Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING


Makalah Ini disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Pada Mata Kuliah
“ Bimbingan Konseling ”

Dosen Pengampu:
Asep Sopian, M.Pd

Disusun Oleh:
Nama : Tania Sara Satira
NIM : 12520.0076

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HASEENA BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah mengkaruniakan nikmat-
Nya kepada kita sekalian, atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
menyelasaikan makalah yang merupakan tugas pada mata kuliah Bimbingan
konseling dengan Dosen Pengampu Asep Sopian, M.Pd sholawat beserta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Selanjutnya saya menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,saya mengharapkan
sekali adanya saran dan kritik yang dapat membangun bagi kesempurnaan makalah
ini menjadi lebih baik.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT saya berserah diri dan semoga apa yang
telah penulis lakukan mendapat Ridho-Nya serta bermanfaat bagi kita semua.
Aamin

Bandung,11 November 2021

Penulis,

Tania Sara Satira

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

2.1 Latar Belakang Adanya Bimbingan dan Konseling ........................ 3

2.2 Definisi Bimbingan dan Konseling ................................................. 6

2.3 Prinsip-Prinsip Dalam Bimbingan dan Konseling ........................... 8

2.4 Fungsi Bimbingan dan Konseling .................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10

3.1 Simpulan .......................................................................................... 10

3.2 Saran................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman problematika peserta didik di sekolah


semakin beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar
sekolah dan di dalam sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik
dengan bimbingan konseling yang mengarahkan para peserta didik untuk
mengetahui bakat dan potensi dalam diri mereka.
Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini
akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang
biasanya tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik.
Bimbingan konseling juga sangat penting posisinya untuk membimbing siswa
untuk memotivasi diri bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan
mampu bersaing.
Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-
masalah siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan
adaptasi. Misalnya, sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung
mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar permasalahan yang
biasanya beruntun dan membutuhkan suatu bimbingan.
Dibeberapa sekolah, penyebutan konselor pendidikan ini berbeda-beda.
Ada yang menyebut sebagai guru bimbingan dan konseling atau bisa disingkat
sebagai guru BK, ada yang menyebut sebagai guru pembimbing begitu saja;
ada pula yang menyebutnya sebagai konselor penddidikan. Arahan dan
bantuan bimbingan tersebut sangat penting dilakukan di sekolah agar masing-
masing siswa dapat memilah dan memilih tindakan yang tepat serta
bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang dipilihnya.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Saja Yang Melatar Belakangi Adanya Bimbingan dan Konseling?
2. Apa Definisi Bimbingan dan Konseling?
3. Apa Fungsi Bimbingan dan Konseling?
4. Apa Saja Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Latar Belakang Adanya Bimbingan dan Konseling.
2. Untuk Mengetahui Definisi Bimbingan dan Konseling.
3. Untuk Mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling.
4. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Adanya Bimbingan dan Konseling

Faktor-faktor yang melatarbelakangi muncul dan diperlukannya bimbingan


dan konseling:

A. Latar Belakang Psikologis


Latar belakang psikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang
tingkah laku individu yang menjadi sasaran (klien). Hal ini sangat penting
karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien,
yaitu tingkah laku yang perlu diubah atau dikembangkan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi.1
Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan
individu, perbedaan individu, kebutuhan individu penyesuaian diri serta
masalah belajar.

B. Latar Belakang Sosial Budaya


Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang artinya bahwa individu
makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir
tidak hanya mampu memenuhi tuntutan biologisnya, tetapi juga tuntutan
budaya di mana individu itu tinggal, tuntutan budaya itu dilakukan agar
segala dampak modrenisasi dapat di filter oleh individu tersebut secara
otomatis, serta individu diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya
sesuai dengan budaya yang sudah ada, agar dapat di terima dengan baik oleh
lingkungan tersebut. Untuk mengembangkan semua kemampuan
penyesuaian tersebut, sangat diperlukan sebuah bimbingan

