Anda di halaman 1dari 6

PAPER HUKUM DAGANG

PENGANGKUTAN

OLEH:

KELOMPOK 1

1. MAHATIR MUHAMMAD H1A119063


2. NADIA KIRANA KASWAN H1A119076
3. NILA YUNITA H1A119078
4. NANANG SUTIONO H1A119077
5. PUTRI ANANDA H1A119089
6. RAHMIDA H1A119090
7. RULIS AYUNING PRATIWI H1A119098
8. RIZAL H1A119095
9. SALWA JANNETA AZZAHRA Z.A H1A119101
10.SANDI H1A119102
11.SITI ANISA H1A119106
12.SYAH REZA NUR SAHBAN H1A119113
13.RANGGA ARTHA R. H1A119091
14.WITRI WIDYA PANGESTIKA H1A119120

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
PENGANGKUTAN

A. Pendahuluan
Negara Indonesia merupakan daratan yang terdiri dari beribu-ribu pulau
besar dan kecil serta berupa perairan yang terdiri dari sebagian besar laut dan
sungai, oleh karena itu guna menjangkau seluruh wilayah negara pengangkutan
dilakukan melalui darat, perairan dan udara. Pengangkutan merupakan bidang
kegiatan yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa
faktor diantaranya pada sektor perdagangan pengangkutan menunjang kemajuan
pembangunan berupa penyebaran dan distribusi kebutuhan di berbagai wilayah ke
seluruh pelosok tanah air.
Pengangkutan atau biasa disebut dengan transportasi, merupakan bidang
kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Pengangkutan adalah kegiatan dari transportasi memindahkan barang (commodity
of goods) dan penumpang dari satu tempat (origin atau port of call) ke tempat lain
atau part of destination, maka demikian pengangkut menghasilkan jasa angkutan
atau dengan perkataan lain produksi jasa bagi masyarakat yang membutuhkan
sangat bermanfaat untuk pemindahan/pengiriman barang-barangnya ke tempat
lain. Jika dilihat dari letak geografisnya, Indonesia merupakan Negara kepulauan.
sehingga peranan pengangkutan nampak penting. Dengan keadaan Indonesia yang
terdir dari ribuan pulau, memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat,
laut udara agar menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Dari uraian di atas terlihat bahwa pengangkutan memegang peranan
penting dalam lalu-lintas perdagangan. Peranan pengangkutan dalam dunia
perdagangan bersifat mutlak, sebab tanpa pengangkutan, perusahaan tidak
mungkin dapat berjalan. Pengangkutan disini dapat dilakukan oleh orang,
kendaraan yang ditarik oleh binatang, kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut,
kapal sungai, pesawat udara dan lain-lain

B. Pokok Bahasan
1. Definisi Pengangkutan
Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, angkutan adalah perpindahan orang
dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Berawal dari kata ‘angkut’ ini kemudian
dikembangkan lebih lanjut menjadi kata ‘pengangkutan’ dan kata transportasi
yang mengangkut. Contohnya seperti pengangkutan kereta api, pengangkutan
kapal, pengangkutan bus, dan lain sebagainya. Menurut Abdul Kadir
Muhammad, pengertian pengangkutan berasal dari kata “angkut” yang

1
memiliki arti mengangkat atau membawa, memuat dan membawa atau
mengirim.
Pengertian lain dari pengangkutan adalah kegiatan pemindahan orang
dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain baik melalui angkutan darat,
angkutan perairan, maupun angkutan udara dengan menggunakan alat
angkutan. Pengangkutan menurut R. Soekardono berisikan perpindahan
tempat baik mengenai benda-benda maupun mengenai orang-orang, karena
perpindahan itu mutlak perlu untuk mencapai dan meninggikan manfaat serta
efisien. Proses dari pengangkutan itu merupakan gerakan dari tempat asal dari
mana kegiatan angkutan dimulai ke tempat tujuan dimana angkutan itu
diakhiri.
Pengangkutan sebagai proses (process), yaitu serangkaian perbuatan
mulai dari pemuatan ke dalam alat angkut, kemudian di bawa menuju ke
tempat yang telah ditentukan, dan pembongkaran atau penurunan di tempat
tujuan. Pengangkutan merupakan suatu proses kegiatan yaitu memuat barang
ke dalam angkutan dan mengangkutnya ke tempat tujuan dengan selamat.
Pengangkutan adalah suatu perjanjian di mana suatu pihak menyanggupi
untuk membawa orang atau barang dari satu tempat ketempat yang lain
sedangkan pihak lain menyanggupi akan membayar ongkosnya. Menyadari
peran perusahaan pengangkutan merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa angkutan untuk keperluan umum. Sedangkan menurut H.M.N
Purwosutjipto, pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut
dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk
menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke
tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri
untuk membayar uang angkutan. Dari beberapa pengertian tersebut di atas,
dapat disimpulkan mengenai pengertian dari pengangkutan yaitu mengangkut
orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan selamat yang
didahului atau diawali dengan adanya perjanjian antara pengangkut dengan
penumpang dan/atau pengirim barang.

