Dosen Pengampu:
Asep Sopian, M.Pd
Disusun Oleh:
Nama : Tania Sara Satira
NIM : 12520.0076
Rasa syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah mengkaruniakan nikmat-
Nya kepada kita sekalian, atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
menyelasaikan makalah yang merupakan tugas pada mata kuliah Bimbingan
konseling dengan Dosen Pengampu Asep Sopian, M.Pd sholawat beserta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Selanjutnya saya menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,saya mengharapkan
sekali adanya saran dan kritik yang dapat membangun bagi kesempurnaan makalah
ini menjadi lebih baik.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT saya berserah diri dan semoga apa yang
telah penulis lakukan mendapat Ridho-Nya serta bermanfaat bagi kita semua.
Aamin
Penulis,
i
DAFTAR ISI
3.2 Saran................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Prayitno. Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Hal.
170
3
4
2
Ibid, 123-124
6
bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Dengan demikian peran teknologi tinggi dalam dunia pendidikan khususnya
Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dan maksimal.
3
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Ciputat Pers, 2002, cet-1, hal 3.
4
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,
Tabanan, Rinera Cipta, 2000, hal 20.
7
B. Pengertian Konseling
Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari “counseling” yang
berasal dari kata kerja “to counsel” dalam kata lain berarti “to give advice”
atau memberikan saran dan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain
secara tatap muka (face to face). Dalam bahasa Indonesia, pengertian
konseling juga dikenal dengan istilah penyuluhan.5
Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling
merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari
bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik
antara dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu
yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang
akan datang.
Lebih lanjut Prayitno, mengemukakan bahwa: koseling adalah
pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang
laras, unik dan human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian
yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku. 6
Jadi dapat disimpulkan bimbingan konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang
dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu
dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik
untuk mencapai kesejahteraan hidup.
5
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta, Amzah. 2010. hal 10-11
6
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program…., Op.Cit, hal 21
8
7
Ibid. hal 27
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor yang
melatarbelakangi perlunya bimbingan dan konseling, yaitu: latar belakang
psikologis, latar belakang sosial budaya, latar belakang agama, latar belakang
pendidikan, dan latar belakang perkembangan IPTEK.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam
keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu
pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab
sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah,
dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep
dasar bimbingan dan konseling di sekolah.
Selanjutnya prinsip-prinsip bimbingan konseling terdiri dari prinsip umum
dan prinsip khusus. Serta terdapat fungsi-fungsi bimbingan dan konseling
yaitu: fungsi pencegahan, fungsi pemahaman, fungsi perbaikan, fungsi
pemeliharaan dan pengembangan, fungsi penyesuaian, fungsi penyaluran.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan
baik dari isi dan cara penulisan.Untuk itu saya mengharapkan masukan dan
arahan dari Bapak dosen untuk sedikit mengkoreksi makalah yang saya susun
ini guna meningkatkan kualitas dan kemampuan saya dalam bersaing di dunia
Akademik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11