Anda di halaman 1dari 20

MODUL

STUDIO ELEMEN MESIN 2


PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI DAYA

Disusun oleh:

Dr. Ir. Hery Sonawan, M.T.


Endang Prihastuty, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNTAG CIREBON
AGUSTUS 2021
PENDAHULUAN

Studio Elemen Mesin 2 yang dilaksanakan di Program Studi Teknik Mesin merupakan mata
kuliah praktikum yang menjadi pelengkap mata kuliah Elemen Mesin 2. Teori yang diajarkan
di mata kuliah Elemen Mesin 2 dipraktekkan di dalam mata kuliah Studio Elemen Mesin 2.
Mata kuliah praktikum ini merupakan mata kuliah wajib yang diambil oleh mahasiswa di
semester 6 dengan beban 1 SKS.

Materi yang diberikan di dalam kuliah Elemen Mesin 2 terdiri dari perancangan sistem
transmisi daya yang meliputi:

1. Pemilihan komponen transmisi sabuk – puli


2. Pemilihan komponen transmisi sproket – rantai
3. Pemilihan komponen bearing
4. Perancangan sistem transmisi roda gigi

Perancangan komponen sistem transmisi daya seperti yang disebutkan di atas dibuat dalam
bentuk kalkulator berbasis spreadsheet untuk mempercepat proses kalkulasi mendapatkan
dimensi komponen. Di dalam pelaksanaan praktikum itu, praktikan akan dibuat kelompok-
kelompok dan setiap kelompok akan didampingi oleh seorang dosen pembimbing. Selain
menghasilkan dimensi komponen, setiap praktikan akan membuat gambar komponen
(workshop drawing) yang bisa dibuat dengan bantuan CAD.

TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Studio elemen mesin 2 ini adalah mengenalkan cara
merancang komponen sistem transmisi daya dengan menggunakan kalkulator berbasis
spreadsheet kepada mahasiswa program studi Teknik Mesin.

MODUL PRAKTIKUM

Studio Elemen Mesin 2 dibagi menjadi 3 modul yang terdiri dari:

1. Modul 1. Pemaparan sistem transmisi daya


2. Modul 2. Perancangan transmisi sabuk – puli
3. Modul 3. Perancangan transmisi rantai – sproket
4. Modul 4. Perancangan transmisi roda gigi
2
PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Dalam suasana pandemi Covid19, Studio Elemen Mesin 2 dilaksanakan secara daring di dalam
studio virtual. Setiap praktikan diwajibkan menyiapkan peralatan berikut ini:

1. Alat tulis kertas dan pulpen;


2. Komputer/laptop;
3. Aplikasi MS Excel;
4. Modul praktikum (yang akan dibagikan oleh koordinator praktikum).

TUGAS PERANCANGAN

Sistem transmisi daya yang akan dirancang dalam Studio Elemen Mesin 2 diperlihatkan pada
Gambar 1. Motor listrik berperan sebagai penggerak mula, meneruskan daya dan kecepatan
putarnya ke mesin yang digerakkan melalui sistem transmisi daya. Praktikan ditugaskan untuk
merancangan sistem transmisi sabuk – puli, transmisi roda gigi dan transmisi rantai – sproket.

Transmisi
sabuk-puli
MESIN
YANG
DIGERAKKAN

Motor
listrik

Transmisi
Transmisi sproket-rantai
roda gigi

Gambar 1. Skema sistem transmisi daya yang dirancang

Spesifikasi motor listrik umumnya dinyatakan dengan dua variabel yaitu daya (dalam satuan
hp atau horse power, atau kW) dan kecepatan putar (dalam satuan rpm atau revolution per
minute). Daya dan kecepatan putar dari motor listrik diteruskan pertama kali oleh transmisi

3
sabuk – puli, selanjutnya diteruskan kembali oleh rangkaian roda gigi dan terakhir diteruskan
oleh sistem transmisi sproket – rantai. Kecepatan putar akhir dari sproket akan dimanfaatkan
untuk menggerakan berbagai jenis mesin. Contoh mesin yang digerakkan adalah sistem
conveyor, mesin penghancur batu, mesin penghalus tepung, mesin pencetak briket atau mesin
pengiris singkong.

Di dalam tugas studio elemen mesin 2 ini, daya dan kecepatan putar motor listrik ditentukan
terlebih dahulu. Mesin yang digerakkan dipilih sistem conveyor atau ban berjalan untuk
mengangkut bahan makanan (Gambar 2 sampai Gambar 4). Sebagai bentuk tugas yang harus
diselesaikan dalam studio elemen mesin 2 ini, praktikan akan mencari ukuran dari sistem
transmisi daya yang terdiri dari transmisi sabuk – puli, roda gigi dan sproket – rantai.