1
Prayitno. Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Hal.
170

3
4

C. Latar Belakang Agama


Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada dasarnya sama
memiliki fitrah sebagai khalifah dan hamba-Nya. Bimbingan dalam hal ini
diperuntukan agar setiap individu mampu memandang setiap tantangan
kearah positif bukan malah terjerumus kearah negative, sehingga kehidupan
dapat dijalani sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
Dalam landasan agama, bimbingan dan konseling diperlukan penekanan
pada 3 hal pokok:
1. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan
2. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia
berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama
3. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara
optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai
dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan
pemecahan masalah individu

D. Latar Belakang Pendidikan


Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan
yang bersifat meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu
membimbing individu memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena
semakin bertambahnya kesempatan dan kemungkinan untuk mencapai
tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat diperlukan untuk
membuat individu lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam
berbagai bimbingan, seperti: bimbingan pribadi, sosial, belajar dan
bimbingan karir melalui berbagai jenis kegiatan bimbingan, sehingga
pendidikan dapat berjalan dengan lancar dengan adanya bimbingan dan
konseling.
Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam berbagai jurusan
khusus dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan
bimbingan untuk memilih jurusan yang khusus dan memilih bidang studi
yang tepat bagi setiap murid. Arah mendalam tampak dalam
5

berkembangnya ruang lingkup dan keragaman disertai dengan pertumbuhan


tingkat kerumitan dalam tiap bidang studi. Hal ini menimbulkan masalah
bagi murid untuk mendalami tiap bidang studi dengan tekun. Perkembangan
ke arah ini bersangkut paut pula dengan kemampuan dan sikap serta minat
murid terhadap bidang studi tertentu. Ini semua menimbulkan akibat bahwa
setiap murid memerlukan perhatian yang bersifat individual dan khusus.
Dalam hal ini pula terasa sekali kebutuhan akan bimbingan di sekolah.2
Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan
pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa
kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang
menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan
sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan
yang diinginkan seperti tersebut di atas, adalah kegiatan pendidikan yang
ditandai dengan pengadministrasian yang baik, kurikulum beserta proses
belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi kepada anak didik
melalui bimbingan.

E. Latar Belakang Perkembangan IPTEK


Di era ini ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi berkembang sangat
pesat, oleh karena itu diperlukannya Bimbingan dan Konseling, agar
individu dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dari
perkembangan tersebut. Lewat Bimbingan dan Konseling, individu
diarahkan kepada dampak positif dari IPTEK yang lebih ditujukan pada
penerapan teknologi yang harus dimilliki dan dikuasai karena semakin
kompleksnya jenis-jenis dan syarat pekerjaan serta persaingan antar
individu.
Dengan teknologi khususnya jaringan komputer baik Intranet maupun
Internet proses belajar mengajar, proses interaksi antara konselor dan klien

2
Ibid, 123-124
6

bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Dengan demikian peran teknologi tinggi dalam dunia pendidikan khususnya
Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dan maksimal.

2.2 Definisi Bimbingan dan Konseling


A. Definisi Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“Guidance” berasal dari kata “guide” yang artinya menunjukkan, memandu,
mengelola dan menyetir.3
Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya
sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya.
Sedangkan Moh. Surya mengungkapkan bahwa bimbingan ialah suatu
proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. 4
Jadi, bimbingan berarti suatu proses bantuan yang diberikan oleh
seseorang yang memiliki profesionalitas sebagai guru agar konseli memiliki
suatu pemahaman diri, dapat mengarahkan diri, memiliki kemampuan
dalam memecahkan permasalahan yg dihadapi sehingga memiliki
kemampuan dlm mengambil keputusan dalam membuat suatu pilihan sesuai
dengan potensi yg dimiliki.

