Anda di halaman 1dari 5

NAMA: M DWI PRADANA

KELAS: 11 IPA 3

CONTOH ANALISIS STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TEKS RESENSI


A . Contoh Resensi

Bumi manusia

Judul novel : bumi manusia

Pengarang : Pramoedya Ananta toer


Penerbit : lentera dipantara
Tebal : 535 halaman
Buku ini bercerita tentang perjalanan seorang tokoh bernama Minke. Minke adalah salah satu
anak pribumi yang sekolah di HBS. Pada masa itu, yang dapat masuk ke sekolah HBS adalah
orang-orang keturunan Eropa. Minke adalah seorang pribumi yang pandai, ia sangat pandai
menulis. Tulisannya bisa membuat orang sampai terkagum-kagum dan dimuat di berbagai Koran
Belanda pada saat itu. Sebagai seorang pribumi, ia kurang disukai oleh siswa-siswi Eropa
lainnya. Minke digambarkan sebagai seorang revolusioner di buku ini. Ia berani melawan
ketidakadilan yang terjadi pada bangsanya. Ia juga berani memberontak terhadap kebudayaan
Jawa, yang membuatnya selalu di bawah.
Selain tokoh Minke, buku ini juga menggambarkan seorang "Nyai" yang bernama Nyai
Ontosoroh. Nyai pada saat itu dianggap sebagai perempuan yang tidak memiliki norma
kesusilaan karena statusnya sebagai istri simpanan. Statusnya sebagai seorang Nyai telah
membuatnya sangat menderita, karena ia tidak memiliki hak asasi manusia yang sepantasnya.
Tetapi, yang menariknya adalah Nyai Ontosoroh sadar akan kondisi tersebut sehingga dia
berusaha keras dengan terus-menerus belajar, agar dapat diakui sebagai seorang manusia. Nyai
Ontosoroh berpendapat, untuk melawan penghinaan, kebodohan, kemiskinan, dan sebagainya
hanyalah dengan belajar. Minke juga menjalin asmara dan akhirnya menikah dengan Annelies,
anak dari Nyai Ontosoroh dan tuan Mellema.
Melalui buku ini, Pram menggambarkan bagaimana keadaan
pemerintahan kolonialisme Belanda pada saat itu secara hidup. Pram, menunjukan betapa
pentingnya belajar. Dengan belajar, dapat mengubah nasib. Seperti di dalam buku ini, Nyai yang
tidak bersekolah, dapat menjadi seorang guru yang hebat bagi siswa HBS dan Minke. Bahkan
pengetahuan si nyai itu, yang didapat dari pengalaman, dari buku-buku, dan dari kehidupan
sehari-hari, ternyata lebih luas dari guru-guru sekolah HBS.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bumi_Manusia_(novel)

B. Analisis struktur resensi

1. Judul resensi

2. Identitas buku yang di referensi

Judul novel : bumi manusia


Pengarang : Pramoedya Ananta toer
Penerbit : lentera dipantara
Tebal : 535 halaman

3. Pendahuluan { memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dll}

Melalui buku ini, Pram menggambarkan bagaimana keadaan


pemerintahan kolonialisme Belanda pada saat itu secara hidup. Pram, menunjukan betapa
pentingnya belajar. Dengan belajar, dapat mengubah nasib. Seperti di dalam buku ini,
Nyai yang tidak bersekolah, dapat menjadi seorang guru yang hebat bagi siswa HBS dan
Minke. Bahkan pengetahuan si nyai itu, yang didapat dari pengalaman, dari buku-buku,
dan dari kehidupan sehari-hari, ternyata lebih luas dari guru-guru sekolah HBS.

4. Inti/isi resensi

Walaupun hanya anak pribumi, namun Minke diperbolehkan bersekolah di HBS karena
kepiwaiannya menulis.
Sebenarnya yang boleh bersekolah di HBS adalah keturunan orang-orang Eropa,
khususnya Belanda.
Sedangkan orang-orang Indonesia, hanya mereka yang berasal dari golongan ningrat atau
pejabat saja yang bisa bersekolah di HBS.
Namun Minke merupakan perkecualian karena kepandaiannya dalam menulis.
Tulisan Minke bahkan kerap terbit di koran-koran Belanda.
Selain pandai menulis, Minke juga merupakan orang yang revolusioner. Oleh karena itu,
dia tidak disenangi oleh teman-teman sekolah Eropanya. 
Minke yang bukan dari golongan ningrat harus berada di golongan bawah, yang
membuatnya melawan, memberontak, dianggapnya tidak adil juga.
Suatu hari, Minke jatuh cinta pada anak Nyai Ontosoroh, Annelies. Annelies ini pada
akhirnya menikah dengan Minke.
Bumi Manusia juga menceritakan tentang kehidupan Nyai Ontosoroh yang merupakan
istri simpanan dari seorang keturunan Eropa yang terpandang, yang sering dipanggil
dengan nama Tuan Mellema.
Predikatnya sebagai seorang nyai, istri simpanan membuat Nyai Ontosoroh dikucilkan,
dianggap sebagai perempuan yang tidak terhormat, tidak memiliki martabat, tidak
diperbolehkan mempunyai hak asasi yang sepantasnya dia dapatkan.
Inilah yang membuat Nyai Ontosoroh menderita. Namun ia melawan segala cemoohan
dan cara pandang orang terhadapnya.
Kisah cintanya dengan Annelies dan kekaguman Minke akan sosok Nyai (Ibu Annelies)
menjadi kisah utama dalam cerita film ini.

