OLEH :
941419030
KELAS B
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang saya panjatkan Puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas paper Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul
Amandemen Undang Undang Dasar 1945.
Paper ini telah saya susun dengan maksimal berkat dorongan, dan
bimbingan orang tua dan Bapak Dr. H. Walidun Husain, M.Si selaku dosen
pengajar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, serta bantuan teman teman,
sehingga dapat memperlancar pembuatan paper ini. Untuk itu, saya
menyampaikan banyak terima kasih terhadap semua pihak yang telah
berkontribusi.
Akhir kata, saya berharap paper ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan tentang Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 bagi saya
sendiri dan juga pembaca. Saya menyadari bahwa penyusunan paper ini jauh dari
sempurna, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar paper ini jauh lebih baik,
saya sadar bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan yang Maha Esa.
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.............................................................................................5
1.4 Manfaat...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengantar........................................................................................6
3.1 Kesimpulan...................................................................................29
3.2 Saran.............................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA........................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
Tatanan struktur kenegaraan berisi aturan, cara, dan adat istiadat yang
berlaku. Suatu negara dianggap telah memiliki konstitusi sejak negara itu
dibentuk. Sumber utama negara adalah konstitusi, salah satu makna konstitusi
adalah UUD 1945.
1.4 Manfaat
Dilatih secara khusus untuk terbiasa menulis atau mengolah sesuatu yang
menjadi objek tulisan sehingga dapat mempermudah manakala kita
memperoleh tugas sejenis ini dikemudian hari ataupun melanjutkan studi-
studi dan untuk mencapai gelar-gelar lainnya.
PEMBAHASAN
2.1 Pengantar
3. UUD 1945 memberi kekuasaan yang besar kepada Presiden. UUD 1945
jelas-jelas memberi kekuasaan terlau besar kepada Presiden. Setidaknya 12
pasal dari 37 pasal UUD 1945 (pasal 4-pasal 15) memberikan hak kepada
Presiden tanpa adanya pertimbangan. Persiden mempunyai hak prerogatif
dan legislatif sekaligus. Dampak dari pelimpahan kekuasaan itu adalah
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, munculnya kekuasaan otoriter,
korupsi, dan menindas rakyat, serta menciptakan penyelenggaraan negara
yang buruk. Hal itu bisa kita selama kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno
dan Soeharto. Prinsip kedaulatan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh
MPR (pasal 1 UUD 1945), pun membukan praktik penyimpangan. Hal itu
di perparah dengan pengangkatan anggota MPR utusan daerah dan
golongan oleh Presiden berdasar undang-undang. Presiden mempunyai
keleluasaan memilih anggota MPR yang sesuai dengan kepentingannya.
Melalui lembaga legislatif biasa tetapi dibawah batasan tertentu (by the
ordinary legislature, but under certain restrictions). Ada tiga cara yang
diizinkan bagi lembaga legislatif untuk melakukan amandemen konstitusi.
Untuk mengubah konstitusi sidang legislatif harus dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 jumlah keseluruhan anggota lembaga legislatif.
Keputusan untuk mengubah konstitusi adalah sah bila disetujui oleh
2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
Untuk mengubah konstitusi, lembaga legislatif harus dibubarkan lalu
diselenggarakan Pemilu. Lembaga legislatif yang baru ini yang
kemudian melakukan amandemen konstitusi.
Cara ini terjadi dan berlaku dalam sistem dua kamar. Untuk mengubah
konstitusi, kedua kamar harus mengadakan sidang gabungan. Sidang
inilah yang berwenang mengubah konstitusi sesuai dengan syarat cara
pertama.
Melalui suara mayoritas dari seluruh unit pada Negara federal (by a
majority of all units of a federal state). Cara ini berlaku pada negara
federal. Perubahan terhadap konstitusi ini harus dengan persetujuan
sebagian besar negara bagian. Usul perubahan konstitusi diajukan oleh
negara serikat tetapi keputusan akhir berada di tangan negara bagian. Usul
perubahan juga dapat diajukan oleh negara bagian.
Pembatasan tentang hal-hal yang tidak boleh diubah dalam konstitusi. Hal-
hal yang hanya boleh diubah melalui putusan referendum atau klausula
khusus.