3
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Ciputat Pers, 2002, cet-1, hal 3.
4
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,
Tabanan, Rinera Cipta, 2000, hal 20.
7

B. Pengertian Konseling
Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari “counseling” yang
berasal dari kata kerja “to counsel” dalam kata lain berarti “to give advice”
atau memberikan saran dan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain
secara tatap muka (face to face). Dalam bahasa Indonesia, pengertian
konseling juga dikenal dengan istilah penyuluhan.5
Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling
merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari
bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik
antara dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu
yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang
akan datang.
Lebih lanjut Prayitno, mengemukakan bahwa: koseling adalah
pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang
laras, unik dan human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian
yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku. 6
Jadi dapat disimpulkan bimbingan konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang
dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu
dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik
untuk mencapai kesejahteraan hidup.

5
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta, Amzah. 2010. hal 10-11
6
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program…., Op.Cit, hal 21
8

2.3 Prinsip-Prinsip Dalam Bimbingan dan Koseling


A. Prinsip – prinsip umum meliputi:
1. Bimbingan berhubungan dengan sikap, tingkah laku dan lainnya dari
individu yang terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan
ruwet.
2. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
3. Masalah yang tidak dapat dipecahkan di sekolah harus diserahkan pada
individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.
4. Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang
dirasakan oleh individu yang dibimbing.
5. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan sekolah
yang bersangkutan.
6. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas
yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.
7. Terhadap program bimbingan harus ada penilaian yang teratur.

B. Prinsip – Prinsip Khusus


Prinsip-prinsip khusus dari bimbingan dan konseling merupakan prinsip-
prinsip bimbingan yang berkenaan dengan sasaran layanan, prinsip yang
berkenaan dengan permasalahan individu, prinsip yang berkenaan dengan
program layanan, dan prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan
pelayanan.

2.4 Fungsi Bimbingan Dan Konseling


A. Fungsi pencegahan/Preventif yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari
berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu,
menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam
proses perkembangannya.
9

B. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan


menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan kepentingan pengembangan peserta didik pemahaman, meliputi :
1. Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh peserta didik
sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
2. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik.
3. Pemahaman lingkungan yang lebih luas.
C. Fungsi Perbaikan yaitu, fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan
dan bertindak (berkehendak).
D. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya
berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.7
E. Fungsi Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat,
bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
F. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

7
Ibid. hal 27
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor yang
melatarbelakangi perlunya bimbingan dan konseling, yaitu: latar belakang
psikologis, latar belakang sosial budaya, latar belakang agama, latar belakang
pendidikan, dan latar belakang perkembangan IPTEK.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam
keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu
pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab
sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah,
dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep
dasar bimbingan dan konseling di sekolah.
Selanjutnya prinsip-prinsip bimbingan konseling terdiri dari prinsip umum
dan prinsip khusus. Serta terdapat fungsi-fungsi bimbingan dan konseling
yaitu: fungsi pencegahan, fungsi pemahaman, fungsi perbaikan, fungsi
pemeliharaan dan pengembangan, fungsi penyesuaian, fungsi penyaluran.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan
baik dari isi dan cara penulisan.Untuk itu saya mengharapkan masukan dan
arahan dari Bapak dosen untuk sedikit mengkoreksi makalah yang saya susun
ini guna meningkatkan kualitas dan kemampuan saya dalam bersaing di dunia
Akademik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno dan Erman Amti. Dasar–Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:


Rineka Cipta.1999.
Hallen A. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers. cet-1. 2002.
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah. Tabanan: Rinera Cipta. 2000.
Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. 2010.
https://www.academia.edu/28691684/LATAR_BELAKANG_PERLUNYA_BIM
BINGAN_KONSELING_DI_SEKOLAH#:~:text=Menurut%20Suradi%20(1996)
%20dan%20Salwa,Membantu%20siswa%20membuat%20perencanaan%20dan.
(di akses pada tanggal 11 November 2021 pukul 21.01)
http://huseinmuhibbi.blogspot.com/2016/02/makalah-konsep-bimbingan-
konseling.html?m=1 (di akses pada tanggal 11 November pukul 21.00)

11

Anda mungkin juga menyukai