Gambar 2. Contoh aplikasi sistem transmisi pada conveyor

4
Belt

Head
pulley

Gearbox
speed reducer

Rantai -
sproket

Motor
listrik
Sabuk
-puli

Gambar 3. Contoh aplikasi sistem transmisi pada conveyor

Head
pulley

Gearbox
speed reducer

Rantai -
sproket

Sabuk Motor
-puli listrik

Gambar 4. Contoh aplikasi sistem transmisi pada conveyor

5
Tugas perancangan dimulai dari informasi teknis yang tersedia dari pengguna sebagai pihak
yang memerlukan mesin, yaitu sebagai berikut:

MOTOR LISTRIK

• Daya motor listrik 2 hp


• Kecepatan putar motor listrik 1450 rpm

CONVEYOR

• Bahan yang dibawa oleh conveyor: bahan makanan


• Kecepatan ban conveyor: 1 cm/s
• Diameter head pulley: 100 mm

6
Menghitung kecepatan putar head-pulley:

Kecepatan ban conveyor (V): mm/s


Jari-jari head-pulley (R): mm
Kecepatan putar head-pulley rad/s
(𝜔ℎ𝑒𝑎𝑑−𝑝𝑢𝑙𝑙𝑒𝑦 ):
𝑉
𝜔ℎ𝑒𝑎𝑑−𝑝𝑢𝑙𝑙𝑒𝑦 =
𝑅
Kecepatan putar head-pulley (𝑛ℎ𝑒𝑎𝑑−𝑝𝑢𝑙𝑖 ): rpm
2𝜋𝑛
𝜔=
60
60𝜔
𝑛ℎ𝑒𝑎𝑑−𝑝𝑢𝑙𝑙𝑒𝑦 =
2𝜋

Menghitung rasio kecepatan total (train value, TV):

Kecepatan putar motor listrik (𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 ): rpm


Kecepatan putar head-pulley (𝑛ℎ𝑒𝑎𝑑−𝑝𝑢𝑙𝑙𝑒𝑦 ): rpm
Rasio kecepatan total (train value, TV): -
𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟
𝑇𝑉 =
𝑛𝑝𝑢𝑙𝑖1

Menghitung rasio kecepatan masing-masing (rasio kecepatan, VR):

Rasio kecepatan total (train value, TV): -


𝑇𝑉 = 𝑉𝑅1 × 𝑉𝑅2 × 𝑉𝑅3 × 𝑉𝑅4
Rasio kecepatan puli – sabuk (𝑉𝑅1): -
Rasio kecepatan roda gigi-1 (𝑉𝑅2 ): -
Rasio kecepatan roda gigi-2 (𝑉𝑅3 ): -
Rasio kecepatan sproket – rantai (𝑉𝑅4 ): -

7
Menghitung kecepatan putar akhir (𝑛𝑠𝑝𝑟𝑜𝑘𝑒𝑡2 ):

Kecepatan putar motor listrik (𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 ): rpm


Rasio kecepatan total (train value, TV): -
Kecepatan putar akhir (𝑛𝑠𝑝𝑟𝑜𝑘𝑒𝑡2 ): rpm

Dari hasil perhitungan ini, perhatikan bahwa kecepatan putar dari motor listrik akan diturunkan
sebanyak _____ kali sehingga kecepatan putar akhir pada head-pulley menjadi ______ rpm.

Dengan kecepatan putar akhir head-pulley ______ rpm maka kecepatan linier ban conveyor
adalah _______ m/s.

8
PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI SABUK – PULI

Perancangan sistem transmisi sabuk – puli ditujukan untuk memilih jenis sabuk dan puli
standar yang tersedia di pasaran. Tampilan kalkulator perancangan sistem transmisi sabuk –
puli ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Kalkulator pemilihan sabuk – puli

Petunjuk umum pemakaian kalkulator pemilihan sabuk – puli:

1. Sel dengan teks berwarna merah adalah sel-sel yang harus diisi dengan parameter-
parameter yang diketahui;
2. Sel dengan teks berwarna hitam adalah sel-sel yang berisi rumus dan menghitung
parameter yang diperlukan;
3. Hasil perhitungan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Kecepatan putar puli kecil (np1);
b. Kecepatan putar puli besar (np2);
c. Jenis sabuk terpilih;
d. Panjang sabuk terpilih (Lsabuk);
e. Diameter puli kecil (D1);
f. Diameter puli besar (D2);
g. Jarak antar pusat puli (C);
4. Dalam pemilihan transmisi sabuk – puli, komponen yang pertama kali ditentukan
adalah jenis sabuk, baru kemudian menentukan dimensi puli.