Ringkasan Isi Buku


Tokoh utama dari cerita ini adalah tentang seorang anak yang sering di panggil
minke yang merupakan seorang pribumi bersekolah di eropa dan belum pernah ke
eropa. Minke, pribumi berdarah jawa mulsi merasa ada yang berbeda pada dirinya
semenjak masuk sekolah, sepertinya sedikit demi sedikit budaya eropa masuk pada
dirinya. Salah satu hasil ilmu pengetahuan yang tidak habis dikagumi adalah percetakan,
terutama zincografi.
Di sebuah rumah yang berloteng kayu, berpelataran luas dengan tulisan :
boerderij buitenzorg. Sampai di sana seorang pemuda indo-eropa telah menyambut.
Teman Robert surhorf. Dia hanya menyambut surhof dan tidak menyambut minke,
pandangan nya begitu tajam pada minke. Lalu ada seorang gadis berkulit putih, halus,
berwajah eropa, berambut dan bermata pribumi, bernama annilies mellema. Minke begitu
terpukau, dan surhorf tenggelam dalam obrolannya mengenai bola, dan minke tidak
mengerti. Dating seorang wanita pribumi, berkebaya putih dihiasi renda rendamahal.
Annilies kemudian memperkenalkan minke pada mamanya yang akrab disapa dengan
nyai ontosoroh.
Nyai ontosoroh adalah perempuan pribumi yang dijual ayahnya kepada seorang
pembesar belanda untuk menjadi nyai saat usianya 13 tahun. Pada masa colonial belanda
berarti gundik, simpanan orang eropa, tidak dinikahi secara resmi tetapi tinggal serumah
dan bahkan melahirkan anak berdarah campuran. pada masa itu menjelaskan bahwa
seorang gundik tidak bisa di terima dengan terbuka oleh masyarakat. Setelah pulang dari
kediaman melena minke menjadi terbayang bayang oleh annelies, tetapi sejak itu banyak
hal yang menantang minke. Tantangan pertama dating dari keluarga sendiri yang tidak
terima minke tinggal di kediaman nyai yang berarti gundik seorang tuan belanda.
Tantangan kedua dating dari pihak sekolah yang memberhentikan minke karena alas an
moral.

5. Keungulan buku

Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang
masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur
ceritanya sangat menarik, permasalahan di tulis jelas hampir tanpa ada celah. Begitu juga
dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan hindia belanda,
digambarkan dengan apik dan jelas

6. Kekurangan buku
Beberapa Bahasa yang di pakai terlalu puitis sehingga Bahasa sulit untuk
dimengerti. Yang memungkinkan kurang digemari oleh kaum milenia.

Kelemahan buku:
Novel ini tidak cocok untuk kalangan anak anak. Lebih cocok untuk remaja dan
orang dewasa.

7. Penutup

Novel ini diisi dengan suasana eropa dan ditambah lagi dengan kultur kultur
eropa. Tetapi di sana juga di sematkan kultur kultur Indonesia seperti adanya kebaya dan
nuansa pribumi yang di sajikan di masa kolonialisme belanda

Rekomendasi
Membaca novel ini akan mengingatkan kembali kepada jaman colonial belanda. Latar
suasana pun sangat kental akan kultur eropa dan darah jawa Indonesia.

c. ciri ciri kebahasaan teks resensi


teks resensi tersebut memiliki kaidah-kaidah kebahasaan seperti berikut.
1. Banyak menggunakan kata konjungsi (bahwa) contoh nya adalah:

1. pada masa itu menjelaskan bahwa seorang gundik tidak bisa di terima dengan
terbuka oleh masyarakat

2. penggunaan konjungsi temporal

1. anilies kemudian memperkenalkan pada mamanya yang akrab di sapa nyai


ontosoroh.

3. konjungsi kalimat (dan) contoh nya

1. Dia hanya menyambut surhorf dan tidak menyambut minke, pandanga nya
begitu tajam pada minke
2. Lalu ada seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah eropa, berambut dan
bermata pribumi, bernama annilies mellema

Anda mungkin juga menyukai