

aspek yang positif lain, sopan santun

 Mendorong agar dan ramah yang

berpenilaian positif diutamakan

 Membantu O:

mengungkapkan  Klien dapat

perasannya mengungkapka

n perasaannya

A. SP 3 teratasi

sebagian

P. lanjutkan SP 1

keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Farida kusumawati, Yudikartono. (2011). Buku ajar keperawatan, Salemba

Medika: Jakarta

Nita Fitria (2009) prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan

strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP), Salemba

Medika: Jakarta

Stuart, GW dan sundeen, S.J, 1998, buku saku keperawatan jiwa, edisi 3,

penerbit : buku kedokteran EGC; Jakarta


LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH

KELOMPOK 1

1. NUR FADLI
2. ANDI TE’NE
3. HUSNIAH
4. ISRAWATI ZAHRA
5. ANDI MAYANGSARI PUTRI
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2019

Anda mungkin juga menyukai