9
5. Pemilihan sabuk sabuk didasarkan pada Tabel 1. Jenis sabuk yang dimaksud dalam
buku ini adalah sabuk-V.
Sabuk-V terdiri dari lima jenis ukuran yaitu A, B, C, D dan E. Sabuk-V ukuran A adalah
sabuk terkecil dan sabuk-V ukuran E adalah sabuk terbesar. Pemilihan sabuk-V
didasarkan pada daya yang ditransmisikan (dalam satuan hp) dan kecepatan putaran
motor penggerak (dalam satuan rpm).

Tabel 1. Pemilihan jenis sabuk-V

Daya Putaran Motor Penggerak (rpm)


(hp) 1800 1200 900 720 600
½- ¾ A A A
1-1½ A A A
2-3 A/B A/B A/B A/B
5 A/B A/B A/B B
7½ A/B A/B B B/C B/C
10 A/B B B B/C C
15 B B/C B/C C C
20 B/C C C C C
25 C C C C C
30 C C C C C
40 C C/D C/D C/D D
50 C C/D C/D D D
60 C C/D C/D D D
75 C C/D C/D D/E D/E
100 C D D D/E D/E
125 D D D/E D/E
150 D D D/E E
200 D D E E
250 E E

6. Panjang sabuk adalah parameter penting lainnya dalam pemilihan jenis sabuk-V. Yang
dimaksud panjang sabuk adalah keliling sabuk itu. Panjang sabuk dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut ini.
𝜋
𝐿𝑠𝑎𝑏𝑢𝑘 = 2𝐶 + (𝐷 + 𝐷2 )
2 1
7. Menentukan diameter puli kecil (D1) dilakukan dengan mengacu pada Tabel 2.
Diameter puli kecil ditentukan berdasarkan jenis sabuk terpilih.

10
Tabel 2. Diameter puli kecil

Sabuk D-pitch Min (in)


A 3
B 5.4
C 9
D 13
E 21
8. Menentukan diameter puli besar (D2) dilakukan dengan menghitung menggunakan
rumus berikut.
𝐷2 𝑛𝑝1
𝑉𝑅1 = =
𝐷1 𝑛𝑝2

11
Hasil perhitungan transmisi sabuk – puli:

Daya yang ditransmisikan: hp


kW
Kecepatan putar motor listrik (𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 ) rpm
Sabuk-V terpilih -
Diameter puli kecil (D1): in
Diameter puli besar (D2): in
Jarak antar puli (C): in
Panjang sabuk (Lsabuk): in
Nomor sabuk terpilih: -

12
PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI SPROKET – RANTAI

Perancangan sistem transmisi sproket – rantai ditujukan untuk memilih jenis rantai dan sproket
standar yang tersedia di pasaran. Pemilihan jenis sproket dan rantai itu dilakukan dengan
menggunakan kalkulator seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Kalkulator pemilihan rantai – sproket

Petunjuk umum pemakaian kalkulator pemilihan rantai – sproket:

1. Sel dengan teks berwarna merah adalah sel-sel yang harus diisi dengan parameter-
parameter yang diketahui;
2. Sel dengan teks berwarna hitam adalah sel-sel yang berisi rumus dan menghitung
parameter yang diperlukan;
3. Hasil perhitungan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Nilai daya;
b. Kecepatan putar sproket kecil (ns1);
c. Jenis rantai terpilih;
d. Panjang rantai terpilih (Lrantai);
e. Jumlah gigi sproket kecil (Z1) dan sproket besar (Z2);

13
f. Diameter sproket kecil (Ds1);
g. Diameter sproket besar (Ds2);
h. Jarak antar pusat sproket (C);
4. Dalam pemilihan transmisi rantai – sproket, komponen yang pertama kali ditentukan
adalah jenis rantai, baru kemudian menentukan dimensi sproket;
5. Rasio kecepatan pada transmisi rantai – sproket dihitung menggunakan persamaan
berikut.
𝐷𝑠2 𝑍2 𝑛𝑠1
𝑉𝑅4 = = =
𝐷𝑠1 𝑍1 𝑛𝑠2
6. Nilai daya yang ditransmisikan akan menentukan kandidat nomor rantai terpilih.
Artinya dengan nilai daya yang sama mungkin saja rantai yang dipilih lebih dari satu,
apakah RS40, RS50 atau RS60.
7. Pemilihan rantai didasarkan pada Tabel 3. Jenis rantai yang dimaksud dalam buku ini
ditandai dengan nomor rantai RS40, RS50 dan RS60.
Pemilihan rantai didasarkan pada daya yang ditransmisikan (nilai daya dalam satuan
kW), kecepatan putar sproket kecil (rpm) dan jumlah gigi sproket kecil.

