Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Berpikir Kritis dan Etika Moral

Dino Hendarto
102015249
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
E-mail : dino.102015249@civitas.ukrida.ac.id

ABSTRAK

Berkembangnya ilmu pengetahuan, menimbulkan banyaknya perspektif dan pandangan baru dalam sebuah
masalah. Hal ini menjadi alasan mengapa seseorang perlu untuk mampu berpikir secara kritis, sehingga
mampu memilah informasi yang didapatkan. Tidak hanya itu, berpikir kritis juga diperlukan seseorang untuk
merefleksikan diri atau melihat dari sudut pandang berbeda, sehingga masalah yang dihadapi dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam permasalahan yang dihadapi sehari-hari, berpikir kritis ini dapat dilakukan
dengan pendekatan secara kausistik atau berpusat pada masalah yang dihadapi. Atau pendekatan secara
logika dengan berfokus pada hasil akhir. Selain secara pendekatan yang dilakukan, pengambilan keputusan
ini dapat ditinjau berdasarkan etika moral yang ada, sesuai dengan kasus atau masalah yang dihadapi.
Kata kunci : Berpikir kritis, Etika moral, Pendekatan kausistik dan logika.

Abstract

The development of science, raises many new perspectives and views on a problem. This is the reason why
someone needs to be able to think critically, so as to be able to sort out the information obtained. Not only
that, critical thinking is also needed by someone to reflect on themselves or see from a different point of
view, so that the problems faced can be resolved properly. In everyday problems, critical thinking can be
done by using a causal or problem-centered approach. Or approach it logically by focusing on the end
result. Apart from the approach taken, this decision making can be reviewed based on existing moral ethics,
according to the case or problem at hand.
Keywords : Causal approach and logical approach, Critical thinking, Moral ethics.
PENDAHULUAN

Di masa sekarang, dimana semua hal harus Dalam etika moral, berpikir termasuk
di tentukan berdasarkan banyak sudut pandang, kedalam material logika dimana dijelaskan
membuat seseorang dituntut untuk dapat berpikir sebagai kegiatan mengolah atau mengerjakan
kritis. Berpikir kritis memiliki banyak definisi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Etika
namun merujuk pada inti yang sama. Berpikir yang berkembang saat ini adalah etika terapan
kritis sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu atau etika praktis yang diputuskan berdasarkan
keterampilan diri untuk dapat menggabungkan teori deontologi dan teleologi.2 Etika terapan atau
antara kecerdasan dengan pengalaman, yang dapat deskriptif membahas secara rasional sikap
digunakan secara aktif untuk menyelasaikan manusia. Etika ini juga menegaskan bahwa setiap
masalah yang dihadapi. Selain itu, dapat diartikan perbuatan yang dilakukan manusia merupakan
juga sebagai kemampuan mengolah informasi cerminan pergaulan hidupnya dalam masyarakat
berdasarkan cara analisis yang mana dan lingkungan.3
kesimpulannya bersifat logis dan dapat
dipertahankan kebenarannya.1

Pendekatan Kasuistik
Pendekatan ini berfokus pada kasus atau masalah nyata yang ada. pendekatan ini biasa dijumpai pada
bidang bisnis, hukum, kebijakan, namun kurang terkenal pada bidang penelitian layanan kesehatan.
Pendekatan ini sangat berguna digunakan dalam hal menentukan apresiasi mendalam suatu masalah,
peristiwa menarik, dalam konteks kehidupan nyata. 4 Pendekatan kausistik juga didasarkan pada fenomena
alam, yang mungkin menjadi sumber selain diri mereka sendiri. Sehingga gagasan dasar kausisitik mengacu
pada tindakan yang membawa atau menghasilkan efek. 5 Pendekatan ini memiliki tiga paham yang
terkandung didalamnya, yaitu :
1. Paham Deterministik
Paham Deterministik atau determinisme adalah suatu paham yang meyakini bahwa segala sesuatu
terjadi karena suatu atau banyak kausa, dan selalu seragam kecuali terdapat perbedaan diantara kausa. 6
2. Paham Humanistik
Humanistik berasal dari kata humanis yang bisa diartikan sebagai memanusiakan manusia, dimana
semua manusia itu sama dan tidak dikotak-kotakkan. Humanistik sendiri berfokus pada proses untung
mengembangkan diri sendiri menurut potensi dirinya. 7
3. Paham Etika Situasional
Etika situasional membahas pemecahan masalah dari sudut pandang berbeda, dengan alasan apa yang
dianggapnya bebar belum tentu benar bagi orang lain, sehingga dapat bersifat subjektif dan relatif. 8