PASAL ISI
Inti Perubahan :
2. Amandemen Kedua
BAB ISI
3. Amandemen Ketiga.
BAB ISI
BAB II MPR
Inti perubahan :
4. Amandemen Keempat.
Inti Perubahan:
5. Tidak intensif dan maksimal. Dalam proses itu ada keterbatasan waktu
yang dimiliki oleh anggota MPR , terutama anggota Badan Pekerja yang
diserahi tugas mempersiapkan materi Amandemen UUD 1945 karena
merangkap jabatan sebagai anggota DPR RI dengan beban pekerjaan yang
cukup banyak. Terlebih lagi, sebagai parpol di DPR, anggota–anggota ini
diharuskan untuk ikut berbagai rapat/pertemuan yang diadakan oleh DPR
atau partainya sehingga makin mengurangi waktu dan tenaga yang tersedia
untuk dapat mengolah materi Amandemen UUD 1945 sekaligus
melakukan konsultasi publik secara lebih efektif. Akibatnya kualitas
materi yang dihasilkan tidak memuaskan. Padahal, konstitusi adalah suatu
Kontrak Sosialanatra rakyat dan negara sehingga proses perubahannya
seharusnya melibatkan sebanyak mungkin partisipasi publik.
e) UUD 1945 lah yang mentukan bagian-bagian mana dari kedaulatan rakyat
yang diserahkan pelaksanaannya kepada badan/lembaga yang keberadaan,
wewenang, tugas dan fungsinya ditentukan oleh UUD 1945 itu serta
bagian mana yang langsung dilaksanakan oleh rakyat, artinya tidak
diserahkan kepada badan/ lembaga mana pun, melainkan langsung
dilaksanakan oleh rakyat itu sendiri melalui pemilu.
Intisari dari perubahan UUD 1945 (Pasal 28A– 28I) yang berkenaan
dengan hak asasi manusia adalah untuk mempertegas identitas negara Indonesia
sebagai negara hukum, yang salah satu unsur terpentingnya adalah adanya
pengakuan dan jaminan perlindungan hak-hak asasi manusia. Perlindungan,
pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan hak asasi manusia tersebut adalah
menjadi tanggung jawab negara terutama pemerintah yang diatur, dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan(Konstitusi).
Itu lah salah satu kutipan dari artikel tersebut yang menjelaskan bahwa
amandemen UUD 1945 telah merubah banyak hal bahkan sistem politik Indonesia
pun semakin mengarah pada demokrasi liberal, tentu saja hal ini sudak keluar
jalur dari demokrasi yang kita anut hingga sekarang. Dalam waktu singkat yaitu
tiga tahun, UUD 1945 telah diamandemen sebanyak empat kali, tentu saja
tujuannya hanya satu yaitu untuk menciptakan peraturan yang sempurna dan
sesuai dengan rakyat Indonesia. Namun, sampai sekarang hasil dari amandemen
tersebut sama sekali belum bisa merubah kehidupan rakyat Indonesia yang masih
banyak membutuhkan bantuan.
Banyak pasal yang diubah dalam amandemen UUD 1945 salah satunya
pasal 33. Pasal 33 UUD 1945 hasil amandemen dibuat permisif terhadap
kepemilikan swasta dan dominasi modal asing. Padahal, filosofi pasal 33 UUD
1945 sangatlah memerangi liberalisme dan anti-kapitalisme. Seakan-akan
amandemen UUD 1945 ini hanya untuk kepentingan imperialisme.
Selain itu hal ini pun telah melenceng dari tujuan awal amandemen UUD
1945 yang rata-rata bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa dan
negara. Namun, pada kenyataannya dari amandemen UUD 1945 keempat yaitu
tahun 2002 sampai tahun 2014 ini, kehidupan rakyat Indonesia tidak terlalu
mengalami kemajuan bahkan korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia semakin
marajalela.
Pada artikel ini membahas mengenai rencana mantan Ketua MPR RI yaitu
Hidayat Nur Wahid untuk mensosialisasikan amandemen UUD 1945 pada rakyat
Indonesia. Menurut beliau banyak dari rakyat Indonesia yang masih kurang
paham dengan amandemen UUD 1945, padahal peran rakyat sangat lah penting
karena sesuai dengan tujuan amandemen UUD 1945 yang ke 2 yaitu memperluas
partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi. Jadi,
dapat dikatakan rakyat memiliki peran vital dalam menegakkan demokrasi di
negara Indonesia.
Dalam artikel ini membahas mengenai amandemen UUD 1945 yang harus
dikaji kembali karena menurut beberapa sumber amandemen UUD 1945 telah
berdampak pada kekacauan di bidang tata negara dan melahirkan produk turunan
berupa undang-undang yang eksesif selain itu ketidakjelasan sistem pemerintahan
saat ini, presidensial namun berbau parlementer adalah akibat amandemen UUD
1945 yang dinilai parsial.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran