(Muh Syahid S)
UU Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua UU Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Pengadilan Tata Usaha Negara.
1. Pengertian
Singkatnya Hukum Tata Usaha Negara adalah serangkaian peraturan yang
mengatur dan menentukan cara-cara pemerintah atau aparat administrasi
negara menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Terkadang masyarakat merasa dirugikan atas peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh pejabat pemerintah tersebut, sehingga masyarakat berhak
mengajukan gugatan tata usaha negara ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Pengadilan Tata Usaha Negara menurut UU PTUN. Dalam Pasal 50 UU No.
51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN.
“Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama”.
2. Subyek
1) Pihak penggugat : Orang maupun badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan dengan dikeluarkannya keputusan Tata Usaha
Negara oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara di pusat maupun di
daerah.
2) Pihak tergugat : Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan
keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan
kepadanya yang digugat oleh orang atau badan hukum perdata.
3) Pihak Ketiga yang berkepentingan : setiap orang yang berkepentingan
dalam sengketa pihak lain yang sedang diperiksa oleh Pengadilan, baik atas
prakarsa sendiri dengan mengajukan permohonan, maupun atas prakarsa
hakim dapat masuk dalam sengketa Tata Usaha Negara.
3. Objek
a. Keputusan Tata Usaha Negara yaitu suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata
Usaha Negara berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau Badan Hukum Perdata.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa unsur-unsur objek sengketa TUN sebagai
berikut :
1) Penetapan tertulis : penetapan tertulis menunjuk pada isi dan bukan
kepada keputusan yang dikeluarkan.
2) Konkret : objek sengketa tidak bersifat abstrak, harus jelas.
3) Individual : keputusan TUN ditujukan tertentu alamat atau hal yang dituju
sehingga keputusan TUN tidak ditujukan untuk umum.
4) Final : sudah definitif dan dapat menimbulkan akibat hukum.