Pendekatan Logika
Pendekatan logika dilakukan secara dasar pemikiran yang logis, tanpa memandang permasalahan yang
ada. pendekatan logika ini dibagi menjadi dua jenis yaitu ketepatan pengambilan keputusan dan dilema
pengambilan keputusan. Dalam ketepatan pengambilan keputusan, keputusan diambil berdasarkan jumlah
resiko yang akan diterima. Sedangkan dalam dilema pengambilan keputusan adalah situasi saat seseorang
mengalami rasa bingung untuk mengambil sebuah keputusan, sehingga tidak memperhatikan resiko yang
akan diterima.
\
Filsafat Moral
 Aksiologi
Aksiologi berasal dari dua kata Yunani Axios, memiliki arti sebagai layak atau pantas dan Logos,
yaitu ilmu. Sehingga dapat diartikan bahwa aksiologi adalah ilmu yang membahas tentang kelayakan
seseorang mempergunakan ilmunya. Aksiologi juga dapat diartikan sebagai teori yang menyangkut
nilai atau keilmuan. Terdapat dua bagian nilai dalam aksiologi yaitu etika dan estetika. 9
 Ontologi
Ontologi adalah bagian filsafat yang membahas tentang suatu keberadaan, juga menyangkut
pandangan manusia tentang alasan suatu keberadaan tersebut. Ontologi selalu berkaitan dengan
suatu objek yang akan dipelajari, sehingga membuahkan sebuh pengetahuan. Dalam hal ini objek
yang dijadikan bahan pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu Realism dan idealism.

 Epistemologi
Epistemologi dpaat diartikan sebagai teori ilmu pengetahuan yang sahih. Merupakan salah satu
cabang filsafat yang mengkaji tentang asal mula dan jenis-jenis ilmu pengetahuan. Epistemologi
dibagi menjadi beberapa jenis seperti positivism, rasionalism, empirism, dan critical. 10

SIMPULAN
Berpikir kritis menjadi bagian yang penting bagi kehidupan setiap orang, baik dari aspek situasi maupun
kondisi. Mampu berpikir secara kritis membuat seseorang dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat,
setelah melihat dari berbagai aspek.
Daftar Pustaka

1. Suhartono. Pengaruh Kebiasaan Membaca, Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Struktur
Sintaksis Terhadap Keterampilan Menulis Ilmiah. Bahtera: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra.
2012, 11(1): 48-69.

2. Abidin, Z. Sintetis Deontologi dan Teleologi (Sebuah Refleksi Tentang Teori Etika). Jurnal
Administrasi Kantor. 2014,2(1): 232-262.

3. Amalia M. Analisis Terhadap Tindak Pidana Prostitusi Dihubungkan Dengan Etika Moral Serta
Upaya Penanggulangan Di Kawasan Cisarua Kampung Arab. Jurnal Hukum Mimbar Justitia. 2018
Jun 7;2(2):861-80.

4. Crowe S, Cresswell K, Robertson A, Huby G, Avery A, Sheikh A. The case study approach. BMC
medical research methodology. 2011 Dec 1;11(1):100.

5. James A Marcum. An introductory philosophy of medicine: humanizing modern medicine [internet].


TX, USA: Springer; 2008 [cited 2020 Nov 11]. 34 p.

6. Bisri B. Hukum-hukum Determinisme dalam Filsafat Sejarah Ibnu Khaldun (Dialektika Antara Sains
dan Teologi). Jurnal Yaqzhan: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan. 2017 Jun 1;3(1).

7. Sumarsono P, Inganah S, Iswatiningsih D, Husamah. Belajar dan pembelajaran di era milenial


[internet]. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang; 2020 [cited 2020 Nov 11]. 30 p.

8. Oentoro JB. Indonesia satu, Indonesia beda, Indonesia bisa: membangun Bhineka tunggal ika di
bumi Nusantara : bunga rampai 50 tahun [internet]. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama' 2010
[cited 2020 Nov 11]. 256 p.

9. Hidayat AS. Menggagas kerangka kerja manajemen humas dalam tinjauan aksiologi pada lembaga
pendidikan. Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 2019 Oct 29;3(2):97-108.

10. Leniwati D. Pengembaraan akuntan menuju kesadaran spiritual: Dilihat dari perspektif ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. El Muhasaba: Jurnal Akuntansi (e-journal). 2019 Jul 29;10(2):105-23.

Anda mungkin juga menyukai