2. Jenis-Jenis Pengangkutan
Jenis-jenis pengangkutan ialah :
a. Pengangkutan Darat.
Pengangkutan darat dapat dilakukan dengan beberapa jenis yaitu
dengan kendaraan bermotor di jalan raya maupun kereta api. Adapun yang
dapat diangkut melalui angkatan darat yaitu barang dan orang, sedangkan
Sifatnya dari pengangkutan darat itu sendiri adalah fleksibel dan praktis

2
serta tidak banyak formalitasnya. Peraturan pengangkutan barang secara
umum melalui darat di atur dalam :
1) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), buku I, Bab V, Bagian 2
dan 3, mulai pasal 90 sampai dengan 98. Dalam bagian ini diatur sekaligus
pengangkutan darat dan pengangkutan perairan darat, tetapi hanya khusus
mengenai pengangkutan barang.
2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
b. Pengangkutan Laut
Pengangkutan laut dapat melintasi lintas batas negara, tetapi
peruntukannya lebih luas seperti ekspor impor minyak, hukum
pengangkutan laut itu mempunyai banyak macam dan bidang yang
beraneka warna, tidak hanya dalam hubungan nasional, tetapi juga dalam
hubungan internasional. Pengaturan mengenai pengangkutan laut di atur
dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008. Selain itu juga diatur
dalam:
a) KUHD, Buku II, Bab V tentang Perjanjian Carter Kapal,
b) KUHD, Buku II, Bab V-A tentang Pengangkutan Barang-barang.
c) KUHD , Buku II , Bab V-B tentang Pengangkutan Orang.
c. Pengangkutan Perairan
Pengangkutan perairan merupakan kegiatan pengangkutan atau
memindahkan penumpang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat
yang lain menggunakan transportasi kapal. Pengangkutan di perairan
terdiri atas pengangkutan laut, pengangkutan sungai dan danau, serta
pengangkutan penyeberangan. Pengaturan mengenai pengangkutan
perairan terdapat di dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008
d. Pengangkutan Udara
Pengangkutan udara merupakan sarana transportasi yang mengangkut
barang dan penumpang melalui lalu lintas udara, yang melintasi batas
wilayah negara.Pengangkutan udara ini dengan menggunakan pesawat
udara atau pesawat terbang. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2009 tentang Penerbangan, angkutan udara adalah setiap kegiatan dengan
menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo,
dan/atau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke
bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara yang dibedakan
menjadi Angkutan Udara Niaga dan Angkutan Udara Bukan Niaga.

3. Fungsi Dan Tujuan Pengangkutan

3
Fungsi pengangkutan ialah memindahkan barang atau orang dari suatu
tempat ke tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna
dan nilai. Disini jelas, meningkatnya daya guna dan nilai merupakan tujuan
dari pengangkutan, yang berarti bila daya guna dan nilai ditempat baru itu
tidak naik, maka pengangkutan tidak perlu diadakan, sebab merupakan suatu
perbuatan yang merugikan bagi si pedagang.Fungsi pengangkutan yang
demikian itu tidak hanya berlaku di dunia perdagangan saja, tetapi juga
berlaku di bidang pemerintahan, politik, sosial, pendidikan, hankam dan lain-
lain. Secara umum dinyatakan tujuan dari pengangkutan adalah bahwa setiap
pengangkutan bertujuan untuk tiba di tempat tujuan dengan selamat dan
meningkatkan nilai guna bagi penumpang ataupun barang yang diangkut. Tiba
di tempat tujuan artinya proses pemindahan dari satu tempat ke tempat tujuan
berlangsung tanpa hambatan dan kemacetan, sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Selamat artinya penumpang dalam keadaan sehat, tidak
mengalami bahaya yang mengakibatkan luka, sakit, atau meninggal dunia,
jika yang diangkut itu barang, selamat artinya barang yang diangkut tidak
mengalami kerusakan, kehilangan, kekurangan, atau kemusnahan.
Meningkatkan nilai guna artinya nilai sumber daya manusia dan barang di
tempat tujuan menjadi lebih tinggi bagi kepentingan manusia dan pelaksanaan
pembangunan

4. Pihak-Pihak Dalam Pengangkutan

Dalam penyelenggaraan pengangkutan terdapat beberapa pihak yang


terkait, yaitu :

a. Pengangkut Pengangkut adalah orang yang mengikatkan diri untuk


menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat
ke tempat tujuan tertentu dengan selamat.
b. Pengguna Jasa/ Konsumen Dalam Pasal 1 angka 12 UUKA yang dimaksud
dengan pengguna jasa adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang
menggunakan jasa angkutan kereta api, baik angkutan orang maupun
barang”. Pengguna jasa atau konsumen menurut UUPK adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan. Pengguna jasa/ konsumen dapat dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu :
1) Penumpang Pengguna jasa atau konsumen yang dimaksud adalah pihak
penumpang dari kegiatan pengangkutan kereta api. Menurut Abdul
Kadir, penumpang merupakan salah satu pihak dalam perjanjian

4
penangkutan. Penumpang memiliki 2 (dua) kedudukan dalam kegiatan
pengangkutan, yaitu sebagai subjek karena merupakan pihak dalam
perjanjian dan sebagai objek karena merupakan muatan yang diangkut.
2) Pengirim dan Penerima Barang Pengirim barang merupakan orang yang
mengikatkan dirinya untuk memberikan barang yang akan diangkut
oleh pengangkut dan memberikan upah atau ongkos atas jasa
pengangkutan tersebut. Sedangkan penerima barang adalah pihak yang
menerima barang yang dikirim oleh pengirim barang.

C. Penutup
Berdasarkan pokok bahasan dapat kita diketahui bahwas pengangkutan
merupakan kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke
tempat lain baik melalui angkutan darat, angkutan perairan, maupun angkutan
udara dengan menggunakan alat angkutan

SUMBER REFERENSI

Muhammad. Abdul Kadir. 1991. Hukum Pengangkutan Darat, Laut, dan


Udara, Bandung. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Hasim Purba. 2005. Hukum Pengangkutan di Laut. Medan: Pustaka Bangsa
Press
R. Soekardono. 1981. Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: CV Rajawali
Tjakranegara, Soegijatn. 2005. Hukum Pengangkutan Barang dan
Penumpang. Jakarta: Rineka Cipta
H.M.N Purwosutjipto. 2001. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3
Hukum Pengangkutan. Jakarta: Djambatan

Anda mungkin juga menyukai