Tabel 3. Pemilihan jenis rantai

8. Panjang rantai adalah parameter penting lainnya dalam pemilihan jenis rantai. Yang
dimaksud panjang rantai adalah keliling rantai itu yang dapat dinyatakan dengan satuan

14
pitch atau in. Panjang rantai (satuan pitch) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut ini.
1 (𝑍2 − 𝑍1 )
𝐿𝑟𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 = 2𝐶 + (𝑍1 + 𝑍2 ) +
2 4𝜋 2 𝐶
9. Menentukan jumlah gigi sproket kecil (Z1) dilakukan dengan mengacu pada Tabel 3;
10. Menentukan jumlah gigi sproket besar (Z2) dilakukan dengan menghitung
menggunakan rumus berikut;
𝑍2
𝑉𝑅4 =
𝑍1
11. Menentukan diameter sproket dilakukan dengan menghitung menggunakan rumus
berikut;
𝑝𝑖𝑡𝑐ℎ
𝐷𝑠1 =
180
𝑠𝑖𝑛 𝑍

15
Hasil perhitungan transmisi rantai – sproket:

Daya yang ditransmisikan (atau nilai hp


daya: kW
Kecepatan putar sproket kecil (𝑛𝑠1) rpm
Nomor rantai terpilih -
Jumlah gigi sproket kecil (Z1): gigi
Jumlah gigi sproket besar (Z2): gigi
Jarak antar sproket (C): pitch
in
Panjang rantai (Lrantai): pitch
in

16
PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI

Perancangan sistem transmisi roda gigi ditujukan untuk menghasilkan rancangan roda gigi
lurus yang memenuhi persyaratan keamanan. Perancangan roda gigi dilakukan dengan
menggunakan kalkulator seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Roda gigi yang dirancang
adalah jenis roda gigi lurus (spur gear) terdiri dari dua pasang roda gigi.

Gambar 7. Kalkulator perancangan roda gigi

Petunjuk umum pemakaian kalkulator perancangan roda gigi:

1. Sel dengan teks berwarna merah adalah sel-sel yang harus diisi dengan parameter-
parameter yang diketahui;
2. Sel dengan teks berwarna hitam adalah sel-sel yang berisi rumus dan menghitung
parameter yang diperlukan;
3. Hasil perhitungan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Nilai daya;
b. Sistem pitch;
c. Geometri pinion dan gear;
d. Kecepatan putar pinion () dan gear ();
e. Material roda gigi;
f. Faktor umur;
g. Umur roda gigi;
4. Perhatikan bahwa, daya dan kecepatan putar dari transmisi sabuk – puli akan diteruskan
ke roda gigi sehingga kecepatan putar pada roda gigi harus bersesuaian dengan
kecepatan putar puli besar;

17
5. Sistem pitch yang digunakan dalam perancangan roda gigi adalah modul dan diametral
pitch;
6. Roda gigi dirancang untuk menahan tegangan normal akibat momen lentur dan
tegangan kontak. Biasanya tegangan kontak bernilai lebih besar dari pada tegangan
normal;
7. Umur roda gigi sangat tergantung pada geometri, jenis material dan tegangan yang
dialami oleh roda gigi itu;

18
Hasil perhitungan transmisi roda gigi – pasangan-1:

Daya yang ditransmisikan: hp


kW
Kecepatan putar pinion: rpm
Modul: mm
Diametral pitch: gigi/in
Jumlah gigi pinion: gigi
Jumlah gigi gear: gigi
Material pinion: -
Material gear: -
Lebar roda gigi: mm
Tegangan nomal pinion: MPa
Tegangan normal gear: MPa
Tegangan kontak pinion: MPa
Tegangan kontak gear: MPa
Umur pinion: Siklus
Jam
Umur gear: Siklus
Jam

19
Hasil perhitungan transmisi roda gigi – pasangan-2:

Daya yang ditransmisikan: hp


kW
Kecepatan putar pinion: rpm
Modul: mm
Diametral pitch: gigi/in
Jumlah gigi pinion: gigi
Jumlah gigi gear: gigi
Material pinion: -
Material gear: -
Lebar roda gigi: mm
Tegangan nomal pinion: MPa
Tegangan normal gear: MPa
Tegangan kontak pinion: MPa
Tegangan kontak gear: MPa
Umur pinion: Siklus
Jam
Umur gear: Siklus
Jam

20

Anda mungkin juga menyukai